Minggu, 28 Mei 2023

PERAN ALLAH DALAM KEKOKOHAN IMAN SESEORANG

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu'anha bertanya kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam kenapa Beliau sering sekali membaca do'a;

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'alaa diinik

"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkanlah hati hamba di atas Agama-Mu."

maka Beliau ﷺ menjawab;

إِنَّ قَلْبَ الْآدَمِيِّ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِذَا شَاءَ أَزَاغَهُ، وَإِذَا شَاءَ أَقَامَهُ 

"Sesungguhnya hati manusia berada di antara Dua Jari dari Jemari Allah.  Bila Allah menginginkan; Allah menyimpangkan dia.  Dan bila Allah menginginkan; Allah mengokohkan hatinya." 

(Shahih li Ghairih, Tahqiq Musnad, HR. Ahmad)

Imam Al-Baghawi rahimahullah menjelaskan:

"Dalam riwayat ini terdapat penjelasan bahwa seorang hamba tidak sedikitpun memiliki peran dalam urusan kebahagiaan dan kesengsaraannya.

Bahkan, saat dia mendapat hidayah itu karena Allah memberinya hidayah.  Saat dia kokoh di atas iman, karena Allah mengokohkan imannya. Dan demikian pula, saat dia tersesat itu dikarenakan Allah memalingkannya dari petunjuk.*)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ

"Bahkan Allah yang berjasa atas kalian saat Dia memberikan hidayah menuju keimanan." 

(QS. Al-Hujurat; 17)

Dan Allah juga berfirman saat mengisahkan tentang pujian penduduk Surga pada-Nya:

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ۖ

"Segala pujian bagi Allah yang telah menunjuki kami jalan menuju Surga.  Tidaklah mungkin kami mendapatkan hidayah jika Allah tidak memberi kami hidayah." 

(QS. Al-A'raaf; 43)

Dan firman-Nya:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ

"Allah mengokohkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan Akhirat." 

(QS. Ibrahim: 27) 

Syarhus Sunnah, oleh Imam Al-Baghawi, I/167


*)  Di dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta'ala menegaskan;

Surat At-Takwir Ayat 29

وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ

"Wa mā tasyaā`ụwna illaā ay yasyaā`allāhu rabbul-'ālamīn"

"Dan kamu tidak akan mampu menghendaki (menempuh jalan yang lurus itu) kecuali apabila  Allah menghendaki, Tuhan semesta alam."

(Baca juga artikel, KENAPA ALLAH MENYESATKAN MANUSIA?)

Hal lain yang menguatkan pembahasan ini adalah; 

Bahwa sejak zaman azali, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkan kepada Adam 'alaihissalam untuk mengeluarkan dari tulang sulbinya, jumlah anak keturunannya yang akan menjadi penduduk Surga dan penduduk Neraka.

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya),
"Allah berfirman, 'Wahai Adam,'  Adam menjawab, 'Aku memenuhi panggilan-Mu dan demi menyenangkan-Mu.' Lalu Dia (Allah) berseru dengan suara, 'Sesungguhnya Allah memerintahkanmu mengeluarkan rombongan penghuni Neraka dari keturunanmu,' 

(Muttafaqun 'Alaihi, diriwayatkan oleh Al-Bukhari).  

Di dalam hadits lain Adam menjawab, "Ya Rabbi, sebanyak apakah rombongan penghuni Neraka?"  Allah berfirman (artinya), "999 (Sembilanratus sembilanpuluh sembilan) orang, dari 1000 (seribu)."

Dengan demikian, telah ditetapkan sejak zaman azali, berapa jumlah anak keturunan Adam 'alaihissalam yang akan beriman (Ahli Surga).  Dan yang akan Kufur (Ahli Neraka).

Laa haula walaa quwwata illa billah.

Segala puja dan puji hanya milik Allah seru sekalian alam.

الحمد لله رب العالمين 

(pen blog).

oOo










Tidak ada komentar:

Posting Komentar