Sabtu, 17 Februari 2018

SHALAT BERJAMA'AH




بِسْــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيــــــــْمِ


💬  Berkata Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah (semoga Allah merahmatinya),

“Tidak akan sempurna kewibawaan dan Agama seorang laki-laki hingga ia menjaga shalatnya secara berjamaah.”

📚 Tarikhul Islam, 9/102

‏قال الإمام الحافظ الذهبي رحمه الله :

لا تتم مروءة الرجل ودينه
حتى يلزم الصلاة في جماعة .

📚 تاريخ الإسلام  ( ٩/ ١٠٢) 



A.      A. KEUTAMAAN SHALAT
Sahalat di dalam  Agama Islam merupakan hal yang sangat penting dan prinsip karena ;
1.       Shalat merupakan rukun kedua di dalam Rukun-Rukun Islam.
2.       Ia merupakan amalan seorang hamba yang pertama kali di hisab pada Hari Kiamat.  Jika diterima shalatnya, maka diterima pula amalan yang lainnya.  Jika ditolak, maka ditolak pula amalan yang lainnya.
3.       Ia menjadi ciri khusus bagi orang-orang beriman dan bertakwa.
“Dan mereka mendirikan Shalat” (Al-Ayat).
4.       Barangsiapa menjaganya, berarti dia telah menjaga Agamanya.  Barangsiapa yang menyia-nyiakannya / mengabaikannya, berarti dia akan lebih menyia-nyiakan / mengabaikan amalan yang lainnya.
5.       Bahwasanya besarnya nilai Islam pada diri seseorang, adalah sebesar nilai shalat yang ada di dalam hatinya, dan besarnya kebahagiaan yang ia rasakan di dalam Islam sebesar kebahagiaan yang ia rasakan di dalam shalat.
6.       Ia merupakan tanda kecintaan seorang hamba kepada Tuhan-nya dan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat-nikmat-Nya yang telah dikaruniakan kepadanya.
(Baca artikel, NIKMAT).
7.       Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan untuk tetap menjaganya, baik pada saat berpergian maupun tidak, dalam keadaan aman maupun perang, dan dalam keadaan sehat maupun sakit, hingga nyawa berpisah dengan badan (ed.)
8.       Banyak nash-nash yang menyatakan Kufur-nya orang yang meninggalkan shalat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya),
“Sesungguhnya yang membedakan seorang muslim dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.”  (HR. Muslim), dan
“Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya sungguh dia telah kafir.”  (HSR. Ahmad)
Orang yang meninggalkan shalat, jika ia mati dalam keadaan demikian berarti dia Kafir, tidak dimandikan, tidak dikafani, tidak disahalatkan dan tidak dikuburkan di tempat pemakaman orang-orang muslim.  Keluarganya tidak boleh mengambil warisannya, tetapi hartanya diserahkan ke Baitul Mal kaum muslimin, dan dia akan memperoleh hukum-hukum meninggalkan shalat yang lain.

B.      BHAL-HAL MENOLONG SEORANG MUSLIM AGAR DAPAT MELAKUKAN SHALAT DENGAN BERJAMA’AH
1.       Memohon pertolongan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
2.       Berniat yang kuat dan tulus untuk melaksanakannya.
3.       Senantiasa mengingat manfaat shalat yang bisa dirasakan di dunia maupun di Akhirat.
4.       Melakukan beberapa usaha untuk itu, seperti meminta bantuan orang untuk mengingatkannya, berpesan kepada keluarganya untuk membangunkannya atau mengadakan kesepakatan dengan teman-temannya untuk selalu menjaga shalat berjamaah tersebut.
5.       Selalu mengingat besarnya hukuman bagi orang yang meninggalkan shalat
6.       Tidak terlalu berambisi dalam menggapai kemegahan dunia.
7.        Hendaknya tidak terlalu memforsir diri diluar kewajaran.
8.       Menjauhi berbagai macam perbuatan dosa, karena dosa akan memberatkan dirinya melakukan keta’atan.
9.       Berteman dengan orang-orang yang shalih dan menjauhkan diri dari orang-orang yang jahat.
10.   Tidak banyak makan dan minum, karena akan memberatkan melakukan keta’atan.
11.   Mengetahui dampak-dampak negatif dari meninggalkan shalat, seperti tekanan jiwa, gelisah dan banyak kesulitan dalam hidup.
Setelah mengetahui semua ini, pantaskah anda mengabaikan shalat berjamaah?  Lebih memilih bermalas-malasan dan tidur-tiduran daripada melakuklan keta’atan kepada Rabb semesta alam?  Tidak menginginkan berbagai kesenangan serta karamah yang telah disediakan Allah bagi orang-orang yang senantiasa menjaga shalat berjamaah?  Ataukah anda merasa aman dari pedihnya siksa yang disediakan Allah bagi orang-orang yang meremehkan shalat jamaah?

C.      C. MANFAAT SHALAT JAMAAH
Shalat jamaah dengan selalu menjaganya mempunyai manfaat dan faedah yang besar di dunia dan Akhirat, diantaranya adalah;
1.       Menjadi sebab diterimanya amalan-amalan yang lain (selain shalat).
2.       Menyelamatkannya dari sifat-sifat kemunafikan.
3.       Menjaganya dapat menjadikan dia tidak dikumpulkan bersama Fir’aun, Qarun, Haman dan Ubai bin Khalaf di akhirat kelak.
4.       Shalat merupakan penyejuk mata hati.
5.       Dapat menyenangkan, menguatkan dan menenangkan hati.
6.       Dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
7.       Menjadi pelita hati dan mencemerlangkan wajah.
8.       Menyehatkan anggota badan.
9.       Mendatangkan rezeki.
10.   Menghancurkan kezhaliman.
11.   Mengekang hawa nafsu.
12.   Menjaga kelanggengan nikmat, menolak bencana.
13.   Dapat menjadi sebab turunnya rahmat dan hilangnya kesedihan hati.
14.   Dapat menolak penyakit-penyakit hati, berupa nafsu syahwat dan berbagai macam syubhat (kerbathilan yang menyerupai kebenaran).
15.   Merupakan realisasi tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa, saling berwasiat dalam menetapi kebenaran dan kesabaran.
16.   Bisa saling mengenal antara sesama muslim.
17.   Sebagai pendorong bagi orang-orang yang masih belum ikut shalat jamaah.
18.   Untuk mengajari orang-orang yang jahil (bodoh, dan belum bisa shalat dengan benar).
19.   Membangkitkan kemarahan orang-orang munafik.
20.   Bisa menciptakan rasa kasih sayang antara sesama muslim, karena kedekatan badan bisa mengajak kepada kedekatan hati.
21.   Menampakkan syiar-syiar Islam dan sebagai bentuk dakwah kepadanya melalui ucapan dan perbuatan.
22.   Shalat mempunyai pengaruh yang mengagumkan dalam menolak berbagai keburukan dunia dan Akhirat.  Terutama bila hak-haknya ditunaikan.  Yaitu dengan menyempurnakan rukun-rukunnya, baik secara lahir maupun bathin.  Tidak ada sesuatu yang lebih baik untuk menolak kejahatan dunia dan Akhirat daripada ibadah shalat.  Demikian juga tidak ada sarana untuk memperopleh kebaikan dunia dan Akhirat yang lebih baik daripada shalat.  Karena ia merupakan tali penghubung antara seorang hamba dengan Rabb-nya.  Semakin kuat hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya, maka akan semakin lebar pula pintu-pintu kebaikan yang terbuka untuknya dan semakin kecil kejelekan atau bencana yang menimpa dirinya.
Tidaklah dua orang itu diuji dengan satu kesedihan, musibah atau penyakit, kecuali orang yang senantiasa menjaga shalatnya akan merasa lebih ringan dan lebih kecil bebannya, dan keselamatanlah yang akhirnya dia dapatkan.
23.   Shalat merupakan salah satu sebab untuk memudahkan kesulitan, dan meringankan beban penderitaan.  Tatkala terjadi krisis dan kesulitan yang berat, maka orang-orang yang benar keimanannya akan mendapatkan nilai shalatnya yang khusyu’, dampak positif dan berkah yang mengalir padanya.
24.   Ia merupakan salah satu sebab dihapuskannya kesalahan, diangkatnya derajat, ditambahkannya kebaikan dan semakin dekat dengan Rabb semesta Alam.
25.   Ia menjadi salah satu penyebab bagusnya akhlak, berserinya wajah dan ketenangan jiwa.
26.   Sebagai sebab untuk memotivasi tekad, memuliakan harga diri serta menjauhkan diri dari hal-hal yang nista.
27.   Ia merupakan pertolongan bagi jiwa yang tidak akan putus dan bekal yang tidak akan pernah habis.
28.   Shalat merupakan makanan dan minuman yang terbesar bagi pohon iman, ia akan mengokohkan dan menyuburkan iman tersebut.
29.   Senantiasa menjaga shalat dapat menguatkan kecintaan manusia terhadap amalan kebaikan, memudahkannya melaksanakan ketaatan, menghilangakan atau melemahkan dorongan-dorongan untuk berbuat jahat dan maksiat yang ada di dalam dirinya.  Ini adalah sebuah realita yang bisa dilihat dan dirasakan.  Anda tidaklah menjumpai seseorang yang senantiasa menjaga shalatnya, baik fardhu maupun sunnah kecuali anda akan menyaksikan pengaruh tersebut ada pada amalan-amalannya yang lain.
30.   Membuatnya tetap teguh dalam menghadapi semua cobaan.  Orang-orang yang senantiasa menjaga shalatnya, akan menjadi orang yang paling teguh dan tegar dalam menghadapi ujian dan cobaan.
31.   Ia dapat mengobarkan api kecemburuan (dalam hati orang-orang mukmin) terhadap orang-orang yang melanggar larangan-larangan Allah.
32.   Shalat merupakan obat penyakit hati. Seperti bakhil, dengki, tamak, gelisah, takut dan lain-lain.
33.   Diantara manfaat dari segi kedokteran; ia memadukan berbagai jenis olahraga yang dapat menguatkan anggota tubuh dan bermanfaat bagi badan.
Dapat bermanfaat untuk menmyembuhkan penyakit perut, karena ia adalah olahraga jiwa dan badan.  Ia mengandung beraneka gerakan dan posisi yang sebagian besar persendian ikut bergerak.  Demikian pula sebagian besar organ-organ tubuh bagian dalam seperti lambung, alat pernafasan, dan alat pencernaan.  Demikian juga dengan Thaharah (bersuci) yang diulang berkali-kali dalam sehari dan berbagai manfaat yang terdapat di dalamnya.  Semua manfaat itu dapat dirasakan dan dilihat, tidak ada yang menyanggahnya kecuali orang-orang bodoh.
Manfaat lain dari segi kesehatan adalah, bahwa ia dapat menyirami hati, menenangkan jiwa, dan menenteramkan pikiran.  Menurut para dokter usaha untuk menyenangkan, menenangkan dan menggembirakan hati serta menghilangkan sesuatu yang menyedihkannya termasuk salah satu sebab terbesar untuk memperoleh kesehatan, menolak penyakit dan meringankan rasa sakit.  Semua itu dipraktekkan, didapatkan dan dirasakan dalam shalat, khususnya shalat malam pada waktu-waktu sahur (sebelum subuh).
34.   Diantara manfaat shalat yang besar adalah, seperti yang dinyatakan Ilmu Kedokteran Mutakhir, bahwasanya otak akan berfungsi secara maksimal dengan shalat yang khusyu’, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh para dokter terkemuka pada zaman ini.  Hal ini merupakan salah satu dalil diantara dalil-dalil yang menerangkan sebab kuatnya pemikiran para Sahabat yang Mulia, sehat akal dan kuatnya firasat dan hati mereka.  Inilah  sedikit dari sekian banyak buah dari shalat baik di dunia maupun di Akhirat.  Karena manfaat shalat sebenarnya tidak terhitung.  Setiap kali bertambah perhatian seseorang muslim terhadap shalatnya, maka akan bertambah pula faedah yang dapat diambil darinya, demikian pula sebaliknya, semakin berkurang perhatian seorang muslim terhadap shalatnya, maka akan semakin berkurang pula manfaat yang dapat diraih darinya.

oOo

(Disadur dari “Ringkasan Tema-tema Islam Sehari-hari”, Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-hamd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar