Minggu, 31 Januari 2021

BAHAYA NIAT BURUK DAN PEMAHAMAN YANG KELIRU DALAM AGAMA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Asy-Syaikh, Al-'Allamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah,

"Bila seseorang memiliki niat yang buruk dan pemahaman yang keliru (dalam beragama).  Sungguh, yang demikian itu adalah pertanda bahwa Allah ingin menghempaskan pelakunya  ke dalam berbagai keburukan dan musibah yang sangat besar."*

oOo

* Betapapun tinggi kedudukan dan kemuliaannya di mata masyarakat, (pen blog).

oOo

Sabtu, 30 Januari 2021

BERDOSA, ORANG YANG PARKIR SERAMPANGAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah;

"Tidak boleh bagi seseorang memarkir hewan tunggangannya, atau mobilnya di jalan-jalan dimana manusia berlalu-lalang padanya, karena hal itu akan mempersempit jalan, atau menyebabkan terjadinya kecelakaan."

oOo

DI ANTARA BENTUK MENYIA-NYIAKAN HARTA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Sa'id bin Jubair rahimahullah,

"Di antara bentuk menyia-nyiakan harta adalah;  Allah Subhanahu wa Ta'ala menganugerahkan kepadamu sesuatu yang halal - lalu engkau menggunakannya di dalam suatu kedurhakaan (kemaksiatan) kepada Allah Ta'ala."*

oOo

* Suatu contoh kecil yang sering terjadi (dianggap biasa) oleh sebagian masyarakat muslim, adalah membelanjakan harta untuk membeli Rokok, main judi, membeli petasan dan lain-lain, (pen blog).


Jumat, 29 Januari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (791)


KEBENARAN ADALAH PATOKAN DALAM MENILAI MANUSIA

بسم الله الرحمان الرحيم

"Wahai saudaraku sesama muslim, bersemangatlah kalian untuk mengetahui Agama Islam, yang engkau peluk dari kitab Rabb-mu dan dari Sunnah Nabi-mu.  Janganlah engkau berkata, 'Si Fulan mengatakan demikian' (fanatik terhadap seseorang).  Karena sesungguhnya kebenaran itu tidak diketahui melalui kepribadian manusia.  Namun, kenalilah kebenaran - niscaya engkau akan mengetahui keadaan manusia (apakah mereka berada di atas kebenaran atau tidak)."

(Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (790)

 


PENDOSA YANG BERTAUBAT LEBIH BAIK DARIPADA ORANG YANG BANGGA DENGAN AMALANNYA

بسم الله الرحمان الرحيم

"Berbangga diri akan membinasakan diri pelakunya.  Sungguh, orang yang berdosa lalu bertaubat lebih baik daripada orang yang bangga dengan amalannya."

(Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah)

oOo


UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (789)

 


HANYA ORANG MUNAFIK YANG MERASA AMAN DARI SIFAT NIFAK

بسم الله الرحمان الرحيم

"Tidak ada yang merasa aman dari sifat nifak melainkan dia adalah seorang munafik.  Dan, tidak ada yang merasa takut dengan sifat nifak melainkan dia adalah orang yang beriman (mukmin).

Sehingga, hendaklah seseorang berusaha keras secara ikhlas meraih predikat mukmin tersebut."*

(Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah)


Para Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (radhiyallahu 'anhuma) saja, sebaik-baik generasi umat manusia begitu khawatir sifat nifak ini terselip di dalam hati mereka, kenapa generasi belakangan ini merasa aman darinya?  (pen blog)

oOo



Rabu, 27 Januari 2021

SEBARKAN ILMU PADA SETIAP KESEMPATAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Asy-Syaikh, Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,

فينبغي لكم -أيها الإخوة- أينما كنتم متى حضرتم فائدة أو موضوع ندوة أو محاضرة أن تنقلوا العلم؛ وأن تبلغوا؛ هذا من الطرق لنشر العلم، وبيان الحق، لمن قد يجهله، والله سبحانه أمرنا بهذا في قوله : وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى [المائدة:2]، وقوله سبحانه: قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ [يوسف:108]، وقوله : وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا [فصلت:33]، وقوله سبحانه:وَالْعَصْرِ ۝ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ۝ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ [العصر:1-3].

ثم هذا مقتضى الأخوة الإيمانية، فالمؤمن ينقل لأخيه ما ينفعه، ويحب له كل خير، فنقل العلم إليه والنصائح من أعظم الخير، ومن أعظم الأسباب في إعانته على الخير.

"Semestinya bagi kalian wahai saudara-saudaraku di mana pun kalian berada, kapan pun kalian menghadiri majelis yang berfaidah, pembahasan dalam suatu perkumpulan, atau kegiatan ceramah untuk menukil dan menyampaikan ilmu (Agama).  Ini adalah termasuk dari metode untuk menyebarkan ilmu dan menjelaskan kebenaran kepada orang yang tidak mengetahui.  Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita akan hal ini di dalam firman-Nya, 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ

"Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa."* (Al-Maidah: 2)

Dan Allah juga berfirman, 

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ 

"Katakanlah, 'Inilah jalan (agama)-ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru kepada Allah dengan bukti yang nyata'." (QS. Yûsuf: 108)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman, 

وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلٗا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا 

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan amal saleh?” (Fushshilat: 33)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman, 

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nasihat-menasihati agar menaati kebenaran, dan nasihat-menasihati agar menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-'Asr: 1-3)

Kemudian, hal ini adalah bentuk keharusan dalam persaudaraan karena keimanan. Seorang mukmin akan menukil sesuatu yang bermanfaat untuk saudaranya dan mencintai untuknya setiap kebaikan, menukil ilmu, dan memberikan nasihat-nasihat kepadanya - merupakan bagian dari kebaikan yang paling besar dan termasuk dari sebab terbesar dalam menolongnya di atas kebaikan."


*  Dan, janganlah tolong menolong dalam menegakkan kebathilan (kesalahan), karena dosanya juga akan berlipat ganda, (pen blog).

oOo


UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (788)


بسم الله الرحمان الرحيم

"Orang yang meninggalkan shalat lebih buruk daripada para pencuri, pezina, peminum minuman keras, dan pengkonsumsi narkoba."*

(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah)

*  Sepakat para 'ulama Ahlus Sunnah, bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, tanpa merasa berdosa (bersalah) telah keluar dari Islam (Kafir), sedangkan para pelaku zina, pencuri, peminum minuman keras (narkoba), pembunuh tidak mengeluarkan mereka dari Islam karena umumnya mereka sadar bahwa perbuatan tersebut salah (berdosa), (pen blog).


oOo

Minggu, 24 Januari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (787)

 


HUKUMAN YANG SESUNGGUHNYA

بسم الله الرحمان الرحيم

"Kebanyakan manusia menyangka, bahwa hukuman dari Allah itu hanya berupa perkara-perkara yang zhahir saja, seperti pada badan (penyakit), harta, dan anak-anak. Padahal sesungguhnya hukuman berupa penyakit hati itu jauh lebih keras, dan lebih besar (bahayanya) daripada hukuman yang berupa perkara-perkara zhahir di atas."*

(Al-'Allamah, Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah)

* Hal ini hanya dapat dipahami dan dirasakan oleh orang-orang yang masih hidup hatinya, dan paham hakikat tujuan penciptaan manusia, yakni untuk mengenal Allah, Agama-Nya, dan Rasul-Nya dengan pengenalan yang benar, (pen blog).

oOo



UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (786)

 


KEDUDUKAN LISAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Tidak ada anggota tubuh yang lebih besar pahalanya dibandingkan lisan - jika ia menta'ati (Allah), dan tidak ada yang lebih besar dosanya daripada lisan jika ia bermaksiat."

(Al-Imam Abu Hatim Al-Bustiy rahimahullah)

oOo



Sabtu, 23 Januari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (785)

 


OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT

بسم الله الرحمان الرحيم

"Maka, kesabaran itu meskipun berat, akan tetapi dapat menghasilkan perpaduan yang memungkinkan antara Ilmu dan Amal.

Kemudian, dari keduanya tersusun obat-obatan untuk segala macam penyakit hati.  Maka, semua penyakit membutuhkan ilmu dan amalan yang sesuai dengannya (sebagai obat)."

(Makna perkataan Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (784)

 


POKOK DASAR KEISTIQAMAHAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Maka, pokok dasar keistiqamahan itu ada pada keistiqamahan hati, agar senantiasa berada di atas Tauhidullah."*

(Al-Imam, Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah)

* Keterangan lebih lengkap baca pada artikel;  KUNCI SURGA (TUJUH SYARAT KALIMAT SYAHADAT), dan DUA RUKUN SYAHADAT)

oOo

Jumat, 22 Januari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (18)

 


TINGKAT KEDERMAWANAN YANG PALING TINGGI

بسم الله الرحمان الرحيم

"Tingkatan kedermawanan yang paling tinggi derajatnya adalah mengutamakan orang lain.  Yakni, seseorang mendermakan hartanya sedangkan dia membutuhkannya."

(Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah)

oOo 



Kamis, 21 Januari 2021

FIRASAT YANG TAJAM ADALAH KARUNIA ALLAH

 


بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

✍️  Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah,

" من كان سليم القلب فإن الله تعالى قد يهبه فراسة يعرف بها الإثم؛ حتى إن نفسه لا تطمئن إليه ولا ترتاح له؛ وهذه من نعمة الله على الإنسان". 

"Barangsiapa yang bersih hatinya, maka sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengaruniakan kepadanya firasat untuk mengetahui (perbuatan) dosa - sehingga jiwanya tidak merasa tenang, dan tidak senang terhadapnya, dan ini termasuk nikmat (yang diberikan) Allah kepada seorang hamba."*

📚 [Syarh Bulughul Maram, 6/249].


*  Sebaliknya, firasat yang tumpul (buta) adalah adzab dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, merasa tenang dan damai atau biasa-biasa saja dengan berbagai dosa besar - bahkan perbuatan Syirik, tidak lagi merasa resah dengannya karena perasaan dan hati nuraninya telah mati, (pen blog).

(Baca keterangan lebih lanjut pada artikel; PUJIAN ALLAH TERHADAP ORANG YANG DAPAT MEMPERHATIKAN TANDA-TANDA)

oOo


Disalin dengan editan dari tulisan;

https://t.me/forum_muslim_salafy_indonesia

https://t.me/manhajulhaqcom/3848



ASAL MUASAL SIFAT RIYA'

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah

اعلم أن أصل الرياء حب الجاه والمنزلة، وإذا فصل، رجع إلى ثلاثة أصول.

وهى حب لذة الحمد، والفرار من ألم الذم، والطمع فيما في أيدي الناس

"Ketahuilah!  Asal dari riya' adalah cinta terhadap kedudukan.  

Apabila dirinci, maka kembalinya kepada tiga sumber permasalahan; 

1. Cinta terhadap lezatnya pujian, 

2. Lari dari sakitnya celaan (kritikan, pen blog), dan 

3. Sangat berharap terhadap apa yang ada pada manusia (pamrih diniawiyah, pen blog)


📖 Sumber: 

Mukhtashar Minhāj al-Qāsidīn, jilid 1, hlm. 222.

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

ASAL MUASAL DATANGNYA SIFAT RIYA'

🖋 Oleh: Al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman Ibnu 'Umar حفظه الله

🌎 simpellink.com/salafyonline



UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (783)

 


PENTINGNYA MENAHAN AMARAH

بسم الله الرحمان الرحيم

"Gampang marah merupakan kebiasaan orang-orang bodoh, sebagaimana menjauhi amarah merupakan kebiasaan orang-orang yang berakal.  

Kemarahan itu merupakan benih penyesalan.  Seseorang lebih mampu meninggalkan marah sebelum dia marah daripada memperbaiki apa yang telah dia rusak setelah marah." 

(Al-Imam Ibnu Hibban rahimahullah)

oOo


Rabu, 20 Januari 2021

KEBERUNTUNGAN PALING BESAR

 

بسم الله الرحمان الرحيم

"Keberuntungan yang paling besar adalah Surga, dan merasa cukup dengan Allah dibandingkan (pertolongan) manusia."*

(Al-Imam Abu Hatim Al-Bustiy rahimahullah)

* Sebaliknya, kerugian yang paling besar adalah Neraka, menyandarkan diri pada pertolongan manusia, mengenyampingkan urusan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan menganggap enteng seruan Rasul-Nya Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, (pen blog).

oOo

Selasa, 19 Januari 2021

BAHAYA MENGERJAKAN SHALAT ASAL-ASALAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam;

ﺇﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴُﺼَﻠِّﻲ ﺳِﺘِّﻴﻦَ ﺳَﻨَﺔً ﻣَﺎ ﺗُﻘْﺒَﻞُ ﻟَﻪُ ﺻَﻼَﺓٌ، ﻟَﻌَﻠَّﻪُ ﻳُﺘِﻢُّ ﺍﻟﺮُّﻛُﻮﻉَ ﻭَﻻَ ﻳُﺘِﻢُّ ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩَ، ﻭَﻳُﺘِﻢُّ ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩَ ﻭَﻻَ ﻳُﺘِﻢُّ ﺍﻟﺮُّﻛُﻮﻉَ.

"Sungguh, ada orang yang benar-benar mengerjakan shalat selama 60 (enam puluh) tahun, akan tetapi satu pun shalatnya tidak ada yang diterima. 

Hal itu mungkin karena dia menyempurnakan rukuknya - tetapi tidak menyempurnakan sujud.  Atau, dia menyempurnakan sujud - tetapi tidak menyempurnakan rukuknya."*

📚 Silsilah Ash-Shahihah, no. 2535


Na'udzubillahi min dzaalika, musibah paling besar dalam hidup seorang muslim.  Karena shalat adalah penentu diterima atau ditolaknya amalan-amalan lainnya.

Laa haula wa laa quwwata illa billah, (pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



MUSIBAH MENJADI RAHMAT

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah;

"Setiap yang menimpa seorang insan dari sedikit musibah - dalam keadaan ia beriman, maka sesungguhnya itu adalah Rahmat.  Karena jika ia bersabar, ia akan mendapatkan pahala orang yang bersabar.  Dan jika ia mengharapkan pahala, ia akan diberi pahala sebagai orang yg bersyukur, maka itu lebih baik baginya.

Betapa banyak manusia jika mereka diberi kesehatan, harta dan anak-anak, mereka (berubah) menjadi sombong.  Kekayaan mereka membuat mereka rusak, betapa banyak manusia justru sebaliknya.

Maka segala sesuatu yg menimpa seorang mukmin -walhamdulillah - maka itu adalah rahmat, dan penghapus dosa.

Sampai-sampai seandainya seorang insan takut dari sesuatu di hadapannya, dicatat baginya pahala.  Ya Allah, milik-Mu segala Pujian.

Sampai dibawakan dalam hadits;  Seandainya seorang insan kehilangan sesuatu dalam kantongnya, kemudian ia takut dan kawatir kalau-kalau barangnya telah hilang, maka dicatatkan baginya pahala.  Lihatlah kepada batasan ini sebagai rahmat (dari Allah).

Bagi Allah-lah segala Puja-Puji dan Rasa Syukur."

📑 Tafsir Al-Quran Surat;  Al-An’am;  64

كل ما يصيب المؤمن من بلاء فهو رحمة

قال فضيلة الشيخ العلاّمة محمد بن صالح العثيمين – رحمه الله –

… كل ما أصاب الإنسان من شيء من بلاء وهو مؤمن فإنَّه رحمة ، لأنَّه إذا صبر أثيب ثواب الصابرين ، وإذا احتسب أثيب ثواب الشاكرين ، فهوخير له ، وكم من أناس لو أنَّهم رزقوا صحةً ومالًا وأولادًا لبطروا ، وأفسدهم الغنى وكم من أناس بالعكس ، فكل شيء يصيب المؤمن – والحمد لله – فهو رحمة وكفَّارة ، حتَّى لو أنَّ الإنسان فزع من شيء قابله كتب له بذلك أجر ، فاللهم لك الحمد ، حتَّى جاء في الحديث لو أن الإنسان فقد شيئًا في جيبه ، ثمَّ فزع وخاف أن يكون قد ضاع منه فله أجر ، انظر إلى هذا الحد من الرحمة ، ولله الحمد والشكر ” اﻫـ

(تفسير القرآن / الأنعام : ٦٤) .

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

MUSIBAH YANG BERUBAH MENJADI RAHMAT

🌎 simpellink.com/salafyonline



CAHAYA HATI YANG TELAH PADAM

 


بسم الله الرحمان الرحيم 

Seringkali kesenangan hidup di dunia, kesehatan badan, kekuasaan,  berbagai kenikmatan yang dirasakan menjadikan seseorang lalai dalam mengingat tujuan hidup yang sesungguhnya.

Dalam istilah syar'i, kondisi seperti itu disebut dengan Istidraj (diulur) oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, membuatnya  semakin larut (mabuk) dengan kehidupan dunia, berlomba-lomba dalam kemewahan - kemegahan, kekuasaan, sehingga semakin lupa mempersiapkan bekal Akhirat. 

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah;

"Apabila engkau melihat (merasakan) telah hilang dari hatimu kecintaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Tidak lagi berupaya mempersiapkan bekal untuk perjumpaan dengan-Nya.  Dan, di dalam hatimu telah ditempati kecintaan terhadap makhluk, ridha dengan kehidupan dunia - dan tenang dengannya.  Maka ketahuilah, sesungguhnya hatimu benar-benar telah kehilangan cahayanya (padam)."

(Badai'ul Fawaid, 3/743)

Betapa bahayanya keadaan seperti ini.  Karena ia menyangka kondisi tersebut adalah bentuk kasih sayang Allah 'Azza wa Jalla yang tercurah padanya.  Dan, pembiaran (istidraj) dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak diberikan kesulitan, teguran atau musibah dianggap sebagai keridhaan-Nya.

Padahal, betapa pun banyak harta kekayaan seseorang, tingginya kedudukan, di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dia tetaplah seorang yang faqir (sangat membutuhkan pertolongan, kasih sayang, dan rahmat-Nya).

Berbeda dengan orang yang hidup dalam serba kekurangan dan kemiskinan, hatinya senantiasa bergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, setiap saat bermunajat, meneteskan air mata, menghadapi setiap kesulitan hidup yang dialami, berharap dan memohon rahmat dan kasih sayang-Nya.  Khawatir dan takut akan buruknya keadaan dirinya nanti di Akhirat.

Sibuk mengumpulkan harta, berlomba-lomba dalam kemewahan, kemegahan, kekuasaan dan kemuliaan dunia adalah sebab kebinasaan seseorang.

Jadi, siapa sebenarnya yang miskin, dan siapa yang kaya?  Siapa yang merasa miskin, dan siapa pula yang merasa kaya?

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala;

{ ۞ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ } فاطر:15

"Wahai sekalian manusia! Kalianlah yang fakir (miskin dan butuh) kepada Allah, dan Allah - Dialah Dzat Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji,"  (Fathir;  15)

---

Seorang hamba tidak akan merasa miskin (tahu diri) dan membutuhkan Allah, kecuali bila pada dirinya terkumpul (tertanam) 2 (dua) hal;

Pertama;

Sejauh mana pengetahuan (Ilmu) seorang hamba terhadap Rabb-nya.  Semakin dia mengenal Allah, maka semakin dia merasa miskin, takut, dan butuh kepada-Nya.  

Sebaliknya, semakin sedikit ilmu seorang hamba tentang Allah, maka semakin berkurang pula perasaan miskin, takut, dan ketergantungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Semakin lupa diri.  Yang makin menonjol adalah "keakuan" (keegoisan dirinya).

Perhatikan makna firman-Nya;

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah 'Ulama (orang-orang yang berilmu)."  (QS. Fathir:  28)

Kedua;

Sejauh mana seorang hamba mengenal dirinya sendiri.

Semakin dia mengenal dirinya, bahwa dia hanyalah seorang hamba, makhluk yang lemah, terlahir dalam keadaan lemah, tidak memiliki daya dan upaya, maka semakin dia merasa miskin dan butuh kepada Allah.

Ketika seorang hamba menyadari bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kaya secara mutlak, maka dia akan menyadari pula bahwa dirinya adalah makhluk yang miskin secara mutlak.

Jika dia telah mengetahui bahwa dirinya adalah seorang yang miskin, hakikatnya itu adalah kekayaan dia, kekayaan jiwanya, dan bagian dari kesuksesan dan kebahagiaan seorang hamba di dunia maupun Akhirat.

Sebagaimana makna sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam;

"Kekayaan yang sebenarnya itu ada di dalam hati (sambil Beliau menunjuk ke arah dada)."

Namun kebanyakan manusia adalah melampaui batas. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{ كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَىٰ }  { أَن رَّآهُ اسْتَغْنَىٰ } العلق:7-6

"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup."  (QS. Al-'Alaq;  6-7)

Ditafsirkan oleh para 'ulama, bahwa bila manusia merasa dirinya serba cukup, maka ia akan berubah menjadi manusia yang jahat (zhalim).

Firman Allah تعالى;

{ فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ } { وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ } { فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ } { وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ } { وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ } { فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ } الـليـل:٥-١٠

"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (kehidupan) yang sulit,"

(QS. Al-Lail; 5-10)

Makhluk yang paling sempurna adalah orang yang paling sempurna

penghambaan dirinya terhadap Allah, dan yang paling besar persaksiannya atas kemiskinan, dan rasa butuhnya terhadap Allah, dan tidak pernah sama sekali dia merasa cukup dan kaya, meskipun sekejap mata.

Oleh karena itulah di antara do'a Rasulullah صلى الله عليه وسلم;

أصلح لي شأني كله ولا تكلني إلى نفسي طرفة عين ولا إلى أحد من خلقك

"Ashlih liy sya'niy kullahu  wa laa takilniy ilaa nafsiy tharfata 'ainin  wa laa ilaa ahadin min khalqika"

"Wahai Rabb-ku, perbaikilah semua urusanku, dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri - meskipun sekejap mata, dan jangan pula engkau serahkan urusanku kepada salah seorang dari makhluk-Mu,"

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kita sebagai manusia yang tahu diri, sadar dengan keberadaan kita sebagai makhluk yang faqir dan lemah, tidak memiliki daya dan upaya sedikit pun untuk menyelamatkan diri dari Api Neraka, kecuali dengan pertolongan, rahmat, dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Serta, menjadikan kita sebagai manusia yang memiliki cahaya hati yang kuat (terang) serta intuisi yang tajam.  Amiin.

oOo

Disadur bebas dari kitab:

طريق الهجرتين وباب السعادتين

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, hal 16.


Senin, 18 Januari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (782)

 


BERIBADAHLAH DENGAN KESABARAN DAN BANYAK BERDO'A

بسم الله الرحمان الرحيم

"Maka, berhati-hatilah engkau dari menganggap (terlalu) lamanya masa cobaan, dan berkeluh-kesah karena (merasa) telah banyak berdo'a.  Karena, sesungguhnya engkau sedang diuji dengan suatu cobaan, dan sedang beribadah melalui kesabaran dan do'a.  Dan, janganlah engkau berputus asa dari Rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala, meskipun cobaan itu berlangsung lama."

(Al-Imam Ibnul Jauzy rahimahullah)

oOo

AMATILAH ORANG YANG SELAMAT - BAGAIMANA MEREKA BISA SELAMAT?

 


بسم الله الرحمان الرحيم 

✍ Berkata Sulaiman bin Dawud rahimahullah kepada putranya;

يا بني لا تعجب ممن هلك كيف هلك، و لكن أعجب ممن نجا كيف نجا.

يا بني لا غنى أفضل من صحة جسم، و لا نعيم أفضل من قرة عين.

"Wahai anakku, janganlah engkau heran terhadap seseorang yang binasa - kenapa ia sampai binasa, akan tetapi heranlah terhadap seseorang yang selamat -  bagaimana caranya ia bisa selamat.*

Wahai anakku, tiada suatu kekayaan yang lebih utama daripada kesehatan badan, dan tiada suatu kenikmatan yang lebih utama daripada penyejuk pandangan mata."

📚 Hilyatul 'Auliya' : 3/72


* Karena demikian dahsyatnya gelombang fitnah (ujian, cobaan, malapetaka, musibah, syubhat, khurafat, bid'ah) yang melanda umat manusia akhir zaman, khususnya yang berkaitan dengan pemahaman Agama, Aqidah (keyakinan) seseorang, fitnah harta, tahta, wanita, sehingga tidak sulit bagi kita mencari sebab yang membinasakan kebanyakan manusia.  

Yang menakjubkan adalah, seseorang yang bisa selamat dari "hujan fitnah" tersebut karena mengikuti petunjuk (bimbingan) Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya.

Laa haula walaa quwwata illa billah(pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

MEMPERHATIKAN ORANG YANG SELAMAT BAGAIMANA MEREKA BISA SELAMAT

📝 Al Ustadz Abu 'Aisyah Ismunandar Hafidzahullah.

🌎 simpellink.com/salafyonline



Sabtu, 16 Januari 2021

PARAMETER KEBENARAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah:

إنّ رَسُـولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم هُوَ الـمِيزان الأكْـبر، فَعَليْه تُعْرَضُ الأشْيَاء، عَلى خُلقه وسِيْرَته وهـدْيه، فمَا وافَقَهَا فَهُوَ الحقُّ، وَمَا خََالَفَهَا فَهُو الـبَاطِل. 

"Sesungguhnya Rasulullah ﷺ merupakan parameter terbesar (dalam menimbang suatu kebenaran), maka segala sesuatu ditimbang berdasarkan; bimbingan Beliau, akhlak Beliau, perjalanan hidup Beliau, dan petunjuk Beliau.  Apabila mencocokinya, maka itulah kebenaran, dan bila menyelisihinya maka itulah kebathilan."


Al-jami' li akhlaqir rawi was-sami', 1/79

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



Jumat, 15 Januari 2021

ORANG-ORANG YANG AKAN BERBAHAGIA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Empat puluh hari pertama, calon bayi yang berada di dalam rahim seorang ibu masih dalam bentuk cairan.  Empat puluh hari kedua dalam bentuk segumpal darah, dan pada empat puluh hari ketiga dalam bentuk segumpal daging.

Pada empat puluh hari ketiga itulah ditiupkan Roh oleh Malaikat yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, ditentukan kadar rezekinya, dan ditetapkan apakah dia termasuk orang-orang yang berbahagia, atau orang-orang yang celaka (makna Al-Hadits).

Berkata Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah,

"Adapun orang-orang yang akan berbahagia, maka mereka akan dimudahkan (oleh Allah) melakukan amalan kebahagiaan.  Dan, hal tersebut berkat keelokan serta kepandaian, nasib baik mereka, dan Taufiq dari Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap mereka."

oOo

BUKTI CINTA KEPADA NABI shallallahu 'alaihi wa sallam

 


بسم الله الرحمان الرحيم

🎙️ Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani rahimahullah berkata, 

"ندع العواطف جانباً ولا نفسح لها المجال حتى ندخل في دين الله ما ليس

منه بدعوى حبه ﷺ فالحب الصادق إنما هو بالاتباع وليس بابتداع كما قال تعالى  ﴿ قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله }."

"Kita berupaya mengesampingkan perasaan, dan kita pun tidak akan memberikan peluang bagi perasaan itu sehingga kita memasukkan ke dalam agama Allah sesuatu yang tidak ada dasarnya (dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah), hanya dengan dalih cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Karena cinta yang benar hanyalah dengan mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, bukan dengan membuat perkara yang baru dalam Agama. 

Sebagaimana Allah firmankan, 

﴿ قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله }

"Katakanlah (wahai Muhammad) jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), sehingga Allah akan mencintai kalian."


📓 At-Tawasul, 117

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



MANFAATKAN KESEMPATAN SEBELUM TERLAMBAT

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

"Sesungguhnya waktu yang banyak ini (akan) berlalu dengan sia-sia dari diri kita, tidak bermanfaat (untuk diri), atau tidak bermanfaat untuk seorang pun dari hamba Allah.

Dan kita tidak merasa menyesal akan hal ini, kecuali setelah ajal datang

Seorang insan akan berangan-angan agar diberi kesempatan (kembali ke dunia) meski hanya satu menit, untuk meraih kembali apa yang terluput.  Akan tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi.

Kemudian,  seorang insan terkadang telah punah darinya dua nikmat;  Nikmat kesehatan, dan Nikmat waktu luang karena sebab kematian. 

Bahkan, terkadang telah terabaikan dari keduanya sebelum kematian datang. 

Terkadang dia sakit, sehingga tidak mampu menjalankan apa yang Allah wajibkan, terkadang dia terkena penyakit yang membuat sempit dadanya - tidak lapang, dan merasa capek.

Kadang juga tersibukkan dengan pekerjaan mencari nafkah untuk diri sendiri dan keluarganya, hingga terluput darinya berbagai keta'atan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya bagi orang yang berakal, untuk betul-betul memanfaatkan kesempatan kesehatan, dan waktu luangnya untuk menta'ati Allah semaksimal mungkin yang dia mampu. 

Kalau dia bisa membaca Al-Quran, maka hendaklah memperbanyak membaca Al-Quran. Kalau dia tidak bisa membaca Al-Quran, maka hendaklah memperbanyak dzikir mengingat Allah 'Azza wa Jalla.

Kalau itu tidak memungkinkan maka dengan Amar ma’ruf nahi munkar (menyeru manusia kepada kebajikan, dan mencegah dari kemungkaran).

Atau, mencurahkan bagi saudara-saudaranya apa yang mampu dia bantu dari kebaikan.  Maka semua ini adalah kebaikan yang sangat banyak, jangan sampai terluput dari kita secara sia-sia. 

Maka, orang yang berakal adalah orang yang memanfaatkan kesempatan ini, kesempatan kesehatan, dan kesempatan waktu luang."*


📑 Syarh Riyadh Ash-Shalihin, 2/66


*  Bukan dengan gaya hidup santai dan berleha-leha, ngobrol ngalor-ngidul yang tidak ada manfaatnya untuk kehidupan Akhirat, (pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

🌎 simpellink.com/salafyonline



Kamis, 14 Januari 2021

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (781)

 


MEMAAFKAN ADALAH KARAKTER ORANG-ORANG SHALIH

بسم الله الرحمان الرحيم

"Seandainya seseorang mencaci-maki diriku di telinga yang ini, kemudian ia meminta maaf kepadaku di telingaku yang lain - pasti akan aku maafkan, dan menerima udzur (alasan)nya."

(Al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhu, cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam)

oOo

PEMAHAMAN YANG BENAR DAN NIAT YANG BAIK ANUGERAH TERBESAR ALLAH

 


بسم الله الرحمان الرحيم

قال الإمام ابن القيم:

إذا أدلى إليك صحة الفهم وحسن القصد من أعظم نعم الله التي أنعم بها على عبده بل ما أعطي عبد عطاء بعد الإسلام أفضل ولا أجل منهما بل هما ساقا الإسلام وقيامه عليهما وبهما يأمن العبد طريق المغضوب عليهم الذين فسد قصدهم وطريق الضالين الذين فسدت فهومهم ويصير من المنعم عليهم الذين حسنت أفهامهم وقصودهم وهم أهل الصراط المستقيم الذين أمرنا أن نسأل الله أن يهدينا صراطهم في كل صلاة وصحة الفهم نور يقذفه الله في قلب العبد يميز به بين الصحيح والفاسد والحق والباطل والهدى والضلال والغي والرشاد


Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (rahimahullah):

“Jika diberikan padamu pemahaman yang benar (lurus), serta niat yang baik - maka sungguh hal tersebut termasuk kenikmatan terbesar yang Allah anugerahkan kepada hamba-Nya.  Bahkan setelah (anugerah) Islam, seorang hamba tidaklah diberi pemberian yang lebih afdhal dan lebih baik daripada keduanya (pemahaman yang benar, serta niat yang baik).  Bahkan, keduanya merupakan penyangga Islam, dan di atas keduanya Islam ditegakkan.

Juga dengan keduanya pula seorang hamba selamat dari jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu mereka yang buruk niatnya (Layaknya orang-orang Yahudi, yang mengetahui kebenaran tetapi berpaling darinya, tidak mau mengikuti, pen blog)

serta jalan orang-orang yang sesat yaitu mereka yang rusak pemahamannya (Layaknya orang-orang Nasrani, orang-orang yang tersesat dengan ilmunya.  Orang-orang yang beramal tanpa ilmu, pen blog),

maka dengan keduanyalah seorang hamba menjadi golongan orang-orang yang Allah beri kenikmatan, yaitu orang-orang yang benar pemahamannya serta baik niatnya.

Dan, merekalah orang-orang yang berada di atas jalan yang lurus, dimana kita diperintahkan dalam setiap shalat untuk memohon kepada Allah, agar memberi hidayah kepada kita untuk (senantiasa) berjalan di atas jalan mereka.*

Dan, pemahaman yang benar merupakan cahaya yang Allah susupkan ke dalam qalbu seorang hamba, dengannya dia mampu membedakan antara:

Yang benar dengan yang salah,

• Yang haq dengan yang bathil,

• yang merupakan petunjuk dengan kesesatan,

• serta jalan yang lurus dari jalan yang bengkok.

(I'lam Muwaqi'in, 1/87)

فاللهم ارزقنا فهما صحيحا وقصدا حسنا

---

*  Makna yang terkandung dalam surat Al-Fatihah; "Tunjukilah kami ke jalan yang lurus," 

Bagaimana tidak merupakan Anugerah terbesar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala setelah Anugerah Islam.  Karena disebutkan dalam makna sebuah hadits, bahwa Agama Yahudi telah terpecah menjadi 71 kelompok - hanya satu kelompok yang dijanjikan Surga oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Sementara Agama Nasrani terpecah menjadi 72 kelompok - satu kelompok yang dijanjikan Surga yang mengikuti cara Nabi mereka beragama, sisanya diancam dengan Neraka.  Sementara Umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terpecah menjadi 73 kelompok -  72 kelompok diancam dengan Neraka, hanya satu kelompok yang dijanjikan Surga, yang mengikuti cara Nabi dan para Sahabatnya beragama, (pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

PEMBERIAN DARI ALLAH YANG PALING AFDHAL

✍🏼 Al-Ustadz Usamah Mahri حفظه الله

🌎 simpellink.com/salafyonline



BAHAYA MAKSIAT SECARA TERANG-TERANGAN (1)

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Bilal bin Sa'd rahimahullah,

"Sesungguhnya, perbuatan maksiat itu bila tersembunyi (tidak dilakukan secara terang-terangan) tidaklah membahayakan, kecuali bagi diri pelakunya.  Dan, bila dilakukan secara terang-terangan - kemudian tidak diubah (diingkari) - ia dapat membahayakan orang banyak."*

oOo


* Membahayakan orang banyak karena perbuatan tersebut akan ditiru oleh orang-orang bodoh.

Lebih dari itu, bila tidak ada orang yang berupaya untuk mengubah, mengingkari (menasihatinya), maka Allah 'Azza wa Jalla akan menurunkan adzab secara merata pada semuanya.

Tetapi, kerugian terbesar tetap kembali pada pelaku pertama, karena telah "mengajari" orang lain untuk berbuat maksiat (pelanggaran), sehingga ia menanggung dosa orang-orang yang meniru perbuatan tersebut tanpa dikurangi sedikit pun.  Sebagaimana Qabil (salah seorang putera Nabi Adam 'alaihissalam) yang membunuh saudara kandungnya Habil.  Ia menanggung dosa setiap orang yang melakukan pembunuhan hingga Hari Kiamat, karena dialah manusia pertama yang melakukan pembunuhan, (pen blog).


UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (780)

 


OBAT PIKIRAN KACAU (GALAU)

بسم الله الرحمان الرحيم

"Apabila engkau mendapati dirimu dalam keadaan bimbang (bingung), maka perbanyaklah beristighfar, karena istighfar termasuk perkara yang dengannya Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan pertolongan kepada seorang hamba."

(Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Utsaimin rahimahullah)

oOo


Rabu, 13 Januari 2021

THE POWER OF ISLAM

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Bukan rahasia lagi, bahwa isu Agama Islam merupakan cara "ampuh" untuk menggalang kekuatan umat, baik untuk tujuan yang terpuji, maupun untuk hal-hal yang tercela (terlarang), tidak diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, menyalahi tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Hendaklah kita semua bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sebenar-benarnya Takwa.
Ciri orang yang benar ketakwaannya, adalah tidak gegabah (serampangan) membawa-bawa nama Islam hanya demi mewujudkan ambisi pribadi / kelompok, politik, atau tujuan-tujuan duniawi lainnya.  Menerjang berbagai kaidah syari'at yang telah baku (Tauqifiyyah) - sebagaimana yang telah digariskan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan didakwahkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sepanjang hayat Beliau.

Secara lahiriyah, terutama di mata orang awam seakan-akan mereka mengajak manusia untuk kembali kepada Islam, mengajak kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah.  Padahal, bila kita periksa secara teliti, kebanyakan dari mereka memiliki pemahaman dan Aqidah (keyakinan) yang menyimpang dari keduanya (Al-Qur'an dan As-Sunnah).

(Baca juga artikel, KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN PERTAMA)

Umumnya penyakit yang menjangkiti kelompok-kelompok menyimpang itu dapat kita golongkan ke dalam 2 (dua) kategori penyimpangan;

1. Kelompok yang termasuk ke dalam Ifrath (berlebih-lebihan, ekstrim).

2. Kelompok yang termasuk ke dalam Tafrith (bermudah-mudahan, menganggap remeh).

Sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Salafiyun) berada di tengah-tengah, di antara keduanya, tidak terlalu ke kanan dan tidak pula terlalu ke kiri.

Di antara mereka yang Ifrath' (berlebih-lebihan) ada yang memiliki paham Khawarij, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, ISIS, AL-QAEDA, FPI, dan lain-lain.

Sedangkan yang Tafrith' (bermudah-mudahan, menganggap enteng) seperti;  Paham Murji'ah (keyakinan mereka antara lain;  Dosa tidak berpengaruh pada iman seseorang), Liberalisme, Pluralisme (paham serba boleh), Atheis, dan lain-lain sebagainya.

Adalah sebuah kesesatan yang nyata bila sebagian besar kaum muslimin berusaha mengandalkan akal pikiran, teknologi, sains, dan perasaan mereka semata, dengan meninggalkan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdasarkan pemahaman para 'ulama Salaf
"Yang penting Islam!  Urusan lain mah belakangan," seakan-akan narasi "murahan" seperti itu telah menjawab semua persoalan, tanpa perlu mengacu lagi pada para 'ulama kibar (senior), Rabbani yang lebih memahami hukum-hukumnya secara terperinci.
Mereka tidak sadar, bahwa niat baik dan modal semangat saja belumlah cukup (baca; sangat tidak memadai) untuk memperjuangkan Islam.
Yang timbul malah kerusakan besar dimana-mana, bukannya perbaikan.

Sumber Kekuatan Islam
Kekuatan Islam itu terletak pada kemurnian ajaran (syari'at), dan keikhlasan orang yang mengamalkannya, bukan pada banyaknya pengikut.  Banyak pengikut, tapi tidak berkualitas tidak akan banyak membantu perjuangan, dan penyebaran Syi'ar Islam.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan keadaan Umat Islam akhir zaman ini seperti buih (baca; kotoran) di atas air - jumlah mereka banyak tapi tidak berkualitas.
Perhatikanlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut (artinya);

"Hampir-hampir umat yang lain menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang mengerumuni makanannya di tempat makan.  Seseorang berkata, 'Apakah sedikitnya kami waktu itu?'  Beliau bersabda, 'Bahkan kalian waktu itu sangat banyak, tetapi kalian seperti buih di atas air.  Dan Allah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian terhadap kalian, serta menjangkitkan di dalam hati kalian penyakit Wahn.'  Seseorang bertanya, 'Apakah Wahn itu?'  Beliau menjawab, 'Cinta dunia dan takut mati.'"
(HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Daud)

Pada waktu perang Hunain misalnya, jumlah kaum muslimin tiga kali lipat lebih banyak daripada pasukan musuh.  Namun, kaum muslimin justru kalah di putaran pertama akibat merasa bangga dengan jumlah yang banyak.  Hal ini disinggung oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an;

"Sesungguhnya Allah telah menolongmu di tempat yang banyak, dan di hari Perang Hunain.  Ingatlah, disaat itu kalian merasa bangga dengan jumlah yang banyak, padahal jumlah yang banyak itu tidak bermanfaat sedikitpun bagi kalian.  Dan, menjadi sempitlah bumi yang luas itu bagi kalian - dan kalianpun lari ke belakang."   

(QS. At-Taubah;  25)

Yang lebih tidak masuk akal lagi ada dalam perang Mu'tah, sebuah daerah di dekat Palestina, dimana pasukan kaum muslimin hanya berjumlah 3000 orang, berhadapan dengan 200.000 orang tentara musuh dari Romawi yang dipimpin raja Heraklius dengan peralatan lengkap.

Perang ini dipicu oleh tindakan curang Heraklius yang membunuh sekelompok kaum muslimin yang diutus Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Meskipun tiga orang panglima perang terbaik Islam waktu itu gugur di medan pertempuran (Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Ruwahah), namun komandan perang yang kemudian diambil alih oleh Khalid bin Walid berhasil membunuh ratusan orang tentara Kafir.  Sementara korban dari pasukan muslimin hanya 12 orang - termasuk tiga orang panglima perang.  Dan pasukan kaum muslimin berhasil kembali ke Madinah dengan selamat. 


Dari dulu, Islam lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas (banyaknya pengikut).
Betapa sering golongan yang sedikit tetapi berkualitas mengalahkan golongan yang banyak, meskipun dengan peralatan yang sangat terbatas, karena pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kualitas iman mereka.

Dan jangan lupa, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berjanji akan memenuhi Neraka Jahannam, yang bila dijatuhkan batu dari atasnya - baru akan sampai 70 (tujuhpuluh) tahun kemudian di dasarnya - dengan timbunan Jin dan Manusia.

(Baca juga artikel, KAITAN ANTARA SURGA DENGAN IMAN)

Cara Mempersatukan Umat Islam
Persatuan Islam hanya akan terwujud dengan meluruskan Aqidah mereka, dan memurnikan Tauhid, Syari'at seperti yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para Sahabat. Tanpa semua itu, persatuan Islam yang diimpi-impikan itu 
hanya akan berakhir dengan kesia-siaan, euforia, persatuan yang semu (rapuh) dan tidak akan bertahan lama.  Yang hanya akan menjadi bulan-bulanan Iblis laknatullah, serta berujung pada kehancuran dunia dan Akhirat (Neraka).

(Baca artikel, BELAJAR DARI TRAGEDI SURIAH)

Jadi, kembali kepada kemurian syari'at Islam, kepada pemahaman para Salaf merupakan syarat mutlak persatuan yang tidak bisa ditawar-tawar.  Karena, hanya dengan itulah setiap usaha dari umat ini akan diberkahi dan diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Tidak dengan yang lainnya, seperti Demo, Menggalang masa dengan menjual agama untuk memberontak terhadap Pemimpin kaum muslimin, menghujat Pemerintah, Mendirikan Partai, Mengobarkan semangat Islam Nusantara (seperti yang digaungkan oleh para petinggi Ormas NU), dan lain-lain.

(Baca juga artikel, MASALAH KEIMANAN BUKAN MASALAH SELERA)

Jadi sekali lagi, syarat mendasar untuk meraih pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah Tauhid, dan Aqidah yang benar (lurus), murni, pasti Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan pertolongan-Nya - tidak boleh tidak.

Karena Risalah yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari atas langit ke-7 kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut telah bersifat Syamil (menyeluruh) dan Kamil (sempurna), tidak membutuhkan tambahan atau pengurangan sedikitpun, dan pemikiran siapapun, karena di dalamnya telah tercakup ajaran-ajaran yang berkaitan dengan seluruh sendi kehidupan umat manusia.

Sebagaimana makna firman-Nya;

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi Agamamu."  

(Al-Maidah;  3)

"Wallahullahul musta'an.  Laa haula wa laa quwwata illa billah"  (Hanya Allah sajalah tempat memohon pertolongan.  Tiada daya dan upaya manusia, melainkan dengan pertolongan-Nya)

Penulis blog.

(Dari berbagai sumber)

oOo



UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (779)

 


POKOK PANGKAL PERBUATAN DOSA

بسم الله الرحمان الرحيم

"Aku mengamati setiap perbuatan dosa.  Maka, aku tidak mendapati melainkan karena cinta terhadap harta.

Maka, barangsiapa yang mengenyahkan dari dirinya sifat cinta terhadap harta.  Sungguh, ia telah dapat beristirahat dengan tenang."*

(Al-Imam Malik bin Dinar rahimahullah)


*  Yang lagi marak di tahun 2024 ini adalah Judol (Judi Online).  Ambisi yang menggebu-gebu untuk menimbun harta dalam waktu singkat seringkali mengalahkan akal sehat.  Padahal itu hanya rayuan gombal dan perangkap Iblis untuk menjerumuskan manusia ke Neraka Jahannam, karena kenyataan yang ditemui ternyata tidak seindah dan semudah yang dibayangkan.  Sehingga timbul rasa putus asa - lalu bunuh diri.  Maka, kekal-lah ia dalam Neraka menemani si Iblis laknatullah 'alaihi.

Na'udzubillahi min dzalika,

 (pen blog).

oOo


SEBAB DIMUDAHKANNYA MENGUCAPKAN KALIMAT SYAHADAT SAAT SAKARATUL MAUT

 

بسم الله الرحمان الرحيم

Kalimat Syahadat disebut juga dengan kalimat Tauhid, atau kalimat Al-Ikhlas.  Kalimat yang menentukan baik atau buruknya akhir hayat seseorang.  Ia merupakan buhul tali yang amat kokoh, yang tidak akan pernah putus.

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘Laa Ilaaha illallah’, maka dia akan masuk Surga” (HR. Abu Daud. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykatul Mashabih, no. 1621)

 Berkata Al-Imam Ibnul Jauzy رحمهﷲ 

"Barangsiapa yang menjaga lisannya di dunia karena Allah, niscaya Allah akan memudahkannya untuk mengucapkan (kalimat) syahadat ketika ajal datang, dan ketika ia bertemu dengan Allah.

Barangsiapa membiarkan lisannya  mengghibahi (menggunjing) kaum muslimin dan mencari-cari kesalahan mereka, niscaya Allah akan menghalangi lisannya untuk mengucapkan syahadat di kala ajalnya datang." 

📚Bahruddumu', hal/124


‏قال ابنُ الجوزيُّ   رحمهُ اللهُ :

فمَن حفظَ لسانهُ لأجلِ الله تعالىٰ في الدنيا ، 

أطلقَ اللهُ لسانهُ بالشهادة عندَ الموتِ ولقاءِ الله تعالىٰ .

ومَن سَرَّح لسانهُ في أعراضِ المسلمين ، واتبعَ عَوراتِهم ، 

أمسكَ اللهُ لسانهُ عن الشهادةِ عند الموت .


📙بحر الدموع  (١٢٤)

☜ للانضمام

واتساب ١٠

تليجرام/

oOo

Disadur dari tulisan;

SEBAB DIMUDAHKANNYA MENGUCAPKAN SYAHADAT DIKALA AJAL DATANG

🌎 simpellink.com/salafyonline



Senin, 11 Januari 2021

JAUHI SIFAT CURANG DAN KHIANAT TERHADAP SIAPAPUN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah berkata:

فالغدر والخيانة لا تجوز مع الكفار ومع غيرهم... وقد يفرح بها العدو لتشويه صورة الإسلام وأهله

"Sikap curang maupun khianat tidak boleh dilakukan kepada orang-orang kafir (sekalipun), dan tidak pula kepada selain mereka.  Hal itu akan membuat musuh bergembira untuk menjelekkan citra Islam, dan kaum muslimin."


📚 Al-Fatawa Al-Muhimmah, (92)

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



BERSIKAP ADIL DALAM MENIMBANG

 

بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim رحمه الله تعالى ; 

   "Barangsiapa yang lebih mengutamakan sikap adil dalam menimbang, dan menempuh jalan Ilmu dan Keadilan. Maka, akan jelas baginya manakah pendapat yang lebih kuat dari pendapat-pendapat yang ada, dan mana pendapat-pendapat yang salah (rusak) dari pendapat yang benar (shahih)."


📚 [Bada'iul Fawaid, 3/143]

 ✍🏻 قال الإمام ابن القيم رحمه الله تعالى : 

  " من آثر الإنصاف وسلم سبيل العلم والعدل. تبين له راجح المذاهب من مرجوحها و فاسدها من صحيحها."

📚 *[بدائع الفوائد : ٣/١٤٣]*

oOo

Disalin dengan editan dari;

👉 Sumber : https://t.me/fawaz_almdkhli/887

🌎 simpellink.com/salafyonline



Minggu, 10 Januari 2021

NASIHAT BAGI SUAMI YANG TIDAK MENAFKAHI ISTERI DAN BERLAKU KASAR TERHADAPNYA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya;

Pertanyaan :

Seorang wanita bertanya tentang haknya dari suaminya, ia berkata :

Kemudian suaminya seorang yang keras dalam bermuamalah, dia tidak memberikan nafkah kepada istrinya.


Jawaban :

"Yang wajib atas seorang suami, hendaknya dia menggauli istrinya dengan baik berdasarkan firman Allah Ta’ala,

 وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ.

“Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut.”

(QS. An-Nisa;  19)


Berdasarkan FirmanNya :

 وَلَهُنَّ مِثۡلُ ٱلَّذِي عَلَيۡهِنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ

“Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut.”

(QS. Al-Baqarah;  228)

Tidak halal bagi seorang untuk meremehkan kewajiban terhadap isterinya, bahkan dia wajib untuk mencurahkan segala yang wajib untuk isterinya. 

Hendaknya dia tahu, bahwasannya jika sang isteri tidak mengambil haknya pada hari ini, niscaya dia akan mengambil (menuntut) haknya nanti pada Hari Kiamat dari pahala amalan suaminya.

Bagaimana menurutmu, ada seorang wanita yang menjadi musuhmu nanti pada Hari Kiamat?

Bertakwalah engkau (wahai suami) kepada Allah sekarang, selama engkau masih bisa menunaikan kewajiban terhadap istrimu, janganlah engkau mengabaikan dan meremehkannya. 

Adapun terhadap sang istri, kita katakan kepadanya:

'Bersabarlah engkau dan mintalah pahala dari Allah 'Azza wa Jalla.

Dan ketahuilah, bahwasanya tidaklah mungkin keadaan ini akan seperti ini seterusnya.

Seorang insan kadang bisa berubah keadaannya. Mintalah kepada Allah hidayah untuk suamimu, sehingga dia dapat menunaikan kewajibannya terhadapmu.'"

📑 Al-Liqaa Asy-Syahri, 54/27.

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



TIDAK BOLEH MERASA AMAN DARI BAHAYA KESESATAN

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata,

لا أحد يزكي نفسه، ولا أحد لا يخاف من الفتنة، ما دام على قيد الحياة اﻹنسان معرض للفتنة، ضلََّّ علماء أحبار، وزلّت أقدامهم، وختم لهم بالسّوء وهم علماء، فالخطر شديد، ولا يأمن اﻹنسان على نفسه أن تنزلق قدمه في الضلال.


"Tidak ada seorang pun yang boleh menganggap dirinya suci.  Tidak ada seorang pun yang boleh merasa tidak takut terhadap (bahaya) kesesatan.  Selama masih hidup, seseorang (masih) menjadi sasaran kesesatan. 

Telah banyak 'ulama yang tersesat.  Mereka tergelincir dan ditimpa su'ul khatimah (akhir hayat yang buruk), padahal mereka adalah 'ulama*.  Jadi, bahaya yang mengintai sangatlah besar.  Seseorang tidak boleh merasa aman, bahwa dirinya tidak akan tergelincir kepada kesesatan (penyimpangan)."


📚 I’anatul Mustafid, jilid 1 hlm. 129

* Apalagi orang awam (sedikit ilmu Agamanya) - tentu keadaannya lebih mengkhawatirkan lagi.

"Wallahul musta'an" (Hanya Allah sajalah tempat memohon pertolongan), (pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari tulisan;

TIDAK BOLEH MERASA AMAN DARI KESESATAN

🌎 simpellink.com/salafyonline



MANISNYA IBADAH ADA PADA TIGA PERKARA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

✒️ Dahulu Hasan Al -Bashri rahimahullah berkata:

"Carilah manisnya ibadah pada tiga perkara:  Shalat, Al-Qur'an, dan do'a (bermunajat).

Apabila kalian mendapatkannya, maka jagalah ia, dan pujilah Allah akan hal itu.

Namun, apabila kalian tidak mendapatkannya maka ketahuilah, bahwa pintu-pintu kebaikan telah ditutup atas kalian."


📚  Syu'abul Iman: 6834


• كان الحسن البصري يقول:

تَفَقَّدُوا الْحَلَاوَةَ فِي ثَلَاثٍ: الصَّلَاةِ وَالْقُرْآنِ وَالدُّعَاءِ، فَإِنْ وَجَدْتُمُوهَا فَاحْفَظَوْا وَاحْمَدُوا اللهَ عَلَى ذَلِكَ، وَإِنْ لَمْ تَجِدُوهَا فَاعْلَمُوا أَنَّ أَبْوَابَ الْخَيْرِ عَلَيْكُمْ مُغْلَقَةٌ

📖 شعب الإيمان ٦٨٣٤

oOo

Disalin dengan editan dari;

http://t.me/fawaid_salaf

🌎 simpellink.com/salafyonline



PERTAHANAN DIRI YANG SESUNGGUHNYA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

"Orang yang mencari Allah 'Azza wajalla dan Negeri Akhirat tidak akan benar (lurus) jalannya, dan benar pencariannya kecuali bila dia membangun 2 (dua) macam Pertahanan sebagai berikut;

1. PERTAHANAN HATI 

Agar tetap istiqamah dalam mencari Wajah Allah 'Azza wa Jalla, dan Negeri Akhirat (Surga dan Keridhaan-Nya).

* Pertahanan Pandangan;

Untuk tidak menoleh kepada selain-Nya (Hal-hal yang bersifat nafsu duniawi).

* Pertahanan Lisan; 

Dari ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat, dan mempertahankannya untuk tetap berdzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla, dan apa-apa yang dapat menambah keimanan serta pengenalan terhadap Allah 'Azza wajalla.


2. PERTAHANAN ANGGOTA TUBUH 

Untuk tidak melakukan maksiat-maksiat dan syahwat-syahwat, serta 

Pertahanan untuk tetap melaksanakan Kewajiban-kewajiban, dan Sunnah-sunnah Rasul-Nya.

Janganlah dia melepaskan Pertahanan ini sampai ia bertemu dengan Rabb-nya.  Sampai ia terbebas dari PENJARA DUNIA, menuju tempat yang paling luas dan paling baik yaitu Surga.

Jika ia tidak mampu bersabar di atas dua Pertahanan ini, dan lari darinya - menuju lembah nafsu syahwat yang teramat dalam, maka ia akan bertemu dengan PENJARA YANG SANGAT MENGERIKAN ketika ia telah meninggalkan dunia ini.

Setiap orang yang meninggalkan dunia ini, boleh jadi dia adalah orang yang terbebas dari Penjara yang mengerikan itu, atau dia adalah orang yang terseret masuk ke dalam Penjara tersebut.

Hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala-lah yang mampu memberikan Hidayah Taufiq."

oOo


(Disadur dari Al Fawaid, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, hal. 74).