بسم الله الرحمان الرحيم
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ta'ala pernah ditanya tentang orang yang membaca Al-Qur'an yang agung atau sebagiannya, apakah lebih afdhal dia menghadiahkan pahalanya kepada kedua orang tuanya dan orang yang meninggal dari kaum muslimin ? Atau dia menjadikan pahalanya untuk dirinya secara khusus?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ta'ala menjawab :
👉 "Ibadah yang paling utama adalah yang sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan petunjuk para Sahabat, sebagaimana yang telah shahih dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam bahwasanya Beliau pernah bersabda dalam khutbahnya :
"Sebaik-baik ucapan adalah ucapan Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang dibuat-buat dan setiap kebid'ahan adalah sesat"
Dan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda :
"Sebaik-baik generasi adalah generasiku , kemudian yang setelahnya, kemudian yang setelahnya."
Dan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengatakan :
"Barangsiapa yang ingin meneladani, maka teladanilah orang yang telah mati, karena sesungguhnya orang yang (masih) hidup tidak aman dari fitnah, merekalah para Sahabat Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam".
✅Jika telah diketahui pondasi ini , maka urusannya yang dikenal di kalangan kaum muslimin pada generasi yang utama adalah bahwasanya mereka beribadah kepada Allah dengan segala macam ibadah yang disyari'atkan, yang wajibnya dan yang sunnahnya , berupa shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan yang lainnya, dan juga mereka (generasi utama) mendo'akan kebaikan bagi kaum mu'minin dan mu'minat, sebagaimana Allah perintahkan mendoakan orang yang hidup dan mati di antara mereka pada shalat jenazah mereka dan ketika menziarahi kubur dan selainnya ...
❌ Maka tidak pernah terjadi pada kebiasaan Salaf - apabila mereka shalat sunnah, puasa, haji, atau membaca Al-Qur'an - mereka menghadiahkan pahalanya kepada orang mati dari kalangan kaum muslimin, juga tidak kepada orang-orang khusus mereka, bahkan kebiasaan mereka adalah sebagaimana yang telah lewat, maka tidak sepatutnya bagi manusia menyimpang dari jalannya para Salaf, karena jalan Salaf lebih utama dan sempurna. Wallahu a'lam."
Selesai
📚 (Majmu' Fatawa, 24/321-323)
➖
سُئل شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله تعالى :
عمن يقرأ القرآن العظيم ، أو شيئا منه ، هل الأفضل أن يهدي ثوابه لوالديه ، ولموتى المسلمين ؟ أو يجعل ثوابه لنفسه خاصة ؟
فأجاب:
"أفضل العبادات ما وافق هدي رسول الله صلى الله عليه وسلم وهدي الصحابة ، كما صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يقول في خطبته: ( خير الكلام كلام الله ، وخير الهدي هدي محمد ، وشر الأمور محدثاتها ، وكل بدعة ضلالة ) . وقال صلى الله عليه وسلم : ( خير القرون قرني ، ثم الذين يلونهم ) .
وقال ابن مسعود : "من كان منكم مستنا فليستن بمن قد مات ؛ فإن الحي لا تؤمن عليه الفتنة ، أولئك أصحاب محمد".
فإذا عرف هذا الأصل ، فالأمر الذي كان معروفا بين المسلمين في القرون المفضلة ، أنهم كانوا يعبدون الله بأنواع العبادات المشروعة ، فرضها ونفلها ، من الصلاة والصيام والقراءة والذكر وغير ذلك ، وكانوا يدعون للمؤمنين والمؤمنات ، كما أمر الله بذلك لأحيائهم وأمواتهم في صلاتهم على الجنازة وعند زيارة القبور وغير ذلك ...
فلم يكن من عادة السلف إذا صلوا تطوعا وصاموا وحجوا أو قرءوا القرآن يهدون ثواب ذلك لموتاهم المسلمين ولا لخصوصهم ، بل كان عادتهم كما تقدم ، فلا ينبغي للناس أن يعدلوا عن طريق السلف ، فإنه أفضل وأكمل . والله أعلم " .انتهى
📚 *" مجموع الفتاوى " (24 / 321 – 323)*
oOo
Disalin dengan editan dari;
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar