بسم الله الرحمن الرحيم
Berkata Sahabat yang mulia, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu:
وَيْلٌ لِلأَتْبَاعِ مِنْ زَلَّةِ الْعَالِمِ، يَقُوْلُ الْعَالِمِ الشَيْءَ بِرَأْيِهِ, فَيَلْقَى مَنْ هُوَ أَعْلَمُ بِرَسُوْلِ اللهِ مِنْهُ, فَيُخْبِرُهُ وَيَرْجِعُ وَيَقْضِي الأَتْبَاعُ بِمَا حَكَمَ
“Celakalah orang-orang yang mengikuti kesalahan seorang 'alim.
Si 'alim berpendapat dengan ra’yunya (akal), kemudian dia bertemu dengan orang yang lebih 'alim darinya tentang Rasulullah ﷺ, kemudian orang (yang lebih 'alim) tersebut memberitahukan padanya (pendapat yang benar), maka si 'alim tersebut mengikuti pendapat yang benar dan meninggalkan pendapatnya yang salah. Sementara para pengikutnya (tetap) berhukum dengan pendapat si 'alim yang salah tersebut.”*
[Al-Madkhal: 2/122]
* Maka, merugilah orang-orang yang hanya "membeo" (Taklid buta) enggan berpikir kritis dan mengkroscek kebenarannya dengan pemahaman para Salaf (generasi terbaik Islam). Karena di Pengadilan Akhirat kelak tidak diterima alibi siapa saja yang berkata, "Aku tidak tahu." Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala akan bertanya balik padanya, "Kenapa engkau tidak belajar? Apakah tidak cukup waktu (umur) yang Aku amanahkan kepadamu?"
Speechless...deh.
(pen blog).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar