Selasa, 17 Agustus 2021

KEUTAMAAN MENJAWAB ADZAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saat kami duduk bersama Rasulullah ﷺ, Bilal bangkit dan mengumandangkan adzan. Setelah selesai, Rasulullah ﷺ bersabda, 

مَنْ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ هَذَا يَقِينًا، دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Siapa yang mengucapkan seperti yang diucapkan Bilal dengan penuh keyakinan - ia pasti masuk Surga.” 

📙 -SHAHIH- (Shahih At-Targhib, 246) HR. An-Nasaʼi (674) dan Ahmad (8609).


Kabar gembiranya lagi; hanya perlu waktu kira-kira TIGA MENIT untuk menyelesaikan amalan ini.  Waktu yang sangat singkat dalam upaya meraih keridhaan-Nya!

Tidak hanya itu, doa orang yang menjawab adzan juga mustajab.

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, “Ada seseorang yang mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin telah mengungguli kami dalam hal keutamaan.ʼ Maka beliau ﷺ bersabda, 

قُلْ كَمَا يَقُولُونَ، فَإِذَا انْتَهَيْتَ، فَسَلْ تُعْطَهْ

“Ucapkanlah seperti yang muadzin kumandangkan!  Bila selesai, berdoalah dan engkau pasti diberi.” 


📙 HASAN SHAHIH - (Shahih At-Targhib, 256) HR. Abu Dawud (524).


Al-‘Allamah Abdurrahman bin Qasim an-Najdi rahimahullah menjelaskan, 

تسن إجابته إجماعاً، على أي حال كان، من طهارة وغيرها، ولو جنبا أو حائضاً، إلا حال جماع وتخلٍ

“Disunnahkan menjawab adzan menurut kesepakatan 'ulama dalam kondisi apa pun; baik saat suci ataupun tidak. Bahkan meskipun sedang junub atau haid.  Hanya tidak boleh pada saat bersetubuh dan buang hajat.” 


📘 Hasyiyah Ar-Raudh Al-Murbiʼ, 1/453.

oOo


Disalin dengan editan dari;

🖇 Sumber Artikel:

📡 https://t.me/nasehatetam 

🖥 www.nasehatetam.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar