بسم الله الر حمان الر حيم
(At-Taubah; 72), (Al-Bayyinah; 7-8), (Al-Baqarah; 25), (Al-Baqarah; 277), (An-Nisa; 173), (An-Nisa; 175), (An-Nisa; 57), (An-Nisa; 122), (Ali-Imran; 57), (Al-Maidah; 9), (Al-An’am; 48), (Al-‘Araf; 42).
(Baca juga artikel, SURGA).
Beberapa Sisi yang Membedakan antara Islam dengan Iman;
Janji Surga, dan rahmat di Akhirat serta keselamatan dari adzab, dikaitkan dengan Iman yang Mutlak dan Amal Shalih atau yang sejenisnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, yang mutlak ini termasuk mengerjakan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya, tidak dikaitkan dengan nama Islam.
(Baca artikel, TUJUH SYARAT KALIMAT SYAHADAT)
Siapa yang berbuat berdasarkan Iman yang disanggupinya dan
dia tidak mampu mengetahui rincian-rinciannya, lalu dia disebut Muslim dan
bukan Mukmin, maka dia termasuk para penghuni Surga, karena Surga patut dihuni
siapa pun yang disebut Muslim meski tidak disebut Mukmin. Tapi
hakikatnya tidaklah demikian. Surga tidak
dikaitkan kecuali dengan nama Iman. Hal
ini juga dijadikan dalil oleh orang yang berkata bahwa tidak setiap Muslim termasuk golongan orang-orang Mukmin yang
dijanjikan Surga. Sebab sekiranya
permasalahannya demikian, maka tentulah janji Surga itu dikaitkan dengan nama Islam,
sebagaimana ia dikaitkan dengan nama Iman atau Taqwa dan Kebajikan sebagaimana
yang disebutkan dalam firman-Nya (artinya); “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam
taman-taman dan sungai-sungai.”
(Al-Qamar; 54).
“Sesungguhnya
orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam Surga yang penuh
kenikmatan.” (Al-Infithar; 13).
Ada pula yang dikaitkan dengan wali-wali Allah, seperti firman-Nya,
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia dan (dalam kehidupan) akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (Yunus; 62-64).
Ada pula yang dikaitkan dengan wali-wali Allah, seperti firman-Nya,
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia dan (dalam kehidupan) akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (Yunus; 62-64).
Karena Allah tidak memberlakukan nama Islam seperti yang
disebutkan ini, maka dapat diketahui bahwa nama
Islam memang tidak seperti nama Iman, seperti nama Kebajikan, Takwa, dan Wali-Wali
Allah. Memang, nama Islam mencakup
orang yang mendapatkan janji itu jika Allah memberinya pahala karena keta’atan
kepada-Nya. Jika dalam hatinya terdapat Iman dan Kemunafikan,
maka dia patut mendapat siksa. Orang-orang semacam ini disiksa (diadzab) oleh Allah di dalam Neraka tetapi tidak kekal, karena di dalam
hatinya terdapat Iman, seberat dzarrah atau lebih dari itu.”
Selesai kutipan.
(“Al-Iman”, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahumullah)
(“Al-Iman”, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahumullah)
Renungan:
- "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan berbagai-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya; 'Kapankah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amatlah dekat." (QS. Al-Baqarah; 214).
- "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS. Ali-Imran; 142) oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar