بسم الله الر حمان الر حيم
Secara Istilah Syari'at do’a bisa bermakna Pujian (Ibadah), atau Permohonan (hajat) seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Do’a adalah senjata orang mukmin. Do’a juga menggambarkan suasana
hati orang yang mengucapkannya.
Di tengah-tengah perlombaan kebanyakan manusia akhir zaman
dalam berdo'a dan berupaya untuk meraih dunia. Sengaja
kami petikkan sekelumit do’a (munajat) salah seorang pemuka orang-orang zuhud
dari Generasi Terbaik Islam Tabi’in. Semoga
bisa dijadikan “Refleksi” kaum muslimin zaman now;
“Wahai Ilahi... sungguh Engkau telah menciptakanku dengan perintah-Mu, lalu Engkau tempatkan aku di dunia ini sesuai kehendak-Mu, lalu Engkau perintahkan, 'Berpegang teguhlah!' Bagaimana aku akan berpegang teguh jika Engkau tidak menguatkanku dengan kelembutan-Mu yaa Qawiyyu yaa Matiin!
Wahai Ilahi... sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa, seandainya aku memiliki dunia dengan seluruh isinya, kemudian diminta dariku demi meraih keridhaan-Mu - niscaya akan aku berikan kepada orang yang memintanya, maka berikanlah Jiwaku kepadaku yaa Arhamar Raahimin!
Wahai Ilahi... kecintaanku pada-Mu yang sangat, membuatku terasa ringan menghadapi musibah, ridha atas segala qadha’, maka aku tidak peduli apapun yang menimpa diriku pada pagi dan sore hari, selagi masih bisa mencintai-Mu.”
(Al-Imam Amir bin
Abdillah At-Tamimi rahimahullah)
Renungan
Manusia belum dikatakan memiliki Jiwa seutuhnya bila belum mengenal (dengan pengenalan yang benar), dan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala secara lahir maupun
bathin. Karena mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Fitrah Awal Penciptaan Manusia yang
ditanamkan Allah 'Azza wa Jalla sebelum mereka
dilahirkan ke dunia ini. Merupakan sesuatu yang paling berharga (bernilai) dalam diri seorang manusia. Namun, seiring perkembangan kehidupan mereka di dunia, Fitrah tersebut seringkali terdegradasi (tergerus), tercabik-cabik, bahkan tercabut dari jiwa-jiwa mereka karena tidak dijaga dengan tuntunan Allah Subhanahu
wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
Demikianlah hakikat do'a dari orang-orang berilmu, memohon agar Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kepada mereka "Jiwa yang utuh", karena pengenalan dan cinta mereka terhadap-Nya - yang akan mereka pertaruhkan melebihi segala-galanya.
Bertolak belakang dengan manusia zaman sekarang yang rela kehilangan keutuhan jiwanya demi meraih secuil keuntungan dunia.
(Baca artikel, APA ITU FITRAH?)
(pen blog)
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar