Senin, 30 Januari 2023

SI MALAKAMA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

SI MALAKAMA

Beri aku kesempatan terakhir
Agar tak ada lagi sesal di hati
Mungkin esok lebih baik lagi

Ingin ku duduk di setiap bangku
Mengangkat pengalaman jadi guru
Agar kau tahu betapa besar penyesalanku

Aku mengerti kau telah kecewa
Tapi ingin kucoba
Siapa tahu esok kita kan bahagia

Meskipun kutahu hanya Dia yang bisa membuka hati
Kuharap kau mengerti
Hanya kaulah yang kucari

Jangan buat aku menderita
Bagai makan buah si malakama
Kuingin hatimu seluas samudera

oOo

(Buat orang-orang yang pernah menyesal)



JAGA MULUT - JAGA MATA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Cukuplah perhitungkan tentang diri kita;  Berapa ucapan kita yang ternyata telah membuat kerabat atau sahabat kecewa karenanya?  Kalimat yang setelah dipikir ulang tak seharusnya diucapkan. 

Juga mata!  Berapa kali dia berhasil meruntuhkan syukur karena melihat yang tak semestinya dilihat, atau terjadi karenanya fitnah hingga mengganggu (mengotori) pikiran yang sehat

Karenanya, Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah mengingatkan,

وأحق الأشياء بالضبط والقهر: اللسان والعين.

“Anggota tubuh yang paling wajib untuk ditahan ("disandera") dan dijaga adalah lisan dan mata.” (Shaidul Khathir, hlm. 26)

oOo


Disalin dengan editan dari;

Hari Ahadi, 05 Rajab 1444 / 27 Januari 2023

📡 https://t.me/nasehatetam 

🖥 www.nasehatetam.net

Minggu, 29 Januari 2023

FONDASI KESABARAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍️  Dari Abu Sulaiman Ad-Darany rahimahullah, beliau berkata:

"Tidak akan mampu bersabar menahan berbagai syahwat duniawi, kecuali orang yang di dalam hatinya tertanam berita-berita tentang negeri Akhirat, yang akan (lebih) menyibukkannya daripada persoalan duniawi."*


📚  Mausu'ah Ibni Abid Dunya, jilid 5 hlm 135.


*  Tiga tingkatan kesabaran;

1.  Sabar dalam melakukan ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya, merupakan tingkat kesabaran yang paling tinggi.

2.  Sabar dalam mengendalikan hawa nafsu, agar tidak berbuat maksiat.

3.  Sabar dalam menerima musibah, sebagai tingkat kesabaran terendah.

(Makna perkataan Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah, pen blog).

➖➖➖

عن أبي سليمان الداراني رحمه الله قال:

لا يصبر عن شهوات الدنيا إلا من كان في قلبه ما يشغله من الآخرة.

📚 موسوعة ابن أبي الدنيا ١٣٥/٥.


oOo

Disalin dengan editan dari;

 https://t.me/salafy_cirebon






MEWASPADAI SIKAP SOMBONG KARENA ILMU

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Wahb bin Munabbih رحمه الله berkata :

"Sesungguhnya ilmu dapat membuat sombong sebagaimana harta."

Masruq رحمه الله berkata :

"Cukuplah seseorang dikatakan berilmu jika ilmu tersebut membuahkan rasa takut kepada Allah عز و جل.  Sebaliknya, cukuplah seseorang dianggap bodoh tatkala membanggakan diri dengan ilmunya."

Abu Wahb Al-Marwazi رحمه الله berkata;

"Aku bertanya kepada Ibnul Mubarak tentang kesombongan,  Beliau menjawab, '(Kesombongan) adalah engkau meremehkan dan merendahkan manusia.'  Kemudian aku bertanya kepadanya mengenai ujub (bangga diri). Beliau pun menjawab, '(Ujub) adalah engkau memandang bahwa dirimu memiliki sesuatu yang tidak ada pada orang lain."

Ibnu Abdil Barr رحمه الله berkata :

"Diantara adab seorang 'alim yang paling utama adalah bersikap rendah hati (tawadhu') dan tidak ujub,  yakni merasa sombong, bangga, dan terkagum-kagum terhadap ilmu yang dimilikinya.  Adab berikutnya, ia berusaha menjauhi kecintaan terhadap kepemimpinan (jabatan) dengan sebab ilmunya."

Al-Baihaqi رحمه الله berkata :

"Ketahuilah, fondasi dari suatu kedudukan adalah senang dengan tersebarnya reputasi, cinta ketenaran, dan kemasyhuran, padahal itu merupakan bahaya yang sangat besar.  Adapun keselamatan itu terdapat pada lawannya, yakni menjauhi ketenaran."*

Para Ulama tidak bertujuan mencari kemansyhuran.  Tidak pula mereka menampakkan dan menawarkan diri untuk tujuan tersebut.  Mereka juga tidak menempuh sebab-sebab yang menyampaikan ke arah sana.  Apabila ternyata kemansyhuran tersebut datang dari sisi Allah سبحان و تعالى mereka berusaha melarikan diri darinya.  Mereka lebih mengutamakan ketidaktenaran.


(An-Nubadz fi Adabi Thalabil Ilmi. Hal : 185-186)


*  Berbeda jauh dengan "manusia zaman now" yang menginginkan, bahkan memburu ketenaran (viral), (pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari;

Majalah Asy Syariah | No.73/VII/1432 H/2011 M | Hal 1

Sabtu, 28 Januari 2023

HAKIKAT ISLAM

 


بسم الله الرحمن الرحيم

🔸 Berkata Al-'Allamah Ahmad An-Najmi rahimahullah :

"Islam yang hakiki adalah As-Sunnah, maka siapa yang konsisten dengan As-Sunnah dan menegakkannya, maka dia telah menegakkan Islam (dengan benar dan kaffah / menyeluruh)."

📚  [Irsyadus Sari, 24]


قـــَالَ العَــــلّامَہ أَحـــْمَد النَّــجْمِــﮯ - رَحِمَہُ اللَّه تـعالـــﮯ -

« الإسْـــــلامُ الحقِـيقــﮯ هُــــو السُّـنَّہ فَــمن استـــقامَ عـَلـــﮯ السـُّـنَّہ و أقــــامهَا فـَقد أقــــَام الإســـــلامَ » .

📚 إرشَاد الســــَارِي ( ٢٤ )


oOo


Disalin dengan editan dari;

📑 WhatsApp Ashhaabus Sunnah

اصحاب الســنة [📕]

📝💻 Majmu'ah Hikmah Salafiyyah || ▶ https://t.me/hikmahsalafiyyah


Jumat, 27 Januari 2023

BAGIAN DARI HARI-HARI

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah;

"Wahai sekalian anak-cucu Adam, kalian hanyalah bagian dari hari-hari.  Setiap kali berlalu satu hari - hilang pula sebagian dari kalian."*

(Siyar A'lam An-Nubala,  4/585)


*  Cuma menunggu giliran, kapan nyawa kita akan diambil oleh Malaikat maut, (pen blog).

oOo

Minggu, 22 Januari 2023

MUSIBAH TERBERAT DALAM HIDUP

 


بسم الله الرحمن الرحيم

💬  Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah

“Semua musibah selain musibah yang menimpa Agama (seseorang) adalah perkara yang ringan, dan sesungguhnya musibah-musibah tersebut hakikatnya adalah nikmat (Mengurangi dosa, pen blog)Dan musibah yang sebenarnya (terberat) adalah musibah yang menimpa Agama.”*

📚  Madarijus As Salikin, 1/306


✍️ قال الإمام ابن القيم رحمه الله تعالى :

 كُلَّ مُصِيبَةٍ دُونَ مُصِيبَةِ الدِّينِ فَهَيِّنَةٌ ، وَأَنَّهَا فِي الْحَقِيقَةِ نِعْمَةٌ ، وَالْمُصِيبَةُ الْحَقِيقِيَّةُ مُصِيبَةُ الدِّينِ .

 مدارج السالكين (٣٠٦/١) 🌱


*  Karena penyimpangan (kesesatan) dalam beragama adalah ujian atau hukuman terberat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala akibat menolak kebenaran.  Tetapi ini hanya bisa dirasakan orang-orang yang masih hidup hatinya, rasa bersalah setelah melakukan dosa besar, masih mampu membedakan antara al-haq dengan al-bathil.  Membedakan jalan yang lurus dan bengkok.  Antara syubhat dengan kebenaran.  

Orang yang di dalam hatinya bersarang berbagai penyakit - bahkan hatinya telah mati, sulit baginya memahami perkataan 'ulama ini, bahkan tidak merasakan keanehan sama sekali di dalam dirinya. 

Apalah artinya luka bagi sepotong jasad?, (pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari;

⏩ Channel Telegram: https://telegram.me/qoulussalaf




Kamis, 19 Januari 2023

GAMBARAN RINCI ORANG YANG AKAN MENGALAMI SIKSA KUBUR

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Salah satu keyakinan (I'tiqad) yang shahih dari Ahli Sunnah, adalah adanya nikmat dan siksa kubur yang dialami oleh setiap orang yang telah meninggal dunia.

Khususnya tentang siksa kubur, mereka disiksa akibat kebodohan mereka tentang Allah dan Rasul-Nya, karena Allah tidak akan menyiksa roh orang yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Sebagian besar amalan yang akan mendatangkan siksa kubur itu seringkali dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja (sepele) oleh manusia akhir zaman.  Tanpa rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Maka, jika mereka tidak sempat bertaubat sebelum meninggal dunia, bisa dipastikan akan mengalami siksaan di dalam kuburnya.  Di antara perbuatan tersebut; 


1.  Mengadu domba, berdusta dan ghibah (menggunjing).

2.  Memberikan kesaksian palsu.

3.  Menuduh wanita yang suci (berzina).

4.  Menyebarkan fitnah (hoaks).

5.  Mengajak kepada Bid'ah (sesuatu yang diada-adakan dalam syariat Islam).

6.  Berkata tentang Allah dan Rasul-Nya tanpa ilmu pengetahuan yang shahih.

7.  Berbicara semaunya tanpa aturan (Adab dan kaidah syar'i).

8.  Memakan riba (mis. Bunga Bank, rentenir).  Baik yang menerima, memberi, penulisnya, dan saksi-saksinya.

9.  Mengambil harta anak yatim.

10.  Memakan uang sogok (suap).

11.  Mengambil harta saudara sesama muslim secara tidak benar, atau mengambil harta ahli dzimmah (komunitas non muslim yang hidup dalam jaminan keamanan di tengah kaum muslimin).

12.  Meminum minuman yang memabukkan.

13.  Berzina dan Homoseks.

14.  Mencuri dan menipu.

15.  Menimbun barang, yang menyebabkan kelangkaan dan melonjaknya harga.

16.  Melanggar hal-hal yang disucikan Allah.

17.  Menggugurkan apa-apa yang Allah wajibkan.

18.  Mengganggu dan menyakiti orang-orang muslim.

19.  Mencari-cari aib orang muslim.

20.  Orang yang menetapkan hukum tidak menurut apa yang Allah turunkan (Al-Qur'an dan As-Sunnah).

21.  Mengeluarkan fatwa yang bertentangan dengan apa (hukum) yang Allah turunkan.

22.  Membantu perbuatan dosa dan permusuhan.

23.  Membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh.

24.  Menggugurkan hak-hak Asma Allah dan Sifat-sifat-Nya.

25.  Mengingkari Asma Allah dan Sifat-sifat-Nya.

26.  Mendahulukan pendapat dan pemikiran diri sendiri daripada Sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.

27.  Meratap tangis anggota keluarga yang meninggal, serta orang-orang yang mendiamkan hal tersebut.

28.  Mendendangkan lagu-lagu yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya, serta orang yang mendengarkan nya.

29.  Mendirikan masjid di atas kuburan, dan menyalakan lampu di sana.

30.  Berbuat curang saat menimbang barang, dengan cara meminta tambahan jika ia menginginkan barang yang ditimbang, dan mengurangi timbangan jika menjual pada orang lain.

31.  Berbuat semena-mena, sombong (menolak kebenaran dan merendahkan manusia),  membanggakan diri, dan pamer.

32.  Mengolok-olok dan mencela orang-orang Salaf (Generasi terbaik Islam).

33.  Mendatangi dukun, peramal, dan ahli nujum, bertanya tentang ini dan itu serta mempercayainya.

34.  Membantu orang-orang zhalim yang menjual Akhiratnya untuk meraih dunia.

35.  Tidak acuh bila diingatkan agar takut kepada Allah akibat kedurhakaan yang dilakukan, dan langsung bereaksi jika diingatkan agar takut kepada manusia yang memang menakutkan.

36.  Mengetahui petunjuk Allah dan Rasul-Nya tetapi tidak mau mengikutinya, dan tidak peduli.

37.  Menerima semua perkataan orang yang disangka baik, tidak peduli apakah yang disampaikan itu benar atau salah (berdasarkan timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah), dan sama sekali tidak menentangnya.

38.  Mendengarkan bacaan Al-Qur'an sementara hatinya tidak terketuk (tergerak) sama sekali dengan kandungannya, bahkan merasa risih oleh bacaan itu.  Sebaliknya jika mendengar perkataan Syaithan, nyanyi-nyanyian dan lagu-lagu ia langsung tergerak untuk menyimaknya.

39.  Bersumpah palsu atas nama Allah, serta berdusta.

40.  Bangga dengan kedurhakaan yang dilakukan, dan menyebar-luaskan di kalangan rekan-rekannya (followers).  Atau, melakukan kedurhakaan secara terang-terangan.

41.  Mengucapkan perkataan kotor dan jorok, mengumpat, dan menghina yang mencerminkan akhlak yang buruk.

42.  Menangguhkan pelaksanaan shalat hingga akhir waktu, dan tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit.

43.  Tidak menunaikan zakat mal dengan suka rela dari hatinya.

44.  Tidak menunaikan ibadah haji meskipun telah memiliki kemampuan.

45.  Tidak memenuhi hak meskipun dia sanggup melakukannya.

46.  Tidak peduli sumber harta yang diperoleh, apakah dari yang halal atau haram.

47.  Tidak menyambung tali persaudaraan, tidak mengasihi orang miskin, janda, anak yatim, dan hewan peliharaan.  Tidak pula menganjurkan orang lain mengasihi orang miskin.

Dan banyak lagi rincian yang lain, yang berkaitan dengan banyak sedikitnya, kecil atau besarnya.

Karena begitu banyak manusia yang melazimkan perbuatan-perbuatan di atas, maka banyak pula para penghuni kubur yang mengalami siksaan.  Sedikit sekali orang yang bisa terbebas dari siksa (adzab) kubur.

Secara kasat mata kuburan hanya sekedar gundukan tanah yang ditandai dengan batu nisan, namun di dalamnya terdapat berbagai siksaan dan panas yang menggelegak seperti air mendidih dalam sebuah bejana.  Mereka tidak lagi memiliki keinginan dan syahwat.

Demi Allah, peringatan telah disampaikan, tetapi perkataan orang yang menyampaikan sering kali tidak digubris.

Wahai orang-orang yang membangun kehidupan dunia, kalian berada di sana dan begitu cepat kalian akan meninggalkannya.  Kalian merobohkan tempat tinggal, padahal ke sanalah kalian akan berpindah.  Kalian membangun rumah yang tidak akan ditempati, dan kalian robohkan satu-satunya tempat tinggal yang akan ditempati selama-lamanya.  Itulah rumah tempat menuai apa yang ditanam.  Semua ini dapat dijadikan pelajaran, yakni antara taman-taman Surga dan lubang api Neraka.

(Disadur dari kitab ROH, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)


oOo

 

Rabu, 18 Januari 2023

MENUNTUT ILMU AGAMA LEBIH UTAMA DARIPADA AMALAN SUNNAH

 


بسم الله الرحمن الرحيم

💬  Berkata Al-Imam, Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah,

“Dan sungguh para imam mazhab yang empat telah menyatakan (sepakat), bahwa menuntut Ilmu Agama lebih utama daripada menegakkan shalat sunnah.  Dan shalat sunnah lebih utama daripada puasa sunnah.  Maka menuntut Ilmu Agama gama lebih utama daripada puasa sunnah berdasarkan perbandingan yang pertama.

Sesungguhnya Ilmu Agama adalah cahaya yang akan menerangi gelapnya kebodohan dan kegelapan hawa nafsu.  Maka, barangsiapa yang menempuh jalan tanpa pencahayaan, ia tidak akan merasa aman untuk jatuh ke dalam lubang kebinasaan sehingga diapun binasa.

📚  Lathaiful Ma’arif, 1/125


📌 طَلبُ العِلمِ الشَّرعِي أَفضَلُ مِن نَوَافِلِ العِبادَاتِ

✍️ قال الحافظ ابن رجب-رحمه الله تبارك وتعالى- (ت 795 هـ) :

" وقد نص الأئمة الأربعة على أن 👇

طلب العلم أفضل من صلاة النافلة والصلاة أفضل من الصيام المتطوع به فيكون العلم أفضل من الصيام بطريق الأولى 

فإن العلم مصباح يستضاء به في ظلمة الجهل والهوى 

فمن سار في طريق على غير مصباح لم يأمن أن يقع في بئر بوار فيعطب ".

📚 لطائف المعارف ( 125/1 )


oOo


Disalin dengan editan dari;

⏩ Channel Telegram: https://telegram.me/qoulussalaf



KIAT MENJAGA KEUTUHAN RUMAH TANGGA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

🔸Berkata Sahabat yang mulia, Abu Darda' radhiyallahu 'anhu kepada Ummu Darda' radhiyallahu 'anha:

إذا غضبتُ فرضِّيني ، و إذا غضبتِ رضَّيتك ،

فإذا لم نكنْ هكذا ، ما اسرع ما نفترق . 

روضة العقلاء" ١٠٦.


🌾  "Apabila aku sedang marah, maka ridhalah engkau kepadaku.

🌷  Begitu pula ketika engkau marah, maka aku akan berusaha untuk ridha kepadamu.

💥  Kalau kita tidak demikian, niscaya akan begitu cepat kita berpisah (bercerai)."


📚  Raudhatul 'Uqala (hal. 106).


oOo

Disalin dengan editan dari;

🔰🌠Forum Salafy Purbalingga

http://tlgrm.me/ForumSalafyPurbalingga

Selasa, 17 Januari 2023

PUNCAK ZUHUD

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah;

"Sesungguhnya pendek angan-angan mengharuskan (seseorang) cinta perjumpaan dengan Allah, dengan keluar dari dunia ini.  Sedangkan panjang angan-angan mengharuskan (seseorang) cinta untuk tinggal berlama-lama di dunia.  Barangsiapa memendekkan angan-angannya, maka sungguh dia tidak suka tinggal di dunia - dan ini merupakan puncak dari sifat Zuhud di dunia."

(Jami' Al-'Ulum wa Al-hikam, 2/184)

oOo

Minggu, 15 Januari 2023

AHLUSSUNAH PASTI MENDO'AKAN KEBAIKAN BAGI PENGUASANYA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

💬  Berkata  Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah,


“Orang yang tidak mendoakan kebaikan bagi penguasanya (Pemimpin yang muslim), maka pada dirinya terdapat satu kebid’ahan dari kebid’ahan yang jelek, yaitu kebid’ahannya Khawarij (yakni pemberontak / keluar dari ketaatan terhadap Pemerintah muslim yang sah).  Jika engkau memang seorang pemberi nasihat kepada agama Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya ﷺ dan Pemimpin kaum muslimin serta masyarakatnya, pastilah engkau mendoakan penguasamu.  Karena apabila baik penguasanya, maka akan baik pula rakyatnya.”


📚  Liqa-ul Babil Maftuh, 169


الذي لا يدعو للسلطان فيه بدعة من بدعة قبيحة، وهي: الخوارج -الخروج على الأئمة - ولو كنت ناصحاً لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم لدعوت للسلطان ؛ لأن السلطان إذا صلح صلحت الرعية


oOo


Disalin dengan editan dari;

🖥 Qoulus Salaf (Ucapannya Salaf)

⏩ Channel Telegram: https://telegram.me/qoulussalaf




TIGA PERKARA MENDATANGKAN KEBAIKAN

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-Imam Wahb bin Munabih rahimahullah Ta'ala:

"Ada tiga perkara, barangsiapa yang ada padanya niscaya dia akan mendapatkan kebaikan:

1️⃣.  Kedermawanan

2️⃣.  Sabar atas berbagai gangguan

3️⃣.  Tutur kata  yang baik."


📚  (Siyar A'lamin Nubala, 4/550)


‏قال وهب بن منبه رحمه الله تعالى :

ثلاث من كن فيه أصاب البر : السخاء والصبر على الأذى ، وطيب الكلام .

📚- سير أعلام النبلاء ( ٥٥٠/٤) - 


oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎  WhatsApp Salafy Cirebon

⏯ *Channel Telegram* || https://t.me/salafy_cirebon







Selasa, 10 Januari 2023

CINTA DUNIA PENYEBAB KESEDIHAN SAAT MENINGGAL

 


بسم الله الرحمان الرحيم

إن الإستكثار من الدنيا يوجب الهم والغم، ، وكلما كثر التعلق بها تألمت النفس بمفارقتها عند الموت.

جامع العلوم والحكم، صفحة: ٦٥٠

🌏  "Sesungguhnya ambisi terhadap dunia menimbulkan kesusahan dan kesedihan.

⛓️  Dan semakin seseorang tergantung (cinta) pada dunia, maka jiwanya akan merasakan sakit (sedih) ketika berpisah dengannya pada saat kematian."

📚  Jami'ul Ulum wal Hikam, hal 650.


oOo

Disalin dengan editan dari;

📱 http://t.me/nisaaassunnah 

🌐 http://www.nisaa-assunnah.com



MEMINTA-MINTA MENDEKATKAN KEPADA ALLAH

 


بسم الله الرحمن الرحيم

🎙️ Abu Bakr Al-Warraq pernah ditanya,

علمني شيئاً يقربني إلى الله، ويقربني من الناس

"Ajarkanlah kepadaku sesuatu yang bisa mendekatkanku kepada Allah Ta'ala dan kepada manusia.

Maka beliau menjawab,

 أما الذي يقربك من الله فمسألته تعالى وأما الذي يقربك من الناس فترك مسألتهم.


'Adapun yang akan mendekatkanmu kepada Allah Ta'ala adalah engkau meminta-minta kepada-Nya. 

Dan yang akan mendekatkanmu kepada manusia adalah engkau tidak meminta-minta kepada mereka'."


📓  Shifatus Shafwah, 4/166


oOo

Disalin dengan editan dari 

https://t.me/KajianIslamTemanggung



DUNIA TERCELA KARENA PERBUATAN MANUSIA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

إن الذم للدنيا ليس راجعا إلى زمانها الذي هو الليل والنهار ولا إلى مكان الدنيا الذي هو الأرض و الجبال والبحار والأنهار وإنما الذم راجع إلى أفعال بني آدم الواقعة في الدنيا لأن غالبها واقع الذنوب أو لا ينفع.

جامع العلوم والحكم ، صفحة: ٦٤٩ - ٦٥٠


⏳ "Sesungguhnya tercelanya dunia bukan pada waktu-waktunya berupa malam dan siangnya, 

🌋 bukan pula pada tempatnya yang berupa bumi, gunung-gunung, lautan dan sungai-sungainya.

💢 Akan tetapi tercelanya dunia hanyalah karena AMAL PERBUATAN manusia yang mayoritas BERDOSA dan TIDAK BERMANFAAT."


📚  Jami'ul Ulum wal Hikam, hal 649 - 650.

oOo


Disalin dengan editan dari;

📱 http://t.me/nisaaassunnah 

🌐 http://www.nisaa-assunnah.com



Minggu, 08 Januari 2023

SIANG DAN MALAM MENJADI SAKSI PERBUATAN MANUSIA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

قال مجاهد : ما من يوم إلا يقول : ابن آدم قد دخلت عليك اليوم ولن أرجع إليك بعد اليوم، فانظر ماذا تعمل في، فإذا انقضى طوى ثم يختم عليه فلا يفك حتى يكون الله هو الذي يفضه يوم القيامة، ولا ليلة إلا تقول كذلك.

أخرجه : أبو نعيم في 'حلية ٣/٢٩٢


💬  Berkata Mujahid رحمه الله, "Tidaklah datang satu hari kecuali ia berkata,

🔸"Anak cucu Adam (manusia), hari ini aku datang padamu dan aku tidak akan kembali lagi kepadamu setelah hari ini,

🔸maka lihatlah apa yang kamu kerjakan di dalam hariku ini. 

🔸Dan jika telah berlalu hari itu maka dilipat dan disegel, dan tidak dibuka hingga Allah yang membukanya pada Hari Kiamat.

Dan tidaklah datang malam hari kecuali berkata seperti itu pula."


📚  Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah: 3/292.


oOo


Disalin dengan editan dari;

📱 http://t.me/nisaaassunnah 

🌐 http://www.nisaa-assunnah.com



NASIHAT BAGI YANG TELAH BERUMUR 50 TAHUN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

"Allah tidak lagi memberi alasan (udzur / alibi) bagi siapa saja yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun." (HR.  Al-Bukhari)


Al-Khattabi berkata:

"Maknanya, orang yang telah Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keudzuran / alasan / alibi, karena usia 50 tahun merupakan usia yang telah dekat dengan kematian.

Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap-siap bertemu Allah.

(Tafsir Al-Qurthubi)


"Bila telah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai..."

"Lakukan yang terbaik pada sisa usia senjamu, bertaubatlah dan berdo'a agar Allah mengampuni dosa-dosa yang telah lalu."

"Tetapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa sekarang sekaligus."

Maka para 'alim 'ulama memberi nasihat cara menjalani umur yang telah mencapai 50 tahun:

1. Jangan berlebihan dalam berhias, bersolek, dan berpakaian.

2. Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal-amal shalih (bermewah-mewahan).

3. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amalmu.

4. Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur.

5. Perbanyak do'a mengharap keridha-an Allah agar Husnul Khatimah (Akhir hayat yang baik) dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah (Akhir hayat yang buruk).

6. Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.

7.  Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.

8. Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya.

9. Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah dizhalimi.

10. Tingkatkan amal shalih terutama amal jariah yang akan terus (mengalir) memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.

11. Maafkan kesalahan orang kepada kita, walau sebesar apapun kesalahan itu.

12. Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru, meskipun untuk menolong orang lain.

13. Berhentilah dari segala maksiat!

Mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu.

Tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu.

Mulut, berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah (menggunjing), fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain.

Telinga, berhentilah mendengar hal-hal yang haram dan tak bermanfaat.

14. Berbaik sangkalah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa dirimu.

15. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar dan taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, meskipun Anda belum berusia 50 tahun, karena...

KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR

Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan, bukan dengan kedustaan dan kezhaliman."


(Al-Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

oOo

Sabtu, 07 Januari 2023

KEDUSTAAN MENGHALANGI KEJERNIHAN PEMAHAMAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

إياك والكذب؛ فإنه يفسد عليك تصور المعلومات على ما هي عليه، ويفسد عليك تصويرها وتعليمها للناس.


"Jauhilah kedustaan, karena sesungguhnya kedustaan itu akan merusak pengetahuanmu tentang kondisi yang sebenarnya dari suatu informasi.*

Sekaligus kedustaan itu menyebabkan engkau tidak mampu menggambarkan dan mengajarkan suatu informasi kepada manusia dengan tepat."


[Al-Fawâid: 135]


*  Terutama mendustai diri sendiri, karena keengganan menerima kebenaran yang datang dari Al-Qur'an dan As-Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, takut menyelisihi kebanyakan manusia, dan menghadapi celaan mereka.

Atau, ingin "main aman", takut mengungkap kebenaran.  Perilaku ini sangat tercela di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan sangat dibenci Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, merupakan karakter orang-orang munafik, 

(pen blog).


oOo


Disalin dengan editan dari;

TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM

ARCHIVE : http://bit.ly/arc_AM


Jumat, 06 Januari 2023

APAKAH ILMUMU BERMANFAAT?

 


بسم الله الرحمان الرحيم 

Berikut ini ciri-ciri Ilmu yang bermanfaat bagi diri seseorang;

والعلم النافع هو ما يزيد في خوفك من الله تعالى، ويزيد في بصيرتك بعيوب نفسك، ويزيد في معرفتك بعبادة ربك، ويقلل من رغبتك في الدنيا، ويزيد في رغبتك في الآخرة. 


“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang:

*  Menjadikanmu bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala;

-  Menyadarkanmu bahwa dirimu miliki banyak cela (aib);

-  Menambah pemahaman terhadap cara beribadah yang benar kepada-Nya;

-  Mengurangi hasrat terhadap dunia;

-  Dan meningkatkan cinta terhadap negeri Akhirat.” 

(Bidayah Al-Hidayah, hlm. 38; melalui Al-‘Ilmu An-Nafiʼ hlm. 9)

Sudahkah ilmu yang anda miliki menjadikanmu seperti ini?  Temukan sendiri jawabnya.


oOo


Disalin dengan editan dari;

Hari Ahadi, 12 Jumadil Akhir 1444 / 05 Januari 2023

📡 https://t.me/nasehatetam 

🖥 www.nasehatetam.net

Kamis, 05 Januari 2023

RIDHA DENGAN PILIHAN ALLAH

 


بسم الله الرحمان الرحيم

💬  Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

العبد لا يقترح على ربه ولا يختار عليه ولايسأله ما ليس له به علم فلعل مضرته وهلاكه فيه وهو لا يعلم.


"Janganlah seorang hamba mengkritisi (keputusan) Rabb-nya, pilihan-Nya, dan  janganlah meminta kepada-Nya sesuatu yang tidak dia ketahui ilmunya.

Boleh jadi kerugian hamba tersebut dan kebinasaannya ada pada pilihannya, sementara dia tidak mengetahuinya."


✍  Al-Fawaid, 1/137


oOo


Disalin dengan editan dari;

https://t.me/KajianIslamTemanggung

BERMEGAH-MEGAHAN TELAH MELALAIKAN MANUSIA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Sesungguhnya manusia diciptakan untuk suatu hikmah yang sangat agung lagi mulia.  Allah paparkan hal ini dengan jelas dan gamblang, bahwa tujuan penciptaan manusia agar mereka beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى.  

; (QS. Adz-Dzariyat; 56)

Oleh karenanya, setiap hamba harus memberikan perhatian lebih dan sungguh-sungguh terhadap hikmah yang mulia ini, dan berusaha untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.  Di samping harus selalu waspada terhadap godaan dunia yang melalaikan dari hikmah penciptaan dirinya di alam dunia. 

Allah سبحانه وتعالى mencela siapa saja yang tenggelam dalam kemegahan dunia yang fana dan hina.  Turunlah sebuah surat yang secara utuh mulai dari awal hingga akhir menjelaskan tentang ancaman bagi para hamba (baca; budak) dunia.  Allah سبحانه وتعالى pun berfirman:

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (١) حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (٢)

“Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, hingga kalian masuk ke liang kubur." 

(QS. At-Takatsur: 1-2)


Pada ayat di atas tidak disebutkan obyek yang digunakan manusia sebagai sarana untuk bermegah-megahan.  Ayat ini mencakup segala sarana yang digunakan oleh manusia untuk bermegah-megahan dan berbangga-bangga di dunia.  Baik berupa harta benda, anak keturunan, pengikut (followers), bala tentara, pelayan, kedudukan (jabatan), dan lain sebagainya dari urusan duniawi. 

Semua masuk dalam cakupan ayat ini selama seseorang menjadikannya sebagai sarana untuk saling bermegah-megahan dan berbangga banggaan satu sama lain. Sehingga, secara tersirat ayat ini memerintahkan agar seorang hamba memanfaatkan berbagai kenikmatan dunia tersebut dalam hal yang baik. Menjadikannya sebagai sarana pendukung untuk beribadah dan beramal kebajikan.

Ayat ini menegaskan, bahwa bermegah-megahan (Hedonisme) dalam urusan dunia pasti akan melalaikan dari Allah سبحانه وتعالى dan kehidupan Akhirat.  Bahkan pelakunya tidak mampu untuk melepaskan diri darinya hingga ia masuk ke liang kubur.  Ibnu Abi Hatim رحمه الله mengisahkan, ayat tersebut turun pada dua kabilah dari kalangan orang Anshar.  Yaitu kabilah Bani Haritsah dan kabilah Bani Al-Harits. 

Mereka saling berbangga dan bermegahan dengan kelebihan yang mereka miliki.  Salah satu kabilah menyatakan kepada yang lain, “Apakah di antara kalian ada orang seperti Fulan bin Fulan❓"  Lantas hal ini menyebabkan kabilah yang lain menyatakan hal yang sama.  Mereka saling membanggakan keberadaan orang-orang yang masih hidup di antara mereka. 

Kemudian sebagian dari mereka mengatakan, "Mari kita pergi ke kuburan.” Setibanya di sana mereka berkata,” Apakah di antara kalian ada orang yang semisal dengan dia (seraya mengisyaratkan kepada sebuah kuburan).”  Kabilah yang lain juga melakukan hal yang sama. Akhirnya Allah menurunkan firman-Nya:

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (١)

“Bermegah-megahan telah melalaikan kalian."

Pada ayat berikutnya, digunakan kata 'ziyarah' yang artinya berkunjung. Mereka adalah para pengunjung kuburan bukan orang-orang yang menetap (penghuni) di sana.  Sehingga, ayat ini menyiratkan bahwa alam barzakh (kubur) sekadar tempat persinggahan.  Mereka tidak akan selamanya berada di kuburan tersebut, namun sekadar mengunjungi dan melaluinya. 

Suatu saat, mereka akan dibangkitkan menuju ke sebuah negeri yang kekal dan abadi yaitu Surga atau Neraka. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Asy-Syikhkhir, ia berkisah, "Aku pernah datang menemui Nabi ﷺ. 

Rupanya saat itu Beliau sedang membaca firman Allah سبحانه وتعالى, “Alhakumut takatsur” lantas Beliau bersabda yang artinya, "Anak Adam berkata, 'Hartaku, hartaku. Wahai anak Adam bukankah hartamu adalah apa yang engkau makan lalu habis, pakaian yang engkau kenakan lantas usang, dan apa yang disedekahkan lantas berlalu?” 

Rasulullah ﷺ mengingatkan siapa  saja yang berbangga-bangga dan bermegah-megahan dengan hartanya. Bahwa, sejatinya harta yang dia miliki itu hanya sedikit.  Beliau memberikan contoh seperti makanan dan pakaian yang merupakan kebutuhan pokok manusia.  Sehingga, tidak ada yang bisa dibanggakan dari harta dunia yang secuil tersebut.  Bahkan dunia dan seisinya ini sangatlah rendah dan hina di Mata Allah سبحانه وتعالى.  Begitu banyak dalil dari Al-Qur'an dan hadits yang menjelaskan tentang rendahnya dunia karena menjauhkan manusia dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Selanjutnya Allah memberikan ancaman yang sangat keras dan serius terhadap orang-orang yang terlalaikan dengan kemegahan tersebut.  Dia tidak sadar bahwa kemegahan tersebut hanyalah kesenangan sementara yang menipu (semu) dan merugikan kehidupan Akhirat-nya.  la tidak mengetahui kebinasaan yang diakibatkan perbuatan tersebut.  Andaikan dia mengetahui, tentu ia tidak akan terlena dan berbangga-bangga dengan hartanya. 

Namun, ketiadaan pengetahuan dan kesadaran tersebut membuatnya tenggelam dalam kebinasaan - hingga ia masuk ke liang lahat.  Dan jika tabir telah terkuak, maka yang tersisa hanyalah penyesalan dari pelakunya. 

Dia sangat berharap seandainya Allah menghidupkannya kembali, niscaya dia akan banyak berbuat kebajikan. Hal ini sebagaimana Allah kisahkan dalam firman-Nya سبحانه وتعالى yang artinya, "Ya Rabbi, kembalikanlah aku ke dunia, agar aku berbuat amal shalih terhadap apa yang telah kutinggalkan." 

(QS. Al-Mu'minun: 100).

Namun Allah سبحانه وتعالى membantah pernyataan ini pada ayat berikutnya, dan Dia mengetahui bahwa apa yang dikatakan manusia tersebut tidaklah benar, “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja." 

(QS. Al-Mu'minun: 101) 

Allah سبحانه وتعالى menegaskan, bahwa pernyataan tersebut hanya sekadar ucapan di bibir semata.   Sebab, kalaupun mereka dikembalikan ke dunia, mereka hanya akan mengulangi perbuatan yang sama.

Perhatikanlah wahai para pembaca yang budiman, meskipun dia bertawasul kepada Allah dengan menyatakan 'Wahai Rabbku' (yakni, bertawasul dengan menyebut sifat Rububiyah-Nya) dan menyebutkan alasannya yang baik, tetap saja permohonannya tidak dikabulkan Allah سبحانه وتعالى.

Allah Maha Mengetahui karakter dan tabiat hamba-hamba-Nya.  Sekiranya ia diberi kesempatan sekali lagi, maka ia juga tidak akan merealisasikan janjinya tersebut.  Allah سبحانه وتعالى menegaskan hal ini dalam ayat lain (yang artinya), 

“Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang melakukannya.” 

(QS. Al-An'am: 28).

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (ه)

“Sekali-kali tidak!  Seandainya kalian mengetahui ilmu yaqin." 

(QS. At-Takatsur: 5)

Maka seandainya orang yang bermegah-megahan itu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. Ilmul yaqin adalah sebuah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada perkara penting yang tidak diragukan lagi kebenarannya.  Andaikan hakikat ilmu ini sampai ke dalam qalbu dan menyatu dengannya, niscaya manusia tidak terlalaikan dengan kemegahan dunia tersebut. 

Karena sekedar pengetahuan tentang keburukan sesuatu dan dampaknya, tidak cukup sebagai pendorong untuk meninggalkan sesuatu tersebut. Namun jika seorang hamba telah memiliki ilmul yaqin, maka dorongan yang ditimbulkan oleh ilmu ini untuk meninggalkannya akan lebih kuat.  Terlebih lagi jika telah mencapai derajat 'ainul yaqin, maka dorongan yang ditimbulkan akan semakin kuat.

Syaikh As-Sa'dy رحمه الله menjelaskan bahwa yakin mempunyai tiga tingkatan:

1. Ilmul yaqin, yaitu ilmu yang diperoleh melalui berita (informasi).

2. Ainul yaqin, yaitu ilmu yang diperoleh dengan pandangan mata (penglihatan).  Tingkatan ini lebih tinggi daripada tingkatan sebelumnya.

3. Haqqul yakin, yaitu ilmu yang diperoleh dengan merasakannya secara langsung.  Inilah tingkatan yakin yang paling tinggi dan kuat.

Syaikhul Islam رحمه الله menggambarkan ketiga tingkatan di atas dengan perumpamaan madu.  Jika perihal madu tersebut hanya diketahui melalui berita, maka ia disebut ilmul yaqin.  Jika mengetahuinya dengan melihatnya secara langsung maka disebut Ainul yaqin.  Namun apabila telah merasakan manisnya madu, maka disebut Haqqul yaqin

Di penghujung surat ini, Allah berfirman bahwa setiap hamba pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang mereka miliki selagi di dunia.  Apakah dia mendapatkan kenikmatan tersebut dengan cara yang halal, atau justru sebaliknya dengan cara yang haram.  Jika dia lolos dari pertanyaan pertama, maka berpindah pada pertanyaan berikutnya, apakah dia bersyukur kepada Allah atau tidak. 

Apakah dia menggunakan kenikmatan tersebut untuk mendukung ketaatannya kepada Allah, atau justru untuk bermaksiat kepada Sang Pemberi nikmat, dan memperturutkan hawa nafsunya belaka.  Nabi ﷺ pernah bersabda dalam sebuah hadis dari sahabat Abu Barzah Al-Aslami 

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيْمَ فَعَلَ فِيْهِ؟ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ؟ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ؟

"Pada hari kiamat kedua kaki setiap hamba tidak akan bergeser sebelum ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan.  Tentang ilmunya untuk apa ia pergunakan.  Tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan.  Dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan hingga meninggalnya." 

(HR. At-Timirdzi dan hadis ini dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami').

Sungguh, sekecil apapun kenikmatan tersebut menurut pandangan manusia, maka pasti akan ditanyakan pada Hari Kiamat nanti Oleh karena itu, turunlah ayat ini, “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah- megahkan di dunia itu)." 

(QS. At-Takatsur: 8)

Para shahabat pun bertanya, “Wahai Rasulullah ﷺ, kenikmatan apa yang akan ditanyakan kepada kami? Bukankah ini hanya sekadar dua yang hitam (kurma dan minuman)?” mendengar hal itu Beliau ﷺ pun dengan tegas menyatakan yang artinya, “Sungguh hal itu akan ditanyakan kepada kalian." [HR. At-Tirmidzi,  dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi].

Subhanallah!  Para pembaca yang budiman, lalu bagaimana kiranya dengan kenikmatan lain yang jauh lebih besar dan lebih banyak dari itu?  Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba yang pandai mensyukuri nikmat-Nya. Amiin.

الله أعلم.


oOo

Disalin dengan editan dari tulisan 

Al-Ustadz Abu Hafiy Abdullah hafizhahullah

Majalah Qudwah Edisi 13

t.me/majalah_qudwah

TINGGINYA KEDUDUKAN AHLUL 'ILMI

 


بسم الله الرحمن الرحيم

🔹 Berkata Asy Syaikh Al-'Allamah Muqbil Al-Wadi'iy rahimahullah Ta'ala, 

"Dan tidaklah Allah meninggikan kedudukan Ahlul 'Ilmi, melainkan karena mereka berdiri dihadapan kebathilan kemudian mereka berkata:

Kepada Orang yang benar, 'Anda benar.'

Dan kepada ahlul bathil, 'Anda melakukan kebathilan.'"


📚  Tuhfatul Mujib, hal 299



قال الشيخ العلاّمة مقبل الوادعي - رحمه اللّه تعالى -: 

وما رفع اللّه شأن أهل العلم إلا لأنَّهم يقفون أمام الباطل ويقولون

 للمصيب : أنت مصيب ، 

ولصاحب الباطل : أنت مبطل .


📚 تحفة المجيب ص ٢٩٩


oOo


Disalin dengan editan dari;

📑 WhatsApp Ashhaabus Sunnah

اصحاب الســنة

📝💻 Majmu'ah Hikmah Salafiyyah || ▶ https://t.me/hikmahsalafiyyah


Selasa, 03 Januari 2023

TANDA KEBERUNTUNGAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Wahb bin Munabbih rahimahullah,

طوبى لمن شغله عيبه عن عيب أخيه.


"Beruntunglah siapa saja yang tersibukkan oleh aibnya sendiri, sehingga tidak sempat mengurusi aib orang lain."


📘  Siyar A’lamin Nubala', IV/552


oOo

Disalin dengan editan dari;

https://t.me/AhlusSunnahManokwari

HAKIKAT DUNIA

 

بسم الله الرحمن الرحيم

🔸Berkata Al-Imam Abu Hazim rahimahullahu:

ما مضى من الدنيا فحلم ، وما بقي فأماني .

[حلية الأولياء (٣ / ٢٧٥)]

"Apa yang telah berlalu dari perkara dunia itu ibarat mimpi...

Dan apa yang masih tersisa (darinya), maka itu hanya angan-angan (belaka)."*

📚  Hilyatul Aulia (3/275).


*  Celakanya, kesadaran penuh tentang hal ini hanya bisa dirasakan oleh orang yang telah meninggal dunia, atau orang-orang yang serius membekali diri dengan ilmu Agama Islam - sehingga mengetahui hakikat dunia,  (pen blog).


oOo


Disalin dengan editan dari;

http://bit.ly/ForumSalafyPurbalingga

Senin, 02 Januari 2023

CELAKALAH PARA PEMBUKA PINTU KEBURUKAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Dari Sahabat yang mulia, Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya);

"Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.  Namun, ada pula yang menjadi pembuka pintu keburukan dan penutup pintu kebaikan.

Maka, berbahagialah orang-orang yang Allah jadikan kunci kebaikan ada pada kedua tangannya.  Dan celakalah orang-orang yang Allah jadikan kunci keburukan pada kedua tangannya."*

(HR.  Ibnu Majah dan selainnya.  Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah)


* Karena masing-masing akan meraup kelipatan pahala atau dosa sebanyak orang-orang yang mengikuti perbuatannya (followers), tanpa dikurangi sedikitpun.  Yang bisa dianalogikan dengan Pahala berantai, atau Dosa berantai (Multi level).

Maka berhati-hatilah, jangan bermudah-mudahan menyebarkan (meneruskan) informasi (berita) yang belum diketahui pasti kebenarannya berdasarkan timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah, atau mencontohkan suatu perbuatan (amal) yang diikuti oleh banyak orang, (pen blog).

oOo