بسم الله الر حمان الر حيم
Ada sebuah kisah nyata, yang terjadi pada zaman Al-Imam Abu Hanifah An-Nu'man rahimahullah. Beliau adalah Imam panutan dari 4 (empat) madzhab yang terkenal di dunia Islam, selain Al-Imam Asy-Syafi’i, Al-Imam Malik bin Anas, dan Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahumullahu Ta'ala jamii'an.
Beliau adalah sosok 'ulama besar yang terkenal dengan keluasan ilmunya, disamping kecerdasan, selalu menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, banyak diam, dan tak berhenti berpikir.
Suatu kali, Beliau berjumpa dengan orang yang menganut paham Atheisme (paham yang mengingkari eksistensi Ketuhanan).
Beliau lalu bercerita kepada mereka, agar mereka mau berpikir;
"Bagaimana pendapat kalian, jika ada sebuah kapal yang sarat dengan muatan, penuh dengan segala macam barang bawaannya. Kapal tersebut berlayar mengarungi samudera yang luas. Gelombangnya kecil, anginnya tenang. Akan tetapi, setelah kapal tersebut sampai di tengah lautan, tiba-tiba terjadi badai yang besar. Tetapi anehnya, kapal tersebut terus berlayar dengan tenang, sampai tiba di tempat tujuannya dengan selamat, tanpa goncangan yang berarti dan berbelok arah, padahal tidak ada nahkoda yang mengendalikan di atasnya. Bisa diterima akalkah cerita ini?"
Maka, mereka (orang-orang Atheis tersebut) menjawab, "Tidak mungkin. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal (sehat), bahkan oleh khayalan sekalipun, wahai syaikh."
Lalu, Al-Imam Abu Hanifah berkata, "Subhanallah, kalian mengingkari keberadaan sebuah kapal yang berlayar sendiri, tanpa nakhoda, namun kalian mempercayai bahwa alam semesta yang memiliki lautan yang luas membentang, dengan langit yang sangat luas - penuh dengan bintang-bintang, serta benda-benda-benda langit lainnya. Dan berbagai jenis burung yang berterbangan - tanpa ada Yang Menciptakannya, Yang sempurna Penciptaan-Nya, dan Yang mengaturnya dengan cermat?! Celakalah kalian, lantas apa yang membuat kalian ingkar kepada Allah???"
Renungan
"Sumber segala keta'atan adalah berpikir, dan sumber segala maksiat juga dari berpikir"
('Ulama)
Orang-orang Atheis yang penulis maksud tidak terbatas pada orang-orang Atheis murni saja, tetapi juga ditujukan kepada orang-orang Islam yang terkena Pembatal Ke-Islaman, akibat perbuatan Kufur Akbar yang mereka lakukan - sehingga terlepas dari Islam.
Bedanya hanya; Orang-orang Islam yang terkena Pembatal Ke-Islaman itu lebih memungkinkan untuk cepat bertaubat sebelum terlambat, dan memohon ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala bila mereka menyadari kesalahannya
(Baca artikel, SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN)
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar