بسم الله الرحمن الرحيم
PUTERA DUNGU
Ibu Pertiwi nan jelita menangis tersedu-sedu
Air matanya yang bening merambat lambat di sela waktu
Menambah perih rintihan pendahulu
Kenapa puteraku jadi begini gumamnya
Seakan semua pengorbanan jadi sia-sia
Kemana perginya hati nurani mereka?
Apakah salah guru yang ditiru
Ataukah kutukan leluhur menjadikan mereka dungu
Sehingga patah kemudi perahu
Mungkin dahulu puteraku kurang susu batinnya
Akibat penjajahan yang sangat lama
Sehingga akalnya cuma selingkar celana
Apalah beda lugu dengan dungu
Bila tangisan lapar diam dengan tipu-tipu
Padahal mereka bangsa yang ingin maju
Andai saja harapan itu masih tersisa
Ingin rasanya terbang ke angkasa
Meraih puncak harapan sangsaka
Dalam diam Ibu Pertiwi menyeru
Berharap sang putera kembali berguru
Agar mampu melawan para penipu
oOo
(Kepada; Anak Bangsa)
Renungan;
Berkata Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, "Seseorang tidak mungkin menjerumuskan dirinya pada kebinasaan jika dia memiliki akal. Akan tetapi, orang bodoh dibunuh oleh kebodohannya sendiri."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar