Jumat, 27 Oktober 2017

Rasa MALU



بسم الله الر حمان الر حيم

“Apabila engkau tidak lagi memiliki rasa malu, maka berbuatlah sesukamu” (Makna Al-Hadits)
A.     
DEFINISI
Malu adalah sebuah akhlak yang mendorong manusia melakukan perbuatan yang baik, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk.

B.      KEUTAMAAN MALU
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (artinya),
“Malu itu adalah salah satu cabang dari cabang-cabang Iman”.
“Malu itu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan”.
“Sesungguhnya setiap Agama mempunyai akhlak, dan akhlak Agama Islam adalah Sifat Malu”.
“Sesungguhnya dari apa yang telah didapat oleh manusia dari kata-kata kenabian yang pertama ialah, jika engkau tidak punya rasa malu berbuatlah sesuka hatimu”.

C.       PEMBAGIAN MALU
Sifat malu itu terbagi menjadi Tiga Bagian, yaitu;
1.       Malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, diwujudkan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
2.       Malu kepada diri sendiri, yaitu bila engkau tidak rela dirimu berada dalam martabat yang rendah.  Sifat malu ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai jiwa yang besar dan memiliki rasa malu yang tinggi.
3.       Malu kepada manusia, dengan meninggalkan / menghindari perbuatan buruk dihadapan mereka.

D.       TANDA-TANDA SEDIKITNYA RASA MALU PADA DIRI SESEORANG
Sifat Malu memang mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam.  Hanya saja di sana ada perbuatan-perbuatan yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat yang menunjukkan sedikitnya rasa malu pada diri seseorang.  Di bawah ini beberapa contoh perbuatan tersebut agar seorang Muslim dapat mewaspadainya dan dapat mengingatkan yang lainnya.  Diantara perbuatan-perbuatan tersebut adalah;
1.       Bangga melakukan kemaksiatan secara terang-terangan (melakukan hal-hal yang terlarang dalam Agama Islam, mis. Bermain-main dengan Syari'at Allah Subhanahu wa Ta'ala, pen.)
2.       Banyak berdalih, berdebat, mencela dan mencaci maki orang lain.
3.       Durhaka kepada orang tua.
4.       Merokok, khususnya di tempat-tempat umum.
5.       Kurang sopan terhadap Pendidik, Pemerintah,  Guru dan Orang yang lebih tua.
6.       Berkata jorok, dan menonjolkan aurat.
7.       Suka mengulur-ngulur hutang.
8.       Mengeraskan suara dengan lagu-lagu.
9.       Ber-tabarruj (bagi wanita).
10.   Meniru-niru orang kafir dalam bermajelis (mis. Demo, pergaulan bebas, atau yang lainnya).
11.   Bersenda gurau dengan hal-hal yang tidak senonoh.
12.    Sering bertengkar.
13.   Wanita yang pergi sendirian ke pasar tanpa mahram, bercakap-cakap (mengobrol) dengan para penjual dan berdesak-desakan dengan kaum lelaki.
14.   Mencorat-coret tembok dengan kata-kata yang kotor.
15.   Tidak merapikan diri, selalu berpakain yang kusut, suka menampakkan auratnya dan telanjang.

E.        TIPS MENDAPATKAN RASA MALU
1.       Selalu merasa diawasi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2.       Melihat dan memperhatikan kenikmatan Allah yang telah dianugerahkan kepadanya.
3.       Selalu mengingat dampak positip dari sifat malu tersebut, dan juga sebaliknya.
4.       Bergaul dengan orang-orang yang mempunyai sifat malu, dan menjauhi orang-orang yang tidak memiliki rasa malu.
5.       Senantiasa memerangi hawa nafsunya dan melatihnya agar dapat memiliki rasa malu.
6.       Menguatkan keimanan yang ada dalam dirinya.
7.       Senantiasa menjaga shalatnya.
8.       Membaca Al-Qur’an dengan  tadabbur (merenungkannya), sesungguhnya itu akan menunjukkannya kepada yang lebih lurus, termasuk sifat malu.
9.       Berusaha untuk jujur, karena itu akan mengajak kepada kebaikan, sedangkan malu itu termasuk suatu kebaikan.  Dan berusaha menjauhi perbuatan dusta, karena ia akan mengajak kepada perbuatan fajir (buruk).
10.   Berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Dia berkenan menjadikan engkau termasuk orang-orang yang memiliki rasa malu.
11.   Senantiasa mengingat sifat malu yang dimiliki oleh Para Nabi dan para Sahabatnya radhiyallahu ‘anhuma.
12.   Menyebarkan ruh sifat malu tersebut di tengah-tengah masyarakat.
13.   Berupaya keras menghilangkan hal-hal yang dapat menafikan / menghilangkan sifat malu tersebut.
14.   Mendidik anak agar terbiasa mempunyai sifat malu.
15.   Menasihati antar sesama manusia.

oOo


(Disadur dari kitab “Ringkasan Tema-Tema Islam Sehari-hari”, Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Terj. Nur Qamari, Elba, 2008.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar