Jumat, 31 Maret 2023

PERBEDAAN KERANDA JENAZAH PRIA DAN WANITA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

📬  Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya,
مسألة:
هل ينبغي أن يوضع على النعش مكبة أو لا ؟ والمكبة مثل الخيمة أعواد مقوسة توضع على النعش، ويوضع عليها ستر.

الجواب: إن كانت أنثى فنعم، وقد استحبه كثير من العلماء؛ لأن ذلك أستر لها. وقد قيل إن أول من فعل به ذلك فاطمة بنت محمد صلى الله عليه وسلم، وقيل غير هذا. أما الرجل فلا يسن فيه هذا، بل يبقى كما هو عليه؛ لأنه فيه فائدة، وهي: قوة الاتعاظ إذا شاهده من كان معه بالأمس جثة على هذا السرير.


📙 (الشرح الممتع ج ٥ ص ٢٥٥ ط المكتبة التوفيقية)

Permasalahan:
Apakah sudah sepantasnya untuk diletakkan "mikabbah" di atas keranda jenazah ?
Mikabbah adalah sesuatu yang menyerupai kemah, yaitu ada beberapa batang yang melengkung di atas keranda kemudian diletakkan kain penutup di atasnya.

📑 Jawaban:

📌  Apabila jenazah tersebut wanita maka jawabannya: iya (yaitu diletakkan mikabbah di atas kerandanya, pen). Sungguh banyak dari kalangan ulama yang menyukai untuk dilakukannya hal tersebut. Karena yang demikian lebih bisa menutup auratnya.

Telah disebutkan bahwa wanita pertama yang keranda jenazahnya diterapkan seperti itu adalah Fatimah bintu Muhammad shallallahu alaihi wasallam, namun ada juga yang menyebutkan selainnya.


📌  Adapun jenazah laki-laki maka tidak disunnahkan yang demikian (yaitu meletakkan mikabbah, pen). Bahkan dibiarkan terbuka sebagaimana adanya.  Karena pada yang demikian itu ada sebuah faidah, yaitu pengaruh yang kuat bagi orang yang melihatnya untuk bisa mengambil pelajaran, bahwa orang yang bersamanya di hari-hari kemarin ternyata sekarang telah menjadi mayat di atas keranda tersebut."

📙 Asy-Syarh al-Mumti' 5/255, cet.al-Maktabah at-Tauqifiyyah)

oOo

Disalin dengan editan dari;

 https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi https://www.manhajul-anbiya.net


GARAM PENGUSIR SYAITHAN?

 

بسم الله الرحمن الرحيم

🎙️ Fadhilatu Asy-Syaikh, Al-'Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah ditanya;

Pertanyaan:
"Berkaitan dengan membacakan Al-Qur'an (ruqyah), apakah diperbolehkan seseorang membacakan Al-Qur'an (meruqyah) ke garam lalu meniupkannya di segenap penjuru rumah untuk membentengi (rumah) dari syaithan-syaithan dan yang lainnya?"

Jawab:
"Tidak, ini tidak benar. Ucapan mereka, 'Jika seseorang membacakan Al-Qur'an pada garam dan ia tebarkan di dalam rumah maka syaithan tidak akan mendekatinya,' ini adalah ucapan yang keliru, tidak benar. Dan tidak boleh beramal dengannya."

📓 Silsilah Liqa'at al-Bab al-Maftuh no. 179

السؤال:
بالنسبة للقراءة هل يجوز القراءة على الملح ونفخه في أرجاء البيت للاحتراز من الشياطين وغيرهم؟

الجواب:
لا. هذا غير صحيح، قولهم: إنه إذا قرأ على الملح وذره في البيت لا تقربه الشياطين هذا خطأ وليس بصحيح، ولا يجوز العمل به.

المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [179]

oOo

Disalin dengan editan dari;
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi https://www.manhajul-anbiya.net

Kamis, 30 Maret 2023

ENAM MANFAAT DUDUK DENGAN ORANG BERILMU

 

بسم الله الرحمن الرحيم

✍🏻  Berkata Al-Imam, Al-‘Allamah Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

🌱 “Disebutkan bahwa duduk berteman dengan orang yang mengerti (berilmu) itu akan mengajakmu berpindah dari enam (keadaan) kepada enam (keadaan):
1- Dari ragu kepada yakin.
2- Dari riya’ kepada ikhlas.
3- Dari lalai kepada dzikir.
4- Dari berhasrat terhadap dunia kepada hasrat terhadap Akhirat.
5- Dari sombong kepada tawadhu’.
6- Dari buruk niat kepada nasihat.”


📚 (Madarij as-Salikin baina Manazil Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in 3/322)

قال الإمام العلامة ابن القيم رحمه الله:

وَقِيلَ: مُجَالَسَةُ الْعَارِفِ تَدْعُوكَ مِنْ سِتٍّ إِلَى سِتٍّ:
مِنَ الشَّكِّ إِلَى الْيَقِينِ،
وَمِنَ الرِّيَاءِ إِلَى الْإِخْلَاصِ،
وَمِنَ الْغَفْلَةِ إِلَى الذِّكْرِ،
وَمِنَ الرَّغْبَةِ فِي الدُّنْيَا إِلَى الرَّغْبَةِ فِي الْآخِرَةِ،
وَمِنَ الْكِبْرِ إِلَى التَّوَاضُعِ،
وَمِنْ سُوءِ الطَّوِيَّةِ إِلَى النَّصِيحَةِ.

📚 مدارج السالكين بين منازل إياك نعبد وإياك نستعين (٣/٣٢٢)

oOo
 

Disalin dengan editan dari;

https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi https://www.manhajul-anbiya.net


APRESIASI PENULIS KEPADA PARA PEMBACA "Blog BENANG MERAH 129 BUAH ILMU"

 


بسم الله الرحمن الرحيم

اسلام عليكم ورحمه الله وبركاته 

Sejak diterbitkannya Blog BENANG MERAH 129 BUAH ILMU tanggal 19 Desember 2016 hingga saat ini, alhamdulilah mendapat sambutan yang cukup marak dari para Pembaca di seluruh dunia.  Gambaran data statistiknya dapat penulis cantumkan sebagai berikut (Google Analystics);

1. Indonesia 79,8 rb

2. Amerika Serikat 40,2 rb

3. Jerman 9,27 rb

4. Prancis 4,02 rb

5. Portugal 2,18 rb

6. Korea Selatan 1,67 rb

7. Ukraina 895

8. Uni Emirat Arab 872

9. Jepang 700

10. Lainnya 10,9 rb

Tiada kata yang lebih pantas penulis ucapkan selain "Jazaakumullahu Khairan katsiran wa barakallahu fiikum" (Semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik, dan berkah Allah) atas sambutan positif dari para Pembaca yang mulia.

Besar harapan penulis kedepannya, "setetes air" yang penulis tuangkan ke haribaan para Pembaca ini dapat melepaskan sedikit dahaga, dan memberikan secercah titik terang di hati para Pembaca yang mulia dalam menggapai cinta dan keridhaan Allah 'Azza wa Jalla.

Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam serta orang-orang yang meneruskan perjuangan Beliau hingga Hari Akhir.

Akhirul kalam.  Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberkahi kita semua.

Amiin ya mujibassailiin.


Wassalam dan hormat penulis,

Drh. EZIE CATRI / Abu Reyhan

Indonesia.


MENGENAL NAMA-NAMA DAN JULUKAN NABI MUHAMMAD

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Nama-nama dan Julukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam

📑 Penjelasan ringkas dari petikan Kitab "Al-Fushul fi As-Sirah"

🌾 Al-Hafizh Abul Fida' Isma'il bin Katsir rahimahullah menyebutkan secara ringkas beberapa nama dan julukan beliau shallallahu alaihi wasallam,

ﻫﻮ ﺳﻴﺪ ﻭﻟﺪ ﺁﺩﻡ: ﺃﺑﻮ اﻟﻘﺎﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ، ﻭﺃﺣﻤﺪ، ﻭاﻟﻤﺎﺣﻲ اﻟﺬﻱ ﻳﻤﺤﻰ ﺑﻪ اﻟﻜﻔﺮ، ﻭاﻟﺤﺎﺷﺮ اﻟﺬﻱ ﻳﺤﺸﺮ اﻟﻨﺎﺱ، ﻭاﻟﻌﺎﻗﺐ اﻟﺬﻱ ﻟﻴﺲ ﺑﻌﺪﻩ ﻧﺒﻲ، ﻭاﻟﻤﻘﻔﻲ، ﻭﻧﺒﻲ اﻟﺮﺣﻤﺔ، ﻭﻧﺒﻲ اﻟﺘﻮﺑﺔ، ﻭﻧﺒﻲ اﻟﻤﻠﺤﻤﺔ.

"Beliau adalah Sang pemuka (Sayyid) anak-cucu Adam, (bernama):
- Abul Qasim
- Muhammad
- Ahmad
- Al-Mahi, sang penghapus kekufuran
- Al-Hasyir, yang paling awal dibangkitkan sebelum manusia lainnya (kelak di padang mahsyar-pen.)
- Al-'Aqib, sang penutup yang tidak ada Nabi setelahnya
- Al-Muqaffi
- Nabi Rahmat (kasih sayang)
- Nabi Taubat (yang mengajarkan bertaubat kepada Allah, pen.)
- Nabi Malhamah

📕《Al Fushul fi As Sirah hal. 83》

___
Penjelasan Ringkas

🍒 Mengenai penyebutan سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ "Sang pemuka (Sayyid) anak-cucu Adam", berdasarkan hadits dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ ...
"Aku adalah sang pemuka (sayyid) anak-cucu Adam pada hari kiamat, tanpa maksud menyombongkan diri ... ." (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah, dan terdapat asal dalam Shahih Muslim)

🍒 Tentang nama kunyah beliau 'alaihishshalatu wassalam - Abul Qasim 
merujuk kepada beberapa hadits, di antaranya dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa pernah ada orang yang memanggil di Baqi' "Wahai Abul Qasim!" Spontan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menoleh. Ternyata orang tadi mengatakan, "Bukan anda yang saya maksudkan." Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda:

سَمُّوا بِاسْمِي، وَلَا تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي

"Silakan kalian memberi nama sama dengan namaku, namun janganlah kalian memakai nama kunyah yang sama dengan nama kunyahku!"
(HR. Al-Bukhori)

🍒 Sementara nama Muhammad, secara jelas disebutkan dalam banyak dalil, termasuk dalam firman Allah ta'ala:

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ
"Muhammad itu adalah utusan Allah." (QS. Al Hujurat : 29)

🍒 Sedangkan nama Ahmad, itu adalah salah satu nama yang termaktub dalam al-Quran dan kitab-kitab umat terdahulu.

Di antaranya dalam firman Allah Ta'ala:

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ
"Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, yang membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (akan datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang bernama Ahmad". Maka tatkala sang rasul itu telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka justru berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". (QS. Ash Shaff : 6)

🥑 Adapun mengenai beberapa julukan bagi beliau 'alaihishshalatu wassalam, berdasarkan beberapa penyebutan dalam hadits-hadits yang shahih. Di antaranya,

🌿 Dari Jubair bin Muth'im radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَنَا أَحْمَدُ، وَأَنَا الْمَاحِي ؛ الَّذِي يُمْحَى بِيَ الْكُفْرُ، وَأَنَا الْحَاشِرُ ؛ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى عَقِبِي ، وَأَنَا الْعَاقِبُ ". وَالْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ.

"(Nama)ku adalah Muhammad, juga Ahmad dan Al-Mahi; yang terhapuskanlah kekufuran dengan (diutusnya) diriku, aku juga disebut Al-Hasyir, yang paling awal dibangkitkan sebelum manusia lainnya, serta aku disebut pula Al-'Aqib, yang tidak akan ada nabi setelahnya." (HR. Muslim)

🍒 Sedangkan tentang sebutan Al-Muqaffi, Nabi Taubat dan Nabi Malhamah  terdapat dalam hadits Abu Musa Al-Asy'ary, beliau radhiyallahu 'anhu berkata:

سَمَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفْسَهُ أَسْمَاءً، مِنْهَا مَا حَفِظْنَا، فَقَالَ : " أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَحْمَدُ وَالْمُقَفِّي وَالْحَاشِرُ وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ ". قَالَ يَزِيدُ : " وَنَبِيُّ التَّوْبَةِ وَنَبِيُّ الْمَلْحَمَةِ ".
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyebutkan beberapa nama bagi diri beliau, ada yang dapat kami hafal, lalu beliau bersabda: [Aku adalah Muhammad, sekaligus Ahmad, juga Al-Muqaffi, dan Al-Hasyir, serta Nabi Rahmat]."

Yazid berkata (menambahkan): "Juga Nabi Taubat dan Nabi Malhamah."
(HR. Ahmad dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah).

🌿 Terkait julukan Al-Muqaffi maknanya yang meneruskan dakwah para Nabi sebelumnya sekaligus penutup risalah kenabian.

🌿 Adapun tentang sebutan Nabi Taubat sebagaimana disebut oleh para sahabatnya termasuk Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dalam riwayat Muslim dan Abu Dawud. Sedangkan maknanya berkisar pada beberapa kandungan antara lain bahwa beliau mengajarkan agama yang menerima taubat yang dicukupkan baik dengan keyakinan, ucapan maupun perbuatan. Padahal ajaran Nabi-nabi pada umat terdahulu ada yang sampai mempersyaratkan bunuh diri sebagai syarat taubat (yang diterima). Demikian pula karena beliau shallallahu alaihi wasallam mengajarkan keimanan dan rujuk dari kekufuran, asal arti taubat memang bermakna rujuk.

🌿 Kemudian yang terakhir mengenai sebutan Nabi Malhamah, bahwa beliau membawa ketentuan syariat memerangi pihak musuh yang tidak mematuhi agama Islam.

Wallahu a'lam.

oOo

Disalin dari;

📚 Sumber rujukan:
- Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim
- 'Aunul Ma'bud
- Shahih Sirati Ar-Rasul
- Majmu' Al-Fatawa Ibnu Taimiyyah

•••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶️ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi https://www.manhajul-anbiya.net


DI ANTARA TANDA HARI KIAMAT

 


بسم الله الرحمان الرحيم

قال ﷺ: « لاتقوم الساعةحتى يكون أسعدالناس بالدنيا لُكَع ابن لُكَع ».
[رواه الترمذي (٢٢٠٩)]


Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda :

"Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga terjadi manusia yang paling berbahagia dengan dunia adalah luka' bin luka'"
HR. At-Tirmidzi 2209

Luka' adalah:  Orang jahat, atau budak yang hina, atau orang rendah nasab dan kedudukannya.

🍁 Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiri rahimahullah berkata, "Makna hadits-hadits ini bahwa kelak di akhir zaman, harta akan berada di tangan orang-orang jahat, anak para penjahat, dan mereka tergolong orang-orang yang paling berbahagia dengan dunia dan kelezatannya serta unggul dalam urusan dunia."

📚 [Ithaf Al-Jama'ah, 2/62]

قال حمود التويجري: «والمعنى في هذه الأحاديث أن المال في آخر الزمان يتحول في أيدي اللئام بني اللئام، وأنهم يكونون أسعد الناس بنعيم الدنيا وملاذها والوجاهة فيها».

إتحاف الجماعة (٦٢/٢)

oOo

Disalin dengan editan dari;

 https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net


Rabu, 29 Maret 2023

PENTINGNYA MEREALISASIKAN TAUHID

 

بسم الله الرحمن الرحيم


تحقيق التوحيد

وإن من أعظم هذه المكفرات للذنوب "تحقيق التوحيد لله عز وجل" فمن حقق التوحيد كما شرع الله كفرت عنه ذنوبه بل التوحيد من أعظم أسباب دخول الجنة بغير حساب ولا عذاب،
فقد أخبر صلى الله عليه وسلم

"أن سبعين ألفا من هذه الأمة يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب"، من حقق التوحيد فكان قلبه مليئا بإخلاص وتوكل على الله وحده لا يلتفت قلبه إلى مخلوق، ومن لقي الله تعالى بالتوحيد  غفر الله ذنوبه
كان أنس رضي الله عنه سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: قال الله تعالى: يا ٱبن آدم لو أتيتني بقراب الأرض خطاي ثم لقيتني لا تشرك به شيئا لا أتيتك بقرابها مغفرة

Dan sesungguhnya salah satu sebab terbesar terhapusnya dosa-dosa seorang hamba adalah: "Merealisasikan tauhid kepada Allah 'Azza wa Jalla"

Maka bagi siapa yang merealisasikan tauhidnya kepada Allah sesuai dengan apa yang Allah syariatkan,  maka semua dosa-dosanya akan dihapuskan, bahkan tauhid merupakan sebab terbesar dimasukkannya seorang hamba ke dalam Jannah (surga) tanpa hisab dan tanpa azab.

Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah
"Bahwasanya akan ada 70.000 orang dari umatku akan memasuki Jannah (Surga) tanpa hisab dan tanpa azab."

Barangsiapa merealisasikan tauhid  niscaya hatinya dipenuhi dengan keikhlasan dan tawakkal kepada Allah satu-satunya, sehingga hatinya tidak berpaling kepada makhluk, bagi siapa yang bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan tauhid, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Dari Anas رضي الله عنه, aku mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Allah Ta'ala berfirman:
"Wahai Anak Adam, seandainya engkau datang kepadaku dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian engkau berjumpa dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku dengan seseuatu apapun (merealisasikan Tauhid, pen blog), niscaya Aku akan mendatangkan bagi engkau ampunan sepenuh bumi pula."

(Baca artikel, HAHIKAT TAUHID)

oOo

Disalin dengan editan dari;

📥 Sumber:
https://t.me/aldhafiri/3928

Channel Resmi Telegram Ma'had Silsilatus Sholihin: https://t.me/SilsilatusSholihin


Selasa, 28 Maret 2023

HUKUM SHALAT MALAM LAGI DI RUMAH SETELAH TARAWIH DAN WITIR BERSAMA IMAM

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebagian orang ada yang pulang ketika imam bersiap mengerjakan shalat witir dengan alasan ingin shalat malam lagi nanti di rumah. 

Sebenarnya ini kurang tepat, karena itu berarti dia melewatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala shalat semalam suntuk dengan tarawih dan witir bersama imam hingga selesai. 

Yang menjadi penyebabnya barangkali dia pernah membaca hadits, 

اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا. 

“Jadikanlah akhir shalat sunnah kalian di malam hari dengan shalat witir.” 

H.R. Al-Bukhari (998) dan Muslim (751).

Penjelasan tentang riwayat ini sebagai berikut:

1. Perintah Nabi Muhammad ﷺ di hadits ini bukan bersifat keharusan, tapi anjuran. 

Sehingga boleh mengerjakan shalat malam lagi meski sudah shalat witir.

Dalilnya ialah di sebagian waktu Nabi Muhammad ﷺ bahkan mengerjakan shalat sunnah lagi sehabis beliau mengerjakan shalat witir. Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata, 

كانَ يُصَلِّي بَعْدَ الْوِترِ رَكْعَتَينِ خَفِيْفَتَيْنِ، وَهوَ جالِسٌ. 

"Setelah shalat witir, Nabi Muhammad mengerjakan shalat dua raka'at yang ringan dalam kondisi duduk." 

Shahih [Shahih Ibnu Majah, 989]. H.R. At-Tirmidzi (471), Ibnu Majah (1195) ini lafazh beliau. 

Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah menerangkan, 

ثبت عنه أنه صلى ركعتين بعد الوتر؛ ليبين للناس جواز ذلك وأنه لا حرج في ذلك. 

“Telah valid bahwa Nabi ﷺ shalat dua rakaat setelah shalat witir, hal itu untuk menerangkan kepada manusia bahwa yang demikian boleh, tidak masalah.” 

Fatawa Nur ‘alad Darb, 10/178. 

Seandainya wajib menutup shalat malam dengan shalat witir, maka tentu Nabi Muhammad ﷺ tidak akan shalat sunnah lagi setelah beliau mengerjakan shalat witir. 

2. Apabila seseorang shalat malam lagi di rumah dalam keadaan sudah witir bersama imam, maka dia tidak menutup shalat malamnya dengan witir lagi. 

Karena Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

لَا وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ. 

“Tidak ada dua shalat witir dalam satu malam.” 

Shahih [Shahih Abu Dawud]. H.R. Abu Dawud (1439), at-Tirmidzi (470), an-Nasaʼi (1679).

Lalu bagaimana dengan hadits, 

اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا. 

“Jadikanlah akhir shalat sunnah kalian di malam hari dengan shalat witir.” 

Sudah lewat penjelasannya, bahwa hadits ini sifatnya anjuran bukan keharusan.

oOo

‎Disalin dengan editan dari;

✍ -- Hari Ahadi @ Kota Raja

📡 https://t.me/nasehatetam 

🖥 www.nasehatetam.net

Jumat, 24 Maret 2023

KASMARAN BERAT ADALAH SIKSAAN

 


بسم الله الرحمن الرحيم

💬  Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

العشق نوع من العذاب والعاقل لا يختار عذاب نفسه 

"Kasmaran (jatuh cinta) berat adalah salah satu bentuk siksaan, dan orang yang berakal tidak ingin menyiksa diri sendiri."*


✍️  Raudhatul Muhibbin, 1/143


*  Biasanya orang yang sedang kasmaran berat sering lupa diri dan berpikir pendek, karena yang "bermain" (menonjol) adalah perasaan (hawa nafsu) menutupi akal sehat.  Sehingga ia bersedia mengorbankan apapun demi sang kekasih, termasuk aqidahnya.  Na'uudzubillahi min dzalika, (pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari;

https://salafytemanggung.com

https://t.me/KajianIslamTemanggung




Selasa, 21 Maret 2023

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (844)

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah;

"Wahai sekalian manusia.  Sungguh, sebagai bukti lemahnya keyakinanmu adalah, saat engkau lebih mempercayai apa yang ada pada dirimu daripada apa yang ada di Tangan Allah."

(Al-Yaqin, Ibnu Abid Dunya, hal 48)

oOo

Sabtu, 18 Maret 2023

LEMAH-LEMBUT DALAM AMAR MAKRUF DAN NAHI MUNKAR

 


بسم الله الرحمان الرحيم

قال أحمد : الناس محتاجون إلى مدارو ورفق الأمر بالمعروف بلا غلظة إلا رجل معلق بالفسق فلا حرمة له.

جامع العلوم والحكم ، صفحة: ٧٠٩


💬  Berkata Al-Imam Ahmad رحمه الله,

"Manusia membutuhkan pendekatan dan kelembutan dalam beramar ma'ruf, tanpa kekerasan, kecuali terhadap orang yang terang-terangan melakukan kefasikan maka tidak ada kehormatan baginya."


📚  Jami'ul Ulum wal Hikam, hal 709.


oOo

Disalin dengan editan dari;

📱 http://t.me/nisaaassunnah 

🌐 http://www.nisaa-assunnah.com


Jumat, 17 Maret 2023

HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT MEMASUKI BULAN RAMADHAN

 


بسم الله الرحمن الرحيم

✍🏻  Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin  rahimahullah ditanya;

📬 Pertanyaan:

هل وردت تهنئة بدخول شهر رمضان، وإذا هنأني شخص ماذا أقول له؟ وجزاك الله خيراً.

- Wahai Syaikh yang mulia, apakah ada riwayat tentang ucapan selamat ketika masuk bulan Ramadhan? 

- Apabila ada seseorang yang mengucapkan selamat (ketika masuk bulan Ramadhan) kepadaku, apa yang bisa aku ucapkan untuk membalas ucapannya? 

Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.


🔓 Jawaban:

ورد عن السلف أنهم كانوا يهنئون بعضهم بعضاً في دخول رمضان ولا حرج في هذا

Telah diriwayatkan dari para salaf bahwa mereka saling mengucapkan selamat ketika memasuki bulan Ramadhan. Yang demikian tidaklah mengapa.

Misalnya seseorang mengucapkan

شَهْرٌ مُبَارَكٌ

SYAHRUN MUBAARAK (Semoga bulan ini diberkahi)

atau ucapan,

بَارَكَ اللهُ لَكَ فِيْ شَهْرِك

BAARAKALLAAHU LAKA FII SYAHRIK (Semoga Allah memberikan kepada Anda keberkahan bulan ini)

Atau ucapan lain yang semisal dengan itu.

Demikian pula, orang yang diberi ucapan tersebut hendaknya membalasnya dengan ucapan yang semisalnya, seperti:

وَلَكَ بِمِثْلِ هَذَا

WA LAKA BIMITSLI HAADZAA (Semoga Anda juga mendapatkan semisal yang Anda doakan kepada saya)

atau ucapan,

وَهُوَ مُبَارَكٌ عَلَيْك

WA HUWA MUBAARAKUN 'ALAIK (Semoga Anda pun juga diberkahi padanya).

Atau ucapan lainnya yang dapat menyenangkan jiwanya.


📚  As-Silsilah Al-Liqaa` Asy-Syahri no. 70

oOo

Disalin dengan editan dari;

🖇 𝗦𝘂𝗺𝗯𝗲𝗿 𝗔𝗿𝘁𝗶𝗸𝗲𝗹

http://telegram.me/ForumSalafy


Rabu, 15 Maret 2023

LANGKAH-LANGKAH SYAITHAN

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Langkah-langkah Syaithan untuk menjerumuskan, menyesatkan, dan menghancurkan manusia sangatlah banyak, tak cukup waktu untuk menjelaskannya satu persatu.

Dari sekian banyak langkah-langkah Syaithan, ada satu langkah yang halus dan tersamarkan bagi kebanyakan manusia, yaitu "Husnuzhan bin nafsih" (berbaik sangka terhadap diri sendiri), memberikan kepercayaan yang berlebih kepada diri sendiri.


Syaithan sengaja mendorong manusia untuk memberikan kepercayaan yang besar, dan selalu berprasangka baik terhadap diri sendiri.  Hal ini sangat berbahaya, karena di dalam diri setiap manusia terdapat potensi keburukan.  Hal ini sejak awal telah diperingatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala;

"Sesungguhnya nafsu itu senantiasa mendorong kepada keburukan-keburukan."

(QS. Yusuf; 53)

Seorang muslim yang baik imannya akan selalu mewaspadai diri sendiri.  Kita harus selalu waspada terhadap potensi buruk yang ada dalam diri kita.  Bagaimana mungkin kita memberikan kepercayaan yang besar kepada diri sendiri, sementara Nabi shallallahu'alaihi wa sallam saja berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala darinya, sebagaimana dalam sabda Beliau (artinya);

"Kita berlindung (kepada Allah) dari keburukan-keburukan amal perbuatan kita."

Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri telah memberikan peringatan sebelumnya, agar jangan pernah memberikan rekomendasi kepada diri kita sendiri, agar jangan kita menganggap bahwa diri kitalah yang paling baik;

"Janganlah kalian memberikan tazkiyah (rekomendasi) terhadap diri-diri kalian."

(QS. An-Najm;  32)

Para Pembaca yang mulia.

Orang yang cenderung memberikan kepercayaan yang lebih kepada diri sendiri sejatinya dia sedang menggali kuburannya sendiri, sejatinya dia sedang berupaya menghancurkan dirinya sendiri.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman "wa laaa taq tuluu anfusakum"

(Janganlah kalian membunuh diri-diri kalian).

(QS. An-nisa;  29)

Al-Imam Fudhail bin Iyadh menafsirkan ayat di atas maksudnya adalah, janganlah sekali-kali kalian lalai (lengah) terhadap diri-diri kalianKarena, barangsiapa yang lalai terhadap dirinya sendiri (lupa dengan berbagai aib sendiri), sungguh ia telah membunuhnya (menghancurkannya).

Setidaknya ada dua keburukan yang terjadi bila kita berhusnuzhan (berprasangka baik) terhadap diri sendiri;

1.  Kita akan lupa (lalai) terhadap segala keburukan yang ada pada diri kita.  Melupakan segala kekurangan (aib) yang ada pada diri sendiri adalah sebuah kesalahan besar.

Menganggap bahwa aib yang ada pada diri kita merupakan kebaikan.  Menganggap bahwa kekurangan yang ada pada diri kita adalah sebuah kesempurnaan.  "Wal 'iyaadzubillah" (kita mohon perlindungan kepada Allah).

Kita akan selalu menganggap bahwa diri kita adalah orang yang paling baik.  Diri kitalah yang paling segala-galanya dalam segala hal.  Dan ini sangat berbahaya.

Para Salaf (generasi terbaik) dahulu, mereka cenderung merendahkan diri mereka masing-masing.  Tidak pernah mereka merasa lebih baik daripada yang lain.  Padahal, berbicara tentang kebaikan para Salaflah yang memiliki segalanya.  Di dalam diri merekalah terkumpul segala kebaikan.  Akan tetapi, mereka tidak pernah merasa lebih baik daripada yang lainnya.

Sahabat yang mulia Umar bin Khattab berkata ketika diangkat menjadi Khalifah;

"Umar Ibnul Khattab sebagai Khalifah?  Amirul mukminin?  Demi Allah, kamu bertakwa kepada Allah wahai Ibnul Khattab, kalau tidak engkau akan diadzab."  Sebuah kalimat yang justru memberikan peringatan bagi diri beliau sendiri, agar tidak ada rasa bangga terhadap diri sendiri.

Bakar bin Abdillah Al-Muzani rahimahullah saat berada di Padang Arafah, dimana kaum muslimin sedang berkumpul di sana berkata, "Demi Allah, betapa indahnya perkumpulan kaum muslimin ini seandainya aku tidak berada di tengah-tengah mereka."  Perkataan yang keluar dari mulut seorang yang shalih lagi baik, akan tetapi selalu merendah.  Sadar bahwa di dalam dirinya terdapat potensi keburukan.

Al-Imam Malik bin Dinar rahimahullah, beliau mengatakan, "Bila nama orang-orang shalih disebut di hadapanku, maka aku merasa bahwa aku adalah yang paling hina."

Mengapa orang-orang masa kini justru merasa tampil lebih baik daripada yang lainnya?  Semua karena terlalu berbaik sangka terhadap diri pribadi, sehingga lalai akan aib dan kekurangan diri sendiri.

2.  Sibuk dan selalu perhatian terhadap kekurangan dan aib yang ada pada diri orang lain.

Bila manusia telah tertipu oleh dirinya sendiri, maka dia akan sibuk dan perhatian dengan semua kekurangan dan aib orang lain. 

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya);

"Salah seorang dari kalian itu akan melihat dengan jelas kotoran kecil yang ada di sudut mata saudaranya, sementara batang kayu besar yang ada di hadapannya dilupakan."

(HR. Ibnu Hiban, dari Abu Hurairah)

Mirip dengan pepatah Indonesia yang berbunyi, "Semut di seberang lautan tampak, sementara gajah di pelupuk mata tidak kelihatan."  Selalu fokus dan tajam terhadap kekurangan dan aib yang ada pada diri orang lain.

Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu berdoa;

"Ya Allah, jadikanlah aku di sisi-Mu sebagai makhluk yang paling baik, dan di tengah-tengah manusia sebagai makhluk yang pertengahan, dan di hadapan diriku sebagai makhluk yang paling hina."

Mereka semua tidak berprasangka baik terhadap diri sendiri, tidak memberikan rekomendasi terhadap diri sendiri.  Apa tujuannya?  Agar selalu memperbaiki diri dan sadar dengan kadar (kekurangan) diri.  Karena, bagaimanapun baiknya seseorang tetap saja ada potensi keburukan dalam dirinya.

Para pembaca yang mulia.  Apa sebenarnya faktor yang mendorong seseorang untuk memberikan kepercayaan yang lebih kepada dirinya?  Disebutkan oleh para 'Ulama faktor-faktor tersebut antara lain;

1.  Sebab yang pertama adalah Al-Jahlu (kebodohan);

Meskipun orangnya terlihat pintar, cerdas, bagus, luas ilmunya.  Tetapi selagi ia masih memberikan kepercayaan yang lebih terhadap diri sendiri, masih berhusnuzhan kepada diri sendiri, merasa bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain, maka ia termasuk kategori orang yang paling bodoh, karena orang yang berilmu pengetahuan dan berakal tidak mungkin seperti itu.

Berkata Masyruq Ibnul Ajda,

"Cukuplah seseorang itu dikatakan berilmu bila ada rasa takut di dalam dirinya.  Dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh manakala ada rasa bangga terhadap diri sendiri."

2.  Sebab yang kedua adalah Al-Gaflah; lalai, tidak perhatian, tidak menjaga diri, kurang berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

3. Sebab yang ketiga adalah suatu penyakit yang justru menjangkiti orang-orang yang taat beragama.  Penyakit yang dimaksud adalah Al-Aqdaniyah, selalu ingin tampil terdepan, selalu ingin dianggap paling "wah", paling hebat.  Menganggap orang lain selalu dibawahnya, tidak selevel dengannya.

Penyakit ini sering dialami orang-orang yang dianggap berilmu, seperti para penceramah, da'i, ustadz, kiyai, para Habaib.  Hal ini akan membahayakan ilmunya, dakwahnya, dan orang-orang (umat) yang mengikutinya.  Ketinggian dan kemuliaan itu tidak diraih dengan cara-cara demikian.  Justru Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan hal-hal yang bertolak belakang dengannya.  Seperti sabda Beliau (yang artinya);

"Barangsiapa yang menampakkan sikap tawadhu' karena Allah, maka Allah akan mengangkat kedudukan (derajat)nya."

4.  Sebab keempat yang mendorong seseorang berhusnuzhan terhadap dirinya adalah;  

Terbukanya urusan-urusan dunia, dilapangkan urusan dunianya.  Dimudahkan segala hal yang berurusan dengan dunianya, sehingga harta yang berlimpah membuatnya terlena, mengeraskan hati.  Sulit bagi seseorang untuk lulus dari ujian semacam ini.

Ujian yang berbentuk kelapangan, kenikmatan, kekayaan ini jauh lebih sulit daripada ujian dalam bentuk kesusahan, penderitaan, kesempitan, dan musibah, yang relatif lebih mudah untuk dilalui.

Tidak sedikit manusia yang diuji dengan kesulitan, kemiskinan, dan musibah dengan mudah kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Dan, betapa banyak manusia yang gagal ketika diuji dengan keberhasilan, kekuasaan, kesuksesan, dan kemewahan duniawi.

5.  Merasa aman dari makar Allah (Al-Amnu min makrillah), karena merasa punya kekuatan, kemampuan, kekayaan sehingga timbul sikap husnuzhan terhadap diri sendiri, merasa bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyayangi dirinya.

Sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari, dari Abu Musa Al-Asy'ary (artinya);

"Sesungguh!  Allah Subhanahu wa Ta'ala benar-benar akan menangguhkan adzab terhadap orang-orang yang zhalim.  Hingga ketika Allah menghukumnya Allah tidak akan menyisakan sedikitpun."

Lalu, kapan kita akan bermuhasabah, bertafakur, introspeksi diri bila selalu memberikan kepercayaan yang lebih terhadap diri sendiri?

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati orang yang mengetahui kadar dirinya, tidak merasa lebih baik dari yang lain.

Janganlah sekali-kali seseorang tertipu dengan ketaatan, ilmu, amal shalih, dan kebaikan-kebaikan yang dia lakukan, mintalah selalu Taufiq kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Semoga Allah menjaga kita dari semua sifat-sifat yang akan menghancurkan diri kita sendiri.  Amiin.

oOo


(Disarikan dari kajian Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahullah), 

Selasa, 14 Maret 2023

KENIKMATAN DALAM BERIBADAH

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah;

"Apabila hati telah merasakan keledzatan beribadah kepada Allah dengan ikhlas kepada-Nya, niscaya tidak ada lagi di dalam hatinya sesuatu yang lebih manis, lebih ledzat, lebih nikmat, dan lebih baik darinya."

(Al-'Ubudiyah, hal 90)

oOo

Minggu, 12 Maret 2023

MENEGAKKAN AMAR MAKRUF DAN NAHI MUNKAR TIDAK AKAN MENDEKATKAN AJAL



بسم الله الرحمن الرحيم

[عن أبي سعيد الخدري:] ألا لا يَمنَعَنَّ أحَدَكم هيبةُ النّاسِ أنْ يقولَ بحَقٍّ إذا رَآهُ أو شَهِدَه، فإنّه لا يُقرِّبُ من أجَلٍ، ولا يُباعِدُ من رِزْقٍ، أنْ يقولَ بحَقٍّ أو يُذكِّرَ بعَظيمٍ.

أخرجه الترمذي (٢١٩١) وا بن ماجه (٤٠٠٧)


Dari Abu Sa'id Al-Khudri رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda (artinya);

"Janganlah seseorang terhalang karena kewibawaan orang lain untuk mengatakan kebenaran (al-haq), sementara dia melihat atau menyaksikannya, 

karena tidak akan mendekatkan ajal dan tidak pula menjauhkan rezeki ketika dia menyuarakan al-haq, atau mengingatkan kepada sesuatu yang Agung."*


📚  HR. At-Tirmidzi (2191), dan Ibnu Majah (4007).


*  Karena sumber al-haq (kebenaran) itu hanya satu, yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hanya menyampaikan.  Dan, orang yang menghalang-halangi, menyembunyikan, menutupi, atau menyamarkan al-haq tersebut dari pandangan manusia adalah para membantu Syaithan dan Iblis laknatullah.  Dan, membantu orang-orang yang menyembunyikan kebenaran, atau menghalangi terungkapnya kebenaran karena "ingin selamat" juga tidak akan menunda ajal, (pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

📱 http://t.me/nisaaassunnah 

🌐 http://www.nisaa-assunnah.com



Rabu, 08 Maret 2023

BUAH RIDHA TERHADAP TAKDIR

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍️ Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

"Barangsiapa yang hatinya dipenuhi dengan keridhaan terhadap takdir, maka Allah akan memenuhi dadanya dengan kecukupan, keamanan dan qana'ah, serta akan menuangkan ke dalam hatinya kecintaan terhadap Allah, kembali (Inabah), dan bertawakal kepada-Nya."*


📚  Madarijus Salikin, (jilid 2/hlm. 202).

➖➖➖

‏قال الإمام ابن القيم رحمه الله : 

مَن ملأ قلبهُ مِن الرِّضا بالقدر ؛ ملأ اللهُ صدرَهُ : غِنًى ، وأَمنًا ، وقناعةً ، وفرَّغَ قلبَهُ : لِمحبَّتِه ، والإنابةِ إليه ، والتَّوكُّلِ عليه .

📚 (مدارج السَّالكين ٢٠٢/٢).

oOo

*  Sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam (artinya);

"Barangsiapa yang mengucapkan (do'a) pada pagi dan sore hari;

رضيت بالله ربا  و بالاسلام دينا  وبمحمدنبيا

("Radhiytu billahi Rabban, wabil islamidiynan, wabi Muhammadin nabiyyan")

'Aku Ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai Agama-ku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku, maka hak bagi Allah untuk meridhainya.'"

(HR. At-Tirmidzi, no 3389 dan selainnya)

Dibaca setiap pagi dan sore hari sebanyak 3 (tiga) kali.

Bila Allah Subhanahu wa Ta'ala telah meridhai seorang hamba, adakah sesuatu yang lebih besar, lebih berharga dan lebih penting dari itu dalam kehidupan manusia? (pen blog).


Disalin dengan editan dari;

🌎 *WhatsApp Salafy Cirebon*




Selasa, 07 Maret 2023

MAYAT-MAYAT HIDUP

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Sahabat yang mulia Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu pernah ditanya;

"Siapakah yang dinamakan mayat-mayat hidup itu?"

Beliau menjawab, "Orang-orang yang tidak mengenal kebaikan (kebenaran), dan tidak pula mengingkari kemungkaran."*

(Syu'abul Iman, 6/96)


*  Orang-orang yang tidak mengenal kebenaran bisa jadi karena kebodohan, atau mengetahui kebenaran tetapi ingin "Main aman", hanya memikirkan kepentingan pribadi, tidak mau mengambil resiko karena takut kehilangan pengikut (followers) / pendukung, sehingga enggan menyatakan sikap, tidak berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah.  Kedua keadaan ini sama-sama tercela dan diancam oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan adzab yang pedih, (pen blog).

oOo

JANGAN MUDAH BERKELUH-KESAH

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Amirul mukminin Umar bin Al-Khatthab radiyallahu 'anhu kepada seorang lelaki:

إن ‌صبرت ‌مضى ‌أمر الله وكنت مأجوراً، وإن ‌جزعت مضى أمر الله وكنت مأزوراً.

"Jika engkau bersabar, ketetapan Allah akan berlaku dan engkau mendapat pahala. 

Dan jika engkau berkeluh-kesah, ketetapan Allah pun tetap akan berlaku, namun engkau mendapatkan dosa."

[Sirâjul Mulûk, 99]


oOo


Disalin dengan editan dari;

TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM

ARCHIVE : http://bit.ly/arc_AM

🌿 AHLUSSUNNAH MALANG 🌿

Minggu, 05 Maret 2023

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (843)

 


بسم الله الرحمن الرحيم

RASA BUTUH KEPADA ALLAH


Berkata Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah;

"Segala kebutuhan seorang hamba, jika ia meminta-minta kepada Allah, perbuatannya tersebut akan menampakkan rasa butuh dan betapa fakirnya ia kepada Allah.  Hal semacam inilah yang dicintai oleh Allah."

(Jami'ul 'Ulum wal Hakam, 2/38)

oOo

Sabtu, 04 Maret 2023

KEPASTIAN REZEKI DAN AJAL

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah;

"Wahai anak-cucu Adam, sesungguhnya engkau tidak akan dapat mendahului ajalmu.  Engkau juga tidak akan dihalangi dari rezeki yang telah ditetapkan untukmu, dan tidak pula akan diberikan rezeki yang bukan bagianmu.  Lantas, kenapa engkau sangat berlebih-lebihan dalam bekerja.  Atas dasar apa engkau membinasakan dirimu?"*

(Mawaizh Lil Imam Hasan Al-Bashri, hal 91)


*  Sampai lupa dengan tujuan penciptaan dirinya? 

Padahal, meskipun dia bekerja sehari 24 jam, zekinya tidak akan bertambah lebih dari apa yang telah ditakdirkan baginya. 

(pen blog).

oOo

Jumat, 03 Maret 2023

TANGISAN KARENA ALLAH

 


بسم الله الرحمان الرحيم

💬  Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (semoga Allah merahmatinya),

“Sesungguhnya tangisan seseorang karena Allah seperti seseorang yang menangis karena takutnya kepada Allah adalah (salah satu) ibadah yang paling utama.”


📚  Majmu’ Al-Fatawa, 23/144


البكاء من خشية الله⭕️

قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله :

ﻓﺈﻥ ﺑﻜﺎء اﻟﺒﺎﻛﻲ ﻟﻠﻪ ﻛﺎﻟﺬﻱ ﻳﺒﻜﻲ ﻣﻦ ﺧﺸﻴﺔ اﻟﻠﻪ ، ﻣﻦ ﺃﻓﻀﻞ اﻟﻌﺒﺎﺩاﺕ .

📚 مجموع الفتاوى (١٤٤/٢٣)


oOo


Disalin dengan editan dari;

⏩ Channel Telegram: https://telegram.me/qoulussalaf


Rabu, 01 Maret 2023

MENYESAL SEBELUM DOSA DICATAT

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya);

"Sesungguhnya Malaikat yang berada di sisi kiri menahan penanya selama 6 (enam) jam, sebelum mencatat amal seorang hamba muslim yang berbuat dosa.  Jika dia menyesal dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas dosa tersebut, maka Malaikat itu tidak akan mencatatnya.  Jika tidak, maka dosa itu akan dicatat sebagai satu dosa."*

(HR. Ath-Thabrani, dinilai shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami', no. 2097)


*  Subhanallah, Alhamdulillah, betapa besar kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap orang-orang yang beriman, (pen blog).

oOo