بسم الله الر حمان الر حيم
Rahmat, Karunia, dan Nikmat terbesar
yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
ke muka bumi ini adalah diutusnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh umat manusia dengan membawa Petunjuk Hidup yang Lengkap dan Sempurna dari-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi Rahmat bagi
Semesta Alam.” (Al-Ambiya
(21); 107)
“...Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti
Petunjuk.” (Thoha(20); 47)
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Agama yang
benar, agar dimenangkan-Nya terhadap semua Agama, meskipun orang-orang musyrik
membencinya.” (At-Taubah
(9); 33)
CIRI-CIRI MANUSIA YANG MENGIKUTI PETUNJUK;
1. 1. Lapang Dadanya untuk Memeluk Islam
Firman Allah ‘Azza wa Jalla (yang artinya),
“Barang
siapa yang Allah menghendaki akan memberikan Petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk memeluk
Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki
Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah dia sedang mendaki ke langit.
Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (Al-An’am (6); 125)
2. 2. Tidak Menyekutukan Allah dengan Sesuatu apapun
dalam Beribadah kepada-Nya
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu,
dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah
dengan sesuatu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang
sejauh-jauhnya.” (An-Nisaa’ (4); 116)
(Baca artikel, SYIRIK)
(Baca artikel, SYIRIK)
3. 3. Tidak Melakukan
Suatu Perbuatan yang Membatalkan ke-Islamannya
(Baca Artikel, SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN)
Allah Azza wa Jalla berfirman (yang artinya),
Allah Azza wa Jalla berfirman (yang artinya),
“Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum
yang kafir setelah mereka beriman, (padahal) mereka telah mengakui bahwa Rasul
(Muhammad) itu benar-benar Rasul, dan
keterangan-keterangan (pun) telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang
zhalim.” (Ali-Imran (3); 86)
4. 4. Tidak
Munafik, yaitu Orang-Orang yang Menampakkan Ke-Islamannya secara Lahiriyah,
tetapi Menyimpan Sesuatu yang Mengganjal (kekufuran) di Dalam Hatinya
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman (artinya),
“Maka
mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang
Munafik, padahal Allah telah membalikkan
mereka kepada kekafiran disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberikan petunjuk
kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah?
Barang siapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak akan
mendapatkan jalan untuk memberikan petunjuk.” (An-Nisaa’ (4); 88)
5. 5. Tidak Menentang
Rasul dan Para Sahabat Beliau dalam Menjalankan Syariat Islam
“Dan barang siapa yang menentang Rasul setelah
jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang Mukmin,
Kami biarkan dia bergelimang dalam kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan
Kami masukkan dia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk
tempat kembali.” (An-Nisaa’
(4); 115)
(Baca artikel, MENJADIKAN RASUL SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN MERUPAKAN SYARAT WAJIB IMAN, serta artikel EMPAT SYARAT SYAHADAT MUHAMMAD RASULULLAH)
(Baca artikel, MENJADIKAN RASUL SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN MERUPAKAN SYARAT WAJIB IMAN, serta artikel EMPAT SYARAT SYAHADAT MUHAMMAD RASULULLAH)
6. 6. Tidak
Sombong (Menolak Kebenaran dan Merendahkan Manusia)
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman (artinya),
“Aku
akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan
yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.
Jika mereka melihat tiap-tiap Ayat-Ku
mereka tidak beriman kepada-Nya. Dan
jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk mereka tidak mau
menempuhnya. Yang demikian itu adalah
karena mereka mendustakan Ayat-Ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya.” (Al-A’raaf (7); 146)
7. 7. Lebih
Mengutamakan Islam dan Sunnah Rasul-Nya daripada yang Lainnya (Adat-istiadat,
Budaya, Warisan Nenek Moyang, Akal, perasaan manusia, Politik, Organisasi dan lain-lain)
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (artinya),
“Apabila
dikatakan kepada mereka, ‘Marilah
mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul’. Mereka menjawab, ‘Cukuplah bagi kami apa yang
kami dapati Bapak-Bapak (Nenek Moyang) kami melakukannya.’ Dan apakah mereka itu akan mengikuti juga
Nenek Moyang mereka itu walaupun tidak mengetahui apa-apa dan tidak mendapat
Petunjuk?” (Al-Maidah(5); 104)
(Baca juga artikel tentang "Ce-i... Ci+eN, Te-a... Ta, Cinta").
(Baca juga artikel tentang "Ce-i... Ci+eN, Te-a... Ta, Cinta").
8. 8. Tidak Memperturutkan Hawa-Nafsunya dalam
Beragama
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman (artinya),
“Hai
Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka berilah
keputusan diantara manusia dengan adil dan Janganlah
kamu mengikuti Hawa Nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena
mereka melupakan Hari Perhitungan.”
(Shaad (38); 26)
(Baca artikel, CELAAN TERHADAP NAFSU)
(Baca artikel, CELAAN TERHADAP NAFSU)
Kesimpulan
Barangsiapa yang
menerima dan mengamalkan syari'at Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan Rasul-Nya secara Lahir maupun Bathin, maka ia termasuk manusia yang
dikehendaki Petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dan, barangsiapa yang berat untuk menerimanya bahkan menolak, berarti
Allah ‘Azza wa Jalla hendak menyesatkannya, dan telah menyediakan adzab yang besar.
Renungan
"Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu ibarat Perahu Nabi Nuh, barangsiapa yang menaikinya maka ia selamat, dan barangsiapa yang enggan, maka ia akan binasa." ('Ulama)
Renungan
"Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu ibarat Perahu Nabi Nuh, barangsiapa yang menaikinya maka ia selamat, dan barangsiapa yang enggan, maka ia akan binasa." ('Ulama)
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar