بسم الله الرحمن الرحيم
Hati (Jiwa / Roh) setiap manusia memiliki 6 (enam) lintasan (orbit), tempatnya selalu melintas dan berputar-putar, melanglang buana. Tiga orbit (lintasan) di antaranya tempat berputarnya Roh yang Mulia, dan tiga lintasan lagi
tempat berputarnya Roh yang hina (rendahan).Tiga lintasan (orbit) Roh yang Mulia adalah;
1. Ilah (Sesembahan) yang diibadahinya.
2. Amalan-amalan yang jelas baginya.
3. Akal yang menuntunnya.
(Baca artikel, MANUSIA PALING CERDAS MENURUT ISLAM)
Tiga lintasan (orbit) Roh yang Hina (rendahan);
1. Dunia yang berhias dihadapannya.
2. Nafsu yang membisikinya.
3. Musuh yang senantiasa mengusiknya (Syaithan dari
kalangan Jin dan manusia serta Iblis la’natullah, pen blog)
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah).
Penjelasan;
Penyesatan yang merupakan hukuman adalah bagian dari Keadilan Allah terhadap hamba tersebut. Karena sesungguhnya Dialah Yang paling mengetahui dimana Dia akan menempatkan Hidayah dan Taufiq-Nya, sebagaimana Dia juga Yang mengetahui kepada siapa Dia akan menitipkan Risalah-Nya, karena tidak setiap manusia siap dan mampu mengemban Risalah tersebut serta menyampaikan kepada umat manusia, dan tidak semua manusia pula mau dan mampu menerima dan mengimani Risalah tersebut.
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah).
Penjelasan;
- Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya); "Hai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan padamu. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara Manusia dengan Hatinya. Dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan." (QS. Al-Anfal (8); 24).
- MENGENALI HATI
Berkata Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah,
"ومن عرف قلبه عرف ربه، وأكثر الناس جاهلون بقلوبهم ونفوسهم، و«الله يحول بين المرء وقلبه.» [الأنفال: ٢٤] وحيلولته أن يمنعه من معرفته ومراقبته ، فمعرفة القلب وصفاته أصل الدين، وأساس طريق السالكين."
📕 [مختصر منهاج القاصدين لابن قدامة المقدسي صـ ١٨٥]
"Barangsiapa mampu mengenali hatinya, maka dia akan mengenal Rabb-nya. Namun, mayoritas manusia tidak mengenal hati dan jiwa mereka sendiri. Allah berfirman (artinya),
"Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya." [QS. Al-Anfal: 24]
Allah membuat batasan (dinding pemisah) dengan cara menghalangi manusia tersebut untuk mengenal-Nya, dan dari muraqabah-Nya, sehingga dia tidak lagi merasa diawasi oleh Allah (hilang rasa takut kepada-Nya. Dan tidak tergerak hati untuk mempersiapkan bekal Akhirat, sehingga dia hanya larut dengan urusan dunia, pen blog).
Oleh karena itu, mengenal hati dan sifat-sifatnya adalah fondasi Agama dan landasan jalan para penitinya."
📕 [Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin li Ibni Qudamah Al-Maqdisi, hlm. 185] - Tafsiran para 'ulama tentang kata "kehidupan" pada ayat di atas (QS. Al-Anfal; 24) adalah Kehidupan Hati, bagi orang-orang yang menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya, karena hati yang hidup akan senantiasa bergerak, mendekat pada Penciptanya, sedangkan hati yang sakit dan mati akan semakin menjauh dari Rabb-nya.
- Pendapat Sahabat yang mulia, Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu dan Jumhur Mufassirin (mayoritas ahli Tafsir) tentang makna ayat "Allah membatasi antara Manusia dengan Hatinya", yakni;
* Allah Subhanahu wa Ta'ala menghalangi orang-orang mukmin (beriman) melakukan perbuatan kufur kepada-Nya.
* Allah Subhanahu wa Ta'ala menghalangi orang-orang kafir melakukan keta'atan (keikhlasan) kepada-Nya.
(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)
* Allah Subhanahu wa Ta'ala menghalangi orang-orang yang durhaka melakukan keta'atan kepada-Nya.
Meskipun secara lahiriah mereka tampak ruku' dan sujud, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan amal-amal mereka seperti debu yang diterbangkan angin, karena tidak ikhlas dan tidak mengacu pada tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Wallahu a'lam.
Wallahu a'lam.
---
Renungan;
Jika manusia menolak seruan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya, maka Allah Ta'ala akan membuat batasan (dinding pemisah) antara hati mereka dengan diri mereka sendiri, sehingga setelah itu mereka tidak lagi mampu memenuhi seruan tersebut.
Renungan;
Jika manusia menolak seruan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya, maka Allah Ta'ala akan membuat batasan (dinding pemisah) antara hati mereka dengan diri mereka sendiri, sehingga setelah itu mereka tidak lagi mampu memenuhi seruan tersebut.
Mereka akan terombang-ambing (tersibukkan) oleh berbagai persoalan duniawi, dan lupa terhadap tujuan penciptaan dirinya (Akhirat).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ.
"Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya, saat menyeru kalian kepada hal-hal yang menghidupkan hati kalian. Ketahuilah, sesungguhnya Allah akan memberi penghalang antara seseorang dengan hatinya"
(QS. Al-Anfal: 24)
Yang demikian itu merupakan hukuman atas penolakan terhadap kebenaran, yang karenanya Allah 'Azza wa Jalla membuat batasan pula (dinding pemisah) antara Diri-Nya dengan mereka, memalingkan hati mereka dari-Nya, sehingga mereka tidak lagi berhasrat untuk mengenal Allah, dan mengenal Risalah yang Dia sampaikan lewat Rasul-Nya. Dan jiwa (roh) mereka hanya berputar-putar di sekitar orbit (lintasan) jiwa yang rendahan (hina).Penyesatan yang merupakan hukuman adalah bagian dari Keadilan Allah terhadap hamba tersebut. Karena sesungguhnya Dialah Yang paling mengetahui dimana Dia akan menempatkan Hidayah dan Taufiq-Nya, sebagaimana Dia juga Yang mengetahui kepada siapa Dia akan menitipkan Risalah-Nya, karena tidak setiap manusia siap dan mampu mengemban Risalah tersebut serta menyampaikan kepada umat manusia, dan tidak semua manusia pula mau dan mampu menerima dan mengimani Risalah tersebut.
(Baca artikel, KEHENDAK ALLAH, dan BAGAIMANA MEMAHAMI KESEMPURNAAN QADHA DAN QADAR ALLAH, dan KENAPA ALLAH MENYESATKAN MANUSIA?)
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar