Selasa, 14 Mei 2024

DILARANG MEMIKIRKAN DZAT ALLAH!

 

بسم الله الرحمن الرحيم

🎙️ Berkata Asy-Syaikh Muhammad Aman Al-Jami rahimahullah;

"Ketika beriman kepada Allah, diperkenankan bagimu untuk melanglang buana pada ciptaan Allah dengan akal dan pemikiranmu, agar engkau mengerti kebesaran Allah dan agar engkau mengimani keagungan Allah dan kekuasaan-Nya.  Dan agar semakin bertambah kecintaan, pengagungan dan pemuliaanmu terhadap-Nya.

Tetapi berhati-hatilah jangan sekali-kali engkau memikirkan Dzat Allah!

Barangsiapa yang memikirkan Dzat Rabb bagaimana Dia, maka dia akan binasa.

Jangan sampai engkau binasa dengan sebab memikirkan Dzat Allah!

Tetapi hendaklah engkau memikirkan makhluk ciptaan-Nya dan ayat-ayat-Nya yang didengar dan dilihat, yaitu ayat-ayat berupa penciptaan (ayat-ayat Kauniyah), dan renungkanlah ayat-ayat-Nya yang dibaca (Al-Qur'an).

Tetapi hendaklah engkau benar-benar waspada jangan sampai terlintas di benakmu untuk berusaha mengetahui hakikat Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena ini merupakan rahasia yang Dia sembunyikan dari hamba-hamba-Nya, dan Dia memalingkan mereka dari-Nya."*

oOo


*  Hal ini hanya akan ditampakkan-Nya Subhanahu wa Ta'ala nanti di Akhirat dan di dalam Surga sebagai kenikmatan tertinggi (Ziyadah / Kenikmatan tambahan yang mengalahkan seluruh kenikmatan yang ada di Surga - melihat Wajah-Nya dan mendengarkan Suara-Nya), itupun tidak untuk seluruh penduduk Surga, hanya bagi orang-orang tertentu yang diridhai-Nya.

Sedangkan di dunia ini, hal itu merupakan salah satu perangkap (jebakan) Iblis, dengan membisikkan ke dalam hati manusia agar mereka memikirkan (mempertanyakan) bagaimana (kaifiyat) Dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut untuk menyesatkan mereka, atau minimal menghabiskan waktu (umur) mereka untuk sesuatu yang tidak berguna (sia-sia).

Seandainya umur manusia itu sepanjang usia Jagat Raya ini (Milyaran tahun), tetap saja sangat jauh dari kata cukup untuk memikirkan Dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala.

(Baca artikel, NILAI SEBUAH KEBENARAN)

Betapa banyak firqah (kelompok) yang menyimpang dari ajaran Islam yang lurus, tersesat karena memikirkan dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala, sehingga mereka menolak beberapa sifat-Nya karena tidak sesuai dengan akal pikiran (logika), mentakwil dengan takwil yang keliru dibimbing hawa nafsunya.  Na'udzubillahi min dzalika.

Dan, berbeda dengan agama-agama selain Islam, yang dengan mudah memvisualisasikan sesembahan yang mereka ibadahi,  Islam justru sebaliknya, melarang keras memikirkan bagaimana Dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena akal manusia tidak akan pernah mampu memikirkan, menjangkau apalagi memvisualisasikannya.

Hanya saja, di sana terdapat informasi yang cukup menghibur sekaligus mengokohkan hati-hati orang-orang yang lara dalam mengingat dan merindukan Allah 'Azza wa Jalla;

Al-Imam Ahmad meriwayatkan dalam kitab Az-Zuhud dengan sanadnya dari Imran Al-Qashir, beliau berkata, "Musa 'alaihissalam berkata

'Wahai Rabb-ku, kapan aku mencari-Mu?'  

Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Carilah Aku di hati-hati mereka yang lara merindukan-KuSesungguhnya, Aku mendekat pada mereka setiap harinya satu hasta, kalau tidak demikian (pastilah) mereka akan binasa.' "

 (pen blog).


Disalin dengan editan dari;

 https://t.me/fawaidsolo/22639


Tidak ada komentar:

Posting Komentar