بسم الله الر حمان الر حيم
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya),
“Maka ambillah
(kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai
pandangan.” (Al-Hasyr; 2)
Para ‘Ulama Ahlussunnah telah
bersepakat tentang haramnya perbuatan Demo, Memprovokasi Masa serta Memberontak
terhadap Pemerintah Muslim, meskipun beberapa orang diantara mereka rahimahumullah
pernah terjatuh dalam permasalahan ini, akan tetapi hal tersebut seharusnya
menjadi pelajaran yang berharga bagi generasi berikutnya, dan dapat diambil
hikmahnya, bukan untuk ditiru...
Berikut beberapa
Dalil (Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam) dan Perkataan para ‘Ulama yang berkaitan dengan permasalahan ini;
1. 1. Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (artinya),
“Barangsiapa melihat suatu
(kemungkaran) yang dia benci pada Pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar,
karena sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari Jama’ah (Pemerintah)
sejengkal saja, kemudian ia mati, maka matinya (dalam keadaan) Jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari-Muslim)
2. 2. “Sungguh kalian akan melihat (pada
para pemimpin) kalian kecurangan dan hal-hal yang kalian ingkari
(kemungkaran).” Mereka bertanya, “Apa
yang Engkau perintahkan kepada kami wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tunaikan hak mereka (pemimpin tersebut) dan mintalah hak kalian kepada
Allah.” (HR. Al-Bukhari-Muslim)
3. 3. Sahabat Yang Mulia Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘Anhu berkata (artinya),
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menyeru kami, lalu kami pun membai’at Beliau untuk senantiasa mendengar dan ta’at kepada Pemimpin, baik pada saat
senang maupun susah, sempit maupun lapang, dan dalam keadaan hak-hak kami tidak
dipenuhi, serta agar kami tidak berusaha Merebut Kekuasaan dari Pemiliknya. Beliau bersabda, “Kecuali bila kalian
telah melihat kekafiran yang nyata, sedang kalian memiliki dalil dari Allah
tentang kekafirannya,” (HR. Al-Bukhari-Muslim)
4. 4. Berkata Imam Hasan Al-Basri rahimahullah,
“Sesungguhnya Al-Hajjaj (Penguasa Zhalim) adalah adzab dari Allah, maka janganlah kalian menolak adzab Allah dengan
tangan-tangan kalian, akan tetapi hendaklah kalian merendahkan diri karena
takut pada-Nya dan tunduk berdo’a, karena Allah Ta’ala berfirman (artinya),
“Dan sungguh Kami telah timpakan kepada mereka adzab, namun mereka tidak
takut kepada Rabb mereka dan tidak pula berdo’a.” (Al-Mu’minun;
76) (Minhajus Sunnah, 4/315)
5. 5. Berkata Al-Imam Thalq bin Habib rahimahullah,
“Hadapilah fitnah (kekacauan) dengan ketakwaan.” Maka dikatakan kepada Beliau, “Jelaskan kepada
kami secara global apa itu Takwa?”
Beliau menjawab, “Takwa adalah
engkau mengamalkan keta’atan kepada Allah berdasarkan Cahaya (Ilmu) dari Allah
dalam keadaan engkau mengharap Rahmat Allah, dan engkau tinggalkan kemaksiatan
kepada Allah berdasarkan Cahaya (Ilmu) dari Allah dalam keadaan engkau takut
adzab Allah.” (Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Abid Dunya) (Minhajus Sunnah, 4/315)
6. 6. Berkata Al-Imam Ali bin Madini rahimahullah (artinya),
“Barangsiapa yang memberontak kepada salah seorang Pemimpin Kaum
Muslimin, padahal manusia telah berkumpul dibawah kepemimpinannya, dengan cara apa saja dia mendapatkan
kepemimpinan itu, apakah dengan kerelaan atau dengan paksa, maka orang yang memberontak itu telah
merusak Persatuan Kaum Muslimin dan menyelisihi hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika
pemberontak itu mati, maka matinya adalah Mati
Jahiliyah.” (Syarhul I’tiqad Ahlis
Sunnah wal Jama’ah lil Laalikaai, 1/168)
7. 7. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah,
“Para Pembesar Kaum Muslimin
melarang dari pemberontakan dan peperangan dalam masa fitnah, sebagaimana
Abdullah bin Umar, Said bin Al-Musayyib, Ali bin Al-Hasan dan selainnya
melarang kaum muslimin dari pemberontakan terhadap Yazid dimasa Al-Harah. Sebagaimana juga Al-Hasan Al-Basri, Mujahid
dan selainnya melarang dari pemberontakan pada fitnah Ibnul Asy’ats. Oleh
karena itu telah tetap pendapat Ahlus Sunnah, bahwa tidak boleh berperang dimasa
fitnah berdasarkan hadits-hadits shohih yang berasal dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan Para ‘Ulama terus menyebutkan hal ini di
dalam kitab-kitab Aqidah mereka, dan Para ‘Ulama memerintahkan ummat untuk
bersabar menghadapi kezhaliman Penguasa dan tidak memerangi mereka, meskipun pernah banyak Ahli Ilmu dan Ahli
Ibadah terlibat dalam peperangan dimasa fitnah (tetap saja hal itu salah). (Minhajus Sunnah, 4/315-316)
8. 8. Berkata Asy-Syaikh Al-‘Allamah Prof. DR.
Shalih Al-Fauzan hafizhahullah,
“Orang yang mengatakan ada perbedaan pendapat ‘ulama dalam masalah
pemberontakan terhadap Pemerintah adalah “Pencari
Fitnah” bukanlah penuntut Ilmu.”
(Rekaman Fatwa Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan).
Dan banyak lagi Dalil-dalil lain dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu di dalam artikel ini {Baca juga artikel, TA'ATLAH KEPADA PEMIMPIN, JANGAN DEMO!, dan PERILAKU DAN AKHLAK JAHILIYAH (Masalah ke-3)}.
Dan banyak lagi Dalil-dalil lain dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu di dalam artikel ini {Baca juga artikel, TA'ATLAH KEPADA PEMIMPIN, JANGAN DEMO!, dan PERILAKU DAN AKHLAK JAHILIYAH (Masalah ke-3)}.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada Rakyat dan Bangsa
Indonesia, agar tidak terjatuh kembali pada kesalahan yang sama.
Meskipun pada awal mulanya mungkin punya niat "baik",
tapi karena pelaksaannya tidak sesuai dengan Aturan dan Tuntunan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah,
akibatnya kerugian (mudharat) yang ditimbulkan jauh lebih besar daripada perbaikan
(manfaat) yang diinginkan, bahkan tidak jarang terjadi pertumpahan darah
serta korban nyawa sia-sia.
"Ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang memiliki Akal"
"Ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang memiliki Akal"
oOo