Rabu, 15 Mei 2024

PUTERA DUNGU

 

بسم الله الرحمن الرحيم

PUTERA DUNGU


Ibu Pertiwi nan jelita menangis tersedu-sedu

Air matanya yang bening merambat lambat di sela waktu 

Menambah perih rintihan pendahulu 


Kenapa puteraku jadi begini gumamnya

Seakan semua pengorbanan jadi sia-sia

Kemana perginya hati nurani mereka?


Apakah salah guru yang ditiru

Ataukah kutukan leluhur menjadikan mereka dungu

Sehingga patah kemudi perahu


Mungkin dahulu puteraku kurang susu batinnya 

Akibat penjajahan yang sangat lama 

Sehingga akalnya cuma selingkar celana


Apalah beda lugu dengan dungu

Bila tangisan lapar diam dengan tipu-tipu 

Padahal mereka bangsa yang ingin maju


Andai saja harapan itu masih tersisa

Ingin rasanya terbang ke angkasa

Meraih puncak harapan sangsaka


Dalam diam Ibu Pertiwi menyeru

Berharap sang putera kembali berguru

Agar mampu melawan para penipu

oOo

(Kepada;  Anak Bangsa)

Renungan;

Berkata Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, "Seseorang tidak mungkin menjerumuskan dirinya pada kebinasaan jika dia memiliki akal.  Akan tetapi, orang bodoh dibunuh oleh kebodohannya sendiri."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar