Jumat, 08 Desember 2017

NERAKA JAHANNAM



بسم الله الر حمان الر حيم

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya),
"Setiap kali dilemparkan ke dalam Neraka sekumpulan (orang-orang kafir), para penjaga Neraka itu bertanya kepada mereka, 'Apakah belum pernah datang kepada kalian (di dunia) seseorang yang memberi peringatan?'  Mereka menjawab, 'Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seseorang pemberi peringatan, maka kami mendustakannya.'  Dan kami katakan, 'Kalian tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.'"  (Al-Mulk;  8-9)

Kata "Jahannam" berasal dari kata "Al-Jahmatu", yang berarti kekelaman yang sangat pekat. 
Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya),
“Jahannam akan didatangkan pada hari itu, dan dia mempunyai 70 tali kekang, dan setiap tali kekang akan ditarik oleh 70.000 Malaikat.”  (HR. Muslim no. 2842) dan hadits,
“Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tiba-tiba Beliau mendengar suara gemuruh.  Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apakah kalian mengetahui suara apa itu?’  Kami menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”  Beliau bersabda, ‘Itu adalah suara batu yang dilemparkan ke dalam Neraka sejak 70 tahun yang lalu, batu itu jatuh ke dalam Neraka dan baru sekarang dia sampai di dasarnya.’”  (HR  Muslim no. 2844)
Berdasarkan Hadits pertama, berarti Neraka Jahannam itu ditarik oleh 4.900.000 (4,9 Juta) Malaikat yang sangat kuat dan perkasa.
Di atas Neraka Jahannam itulah dibentangkan Titian (Ash-Shirat) antara Bumi Mahsyar menuju Surga Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang harus dilewati oleh setiap orang-orang yang beriman, termasuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dari hadits Abu Sa'id, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda (artinya),
"Sebuah jembatan dibentangkan di atas neraka Jahannam, dan aku adalah orang pertama yang melewatinya."  (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan keadaannya,
“Licin dan menggelincirkan, di sana terdapat kait-kait seperti duri pohon sa’dan, lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang.” (HR. Muslim)
Di atas titian itulah cahaya orang-orang yang beriman akan disempurnakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan kadar ketaqwaan dan amal ibadah mereka dahulu di dunia.
Yang paling tinggi diantara mereka memiliki cahaya sebesar gunung, dan yang paling rendah dari mereka  memiliki cahaya hanya seujung jempol jari kakinya yang kadang-kadang menyala dan kadang-kadang padam, nyaris tanpa cahayaNaudzubillahi min dzaalika.
Cahaya itulah yang akan membantu (membimbing) mereka melewati shirat tersebut.
Ada yang melewatinya secepat kedipan mata, ada yang berlalu seperti kilat di atasnya, ada yang secepat angin berhembus, ada yang secepat burung terbang, ada yang seperti kuda yang berlari dengan kencang, dan ada pula yang seperti unta yang ditunggangi, bahkan tidak sedikit pula yang terseok-seok dan merangkak di atasnya.
Di dalam Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud 'Alaihissalam disebutkan Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (artinya),
"Apakah kamu tahu siapakah orang yang paling cepat berlalunya di atas Ash-Shirat?  Mereka adalah orang-orang yang ridha terhadap Hukum-Ku dan hati mereka basah karena menyebut Nama-Ku."
(Baca juga artikel, MENJADIKAN RASUL SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN MERUPAKAN SYARAT WAJIB IMAN, dan ADAKAH YANG LEBIH SEMPURNA DARI ISLAM?).
Gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keadaan orang-orang yang melewatinya (artinya),
“Ada yang selamat tanpa cacat, ada yang tergores tetapi selamat dan ada pula yang terjatuh ke dalam Neraka Jahannam.”  (Muttafaqun ‘Alaihi)
Orang-orang Munafik tidak mendapatkan cahaya sedikit pun dari Allah ‘Azza wa Jalla pada waktu itu (Munafik Tulen), sebagaimana keadaan mereka dahulu di dunia (mereka ditimpa oleh kegelapan yang tindih bertindih) dan di atas Jahannam itu keadaan mereka jauh lebih parah lagi dibandingkan keadaan mereka dahulu di dunia.   Sehingga mereka berteriak-teriak memohon pertolongan (meminta sedikit cahaya) dari hamba-hamba Allah yang memiliki cahaya, namun dikatakan kepada mereka,
“...Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya untukmu...”  (Al-Hadid (57);  12-13)
Maka berguguranlah mereka memasuki Neraka Jahannam itu, ada yang terkait besi-besi pengait kemudian dilemparkan ke dalamnya.
"Pada hari mereka didorong ke Neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya."  (At-Thur;  13), yakni mereka dilemparkan ke dalamnya.
Berbagai teriakan Jin dan Manusia yang mengerikan dan memilukan terdengar di sana, namun semua suara itu tertelan oleh suara gelegar dan kegeraman Neraka Jahannam.
Sebagaimana makna firman-Nya,
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya - mereka mendengar suara Neraka yang mengerikan, sedang Neraka itu menggelegak.  Hampir-hampir (Neraka) itu terpecah-belah lantaran sangat marah."  (Al-Mulk;  7-8)
Neraka Jahannam itu memiliki Tujuh Pintu.  Panas apinya melebihi 70 kali panas api yang paling panas di dunia ini.
Tubuh-tubuh manusia yang masuk ke dalamnya diperbesar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala beribu-ribu kali lipat, agar mereka benar-benar merasakan betapa pedihnya siksa Neraka Jahannam tersebut.  Sehingga mereka tidak mati dan tidak pula hidup di dalamnya.
"Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup."  (Al-A'la;  13)
Jarak antara kedua pundak mereka sejauh perjalanan tiga hari, kulit mereka menjadi sangat tebal, setiap kali kulit mereka hangus diganti lagi dengan kulit yang baru.  Gigi geraham mereka sebesar Gunung Uhud.
"Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab."  (An-Nisaa';  56)
Minuman mereka adalah air yang sangat panas, yang mencabik-cabik usus mereka.
"Dan mereka diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya."  (Muhammad;  15).  Sedangkan makanan mereka adalah buah dari Pohon Zaqqum (sejenis pohon yang dijadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala dapat tumbuh di dalam Neraka), yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar,
"Dan dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar."  (Al-Ghasyiyah;  6-7)
Dari Abud Darda radhiyallahu 'anhu yang berkata, "Para penghuni Neraka merasakan kelaparan (yang sangat, pen.) dan itu merupakan siksaan bagi mereka.  Maka mereka berteriak-teriak meminta makanan."
Para 'Ulama menerangkan, bahwa minuman dan makanan yang diberikan kepada mereka berupa air mendidih dan pohon zaqqum tersebut merupakan ilmu dan amalan mereka dahulu di dunia yang tidak bermanfat, karena tidak sesuai dengan aturan dan tuntunan Alah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya, sehingga tidak pula dapat menghilangkan rasa haus dan  lapar dari jiwa-jiwa mereka.
Mereka berteriak-teriak sambil meratap, meminta pertolongan kepada para Malaikat Penjaga Jahannam, agar mereka memohonkan keringanan adzab kepada Allah 'Azza wa Jalla, namun para Malaikat itu menjawab;
"'Dan apakah belum datang kepada kalian Rasul-Rasul kalian dengan membawa keterangan-keterangan?'  Mereka menjawab, 'Benar sudah datang'.  Penjaga-penjaga Jahannam berkata, 'Berdoalah kalian'.  Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.'" (Al-Mu'min;  50)
Para penghuni Neraka itu juga berseru kepada Malaikat Malik, "Hai Malik, biarlah Allah membunuh kami saja."  Malaikat Malik menjawab, "Kalian akan tetap tinggal di dalam Neraka."
Lalu mereka memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (lagi kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim."  (Al-Mukminun;  107).  Maka Allah 'Azza wa Jalla menjawab,
"Tinggallah dengan hina di dalamnya dan janganlah kalian berbicara dengan-Ku."  (Al-Mukminun;  108)
Jawaban Allah Ta'ala di atas menyebabkan mereka berputus asa untuk mendapatkan secercah kebaikan sekalipun.  Lalu mereka mengumpat, mencerca dan mencaci-maki.  
Darah dan Nanah (Ghislin) yang baunya sangat busuk dan kotor, bagaikan anak sungai mengalir dari daging para penghuni neraka.
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya),
"Sungguh!  Penduduk Neraka akan menangis di dalam Neraka.  Seandainya perahu dijalankan di atas genangan air mata mereka - niscaya perahu tersebut akan berjalan.
Kemudian mereka akan menangis darah - sebagai ganti air mata mereka."  (HSR.  Ibnu Majah)

Di dalam Neraka Jahannam tersebut juga terdapat berbagai binatang yang berbisa dengan ukuran yang luar biasa besarnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,
"Sesungguhnya ular-ularnya seperti leher-leher onta dan kalajengkingnya seperti bagal yang dipasangi pelana."  (Diriwayatkan Ahmad)
Berbagai macam siksaan dan adzab yang sangat mengerikan, yang tak pernah terbayangkan bahkan terlintas dalam hati manusia ketika di dunia.
Berkata Al-Hasan, "Sesungguhnya api neraka itu membakar tubuh mereka dalam sehari sebanyak 70.000 kali, kemudian mereka kembali seperti sedia kala."
Siksaan yang paling ringan di dalamnya adalah, orang yang kedua telapak kakinya beralaskan bara dari api neraka yang membuat otaknya mendidih.
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya);
"Sesungguhnya penduduk Neraka yang paling ringan adzabnya, adalah seseorang yang dipakaikan kedua sandal dan tali sandalnya dari api Neraka sehingga otaknya mendidih, sebagaimana mendidihnya Periuk.
Ia mengira, bahwa tidak ada seorangpun yang lebih dahsyat adzabnya daripada dirinya, padahal dialah yang paling ringan adzabnya."
(HR. Al-Bukhari no. 6562, dan Muslim no. 323)

Kulit mereka yang sangat tebal itu tidak hanya serkedar dibakar di dalamnya, tetapi ada yang dilelehkan, diseret dan dibelenggu, serta dipukuli dengan rantai-rantai yang terdapat di dalamnya.
Setiap kali penduduk Neraka dilemparkan ke dalamnya, maka dengan geramnya Neraka itu berkata, “Apakah masih ada tambahan?”  Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menerangkan, bahwa kata  "Apakah" di sini maksudnya adalah meminta tambahan, yakni "tambahlah".  Demikian seterusnya berkali-kali.  Padahal dari setiap 1000 orang anak-cucu Adam ‘Alaihissalam, 999 orang telah dibenamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kedalamnya.
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya),
"Allah berfirman, 'Wahai Adam,'  Adam menjawab, 'Aku memenuhi panggilan-Mu dan demi menyenangkan-Mu.' Lalu Dia (Allah) berseru dengan suara, 'Sesungguhnya Allah memerintahkanmu mengeluarkan rombongan penghuni Neraka dari keturunanmu,' (Muttafaqun 'Alaihi, diriwayatkan oleh Al-Bukhari).  Di dalam hadits yang lain Adam menjawab, "Ya Rabbi, sebanyak apa rombongan penghuni Neraka?"  Allah berfirman, "999 (Sembilanratus sembilanpuluh sembilan) orang, dari 1000 (seribu)."
Demikian terjadi berulang-ulang kali, hingga akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala meletakkan Kaki-Nya di atasnya, yang menyebabkan "mulutnya" mengecil,  lalu Neraka itu pun berkata,  قط  قط  / "Qath' Qath'"  (“Cukup-cukup”).  Karena ia merasa telah penuh.

Banyak lagi sifat-sifat dari Neraka Jahannam itu yang tidak dapat kami sebutkan disini, karena akan membutuhkan uraian yang sangat panjang.  Seperti, Allah 'Azza wa Jalla tidak hanya memberi minum penduduk Neraka dengan air yang mendidih, tetapi juga dengan air yang sangat dingin, sehingga sangking dinginnya air tersebut - juga menimbulkan efek yang membakar mereka, seperti yang dikatakan oleh Mujahid dan Muqatil dalam menafsirkan makna firman-Nya,
"Inilah (adzab mereka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin."  (Shad;  57)

Pertanyaan pamungkasnya adalah, yakinkah kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji akan memenuhi Neraka Jahannam itu dengan timbunan Jin dan Manusia???  Kalau yakin, lakukanlah persiapan agar kita tidak menyesal, dan kelak mampu melintas di atasnya dengan selamat serta terhindar dari “terkamannya”.
(Baca juga artikel, INGIN SELAMAT?  IKUTI PETUNJUK! dan PARA DA'I YANG MENGAJAK KE JAHANNAM).

Renungan
"Dan Jikalau Kami menghendaki, niscaya akan Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk baginya, akan tetapi telah tetaplah Perkataan (Ketetapan) dari-Ku, 'Sesungguhnya akan Aku penuhi Neraka Jahannam itu dengan Jin dan manusia bersama-sama.' (As-Sajdah;  13) 

oOo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar