Rabu, 26 Juli 2023

HAL-HAL YANG DAPAT MENGUNDANG MUSIBAH




بسم الله الرحمن الرحيم

Musibah adalah perkara yang dibenci oleh manusia.  Padahal, hakikat musibah sebenarnya adalah cobaan dan ujian dari Allah سبحانه وتعالى.  Suatu perkara yang telah ditetapkan dan pasti terjadi pada diri seseorang.  Tidak akan terjadi suatu musibah melainkan dengan izin Allah سبحانه وتعالى sebagaimana firman-Nya: 

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (di Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.  Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." 

(QS. Al Hadid:  22)


Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman dalam surat At-Taghabun: 11 

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ  

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan idzin Allah.  Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu."

Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى sebagai Dzat Yang Maha menciptakan tidak pernah berbuat sesuatu yang sia-sia.  Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari kesia-siaan.  Tidaklah Allah menciptakan suatu musibah yang menimpa seseorang melainkan ada padanya sebab-sebab kenapa musibah itu terjadi, sesuai dengan ketinggian ilmu dan kebesaran-Nya.  Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kepada manusia, bahwa tidaklah musibah itu terjadi melainkan disebabkan oleh perbuatan-perbuatan mereka sendiri. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

"Dan apa saja musibah yang menimpamu.  Maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan manusia)." 

(QS. Asy-Syura: 30)


Perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan musibah:

1. Syirik 

Kesyirikan adalah menyekutukan Allah dalam ibadah, kecintaan, niat, dan tujuan hidup manusia Perbuatan syirik adalah bentuk kezhaliman terbesar hamba kepada Allah سبحانه وتعالى.   Karenanya Allah سبحانه وتعالى menimpakan kebinasaan yang besar bagi pelakunya.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَٰكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ۖ فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ لَمَّا جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ ۖ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ

“Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, Karena itu tidaklah bermanfaat sedikitpun bagi mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu adzab Tuhanmu datang.  Dan sesembahan-sesembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka." 

(QS. Hud: 101)


Berkata Mujahid dan Qatadah dan selain keduanya, 

“Dan sesungguhnya sebab kebinasaan dan kehancuran mereka adalah karena perbuatan mereka yang mengikuti sesembahan-sesembahan tersebut, dan peribadatan mereka padanya.  Maka ditimpakanlah apa-apa yang menimpa mereka, dan mereka merugi karenanya di dunia maupun Akhirat."


2. Perbuatan Fasik 

Fasik adalah keluar dari ketaatan terhadap Allah baik secara keseluruhan maupun sebagiannya. Perbuatan ini juga dapat mendatangkan musibah pada seseorang.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman; 

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

"Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang- orang yang hidup mewah di negeri itu (agar mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kefasikan di negeri tersebut.  Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." 

(QS. Al Isra: 16)


3. Kufur Terhadap Nikmat Allah. 

Kufur terhadap nikmat Allah boleh jadi akibat klaim bahwa nikmat itu datang karena usahanya sendiri, bukan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta tidak mensyukuri nikmat tersebut, dan menggunakan nikmat tersebut di jalan-jalan yang tidak diridhai-Nya.  Allah Ta'ala berfirman: 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.

(QS. Ibrahim: 7)

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan, bahwa ketika seseorang mendapatkan nikmat, tidak ada sesuatu yang harus dia perbuat melainkan mensyukuri nikmat tersebut, dan menggunakannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.  Kalau dia melaksanakan itu Allah akan menambah nikmat kepadanya. 

Akan tetapi, tatkala dia mengkufurinya, maka adzab dan musibah dari Allah baik di dunia maupun di Akhirat akan menimpanya.  Berkata Abu Hazim Salamah Bin Dinar Al A'raj رحمه الله: 

"Setiap nikmat yang tidak menambah kedekatan seseorang kepada Allah, maka nikmat tersebut adalah bencana".


4. Menyelisihi Perintah-perintah Rasulullah 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman 

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ 

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-perintah Rasul takut akan tertimpa fitnah (cobaan), atau ditimpa azab yang pedih." 

(QS. An-Nur: 63)


Berkata Al-Imam Ibnu Katsir رحمه الله: "Menyelisihi perintah Allah berarti menyelisihi perintah Rasulullah ﷺ, menyelisihi jalannya, manhajnya, Sunnah dan juga syariatnya".

Sedangkan yang dimaksud fitnah adalah bercokolnya dalam hati seseorang penyakit-penyakit Syuhbat dan Syahwat.  Tertimpa penyakit syubhat berarti tertutupnya (buta) hati dari melihat kebenaran.  Sedangkan tertimpa penyakit syahwat adalah keengganan seseorang untuk mengikuti kebenaran meskipun dia mengetahui kebenaran tersebut. (Syarah Al-Ushul Min Ilmi Ushul, Asy- Syaikh Utsaimin secara ringkas).

Sedangkan adzab adalah sesuatu yang menimpa seseorang dari kesulitan-kesulitan fisik berupa kesempitan, kekacauan hidup, bencana alam dan yang sejenisnya. 

Maka tatkala seseorang menyelisihi perintah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, akan ditimpakan padanya fitnah (kesesatan) dan adzab baik di dunia maupun di Akhirat.  Didahulukannya fitnah dalam ayat tersebut daripada adzab mengisyaratkan, bahwa apa yang menimpa seseorang dari fitnah hati (kesesatan) jauh lebih besar bahayanya daripada apa yang menimpa seseorang dari adzab dunia berupa kesempitan, kekacauan hidup, bencana alam dan sejenisnya...

Hanya kepada Allah sajalah tempat memohon pertolongan. 

oOo


Disadur dari tulisan Al-Ustadz Abu Abdillah Rifa'i Ngawi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar