Senin, 31 Januari 2022

DI SURGA TIDAK ADA SIANG DAN MALAM

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-'Abbad hafizhahullah berkata, 

معلوم أن الليل والنهار إنما يكونان بالشمس والقمر وجريانهما، وقد جعلهما الله تعالى في الدنيا من أجل أن ينام الناس وينتشروا، فيستريحون بالليل، وينتشرون بالنهار لابتغاء الرزق، وتحصيل المعيشة، ولو جعل الله عليهم الليل سرمدا أو النهار سرمدا لحصل لهم من المشقة ما الله به عليم كما ذكره الله تعالى في القرآن، وأما الجنة فليس فيها إلا الضياء والنور، وليس فيها ليل ولا نهار.


"Perkara yang maklum, bahwa malam dan siang hanyalah ada disebabkan matahari dan bulan serta perputaran keduanya.  Sungguh, Allah Ta'ala telah menjadikan keduanya di dunia untuk manusia tidur dan bertebaran, maka mereka bisa beristirahat  pada malam hari, dan bertebaran pada siang hari untuk mencari rezeki dan mendapatkan pekerjaan.  Jika Allah jadikan malam terus-menerus atau siang terus-menerus, tentu akan memberatkan mereka.  Allah Maha Mengetahui tentang keadaan mereka sebagaimana yang Allah sebutkan di dalam Al-Qur'an.  Adapun di Surga, maka tidaklah ada di dalamnya melainkan cahaya, dan tidak ada di Surga itu siang dan malam (hari).


📖 Sumber: 

Syarh Sunan Abī Dāūd, 526/37.

oOo 


Disalin dengan editan dari;

📲 Alih bahasa: 

Abu Fudhail Abdurrahman bin Umar. 

https://t.me/alfudhail

🌍 http://alfudhail.com

Minggu, 30 Januari 2022

SUNNAH RASULULLAH ADALAH WAHYU DARI ALLAH

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-'Abbad hafizhahullah berkata, 

سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم وحي من الله، والأخذ بها لازم كالقرآن، ولا يفرق بين السنة والقرآن من حيث العمل والأخذ بمقتضى ما دلت عليه، بل يجب أن يتلقى الإنسان أحاديث رسول الله عليه الصلاة والسلام ويعمل بها كما يعمل بما جاء في القرآن الكريم؛ لأن الكل وحي من الله سبحانه وتعالى.


"Sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (juga) merupakan wahyu dari Allah, dan wajib berpegang teguh dengannya seperti halnya Al-Qur'an.  Dan tidak boleh dibeda-bedakan antara As-Sunnah dan Al-Qur'an;  Dari sisi pengamalan dan berpegang (teguh) dengan khabar yang disampaikannya. Bahkan, wajib bagi seseorang untuk menerima hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beramal dengannya - sebagaimana dia beramal dengan Al-Qur'an yang mulia, karena kedua-duanya merupakan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala."* 


📖 Sumber: 

Syarh Sunan Abī Dāūd, 1/5.


*  Di dalam Agama Islam, segala sesuatu itu harus memiliki bukti, termasuk kesaksian seseorang ketika mengucapkan dua kalimat syahadat, harus disertai dengan bukti yang menguatkannya.  Kalau tidak, maka pengakuan (kesaksian) itu dianggap tidak memiliki kekuatan hukum, bahkan bisa dikatakan sebagai suatu kedustaan (kebohongan), alias Munafiq.

Baca juga artikel, TUJUH SYARAT KALIMAT SYAHADAT (pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari

📲 Alih bahasa: 

Abu Fudhail Abdurrahman bin Umar غفر الرحمن له.

Disalin dengan editan dari;

https://t.me/alfudhail

↘ Situs Web: 

🌍 http://alfudhail.com

Sabtu, 29 Januari 2022

KEIMANAN DAN KEYAKINAN YANG KUAT DAPAT MENGHAPUS DOSA-DOSA BESAR

 


بسم الله الرحمان الرحيم

▪️ Berkata Al-Imam Ibnu Taimiyah rahimahullahu Ta'ala:

‏"الحَسنةُ الواحِدةُ قد يقترنُ بها مِنَ الصِّدقِ واليقينِ ما يجعلهَا تُكفِّرُ الكبائر؛ كالحديثِ الذي في صاحب البِطاقة...وذلك لعِظم ما في قلبهِ مِنَ الإيمان واليقين"


☑️ "Suatu kebaikan terkadang dibarengi dengan kejujuran dan keyakinan, yang membuatnya dapat menghapus dosa-dosa besar, seperti hadits tentang pemilik kartu (bithaqah) kebaikan (bertuliskan Laa ilaaha illallah). 

Itu semua disebabkan besarnya keimanan dan keyakinan yang bersemayam di dalam hatinya."*


📚 (Mukhtashar Al-Fatawa Al-Mishriyah) tulisan Al-'Allamah Al-Ba'li, hal 577


*  Di dalam hadits itu disebutkan makna, bahwa sebuah kartu yang bertuliskan Laa Ilaaha Illallah di atas timbangan mengalahkan  berat 99 (sembilan puluh sembilan) catatan gulungan dosa, dimana setiap gulungan dosa memiliki panjang sejauh mata memandang.

Sebagian 'ulama memberi syarat, bahwa dalam 99 gulungan dosa-dosa besar tersebut tidak terdapat dosa Syirik (pen blog).


oOo


Disalin dengan editan dari;

🖇 Sumber Artikel: https://linktr.ee/hikmahsalafiyyah

Jumat, 28 Januari 2022

CIRI ORANG YANG TIDAK MEMAHAMI AGAMANYA

 


 بسم الله الرحمان الرحيم

🔊 Berkata Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah,

ما عقل دينه من لم يحفظ لسانه

"Siapa saja yang tidak menjaga lisannya, (menunjukkan) dia tidak memahami Agamanya."*


📚 Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram, 7/382


*  Karena dia belum paham bahwa kesalahan terbanyak yang diperbuat oleh mayoritas Penduduk Neraka, adalah tidak mampu menjaga lisan, meskipun dia dijuluki Imam Besar (Imam Jumbo), (pen blog)

oOo


Disalin dengan editan dari;

https://t.me/KajianIslamTemanggung

http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia2



Rabu, 26 Januari 2022

INDIKATOR KEBAIKAN SEORANG HAMBA

 


Berkata Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah;

ان العبد لا يزال ما كان له واعظ من نفسه وكانت المحاسبة من همته

"Sesunggguhnya, seorang hamba akan senantiasa berada dalam kebaikan selama ia memiliki Penasihat dari jiwanya, dan Muhasabah (introspeksi diri) terhadap keinginan-keinginannya."

(Ighaatsatul Lahfan, 1/78)

oOo

Selasa, 25 Januari 2022

BERDAKWAHLAH MESKIPUN BELUM MAMPU MENGAMALKAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Sahabat yang mulia Abu Darda radiyallahu anhu berkata:

إني لآمُركم بالأمر وما أفعله، ولكِنْ لعلَّ الله يأجُرني فيه.

"Sesungguhnya aku memerintahkan kalian (kepada) suatu perkara dalam keadaan aku belum mengamalkannya, akan tetapi aku berharap Allah memberiku pahala melalui apa yang aku serukan."*


(Siyar A'lâmin Nubala, 19/4)


*  Seringkali Syaithan membisikkan ke dalam hati manusia guna mematahkan semangatnya, "Kamu saja belum mampu mengamalkan, oleh karena itu kamu belum berhak menyampaikannya."

Tujuannya agar "Amar makruf dan Nahi munkar (mengajak pada kebaikan, dan mencegah kemungkaran)" tidak jalan di muka bumi ini, sehingga mereka semakin leluasa menyesatkan manusia dari jalan yang benar (lurus), (pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari;

📚 🔄 Silakan ikuti dan bagikan

TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM

🌿 AHLUSSUNNAH MALANG 🌿

Minggu, 23 Januari 2022

YANG PALING BERAT DALAM TIMBANGAN AMAL

 


بسم الله الرحمان الرحيم

عن أبي الدرداء رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول : "أثقلُ شيءٍ في الميزانِ الخُلقُ الحسَنُ."

أخرجه أحمد (٢٧٥٩٥)


💬 Dari Abu Darda' radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda, 

"Sesuatu yang paling berat dalam timbangan amal adalah Akhlak yang baik."*


📚 HR. Ahmad (27595)


*  Inilah yang terjadi pada kaum muslimin "zaman now".  Semakin tipisnya Akhlak terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, terhadap Pemimpin kaum muslimin (Presiden Republik Indonesia).  Bagaimana kita akan mempercayai ucapan orang yang mengaku beriman dan bertakwa, menyuarakan kebenaran - sementara dia tidak mampu mencontohkan akhlak yang baik?

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya);

"Maukah aku kabarkan orang yang paling aku cintai di antara kalian, dan yang paling dekat tempat duduknya denganku pada Hari Kiamat?"

▫️ Maka semuanya diam, dan Beliau ulangi bertanya dua atau tiga kali, maka para sahabat menjawab, "Baiklah ya Rasulullah."

💬 Beliau bersabda, "Orang yang paling bagus akhlaknya di antara kalian."

📚 HR. Ahmad (6735), dan Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad ( 272)

Dapat diambil tambahan faidah dari hadits di atas;

Bahwa, orang yang paling Beliau benci dan paling jauh kedudukannya dari Rasulullullah shalallahu alaihi wa sallam pada Hari Kiamat kelak, adalah orang yang buruk akhlaknya.

Tetapi jangan pula dipahami bahwa orang yang bagus akhlaknya itu adalah orang yang Supel dalam pergaulan, cocok dengan semua orang.  Seperti nyanyian Pramuka, "Di sini senang, di sana senang."  Justru, terkadang orang yang bagus akhlaknya tersebut tersisih dari kebanyakan manusia, karena dia lebih mengutamakan akhlak terhadap Allah dan Rasul-Nya, sehingga tidak cocok dengan kebanyakan manusia.

(pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

✍🏼 Terjemahan Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Sabtu, 19 Jumadil Akhir 1443 H / 22 Januari 2022 M

□ http://www.nisaa-assunnah.com


Sabtu, 22 Januari 2022

PERJALANAN YANG TAK KENAL BERHENTI

 


 بسم الله الرحمان  الرحيم

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

‏مسافر الدنيا لا ينزل، هو دائما في سفر كل لحظة فإنك تقطع بها شوطا من هذه الدنيا لتقرب من الآخرة.


“(Para) Musafir di dunia ini tidak pernah singgah (berhenti), dia selalu dalam perjalanan setiap saat.  Maka, sesungguhnya setiap saat engkau menempuh satu tahapan dari dunia ini - untuk terus mendekat ke Alam Akhirat.”


📑 Syarh Riyadhus Shalihin, 3/372

oOo


Disalin dengan editan dari;

http://telegram.me/ahlussunnahposo


Kamis, 20 Januari 2022

GEMBIRA MELIHAT CATATAN AMAL

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Rasulullah ﷺ bersabda (artinya):

"Barangsiapa yang ingin dibuat gembira oleh catatan amalannya, maka hendaklah dia memperbanyak istighfar."


📚 Shahihul Jami', 5955


‏قال رسول الله ﷺ :

«مَنْ أَحَبَّ أَنْ تَسُرَّهُ صَحِيفَتُهُ فَلْيُكْثِرْ فِيهَا مِنَ الاسْتِغْفَارِ»

📚صحيح الجامع 5955📚

oOo


Disalin dengan editan dari;

 https://t.me/salafy_cirebon



Rabu, 19 Januari 2022

JANGAN TAKUT MISKIN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Hatim Al-Asham rahimahullah;

لا تخافن الفقر  فإن الله خوفك باالنار ولم يخوفك بالفقر

"Janganlah Engkau takut pada kemiskinan.  Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menakut-nakutimu dengan Api Neraka, bukan dengan kemiskinan."

(Al-Fawaid wa Al-Akhbar, 62)

oOo

ANTARA PEMBATASAN REZEKI DENGAN KETAKWAAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah;

"Orang yang bertakwa tidak akan dihalangi mendapatkan rezeki yang dibutuhkan nya.  Namun, dia akan dijaga dari nikmat duniawi yang berlebihan, sebagai bentuk Rahmat (kasih sayang) dan kebajikan dari Allah kepada nya.  Sebab, rezeki yang berlebihan tidak jarang membahayakan pemiliknya.  Sebaliknya, rezeki yang dibatasi merupakan Rahmat bagi pemiliknya."

(Majmu' Fatawa, 16/53)

oOo

Selasa, 18 Januari 2022

MENANGIS MENGHAPUS DOSA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

قال بشير بن الحارث : بلغني عن الفضيل بن عياض قال : " بكاء النهار يمحو ذنوب العلانية، وبكاء الليل يمحو ذنوب السر."

جامع العلوم و الحكم، صفحة : 179


📚 Basyir bin Al-Harits berkata, 

"(Telah) sampai kepadaku (berita), bahwa Fudhail bin Iyadh berkata, 'Menangis di waktu siang menghapus dosa (yang dilakukan) secara terang-terangan, dan menangis di waktu malam, menghapus dosa yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.'"


📚 Jami'ul Ulum wal Hikam, hal 179

oOo


Disalin dengan editan dari;

✍🏼  Terjemahan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Selasa, 15 Jumadil Akhir 1443 H / 18 Januari 2022 M

□ http://t.me/nisaaassunnah 

□ http://www.nisaa-assunnah.com


Jumat, 14 Januari 2022

HUKUM MEMBERI SYARAT TIDAK BOLEH POLYGAMI

 


بسم الله الرحمان الرحيم

🔊 Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, 

نعم، إذا شرط عليه أن لا يتزوج عليها فالشرط صحيح، على الأصح من أقوال أهل العلم، ولها الفسخ إذا تزوج عليها، وإن رضيت فالحمد لله


"Ya, Apabila dipersyaratkan bagi seorang laki-laki (dalam akad) agar tidak menikah dengan wanita lain (polygami), maka syarat seperti ini sah-sah saja menurut pendapat yang paling benar dari beberapa pendapat 'ulama yang ada. 

Maka boleh bagi istrinya untuk melakukan faskh (pembatalan akad) jika suami menikah lagi dengan wanita lain.  Namun bila wanita itu ridha, alhamdulillah."


🖥️  Situs Resmi Syaikh bin Baz rahimahullah


oOo


Disalin dengan editan dari;

🖇 Sumber Artikel:

http://www.salafytemanggung.com

https://t.me/KajianIslamTemanggung

Kamis, 13 Januari 2022

CARA MENEGAKKAN KEADILAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini memiliki Pancasila sebagai dasar negara.  Sila ke-5  berbunyi;  KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.

Bagaimana cara menegakkan sila ke-5 itu, agar benar-benar terwujud, dapat dirasakan oleh seluruh Rakyat Indonesia?   Para 'ulama memberikan bimbingan dan arahan;

🎙 Berkata Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'dy rahimahullah

"أعظم عائق لذلك اتباع الهوى ولهذا نبه تعالى على إزالة هذا المانع بقوله 'فلا تتبعوا الهوى أن تعدلوا."

"Penghalang paling besar untuk menegakkan keadilan adalah (karena) mengikuti Hawa nafsu

Oleh karena itu Allah Ta'ala memberikan peringatan, agar melenyapkan penghalang ini melalui firman-Nya (yang artinya / secara lengkap);

"Wahai orang-orang yang beriman!  Jadilah kalian penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, meskipun terhadap dirimu sendiri, atau terhadap Ibu-Bapak dan kaum kerabatmu.

Jika dia (Terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih mengetahui kemaslahatan (kebaikannya).  Maka janganlah kalian mengikuti Hawa nafsu, karena ingin menyimpang dari kebenaran.  Dan, jika kalian memutar balikkan (kata-kata / fakta / bukti), atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah (bahwa) Allah Maha Teliti terhadap apa saja yang kalian kerjakan."

(QS. An-nisa';  135)


📓  Taisir Al-Karimir Rahman, 209.

oOo


Disadur dari;

http://www.salafytemanggung.com





HANYA AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH YANG MAMPU MENYATUKAN HATI UMAT MANUSIA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Asy Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu Ta'ala

"Berapapun banyak harta yang engkau keluarkan (infakkan) tidak akan mampu menyatukan hati-hati manusia, hanyalah yang dapat menyatukan hati-hati mereka adalah Al-Quran dan As-Sunnah."*

‏«مهما أنفقت من الأموال فلن تؤلف بين القلوب وإنما الذي يؤلف بين القلوب هو القرآن والسنة» 


📚 Syarhul Mandzhumah Al Haa'iyyah, 49


*  Dengan pemahaman yang benar (lurus), berdasarkan pemahaman para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam - dan niat yang ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala semata.  Hal ini benar-benar dapat diyakini oleh seluruh umat manusia setelah mereka menyaksikan Rasulullah Isa 'Alaihissalam turun dari langit - membawa kembali ajaran (syari'at) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ke muka bumi, sehingga mensejahterakan semua manusia (pen blog). 

oOo


Disalin dengan editan dari;

🔄 Silakan ikuti dan bagikan

TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM

ARCHIVE : http://bit.ly/arc_AM

🌿 AHLUSSUNNAH MALANG 🌿


Selasa, 11 Januari 2022

DIADZAB ATAU DIAMPUNI TERGANTUNG KEHENDAK ALLAH

 


بسم الله الرحمان الرحيم

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه، أن رسول الله ﷺ يقول :  "بايعوني على أن لا تُشْركوا باللهِ شيئًا، ولا تَسْرقوا ولا تَزْنُوا، وقرأَ عليهم الآيةَ.. فمن وفّى منكم فأَجْرُه على اللهِ، ومَن أصابَ مِن ذلك شيئًا، فستَر اللهُ عليه فهو إلى اللهِ عز وجل، إن شاءَ عذَّبَه، وإن شاءَ غَفَرَ له."

صحيح النسائي ٤٢٢١


💬 Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, 

"Berbaiatlah (berjanjilah) kalian kepadaku;  Untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, dan tidak berzina.  

Dan barangsiapa di antara kalian yang memenuhi janjinya, maka pahalanya ada di sisi Allah, dan barangsiapa yang melanggar kemudian Allah menutupinya maka terpulang kepada Allah, jika Allah kehendaki maka Dia akan mengadzabnya, dan jika Allah kehendaki maka Dia akan mengampuninya."


📚 Shahih An-Nasa'i, 4221

oOo


Disalin dengan editan dari;

□ http://t.me/nisaaassunnah 

□ http://www.nisaa-assunnah.com


TINTA MERAH

 


بسم الله الرحمان الرحيم

TINTA MERAH


Mena*

Menangis

Menangislah

Jangan semena-mena


Lah lah lah

Ini kok tidak bisa menangis?

Menangislah agar kau bisa belajar

Belajarlah agar kau bisa menangis


Kau kira menangis itu gampang?

Jikalau tak punya air mata hatimu akan keras

Lalu, air apa yang kau punya?

Jangan kalah sama gunung-gunung dan batu karang


Bayi gampang menangis

Fitrahnya masih utuh

Lah...

Kau?


Mena menangislah...

Agar kau punya tinta merah dan garis bawah

Menangislah selagi punya air mata

Jangan menangis kala di depan Neraka


Menangislah

Menangislah kataku!

Menangislah karena Dia

Dia suka kau menangis untuk-Nya...


oOo

(Buat orang-orang yang tak bisa menangis)

*  Orang yang sering berbuat semena-mena (tidak adil) ujung-ujungnya pasti menangis (menyesal), kalau tidak di dunia - ya... di Akhirat kelak.  Dan itu, pasti terjadi!

(Baca artikel, AIR MATA PENDUDUK NERAKA)

Senin, 10 Januari 2022

SETIAP PILIHAN HIDUP MEMILIKI KOMPENSASI DAN KONSEKWENSI

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Dari Abu Musa Al-Asy'ary radhiyallahu'anhu - dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang bersabda

 من أحب دنياه أضر بآخرته ومن أحب آخرته أضر بدنياه، فآثروا ما يبقى على ما يفنى


"Barangsiapa yang (lebih) mencintai dunianya, maka akan bermudharat (merugikan) terhadap Akhiratnya.  Dan barangsiapa (lebih) mencintai Akhiratnya - akan bermudarat (merugikan) terhadap dunianya.  Oleh karena itu, utamakanlah yang kekal (Akhirat) daripada yang akan musnah (dunia yang fana)."*


📚 HR. Ahmad (4/412), dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, no. 3287


*  Jadi, tak perlu iri hati (dengki), atau menempuh cara-cara yang tidak diridhai Allah 'Azza wa Jalla untuk meraih dunia.  Karena keduanya memiliki kompensasi dan konsekwensi (resiko).  Barangsiapa yang ingin hidup bermewah-mewah di dunia - bersiap-siaplah untuk bermiskin-miskin di Akhirat, meskipun hal itu diperoleh dengan cara yang halal.  Apalagi dengan cara yang tidak halal!?

Jadi, silahkan pertimbangkan, dan pilih jalan mana yang akan anda tempuh, (pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari;

 http://telegram.me/ForumSalafy


Sabtu, 08 Januari 2022

PELAJARAN INDAH BAGI PARA HABAIB

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Sebagaimana diketahui, Ali bin Husen adalah salah seorang buyut kandung Rasulullullah shalallahu alaihi wa sallam dari keturunan Ali bin Abi Thalib dengan Fathimah Az-Zahra binti Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, sekaligus cucu kandung dari salah seorang Kaisar terakhir Persi, Yazdajurd.  Beliau lebih dikenal dengan nama Zainul Abidin.

Garis keturunan beliau yang begitu dekat dengan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ternyata tidak membuat beliau "lupa diri" (merasa aman dari Neraka Allah Subhanahu wa Ta'ala), malah menjadikan beliau semakin takut dan lebih berhati-hati, meski Kakek beliau adalah Khalilullah, salah satu dari 2 (dua) orang manusia yang dijadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai Khalil (derajat cinta tertinggi) setelah Rasul Ibrahim 'alaihissalam.  


Pernah suatu kali, Thawus bin Kaisan melihat Zainul Abidin berdiri di bawah bayang-bayang Baitul Atiq (Ka'bah), gelagapan seperti orang yang akan tenggelam, menangis seperti ratapan seorang penderita sakit, dan berdo'a terus-menerus seperti orang yang sedang terdesak kebutuhan yang sangat.  

Setelah Zainul Abidin selesai berdo'a, Thawus bin Kaisan mendekat dan berkata,
Thawus;  "Wahai cicit Rasulullah, kulihat engkau dalam keadaan demikian (payah), padahal engkau memiliki tiga keutamaan yang saya kira bisa mengamankan engkau dari rasa takut."
Zainul Abidin berkata;  "Apakah itu wahai Thawus?"
Thawus;  "Pertama, engkau adalah keturunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.  Kedua, engkau akan mendapatkan syafaat dari Kakek engkau.  Dan ketiga, rahmat Allah bagi engkau."
Zainul Abidin menjawab;  "Wahai Thawus,
 garis keturunanku dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah menjamin keamananku setelah kudengar firman Allah  (artinya),
"...kemudian ditiup lagi sangkakala, maka tidak ada lagi pertalian nashab di antara mereka hari itu..."  (QS. Al-Kahfi;  99)
Adapun tentang syafaat Kakekku, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan firman-Nya (artinya),
"Mereka tidaklah memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah."  (QS. Al-Anbiya;  28)
Sedangkan mengenai rahmat Allah, perhatikanlah firman-Nya  (artinya),
"Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."  (QS. Al-A'raf;  56)

Faradzak rahimahullah menciptakan sebuah syair yang indah tentang beliau;


Orang ini, bebatuan yang diinjaknya pun mengenalnya
Tanah haram dan Baitullah pun mengenalnya
Dialah putera terbaik di antara hamba Allah seluruhnya
Berjiwa takwa, suci, bersih, dan luas ilmunya
Dialah cucu Fatimah jika anda belum mengenalnya
Cicit dari orang yang Allah menutup para Nabi dengannya 
Pertanyaanmu, "Siapa dia" tak mengurangi ketenarannya 
Orang Arab dan Ajam mengenalnya, meski kau tak mengenalinya 
Kedua tangannya laksana hujan yang semua memanfaatkannya 
Manusia membutuhkan uluran tangannya 
Tak ada yang dikecewakan olehnya 
Tiada pernah berkata "tidak" selain dalam tasyahudnya 
Kalaulah bukan karena syahadat, niscaya hanya ada kata "iya"
Menyebarkan kebaikan di tengah-tengah manusia 
Sirnalah kezhaliman, kemiskinan, dan papa 
Jika orang Quraisy melihatnya pastilah berkata, "Setinggi itukah kemuliaannya?"
Tertunduk mata karena malu padanya 
Merasa kerdil melihat kehebatannya 
Tak pernah lupa tersenyum tatkala berkata-kata 
Di tangannya tergenggam tongkat yang harum aromanya 
Dari tangan manusia cerdas hidung mencium aroma wanginya 
Keturunan Rasulullah dia asalnya 
Alangkah mulia asalnya, akhlaknya, dan juga perangainya 

(Baca juga artikel, ZAINUL ABIDIN)

Jika orang yang memiliki pertalian darah sangat dekat saja dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merasa khawatir, dan tidak pernah merasa aman dari adzab Allah 'Azza wa Jalla (Neraka), bagaimana mungkin mereka yang memiliki pertalian yang sangat jauh merasa aman, bahkan bisa memasukkan orang lain ke dalam Surga Allah 'Azza wa Jalla?

Laa Haula walaa quwwata Illa Billah 

Ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang berakal, dan mau mengambil pelajaran.

(pen blog, dari berbagai sumber)

oOo

BOLEH SHALAT JENAZAH SETELAH DIKUBURKAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah berkata:

Disyariatkan bagi orang yang tidak sempat menyalatkan jenazah untuk shalat jenazah setelah (mayit) dikuburkan.  Karena Nabi ﷺ melakukan hal itu.  Kemudian hal itu dibatasi (waktunya) satu bulan (sejak waktu pemakaman) atau kurang.

Kalau waktunya sudah lebih dari itu, maka tidak disyariatkan lagi shalat jenazah diatas kubur, karena tidak dinukilkan dari Nabi ﷺ bahwasanya Beliau menshalatkan jenazah di atas kubur setelah satu bulan sejak dikuburkannya mayit.”

✍  Syaikh Abdul Kariim bin Abdillah Al-Khudair hafizhahullah berkata :

[Disyariatkan bagi orang yang tidak sempat menyalatkan jenazah untuk shalat jenazah setelah dikuburkan. Karena Nabi ﷺ melakukan hal itu. Kemudian hal itu dibatasi satu bulan (dari waktu pemakaman) atau kurang.]

Dalil hal itu adalah Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu:

“Sesungguhnya dulu ada seorang wanita yang biasa membersihkan masjid dan seterusnya…”.

Di dalam Hadits disebutkan :

أن النبي ﷺ صلى على قبرها

“Sesungguhnya Nabi ﷺ melakukan shalat jenazah di atas kuburannya.”

[HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Dan diriwayatkan bahwasanya Beliau ﷺ menshalatkan jenazah di atas kuburan setelah satu bulan pemakamannya.

[Riwayat Daraquthni dalam Sunannya no 1847, sebagian ulama menyatakan ada cacatnya, karena bersendirinya Bisyir bin Adam, sementara rawi lainnya menyelisihi Bisyir.]

Dari sini para ulama mengambil batas waktu maksimal disyariatkannya shalat jenazah di atas kuburan adalah satu bulan.

[Kalau waktunya sudah lebih dari itu, maka tidak disyariatkan lagi shalat jenazah diatas kubur, karena tidak dinukilkan dari Nabi ﷺ bahwasanya Beliau menshalatkan jenazah di atas kubur lebih dari satu bulan.]

Akan tetapi waktu ini terjadi dari Nabi ﷺ secara kebetulan saja, di dalamnya tidak ada yang menunjukkan kalau Beliau tidak melakukan shalat jenazah sesudah waktu ini.

Kalau mencukupkan waktu satu bulan sebagaimana pendapat yang dipilih oleh Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah maka tidak mengapa.


📑 Syarh Durus Al-Muhimmah, 179-180


oOo


Disalin dengan editan dari;

🖇 Sumber Artikel:

http://telegram.me/ahlussunnahposo



Jumat, 07 Januari 2022

"YANG LALU, BIARLAH BERLALU..."

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Al-Imam Adz-Dzahabi mengkisahkan dari syaikhnya tentang Mas’ud bin Muhammad Al-Hamadzani:

كان على قَدَم حَسَن.  و كان كثيرا ما يقول :

"Bahwa beliau adalah orang yang baik.  Dirinya (selalu memaafkan manusia dan) sering mengucapkan: 

الماضي لا يذكر.

'Yang lalu (biarlah berlalu), tak perlu diungkit-ungkit lagi.'

فقيل: إنه رئي في المنام، فقيل لَهُ: ما فعل اللَّه بك؟ قَالَ: أوقفني بين يديه، وقال لي: يا مَسْعُود الماضي لا يُذْكَر، انطلقوا به إِلَى الجنَّة .

Maka suatu ketika ada seseorang yang bermimpi bertemu dengan beliau (setelah meninggalnya), lalu beliaupun ditanya, 

“Apakah balasan yang Allah berikan kepadamu?”

beliau menjawab,

 “Aku dibawa ke hadapan Allah, kemudian Dia berkata kepadaku :

'Wahai Mas’ud, masa lalu takkan diungkit-ungkit lagi.'

 -lalu Allah memerintahkan para Malaikat- :

'Bawalah dia menuju Al-Jannah (Surga).'"


[Târîkhul Islâm Lidz Dzahabi : 42/327]

oOo


Disalin dengan editan dari;

TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM

ARCHIVE : http://bit.ly/arc_AM


Kamis, 06 Januari 2022

CIRI ORANG YANG KOKOH KEILMUANNYA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Al-Baghawi rahimahullah:

"Dikatakan bahwa, 'Orang yang kokoh  keilmuannya, adalah orang yang pada ilmunya terdapat 4 (empat) hal: 

1. Ketakwaannya kepada Allah.

2. Ketawadhuannya terhadap sesama makhluk Allah.

3. Sikap zuhudnya terhadap dunia.

4. Jihadnya memerangi hawa nafsunya sendiri.'"


📚  Tafsir Al-Baghawi, (jilid 1/hal 395).

***

قال الإمام البغوي رحمه الله :

قيل، الرَّاسِخُ في العِلمِ مَن وَجَدَ في علمِهِ أربعةَ أشياءَ : التّقْوَى بَينَه وبينَ اللّٰه ، والتّواضعَ بينه وبين الخَلقِ ، والزُّهدَ بينه وبين الدُّنيا ، والمُجَاهدةَ بينهُ وبينَ نفسِهِ

📚 تفسير البغوي ٣٩٥/١.

oOo


Disalin dengan editan dari;

⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon

www.salafycirebon.com


AGAMAMU MODAL UTAMAMU

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Asy-Syaikh DR. Muhammad Ghalib Al-Umariy hafidzahullah menyampaikan,

‏عجبا ممن يعتزل ما يؤذيه من العلاقات المزعجة، والأشخاص المؤذين.

ولا يعتزل ما يضر بدينه من السماع لأهل الضلال، والجهّال.

دينك رأس مالك فلا تجعله كلأ مشاعا لكلّ أحد.


"Sungguh mengherankan orang-orang yang menjauh dari perkara-perkara yang (akan) menganggunya, baik berupa hubungan yang menganggu, dan orang-orang yang jahat. 

Namun dia tidak (berupaya) menjauh dari hal-hal yang akan membahayakan Agamanya, yaitu mendengarkan perkataan orang-orang yang sesat dan bodoh.

Agamamu adalah modal utamamu, maka jangan jadikan ia ibarat padang rumput yang terbentang begitu saja (bebas dimasuki siapapun)."*

---

*  Sahabat yang mulia Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu mengatakan, bahwa manusia di dunia ini pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kelompok besar;

"Kelompok Pertama;

Tentang orang berilmu yang Rabbani, Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, “Yaitu orang yang mengajarkan ilmu kepada manusia.”

Sibawih berkata, “Mereka menambahkan huruf nun dan alif pada kata Rabbani jika mereka bermaksud membatasi pada ilmu Rabb Tabaraka wa Ta’ala sebagaimana mereka mengatakan sya’rani (orang yang lebat rambutnya), dan lihyani (orang yang lebat jenggotnya).
Orang berilmu tidak dinamakan Rabbani hingga ia mengamalkan ilmunya, dan mengajarkannya kepada manusia.

Kelompok Kedua;
Orang yang berjalan di atas jalan keselamatan.  Maksudnya dengan ilmunya ia mencari keselamatan.  Dialah orang yang ikhlas dalam mempelajari ilmu.  Mempelajari apa yang bermanfaat baginya, dan mengamalkan apa yang telah diketahuinya.  Jika ia mempelajari ilmu yang bermanfaat baginya namun tidak untuk mencari keselamatan, ia juga tidak berada di atas jalan keselamatan.  Jika ia mempelajarinya dan tidak mengamalkannya, ia juga tidak mendapatkan keselamatan.  Oleh karena itu, ia disifati dengan ciri “di atas jalan”, maksudnya di atas jalan yang menyelamatkannyaTidak termasuk dalam hal ini adalah orang yang mencari ilmu untuk mendapatkan kekayaan dunia, seperti sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya),
“Barangsiapa mempelajari ilmu yang seharusnya untuk mendapatkan keridhaan Allah, namun ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan kekayaan dunia, maka ia tidak akan mencium aroma Surga.”  (HR. Abu Nu'aim).

Kelompok Ketiga;
Orang yang tidak memiliki ilmu dan berpaling dari ilmu.  Ia bukan orang yang berilmu, dan bukan pula orang yang mempelajari ilmu.  Ia adalah orang-orang jelata.
Orang-orang jelata (hamaj) yang dimaksud ialah orang-orang yang hina dan orang-orang bodoh di antara mereka.  Asal kata hamaj adalah lalat kecil seperti nyamuk yang bergerombol di atas kepala kambing, dan hewan-hewan lain.  Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu mengumpamakan orang-orang bodoh seperti gerombolan lalat tersebut.
Ucapan Ali, “Pengikut semua penyeru.”  Maksudnya, bahwa siapapun yang menyeru mereka dan mengajak mereka, maka mereka mengikutinya;  meski mereka tidak memiliki pengetahuan terhadap apa yang diseru kepadanya tersebut benar atau salah, atau pemiliknya (oknum)?  Yang jelas mereka merespon ajakan orang-orang tersebut.  Mereka adalah manusia yang paling membahayakan Agama.  Jumlah mereka sangat banyak, namun bobot mereka amat kecil di sisi Alah Ta’ala.  Mereka adalah provokator seluruh fitnah.  Merekalah yang menyulut finah, dan mengobarkannya.  Orang-orang religius berusaha menghadang fitnah tersebut, namun anehnya orang-orang jelata alias orang-orang bodoh tersebut mengelola / mengobarkannya.
Penyeru mereka dinamakan naiq karena mirip dengan hewan ternak yang dipanggil pengembalanya, kemudian hewan tersebut pergi bersama pengembalanya kemanapun pengembala tersebut pergi.      
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja.  Mereka tuli, bisu dan buta, maka oleh sebab itu mereka tidak mengerti.  (Al-Baqarah; 171).
Itulah penyifatan Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu terhadap mereka karena mereka tidak memiliki ilmu dan hati mereka gelap.  Mereka tidak memiliki cahaya dan hati nurani, yang dengannya mereka bisa membedakan (memilah-milah) antara kebenaran dengan kebatilan.  Bagi mereka semua itu sama saja (sama-sama menyeru pada "Agama Islam").
Ucapan Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu, “Mereka bergerak bersama dengan hembusan angin.”  Dalam riwayat lain, “Mereka bergerak dengan semua penyeru.”  Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu mengumpamakan akal mereka lemah seperti ranting yang lemah, dan mengumpamakan hawa nafsu dan pendapat seperti angin.  Ranting itu bergerak bersama angin kemana saja angin berhembus.  Dan akal mereka bergerak bersama dengan setiap hawa nafsu dan setiap penyeru.  Jika akal mereka sempurna, tentu akal mereka seperti pohon besar yang tidak bisa dipermain-mainkan angin."
Selesai perkataan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.
(Baca keterangan selengkapnya pada artikel; 129 Buah Ilmu (bagian ke ll), (pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari;

TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM

ARCHIVE : http://bit.ly/arc_AM


TANDA QALBU SEDANG SAKIT

 


بسم الله الرحمان الرحيم

🎙 Berkata Asy-Syaikh, Al-Allamah, Al-Mujaddid, Prof. Dr. Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafidzahulullah

"إنْ رأيتَ نفسَكَ أنك ترفض الحقَّ إذا جاءَ من جهةٍ معينة، وتقبل الباطل إذا جاءَ من جهةٍ معينة، وتجعله حقاً فاعلم أنَّ قلبَك مريضٌ!."


"Bila engkau perhatikan,  bahwa dirimu menolak kebenaran jika datang dari arah (individu) tertentu. Sementara engkau menerima kebathilan apabila datang dari arah tertentu, kemudian engkau menjadikan (memoles, menghiasi) kebathilan itu menjadi suatu kebenaran, maka ketahuilah bahwa qalbumu sedang sakit."*


📓  Ashnaful Qulub, 12.


* Hal ini banyak kita temukan di dunia perpolitikan.  Yang putih dapat berubah menjadi hitam dalam sekejap - dan sebaliknya, demi membela kepentingan kelompok, partai.  Rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadi sirna, tidak lagi menjadi pertimbangan utama, (pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari;

http://www.salafytemanggung.com


Rabu, 05 Januari 2022

JAUHILAH DOSA-DOSA BESAR, DAN TERIMALAH BERITA GEMBIRA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

عن جابر بن عبدالله رضي الله عنهما أن النبي ﷺ يقول :  "اجتنِبوا الكبائرَ، وسدِّدوا، وأبشِروا."

أخرجه أحمد (١٥٢٧٥)


💬 Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi ﷺ bersabda, 

"Jauhilah dosa-dosa besar!  Sederhanalah dalam beramal (jangan memaksakan diri dengan amalan yang kalian tidak mampu), dan terimalah berita gembira (dengan pahala yang besar atas amalan kalian meskipun sedikit)."*


📚  HR. Ahmad (15275)


*  Karena dosa-dosa besar hanya dapat dihapus dengan melakukan taubat khusus.  Sedangkan dosa-dosa kecil dapat terhapus dengan sendirinya melalui ibadah-ibadah wajib dan kebaikan lainnya, (pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari;

✍🏼 Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Rabu, 2 Jumadil Akhir 1443 H / 5 Januari 2022 M

□ http://www.nisaa-assunnah.com


Selasa, 04 Januari 2022

JUJURLAH SELALU

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Amirul mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu;

"Wajib bagimu untuk senantiasa bersikap Jujur, meskipun kejujuran itu akan membunuhmu."

(Raudhatul 'Uqala, hal 66)

oOo

JANGAN MEMBELA KEBATHILAN DENGAN KEDOK KEADILAN DAN SPORTIFITAS

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Berkata Asy-Syaikh Dr Muhammad Ghalib hafizhahullah;

"Janganlah karena (ingin) mengaku bersikap Adil dan Sportif, serta pujian orang lain terhadapmu - bahwa engkau adalah orang yang adil dan sportif.  Lalu hal itu menyeretmu pada penyimpangan dan hanyut terbawa arus, hingga engkau menegakkan ucapan yang bathil serta membelanya.  Sikap adil dan sportif adalah dalam membela kebenaran, dan menolak selainnya (kebathilan)."

(Sumber; https://t.me/forumsalafy/14427)

oOo


TANDA KETAWADHUAN SESEORANG

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah

"لَا تَصِحُّ لَكَ دَرَجَةُ التَّوَاضُعِ حَتَّى تَقْبَلَ الْحَقَّ مِمَّنْ تُحِبُّ وَمِمَّنْ تُبْغِضُ فَتَقْبَلُهُ مِنْ عَدُوِّكَ كَمَا تَقْبَلُهُ مِنْ وَلِيِّكَ".


"Tidak sah bagimu derajat ketawadhuan - hingga kamu menerima kebenaran dari siapapun yang kamu cintai, dan dari siapapun yang kamu benci. 

Maka terimalah Al-Haq (Kebenaran) itu (meskipun) dari musuhmu, sebagaimana kamu menerimanya dari orang yang loyal terhadapmu."


[Madârijus Sâlikin: 2/232]

oOo


Disalin dengan editan dari;

🖇 Sumber Artikel:

TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM

ARCHIVE : http://bit.ly/arc_AM

Senin, 03 Januari 2022

"YAKINLAH, AKAN SELALU ADA JALAN KELUAR"

 


بسم الله الرحمان الرحيم


(Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsari hafizhahullah)

oOo

SOLUSI BAGI SETIAP KESULITAN (KESEMPITAN)

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah,

إذا كنت متقي الله فثق أن الله سيجعل لك مخرجا من كل ضيق واعتمد ذلك.

"Apabila engkau bertakwa kepada Allah, maka percayalah bahwa Allah akan memberikan jalan keluar bagimu dari setiap kesempitan (kesulitan), dan jadikanlah hal itu sebagai sandaran (pegangan) bagimu." 


📖 Sumber:

Syarh Riyadh Ash-Shalihin, Jilid 1, hlm. 236.

oOo


Disalin dengan editan dari;

📲 Alih Bahasa:

Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.

🏡 Kanal Telegram:

https://t.me/alfudhail

"TEWASNYA" SEORANG PEMUDA YANG ENGGAN MENUNTUT ILMU

 


بسم الله الرحمان الرحيم

اصْبِرْ عَلَى مُرِّ الجَفَا مِنْ مُعَلِّمٍ  فَإِنَّ رُسُوْبَ الْعِلْمِ فِيْ نَفَرَاتِهِ

فَمَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَعَلُّمِ سَاعَةً  تَجَرَّعَ ذُلَّ الجَهْلِ طُوْلَ حَياتِهِ

وَمَن فاتَهُ التَعليمُ وَقْتَ شَبابِهِ  فَكَبِّر عَلَيْهِ أَربَعاً لِوَفاتِهِ

وَذَاتُ الفَتَى -وَاللّٰهِ- بِالعِلْمِ وَالتُّقَى  إِذَا لَمْ يَكُونَا لَا اعْتِبَارَ لِذَاتِهِ


Berkata Al-Imam Syafii rahimahullah,

"Bersabarlah engkau akan pahitnya menghadapi guru yang kaku, sebab kegagalan menuntut  ilmu justru karena lari darinya.

Barangsiapa yang belum pernah merasakan penatnya belajar (menuntut Ilmu) meskipun hanya sesaat, maka dia akan menanggung hinanya kebodohan seumur hidup.

Barangsiapa yang luput dari belajar pada waktu mudanya, maka  bertakbirlah untuknya empat kali karena dia (sesungguhnya) telah "tewas".

Seorang pemuda akan mulia - demi Allah, jika ia berilmu dan betakwa.  Apabila kedua hal itu tidak ada pada dirinya, maka pemuda itu tidak ada arti keberadaannya."*


📝  Diwanul Imam Asy-Syafi'i, hal.59


*  Semakin dekat pada Hari Kiamat, semakin banyak pula fitnah (ujian, musibah, cobaan hidup, adzab) yang muncul di tengah-tengah masyarakat manusia.  Baik dari segi frekuensi, maupun bobotnya.  Untuk itu, wajib bagi seseorang membekali diri dengan Ilmu Agama, Iman yang kuat, serta amal shalih, agar tidak "tewas" terlindas fitnah-fitnah tersebut.

Disamping itu, wajib berpedoman pada bimbingan para 'ulama, karena seringkali fitnah yang muncul itu bergonta-ganti, layaknya "mutasi" virus Corona.  Sehingga, dibutuhkan Fatwa 'ulama untuk mendiagnosa fitnah tersebut, sekaligus menentukan obatnya (pen blog). 

oOo


Disalin dengan editan dari;

Ustadz Ahmad hafidzahullah

t.me/Galerisalafyminang