بسم الله الرحمن الرحيم
[عن أبي سعيد الخدري:] ألا لا يَمنَعَنَّ أحَدَكم هيبةُ النّاسِ أنْ يقولَ بحَقٍّ إذا رَآهُ أو شَهِدَه، فإنّه لا يُقرِّبُ من أجَلٍ، ولا يُباعِدُ من رِزْقٍ، أنْ يقولَ بحَقٍّ أو يُذكِّرَ بعَظيمٍ.
أخرجه الترمذي (٢١٩١) وا بن ماجه (٤٠٠٧)
Dari Abu Sa'id Al-Khudri رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda (artinya);
"Janganlah seseorang terhalang karena kewibawaan orang lain untuk mengatakan kebenaran (al-haq), sementara dia melihat atau menyaksikannya,
karena tidak akan mendekatkan ajal dan tidak pula menjauhkan rezeki ketika dia menyuarakan al-haq, atau mengingatkan kepada sesuatu yang Agung."*
📚 HR. At-Tirmidzi (2191), dan Ibnu Majah (4007).
* Karena sumber al-haq (kebenaran) itu hanya satu, yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hanya menyampaikan. Dan, orang yang menghalang-halangi, menyembunyikan, menutupi, atau menyamarkan al-haq tersebut dari pandangan manusia adalah para pembantu Syaithan dan Iblis laknatullah. Dan, membantu orang-orang yang menyembunyikan kebenaran, atau menghalangi terungkapnya kebenaran karena "ingin selamat / main aman" juga tidak akan menunda ajal. Hal ini sangat tercela di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala karena merupakan karakter orang-orang munafik.
Ajal adalah ketentuan yang telah terikat di leher setiap makhluk; waktu, tempat dan sebabnya, yang tidak akan pernah berubah selamanya, ditetapkan dan dicatat di Lauh Mahfudz (Kitab Induk, di atas langit ke-7) 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi serta makhluk lainnya, (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
📱 http://t.me/nisaaassunnah
🌐 http://www.nisaa-assunnah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar