بسم الله الرحمان الرحيم
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz رحمه الله ditanya;
Pertanyaan:
"Saya pernah mendengar bahwa orang yang diam dari kebenaran adalah Syaithan bisu, apakah ini benar?"
Jawaban Asy Syaikh:
"Ya, kalimat ini diucapkan oleh sebagian Salaf. Bukan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi was salam, tetapi hanya ucapan dari sebagian Salaf. Mereka mengatakan:
الساكت عن الحق شيطان أخرس والناطق بالباطل شيطان ناطق
'Orang yang diam dari kebenaran adalah syaithan yang bisu sedangkan orang yang berucap dengan kebathilan adalah syaithan yang berbicara.'
Orang yang mengatakan ucapan bathil dan menyeru kepada kebathilan, maka dia ini termasuk syaithan yang berbicara. Adapun seorang yang diam dari kebenaran padahal dia mampu, tidak memerintah kepada perkara-perkara yang ma’ruf, tidak melarang dari kemungkaran, tidak berusaha mengubah perkara-perkara yang wajib untuk dirubah, dan dia malah diam - padahal mampu untuk berbicara, maka dia ini dikatakan syaithan bisu dari kalangan manusia. Karena wajib bagi setiap mukmin untuk mengingkari kebathilan dan menyeru kepada perkara-perkara yang diperintahkan syariat. Bila ia mampu melakukan ini, maka berhak baginya sebagaimana firman Allah Jalla wa ‘Alla:
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون (آل عمران: 104)
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Alu ‘Imran:104)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
والمؤمنون والمؤمنات بعضهم أولياء بعض يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر (التوبة:71)
“Kaum mukminin dan mukminah, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian lainnya. Mereka menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar.” (At-Taubah:71)
Nabi shallallahu ‘alaihi was salam bersabda:
إن الناس إذا رأوا المنكر فلم يغيروه أوشك أن يعمهم الله بعقابه
“Sesunguhnya manusia apabila melihat kemungkaran, kemudian tidak berupaya mengubahnya, maka hampir-hampir Allah akan meliputi mereka dengan adzab-Nya.”
Dan, Nabi ‘alaihish shalatu wassalam juga bersabda:
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Bila tidak mampu, maka dengan lisannya. Bila tidak mampu, maka dengan hatinya - dan itulah selemah-lemah iman.” [Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim di dalam “Shahih” nya.]
Sehingga, hal ini menjelaskan kepada kita tentang wajibnya mengingkari kemungkaran sesuai dengan batas kemampuan. Dengan tangan, lisan, kemudian hati. Oleh karena itu seseorang yang diam, tidak mau mengingkari kemungkaran padahal dia mampu melakukannya, tidak ada sesuatu yang menghalanginya, maka inilah dia Syaithan bisu tersebut."
oOo
Catatan;
Hal ini juga peringatan bagi orang-orang yang suka "Main aman", tidak mau mengatakan kebenaran agar terhindar dari perselisihan dengan manusia. Di sisi Allah 'Azza wa Jalla perbuatan tersebut sangat tercela, dan diancam dengan adzab yang keras (pen blog).
Disalin dengan editan dari;
Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/18316
Tidak ada komentar:
Posting Komentar