بسم الله الر حمان الر حيم
Cikal-bakal
Paham Khawarij berawal dari protes (demo) seseorang yang bernama Dzul
Huwaishirah At-Tamimi, dari Bani Tamim terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
yang dianggapnya tidak adil dalam membagi harta rampasan perang (ghanimah).
Kegiatan, dan kebiasaan demo-mendemo, protes-memprotes (ketidak puasan) ini kemudian berlanjut pada
masa khalifah Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘Anhu. Ada yang mengatakan, bahwa jumlah mereka pada
waktu itu telah berkembang mencapai 16.000 orang, ada juga yang mengatakan 24.000 orang.
Kelompok
sempalan ini kemudian memisahkan diri (membelot)* dari kepemerintahan Ali bin
Abu Thalib Radhiyallahu ‘Anhu setelah berakhirnya perang Shiffin.
Kemudian
Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘Anhu mengirim Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu sebagai utusan untuk menasihati mereka. Hasilnya, sebagian besar dari mereka (sekira 20.000 orang) kembali
(rujuk) kepada pemerintahan Ali, sedangkan sisanya (4.000 orang) tetap membangkang (berpaling dari kebenaran).
Di masa sekarang, Paham Khawarij ini mengalami “metamorfosa” menjadi NEO KHAWARIJ (Khawarij Gaya Baru), meskipun hakikatnya sama dengan “Khawarij Tempo Doeloe”, tetapi diwujudkan dengan penampilan dan "kemasan" yang berbeda, seperti aksi-aksi demo, pengerahan (memprovokasi) massa, menghasut rakyat, dan menekan pemerintah (“tanpa mengangkat senjata”).
Niat
mereka sebenarnya "baik", yakni ingin memberantas maksiat, menegakkan keadilan,
dan menegakkan hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam kepemerintahan, namun dilaksanakan dengan cara-cara yang dipaksakan / anarkhis / “main hakim sendiri” (menyalahi tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah), sehingga
seringkali kita melihat aksi-aksi mereka yang brutal, dan melangkahi wewenang Penguasa (pemerintah) yang sah.
Mereka
tidak sadar, bahwa tindakan mereka yang Salah Kaprah tersebut justru menimbulkan
kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
CIRI-CIRI PAHAM NEO KHAWARIJ
· * Mudah mengkafirkan kaum muslimin (oknum Pemerintah) yang melakukan
dosa-dosa besar.
· * Menganggap
remeh fatwa ‘Ulama Rabbani berasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, dalam menanggapi setiap permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.
· * Cenderung tidak memuliakan / menghargai
wewenang Pemerintah yang sah, sehingga sering mengerahkan massa, dan melakukan aksi demo untuk menekan Pemerintah.
· * Sering menjelek-jelekkan / mengumbar aib
pemerintah yang sah di depan khalayak ramai.
· * Mereka beralasan mengkritik / menasihati Pemerintah, tetapi tidak dengan
cara yang santun (”empat mata”), yang mereka inginkan sebenarnya adalah
menjatuhkan wibawa / citra pemerintah di hadapan rakyatnya. Berbeda dengan para 'ulama Ahlussunnah wal Jama'ah, mereka selalu memuliakan dan menghormati setiap Pemimpin kaum muslimin, karena itu merupakan perintah dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Segala kritik, saran, dan nasihat mereka sampaikan secara baik-baik, santun ("empat mata" / sembunyi-sembunyi) tidak diumbar dihadapan khalayak. Jika nasihat mereka diterima, maka itulah yang dikehendaki, tetapi jika tidak, mereka bersabar, yang penting mereka telah menyampaikan nasihat (kebenaran) kepada Penguasa. Dan tetap mendo'akan kebaikan bagi Pemimpin kaum muslimin beserta rakyatnya. Demikianlah akhlak manusia-manusia yang berilmu, beriman, dan beradab di dalam Islam.
· * Bertindak anarkhis (menekan pemerintah) dalam
menyelesaikan setiap perkara. Bahkan, mereka menganggap halal menumpahkan darah kaum muslimin.
· * Cenderung tidak menghargai (melecehkan) hak-hak pemeluk
agama lainnya (non Muslim).
· * Semangat yang menggebu-gebu untuk mendirikan
khilafah Islamiyah tanpa dasar Ilmu.
· * Menghembus-hembuskan “mosi tidak percaya” terhadap Pemerintah yang sah.
· * Tidak sabar dalam memperbaiki kondisi ummat
Islam, ingin mewujudkan segala cita-cita mereka dengan cepat (instan).
· * Mengatas-namakan setiap acara / pergerakan mereka kepada
Islam, tetapi entah Islam yang mana (bagaimana) yang mereka wakili. (Baca artikel, KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN PERTAMA)
· * Menggalang shalat berjamaah, tetapi ada niat
(agenda) politik terselip di dada dan kantong mereka untuk menggulingkan
pemerintah yang sah. Jadi, shalat jama'ah yang
mereka galang itu bukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, ada keinginan lain (pamrih duniawi) dibalik itu.
· Dan lain-lain sebagainya.
Baca juga artikel, HARAMNYA DEMO, MEMPROVOKASI MASA DAN MEMEBERONTAK TERHADAP PEMERINTAH MUSLIM, dan PERILAKU DAN AKHLAK JAHILIYAH (Masalah ke-3)
Baca juga artikel, HARAMNYA DEMO, MEMPROVOKASI MASA DAN MEMEBERONTAK TERHADAP PEMERINTAH MUSLIM, dan PERILAKU DAN AKHLAK JAHILIYAH (Masalah ke-3)
BEBERAPA
HADITS RASULULLAH YANG MENCELA PAHAM KHAWARIJ / NEO KHAWARIJ
“Akan keluar satu kaum di akhir zaman,
(mereka) adalah orang-orang yang masih muda, akal mereka bodoh, mereka berkata
dengan sebaik-baik perkataan manusia, keimanan mereka tidak melewati kerongkongannya,
mereka keluar dari Agama, bagaikan anak panah yang melesat dari busurnya. Dimana saja kalian menjumpai mereka, maka (perangilah)
bunuhlah, karena sesungguhnya dalam memerangi mereka ada pahala di Hari Kiamat
bagi siapa yang membunuh mereka.” (HSR. Al-Bukhari)
“Orang-orang
Khawarij tersebut adalah anjing-anjing Neraka.”
(HR.
At-Tirmidzi)
“Sekelompok
kaum yang membaca Al-Qur’an dengan lisan mereka, namun tidak melewati kerongkongannya. Mereka keluar dari
Agama Islam sebagaimana anak panah melesat (menembus) sasarannya.” (HR. Muslim, no 1776)
Maka ambillah
pelajaran, wahai orang-orang yang memiliki akal (beriman). Dan berhati-hatilah terhadap propaganda mereka yang manis tapi menipu (menjerumuskan) orang-orang yang awam terhadap agama Islam.
oOo
* Dimasa sekarang dengan bangganya mereka menamakan diri sebagai OPOSISI, menentang apapun yang dilakukan Pemerintah untuk kemakmuran rakyatnya, serangan yang membabi buta, (pen blog).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar