بسم الله الر حمان الر حيم
Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ke muka bumi ini memiliki beberapa nama antara lain, Al-Furqan (Pembeda), An-Nur (Cahaya), Adz-Dzikr (Peringatan),
Al-‘Azhim (Keagungan), Al-Karim (Kemuliaan) dan lain-lain, yang merupakan Mu'jizat terbesar dari sekian ribu Mu'jizat yang pernah diterima oleh Rasul Muhammad shalallahu'alaihi wa sallam.
Apa pun yang dibutuhkan ummat manusia menurut kepentingannya
terdapat di dalam Al-Qur’an, ada yang disebutkan secara rinci (jelas) dan ada
pula yang disebutkan secara global (umum).
Akan tetapi Al-Qur’an itu tetap menjelaskan segala sesuatu,
seperti firman-Nya (artinya),
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan
segala sesuatu “ (QS. An-Nahl; 89)
Terkadang Al-Qur’an menyebutkan Dalil dalam suatu masalah,
terkadang juga menyebutkan bimbingan yang mengarah kepada Dalil (As-Sunnah),
seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
(artinya),
“Apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa-apa yang dilarangnya, maka
tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasr; 7)
(Baca juga artikel, MENJADIKAN RASUL SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN MERUPAKAN SYARAT WAJIB IMAN)
(Baca juga artikel, MENJADIKAN RASUL SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN MERUPAKAN SYARAT WAJIB IMAN)
BEBERAPA MAKNA ADZ-DZIKR
1. 1. Nasihat dan Mengambil Pelajaran.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (artinya),
"Dia-lah yang memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untuk kalian rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah." (QS. Al-Mu'min; 13), dan
"Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (kepada Allah)." (QS. Qaf; 8)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (artinya),
"Dia-lah yang memperlihatkan kepada kalian tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untuk kalian rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah." (QS. Al-Mu'min; 13), dan
"Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (kepada Allah)." (QS. Qaf; 8)
2. 2. Peringatan
yang disampaikan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada Manusia dan Jin, yang merupakan peringatan yang paling mulia,
karena Al-Qur’an merupakan firman Allah ‘Azza
wa Jalla. Hanya dengan membacanya
anda akan menyadari bahwa ia adalah Perkataan Allah Tabaaraka wa Ta’ala, maka anda akan mengingat Keagungan Allah ‘Azza wa Jalla. Selain itu Al-Qur’an mencakup beberapa berita
yang paling akurat dan paling bermanfaat bagi hati. Selain karena Ia mencakup berbagai kisah yang
merupakan kisah yang paling bagus, paling baik dan paling sempurna. Juga
mencakup Hukum-hukum yang berasal dari Dzat Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui,
yang mana Ia merupakan Hukum yang paling adil dan paling lurus bagi
kemaslahatan hamba-hamba-Nya di dunia dan Akhirat kelak.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala (artinya),
"Supaya Al-Qur'an itu memberi peringatan bagi orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan adzab) terhadap orang-orang kafir." (QS. Yasin; 70)
Semua itu merupakan Dzikr. Dengan demikian Al-Qur’an itu sendiri sebagai dzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan karena Ia mencakup semua makna yang telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam seluruh Kitab Kitab-Nya.
"Supaya Al-Qur'an itu memberi peringatan bagi orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan adzab) terhadap orang-orang kafir." (QS. Yasin; 70)
Semua itu merupakan Dzikr. Dengan demikian Al-Qur’an itu sendiri sebagai dzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan karena Ia mencakup semua makna yang telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam seluruh Kitab Kitab-Nya.
3. 3. Ketinggian
(Rif’ah) dan Kemulian bagi orang
yang menjalankan dan mengamalkannya, seperti firman-Nya (artinya),
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah
benar-benar suatu kemuliaan bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggung
jawaban.” (QS. Az-Zukhruf; 44)
Adz-Dzikr
berarti Ketinggian dan Kemuliaan yang terdapat di dalam
Al-Qur’an, sebagaimana disebutkan pada ayat di atas, dan juga
firman-Nya (artinya),
“Dan Kami tinggikan bagimu sebutan
(nama)mu.” (QS. Alam Nasyrah; 4).
Artinya menyebutmu dengan Kemuliaan, Penghormatan dan Pengagungan. Dan
tidak diragukan lagi bahwa orang yang berpegang kepada Al-Quran, maka baginya
Kemuliaan dan Kehormatan atas semua makhluk.
Oleh karena itu aku mendorong kalian untuk
berpegang teguh pada Al-Qur’anul ‘Azhim. Dan jika kalian berpegang teguh padanya
sebagai Aqidah, Amal dan Petunjuk, maka kesudahan yang baik pasti akan berpihak
kepada kalian.
Al-Qur’an akan mendorong orang lain
tertarik mengikuti orang yang menjadikannya sebagai petunjuk, sehingga
sedikit-demi sedikit mereka akan menjadi bertambah banyak, seperti batu yang dilemparkan
kedalam laut dan kemudian riaknya akan meluas sehingga mencakup laut secara
keseluruhan. Tergantung pengaruh yang ditimbulkan. Al-Hasil, jika seseorang
berpegang teguh pada Al-Qur’anul Karim
maka dia akan mendapat Kemuliaan dan Derajat yang Tinggi dan berada di atas
sekalian makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ada.
Karena, setiap kali kaum muslimin berpegang
teguh pada Kitab Yang Mulia ini, maka mereka akan semakin bertambah terhormat
dan mulia, demikian juga sebaliknya, setiap kali kaum muslimin menjauhkan diri
dari Al-Qur’an maka akan jatuhlah harga diri mereka dan menjadi manusia yang
dihinakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika anda perhatikan Al-Qur’an secara
seksama berulang kali, maka tidaklah diulang perhatian yang kedua itu melainkan
akan tampak bagi anda makna baru selain makna yang pertama, dan tidaklah
mungkin bagi seseorang untuk menguasai makna-makna Al-Qur’an itu secara
keseluruhan (tuntas), tetapi setiap kali seseorang mencermatinya dalam rangka
mencari kebenaran, maka ia akan mendapatkan makna yang cukup banyak, bagaikan
“barang tambang” yang sangat bernilai dan tak ada habis-habisnya. Semua itu sesuai dengan kesiapan seseorang,
pemahaman dan pemikirannya. Setiap kali seseorang mengalami penambahan
iman dan taqwa, maka akan bertambah pula petunjuk dari Al-Qur’an terhadap
dirinya, sebagaimana firman-Nya (artinya),
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk,
Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka balasan
ketaqwaannya.” (QS. Muhammad; 17), dan
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya..." (QS. Yunus; 9), dan
"Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk." (QS. Maryam; 76)
Perhatikan bentuk kata kerja Fi'il Mudhari' (Terus menerus / Continuous Tense) pada ayat di atas.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya..." (QS. Yunus; 9), dan
"Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk." (QS. Maryam; 76)
Perhatikan bentuk kata kerja Fi'il Mudhari' (Terus menerus / Continuous Tense) pada ayat di atas.
Jadi, Ia (Al-Qur'an) merupakan petunjuk (hidayah) yang tak ada habis-habisnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa segala
sesuatu yang dibutuhkan oleh umat manusia, maka Al-Qur’an pasti
menjelaskannya, dan selalu Up to date (baru, aktual, dan mutakhir tidak ada usangnya). Hal itu didasarkan pada
firman Allah Ta’ala (artinya),
“Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah Kitab
yang memberi penerangan.” (QS. Yasin; 69) Dan,
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab
(Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.”
(QS. An-Nahl; 89).
الحمد لله رب العالمين
oOo
(Di sadur bebas dari Kitab “Tafsiir Al-Quranil Karim”, Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin)