Minggu, 29 Maret 2020

MENEPIS SYUBHAT CORONA (2)


بسم الله الرحمان الرحيم

(Sambungan...)
Negeri kita ini memiliki Penguasa yang mengatur segala urusan rakyatnya, bukan hutan rimba, bukan pula negeri Bar-Bar.
Pemerintah Indonesia melihat adanya bahaya besar yang sedang mengancam - jika tidak ada upaya yang serius untuk memutus rantai virus Corona - sebagaimana pemerintah kerajaan Arab Saudi telah lebih dulu menempuh upaya yang sama - termasuk meminta kaum muslimin untuk (sementara, In syaa Allah) menunaikan ibadah di rumah.
Jika penduduk negeri ini bertindak dan berbuat seenaknya sendiri, tidak Menta'ati Penguasa dalam perkara yang ma'ruf.  Sungguh!  Akan carut-marutlah semua urusan kaum muslimin.  Oleh karena itu, hendaklah setiap penduduk negeri ini berpikir jernih ke depan, demi keselamatan kita semua.
Sekali lagi,  negeri ini memiliki Pemimpin yang telah diberi amanah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan untuk ditaati.
Apalagi, yang diputuskan oleh Penguasa kita selaras dengan dalil-dalil dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah.  Sehingga, kewajiban kita hanya mendengar dan ta'at dalam perkara yang ma'ruf.
Adapun, pernyataan beberapa ustadz, pemuka agama, tokoh masyarakat, atau Syaikh Yamani - janganlah dihiraukan.  Seharusnya mereka mengerti dengan kadar (kapasitas) dirinya masing-masing.  Karena, sungguh!  Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati orang-orang yang mengerti kadar (kapasitas) dirinya.
Hendaklah masing-masing kita bercermin - sembari bertanya, "Siapa kita?  Pantaskah saya berbicara sembarangan untuk suatu urusan yang terkait dengan keselamatan kaum muslimin???"
Waliyul Amr (Pemerintah) di setiap negeri kaum muslimin terus bekerja tanpa kenal lelah untuk memikirkan dan menyelamatkan kaum muslimin dan penduduk negerinya.
Di sini, tampaklah keindahan agama Islam bagi orang-orang yang serius mencermati dan mempelajarinya.  Dengan syari'atnya yang agung - agar Menta'ati setiap Penguasa dalam perkara yang ma'ruf.
Di antara perkara yang ma'ruf itu adalah, tatkala Penguasa melihat adanya mafsadah (kerusakan) besar yang akan terjadi - kemudian Penguasa berupaya sekuat tenaga menolak mafsadah (kerusakan) tersebut, meskipun beberapa maslahat (kebaikan) terabaikan.
Wajib bagi setiap muslim berhusnuzhan (berbaik sangka) terhadap Penguasa kita dan Penguasa kerajaan Arab Saudi dengan segala kebijakan mereka.
Bersungguh-sungguhlah, wahai kaum muslimin, wahai Ahlus Sunnah untuk Menta'ati Pemimpin, beristighfar, berdzikir, berdo'a (bermunajat), serta beribadah di rumah masing-masing.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala segera mengangkat segala kesusahan yang menimpa kita, Amiin.


oOo

(Disadur dari tulisan, Abu Ismail Muhammad Rijal ghafarallahu lahu walidaihi wa lisaairil muslimin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar