بسم الله الر حمان الر حيم
"Siapa yang tak ingin masuk Surga?"
Rasa-rasanya, tak ada seorang pun manusia yang tak ingin masuk Surga. Tetapi, sudah kah kita menempuh sebab-sebabnya, agar Allah Subhanahu wa Ta'ala memasukkan kita ke dalam Surga-Nya?
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, "Di dunia ini ada Surga, barangsiapa yang tidak bisa merasakannya, maka tidak akan memasuki Surga Akhirat."
Berikut, pemberitahuan Allah Subahanahu wa Ta’ala kepada kita tentang ciri-ciri / sifat-sifat para penghuni Surga, melalui makna firman-Nya,
"Dan didekatkanlah Surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang sentiasa kembali (kepada Allah), lagi memelihara (semua aturan-aturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Dzat Yang Maha Pemurah, padahal Dia tidak kelihatan (olehnya), dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah Surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada sisi Kami ada tambahannya." (Qaf; 31-35)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan, bahwa Dia mendekatkan Surga kepada orang-orang yang bertakwa, dan bahwa para Penghuninya adalah orang-orang yang memiliki 4 (empat) sifat berikut;
Pertama; Awwab, yakni orang-orang yang selalu kembali (Inabah), dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari perbuatan durhaka - menjadi ta'at kepada-Nya, dan dari keadaan lalai - menjadi mengingat-Nya (Dzikrullah)
'Ubaid bin 'Umar berkata, "Awwab, adalah orang-orang yang mengingat dosa-dosanya di masa lalu, dan beristigfar darinya."
Sa'id bin Al-Musayyib berkata, "Al-Awwab, adalah orang yang berdosa - lantas bertaubat, (meski) kemudian jatuh ke dalam dosa lagi - lalu bertaubat lagi.
Kedua; Hafizh (menjaga).
Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Yakni menjaga apa yang diamanahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya, dan yang Dia (Allah) wajibkan atasnya."
Qatadah berkata, "Menjaga apa yang dititipkan Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya, berupa hak-hak-Nya (Allah), dan nikmat-nikmat-Nya."
Jiwa manusia itu memiliki 2 (dua) kekuatan, yaitu kemampuan untuk berbuat, dan kemampuan untuk menahan diri, maka sifat Awwab menggunakan kemampuannya untuk berbuat - dalam upayanya untuk kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kepada keridhaan-Nya, dan keta'atan terhadap-Nya. Sedangkan sifat Hafizh, menggunakan kemampuan bertahannya - untuk menahan diri dari berbagai maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dari larangan-larangan-Nya. Sehingga makna Hafizh, adalah kemampuan menahan diri dari apa-apa yang diharamkan (Allah) atasnya.
Ketiga; Orang-orang yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, meskipun dia tidak melihat-Nya.
Tersirat dalam ayat tersebut, bahwa orang itu mengakui dan mengimani keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sifat Rububiyyah-Nya, Kemaha-Kuasaan-Nya, Ilmu-Nya, dan Penglihatan-Nya terhadap segala sesuatu (keadaan hamba). Tergambar pula padanya pengakuan dan keimanan terhadap kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, perintah dan larangan-Nya
Juga tersirat padanya pengakuan dan keimanan terhadap janji-Nya, ancaman-Nya, serta pertemuan dengan-Nya. Dengan demikian, tidak dikatakan takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kecuali bila terpenuhi sifat-sifat ini.
Keempat; Ia datang dengan kalbu (hati) yang bertaubat.
Berkata Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, "Bertaubat dari berbagai maksiat kepada-Nya, menghadap secara penuh untuk ta'at kepada-Nya."
Hakikat taubat adalah ketetapan hati (kalbu) untuk ta'at kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan cinta kepada-Nya, serta menghadapkan diri kepada-Nya.
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan balasan terhadap orang-orang yang memiliki sifat-sifat di atas dengan firman-Nya,
ادخلوها بسلام ذلك يوم الخلود لهم مايسترو فها ولدينا مزيد
"Ud khuluwhaa bisalaamin dzaalika Yaumul khuluwdi lahum maa yasyaa-uwna fiyhaa wa ladaynaa maziyd"
"Masukilah Surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada sisi Kami ada tambahannya."
Masih banyak sifat-sifat para penghuni Surga yang tidak disebutkan pada tulisan ini. Seperti, orang-orang yang menahan amarahnya - karena ingin meraih keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Lebih dari itu, tentunya beberapa sifat yang telah disebutkan di atas harus berlandaskan kepada Iman dan Takwa, serta melaksanakan semua rukun-rukun yang terdapat pada Rukun Islam dan Rukun Iman dengan baik.
الحمد لله رب العالمين
* Tambahan (Ziyadah) yang dimaksudkan Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut adalah melihat Wajah-Nya setiap pagi dan petang, serta mendengarkan Suara-Nya (pen blog).
(Disadur bebas dari tulisan, "Sifat Ahlul Jannah", Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Terj. Al-Ustadz Qomar ZA, dari Majalah Asy-Syariah)
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar