Minggu, 31 Maret 2024

SEMUA WAJIB BERDAKWAH SESUAI KEMAMPUAN

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-'Allamah, Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Si'di rahimahullah,

"Allah merahmati siapa saja yang membantu dalam (mendakwahkan) Agama, meskipun dengan sepenggal kalimat.

Kebinasaan itu hanyalah dalam meninggalkan apa yang mampu (diperbuat) oleh seorang hamba dari mendakwahkan Agama ini."


📚  Al-Qaulu As-Sadidu, hlm. 90


قال الشيخ العلامة عبد الرحمن السعدي رحمه الله:

ورحمه الله من أعان على الدين ولو بشطر كلمة، وإنما الهلاك في ترك ما يقدر عليه العبد من الدعوة إلى هذا الدين."

[القول السديد ص ٩٠]


oOo

Disalin dengan editan dari;

✅ https://t.me/idktegal


Jumat, 29 Maret 2024

SEBURUK-BURUK MANUSIA

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya);

"Sesungguhnya termasuk seburuk-buruk manusia adalah orang yang mengalami terjadinya Hari Kiamat dalam keadaan mereka masih hidup, dan orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid."

(HR. Ahmad)

Minggu, 24 Maret 2024

PESAN MALAM HARI KEPADA MANUSIA

 

بسم الله الرحمن الرحيم

🎙️  Berkata Musa Al-Juhani rahimahullah,

"ما مِن لَيْلَةٍ إلّا تَقُولُ ابْنَ آدَمَ أحْدِثْ فِيَّ خَيْرًا فَإنِّي لَنْ أعُودَ إلَيْكَ."


"Setiap malam hari akan selalu berpesan, 

'Wahai anak Adam lakukan kebaikan pada diriku (malam), karena sesungguhnya aku tidak akan pernah kembali lagi kepadamu.'"


📓  Az-Zuhd libni Abi Dunya, 409


oOo

Disalin dengan editan dari!

https://t.me/KajianIslamTemanggung




PUASA TAPI BERNIAT MAKSIAT

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Berkata Ka'ab rahimahullah 

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, lalu ia berkata pada dirinya, bahwa bila berbuka nanti ia tidak akan melakukan maksiat kepada Allah, maka ia akan masuk Surga tanpa perlu meminta, dan tanpa hisab.

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dan dia berkata pada dirinya, bila berbuka nanti dia akan bermaksiat kepada Rabb-nya, maka puasanya itu tertolak."*


(Lathaiful Ma'arif, hal 136)


Baca artikel, KAITAN ANTARA SURGA DENGAN IMAN.

oOo

Sabtu, 23 Maret 2024

ORANG YANG MASIH HIDUP BELUM AMAN DARI BAHAYA KESESATAN

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah,

طالب العلم على خطر من انتكاس القلب ومن الزيغ بعد الهدى، وما أكثر الذين قد حصل لهم ذلك.

"Seorang penuntut ilmu terancam dengan terbaliknya hati dan tersesat setelah mendapatkan hidayah, dan alangkah banyak orang yang mengalami hal itu."*

📚  Fadhaih wa Nashaih, hlm. 286


*  Oleh karena itu, ambillah teladan dari orang yang telah meninggal, dari generasi terbaik Islam.

Dan tetap waspada selalu dari bahaya penyimpangan (kesesatan), (pen blog)

oOo


Disalin dengan editan dari;

https://t.me/Salafy_Papua

TANDA ALLAH MENCINTAI SEORANG HAMBA

 

بسم الله الرحمن الرحيم

🎙️ Asy-Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Luhaidan rahimahullah;

"Bila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan menjaga lisannya, sehingga dia tidak akan menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang merugikan dirinya, tetapi dia hanya akan sibuk pada hal-hal yang bermanfaat baginya, atau dengan hal-hal yang tidak akan merugikan dirinya (fokus).

Demikian pula (Allah akan menjaga) pandangannya, sehingga dengan penglihatannya dia tidak akan memandang hal-hal yang diharamkan Allah.

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا.

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungawaban."

(QS. Al-Isra': 36)

Allah akan menjaga seluruh anggota badannya."

Demikian perkataan Asy-Syaikh.

---

Pertanda lain yang tak kalah penting adalah;

Allah Subhanahu wa Ta'ala akan pahamkan padanya Agama Islam yang benar (lurus) sebagaimana yang dibawa oleh utusan-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berittiba' terhadap Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, berdasarkan sabda Beliau (artinya);

"Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan pahamkan padanya Agama (Islam yang benar / lurus)."

Sebab, tidak mungkin seseorang bisa selamat bila dia tidak paham dan berupaya menyelamatkan diri dari 72 (tujuh puluh dua) kelompok sempalan Islam yang diancam dengan Neraka oleh Rasul-Nya karena penyimpangan aqidah mereka.

Berkata pula Al-Imam Fudhail bin Iyadh rahimahullah, "Bila Allah mencintai seorang hamba, maka Ia (Allah) akan membatasi rezekinya."

Sepantasnya timbul pertanyaan bagi orang yang Allah beri limpahan rezeki di dunia ini, jangan-jangan karena Allah 'Azza wa Jalla benci padanya.  Karena ujian dengan harta yang melimpah ini jauh lebih sulit.  Berbeda dengan ujian kemiskinan yang relatif lebih mudah dilalui.  Terbukti dengan mayoritas penduduk Surga adalah orang-orang miskin.

Dan, orang-orang miskin lebih dahulu masuk ke dalam Surga dengan selisih waktu 500 tahun, seperti yang disebutkan dalam hadits;

Orang beriman yang miskin akan masuk Surga sebelum orang-orang kaya, yaitu lebih dulu setengah hari yang (kadarnya) sama dengan 500 tahun.” 

(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).

(pen blog).

(Baca artikel, KAITAN ANTARA SURGA DENGAN IMAN, dan KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN PERTAMA, serta KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN LANJUTAN)

oOo

Disadur dari;

https://t.me/Salafy_Papua

WAKTU MUSTAJAB BERDO'A

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Utsaimin rahimahullah;

"Sesungguhnya waktu berbuka puasa adalah waktu dikabulkannya do'a, karena waktu tersebut terletak di akhir ibadah puasa, karena pada saat itu kebanyakan manusia berada pada Puncak Kelemahan.

Dan, setiap kali jiwa seseorang berada di puncak kelemahan, dimana hatinya berada pada puncak kelembutan, maka kondisi demikian merupakan saat paling dekat untuk bertaubat, kembali melakukan ketaatan terhadap Allah."

(Majmu Fatawa, 19/341)

oOo

Jumat, 22 Maret 2024

DI ANTARA BUAH BANYAK BERSHALAWAT KEPADA NABI DI HARI JUM'AT

 


بسم الله الرحمن الرحيم

🔊  Qaari: Syaikh Ahmad Al-Nufais (Kuwait).

Allah ﷻ berfirman;

"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi.

Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

(QS. Al-Ahzab : 56)


Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah;

"Termasuk buah dari bershalawat kepada Nabi ﷺ adalah sebab dikokohkannya kaki ketika berada di atas Shirath, dan ketika melewatinya." 

📚  Jala'ul afham, 453


oOo

CARA MEMULIAKAN NABI DAN ORANG SHALIH

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

تعظيم الأنبياء والصالحين ومحبتهم إنما هو باتباع ما دعوا إليه من العلم النافع والعمل الصالح، واقتفاء آثارهم، وسلوك طريقتهم، دون عبادة قبورهم.

"Memuliakan para nabi dan orang-orang shalih serta mencintai mereka hanyalah dengan cara mengikuti apa yang mereka dakwahkan (ajarkan) berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, mengikuti jejak mereka, dan menempuh jalan (cara) mereka.  Bukan dengan menyembah kuburan mereka."*


📚  Ighatsatul Lahafan, hlm. 385


*  Bukan pula dengan mengadakan Perayaan Maulid, membacakan shalawat-shalawat yang tidak pernah Beliau syari'atkan, atau ritual-ritual bid'ah lainnya.

Mengadakan perayaan Maulid telah dilakukan oleh manusia sejak ratusan tahun yang lalu.  Tetapi, apakah kegiatan tersebut menambah baiknya pemahaman mereka tentang syariat Islam yang benar (shahih), menambah kecintaan terhadap Sunnah yang Beliau ajarkan?  Ternyata tidak, malah amalan bid'ahnya yang semakin menjadi-jadi (berkembang).

(Baca juga artikel, PARA PENYEMBAH DA'I, dan MASALAH IMAN BUKAN MASALAH SELERA)

(pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

https://t.me/Salafy_Papua

Kamis, 21 Maret 2024

JANGAN LARUT DALAM DUKA CITA


بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-‘Allamah, Al-Humam, Abdurrahman bin Nashir As-Sa'diy rahimahullah,

وكلما طال تأمل العبد بنعم الله الظاهرة والباطنة، الدينية والدنيوية، رأى ربه قد أعطاه خيرا كثيرا ودفع عنه شرورا متعددة، ولا شك أن هذا يدفع الهموم والغموم، ويوجب الفرح والسرور.

“Ketika seorang hamba semakin banyak merenungkan nikmat-nikmat Allah yang lahir maupun yang batin, nikmat agama maupun duniawi (yang ia terima), niscaya dia akan meyakini, bahwa Rabb-nya telah menganugerahkan kepadanya kebaikan yang tak terhingga, dan mencegahnya dari sekian banyak keburukan.  Dan, tidak diragukan lagi bahwa hal ini akan menghilangkan kesedihan dan derita, serta membawa kegembiraan dan kebahagiaan.”*


✒️  [Al-Wasáil Al-Mufídah Lil Hayátis Sa‘ídah, hlm. 22]


*  Menumbuhkan semangat hidup untuk meraih kenikmatan dan kebahagiaan yang lebih kekal (Keridhaan dan Surga Allah Subhanahu wa Ta'ala), serta menghilangkan rasa putus asa (Perangkap Iblis untuk menjerumuskan manusia ke dalam lembah kebinasaan), (pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

http://t.me/ponpes_assunnah_batu

Rabu, 20 Maret 2024

NASIHAT BAGI YANG MERASA TAK BUTUH ILMU AGAMA

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

🎙️ Berkata Al-Imam Abu Hanifah rahimahullah,

"من ظنَّ أنه يستغني عن التعلُّم فليبكِ على نفسه."

"Seseorang yang menyangka bahwa dirinya merasa tidak butuh untuk belajar ilmu agama, maka sudah selayaknya dia menangisi dirinya sendiri."*


📓  Al-Asybah wa an-Nadzair, 1/425


*  'Ulama meyebutkan, bahwa barangsiapa yang beramal ibadah tanpa ilmu Agama (yang shahih), maka apa yang dia rusak lebih banyak daripada yang dia perbaiki, baik kerusakan yang terjadi pada diri sendiri maupun orang lain (bila perbuatannya tersebut ditiru).  Sedangkan tujuan penciptaaan manusia adalah untuk beribadah dengan ikhlas kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, 

(Baca juga artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)

(pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari;

https://t.me/KajianIslamTemanggung



Selasa, 19 Maret 2024

SEMUA JADI BERBEDA KARENA NIAT

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Berkata Asy-Syaikh Al-'Utsaimin rahimahullah,

"Ada manusia yang niatnya (menggantung) di angkasa pada tempat tertinggi.

Dan, ada pula manusia yang niatnya di tempat sampah, pada sesuatu yang paling rendah.

Hingga engkau melihat dua orang yang beramal dengan amalan yang sama, dari awal, tengah, hingga akhir, gerakannya sama, saat diamnya sama, ucapannya sama, perbuatannya sama, namun dari dua orang yang beramal keduanya (berbeda) bagaikan bumi dengan langit, semua itu terjadi karena niatnya."*

Syarah Riyadhus Shalihin, 1/18


 Teringat akan sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang bermakna;  "Sesungguhnya ada seseorang yang melakukan (ibadah) shalat selama 60 (enam puluh) tahun, namun tidak satupun yang Allah terima shalatnya..."

(Hadits Hasan riwayat Ibnu Abi Syaibah, dari Abu Hurairah)

Boleh jadi karena tidak ikhlas atau ada salah satu dari Rukun (syarat sah) shalat yang tidak terpenuhi sehingga shalatnya menjadi batal.

(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)

Kalau kita coba hitung berapa jumlah shalat yang pernah dia lakukan;  60 (tahun) x 12 (bulan) x 30 (hari) x 5 (waktu) = 108.000 kali shalat (minimal), belum termasuk shalat rawatib atau shalat-shalat Sunnah.  Dari semua itu, tidak ada satupun yang Allah Subhanahu wa Ta'ala terima (membuahkan pahala).  Betapa celakanya dia, hanya gegara sepotong niat yang tidak diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Demikian pula amal-amal lainnya bagaikan debu yang diterbangkan angin - lenyap tak berbekas.  Dan di sana, adzab Allah 'Azza wa Jalla telah menunggunya. 

Karena shalat adalah penentu diterima atau ditolaknya amal-amal yang lain.

Na'udzubillahi min dzalik.

(Baca juga artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)

(pen blog).

oOo


Disalin dengan editan dari;

Https://t.me/anNajiyah_Bali

Senin, 18 Maret 2024

SAFAR NYAMAN TETAP BERPUASA

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menerangkan;

السفر في الوقت الحاضر سهل، لا يشق الصوم فيه غالبا، فإذا كان لا يشق الصوم فيه فإن الأفضل ان يصوم.

"Safar di zaman sekarang ini begitu mudah, tidak ada padanya hal yang memberatkan untuk berpuasa kebanyakannya.

Apabila tidak memberatkan berpuasa di dalam Safar, maka yang afdhal baginya adalah tetap berpuasa."


📑  Fatawa Arkan Al-Islam, 463


oOo

Disalin dengan editan dari;

http://telegram.me/ahlussunnahposo




UJIAN ATAUKAH ADZAB?

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

⭐️  Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya,

▪️ Pertanyaan:

Bila seseorang ditimpa sakit atau bencana buruk pada diri atau hartanya, bagaimana seseorang bisa mengetahui bahwa musibah tersebut merupakan ujian ataukah murka Allah?


▪️Jawab:

Allah menguji hamba-Nya dengan kesenangan dan kesulitan, kesempitan dan kelapangan.

Terkadang Allah menguji mereka dengan ujian-ujian tersebut untuk mengangkat derajat mereka dan meninggikan penyebutan mereka serta melipat gandakan kebaikan mereka, sebagaimana yang Allah perbuat terhadap para Nabi dan Rasul alaihimush shalatu was salam serta orang-orang shalih dari hamba-hamba-Nya.

Sebagaimana sabda Rasululullah shallallahu alaihi wa sallam,

(( أشد الناس بلاء الأنبياء ثم الأمثل فالأمثل )).

"Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka".

Dan terkadang Allah melakukan itu (menimpakan bencana) karena sebab maksiat dan dosa, sehingga ia menjadi hukuman yang disegerakan, sebagaimana firman-Nya,

(وَمَاۤ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِیبَةࣲ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَیۡدِیكُمۡ وَیَعۡفُوا۟ عَن كَثِیرࣲ)

"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)"

(Asy-Syura:30).

Mayoritas yang terjadi pada manusia adalah kelalaian dan tidak menunaikan kewajiban.  Maka apa yang menimpanya di sebabkan dosa dan kelalaiannya terhadap perintah Allah. 

Bila diberi ujian salah seorang hamba Allah yang shalih berupa penyakit atau yang semisalnya, maka ini termasuk jenis ujian yang menimpa para Nabi dan Rasul dalam rangka meninggikan derajat mereka dan membesarkan pahala mereka, dan agar menjadi teladan bagi selainnya dalam kesabaran, dan teladan dalam mengharapkan pahala dari Allah.

Kesimpulannya, bahwa terkadang ujian itu untuk mengangkat derajat dan membesarkan pahala, sebagaimana yang Allah perbuat terhadap para Nabi dan sebagian orang-orang baik, dan terkadang dalam rangka menggugurkan dosa-dosa.   Sebagaimana dalam firman-Nya,

{ مَن یَعۡمَلۡ سُوۤءࣰا یُجۡزَ بِهِۦ }

"Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu."

(An-Nisa' 123).

Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

(( ما أصاب المسلم من هم ولا غم ولا نصب ولا وصب ولا حزن ولا أذى إلا كفر الله به من خطاياه حتى الشوكة يشاكها )).

"Tidaklah menimpa seorang muslim berupa kesusahan, duka cita, kelelahan, rasa sakit, kesedihan, dan gangguan, kecuali Allah gugurkan dengannya dosa-dosanya bahkan duri yang menusuknya."

Dan juga sabda Rasulullah,

(( من يرد الله به خيرا يصب منه ))

"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka Allah timpakan ujian padanya".

Dan terkadang bencana tersebut sebagai hukuman yang di segerakan karena sebab perbuatan maksiat dan tidak segera bertaubat, sebagaimana hadits Nabi bahwa Beliau bersabda,

(( إذا أراد الله بعبده الخير عجل له العقوبة في الدنيا وإذا أراد الله بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة ))خرجه الترمذي وحسنه.

"Bila Allah menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya maka Ia menyegerakan untuknya hukuman di dunia, dan bila Allah menginginkan kejelekan bagi hamba-Nya, maka Ia menahan hukuman dari-Nya karena dosanya, hingga Allah menyempurnakan balasan baginya pada Hari Kiamat."

(Dikeluarkan oleh At Tirmidzi dan beliau menghasankannya).

➖➖➖

س: إذا ابتلي أحد بمرض أو بلاء سيئ في النفس أو المال، فكيف يعرف أن ذلك الابتلاء امتحان أو غضب من عند الله؟ 

ج: الله  يبتلي عباده بالسراء والضراء وبالشدة والرخاء، وقد يبتليهم بها لرفع درجاتهم وإعلاء ذكرهم ومضاعفة حسناتهم كما يفعل بالأنبياء والرسل -عليهم الصلاة والسلام- والصلحاء من عباد الله، كما قال النبي ﷺ: أشد الناس بلاء الأنبياء ثم الأمثل فالأمثل، وتارة يفعل ذلك سبحانه بسبب المعاصي والذنوب، فتكون العقوبة معجلة كما قال سبحانه: وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ [الشورى:30].

فالغالب على الإنسان التقصير وعدم القيام بالواجب، فما أصابه فهو بسبب ذنوبه وتقصيره بأمر الله، فإذا ابتلي أحد من عباد الله الصالحين بشيء من الأم

راض أو نحوها فإن هذا يكون من جنس ابتلاء الأنبياء والرسل رفعًا في الدرجات وتعظيمًا للأجور، وليكون قدوة لغيره في الصبر والاحتساب.

فالحاصل أنه قد يكون البلاء لرفع الدرجات وإعظام الأجور كما يفعل الله بالأنبياء وبعض الأخيار، وقد يكون لتكفير السيئات كما في قوله تعالى: مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ [النساء:123] وقول النبي ﷺ: ما أصاب المسلم من هم ولا غم ولا نصب ولا وصب ولا حزن ولا أذى إلا كفر الله به من خطاياه حتى الشوكة يشاكها، وقوله ﷺ من يرد الله به خيرا يصب منه، وقد يكون ذلك عقوبة معجلة بسبب المعاصي وعدم المبادرة للتوبة كما في الحديث عنه ﷺ أنه قال: إذا أراد الله بعبده الخير عجل له العقوبة في الدنيا وإذا أراد الله بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة خرجه الترمذي وحسنه[1].

oOo


Disalin dengan editan dari;

🔰https://t.me/nasehatilmiah


Sabtu, 16 Maret 2024

DO'A UNTUK ORANG TUA

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah,

"Do'amu untuk orang tuamu pada shalat Tarawih atau shalat Tahajud jauh lebih afdhal daripada engkau menyembelih 10 (sepuluh) ekor unta untuknya (disedekahkan atas namanya)."*

(Liqaa' Al-Baab Al-Maftuuh, no 115)


*  Kalau dikonversi nilai 10 (sepuluh) ekor unta pada saat ini sekira bersedekah dengan uang Rp 120 juta lebih atas nama orang tua, (pen blog)

oOo

DUA JIHAD DI BULAN RAMADHAN

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

🚡  Berkata Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah;

Ketahuilah, bahwasanya seorang mukmin di bulan Ramadhan ini terkumpul baginya dua jihad;

1️⃣  Jihad di waktu siang, dengan berpuasa.

2️⃣  Jihad di waktu malam, dengan shalat malam.

Barangsiapa yang mengumpulkan kedua jihad tersebut, dan menunaikan haknya serta bersabar pada kedua waktu tersebut, maka Allah akan membalasnya dengan pahala yang tak terhingga


📚  Lathaiful Ma'arif, hlm. 222

oOo


Disalin dengan editan dari;

✅ http://t.me/salafytegal

🌐 www.salafytegal.com

IMSAK BUKAN PEMBATAS MAKAN DAN MINUM

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Terkadang sempitnya wawasan disebabkan kurangnya Ilmu tentang syariat Islam yang shahih, yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Allah Subhanahu wa Ta'ala selaku Pencipta dan Pemilik Syariat Islam menjadikan sebagian kaum muslimin bingung atau bertindak berlebihan (memberat-beratkan diri), padahal syariat Islam memberikan kelapangan padanya.

Seorang pakar Ilmu Hadits, Asy-Syaikh, Al-Mujaddid, Al-Albani rahimahullah menjelaskan permasalahannya secara gamblang kepada kita, ketika beliau ditanya;

🎙️ Pertanyaan:

Jika muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat fajar (Subuh) sementara di tangan seorang muslim ada makanan, apakah boleh baginya untuk memakannya atau dia berhenti memakannya?

Maksudnya fajar shadiq (tanda waktu shalat Subuh telah masuk).


Jawaban:

Saya memahami apa yang ada dalam pikirannya, tetapi tidak masalah untuk menyebutkan apa yang ada dalam diri (kapasitas) saya.

Saya ingin mengatakan:

Jika adzan ini adalah adzan pertama maka hendaklah dia makan dan mengeyangkan dirinya sesuai keinginannya.

Adapun pada pertanyaan terakhir dikatakan bahwa maksudnya adalah fajar shadiq, maka ketika itu jawabannya adalah sabda Rasulullah ﷺ,

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ.

"Jika salah seorang diantara kalian mendengar adzan sementara wadah (makanan atau minuman) ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkannya sampai dia menyelesaikan kebutuhannya darinya."

📚  Shahih Sunan Abu Dawud, no. 2350 (pent)


Adzan ini adalah adzan yang baru saja kami sebutkan pada hadits Bilal dan Ibnu Abi Amr...

Ibnu siapa?

Ibnu Ummi Maktum.

Ada perbedaan pendapat tentang namanya, sebagian ada yang mengatakan bahwa namanya adalah Amr, ada juga yang mengatakan bahwa namanya adalah Abdullah, namun yang benar adalah yang pertama, yaitu Amr Ibnu Ummi Maktum.

Apa yang dikatakan oleh Rasulullah pada haditsnya?

فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ.

"Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum."

(HR. Al-Bukhari no. 1918 dan Muslim no. 1092, pent)


Jika engkau telah makan dan benar-benar merasa cukup maka letakkanlah gelas atau cangkir atau apa yang ada di tanganmu.

Adapun jika engkau merasa belum cukup, maka hadits yang baru saja kami sebutkan ini memberikan kelonggaran dan ruang bagimu untuk terus minum atau makan darinya sampai engkau mendapatkan kebutuhanmu darinya.

Saya ulangi haditsnya:

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ.

"Jika salah seorang diantara kalian mendengar adzan sementara wadah (makanan atau minuman) ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkannya sampai dia menyelesaikan kebutuhannya darinya."

Jadi jika seseorang makan maka tidak masalah meskipun dia telah melihat fajar shadiq dengan mata kepalanya sendiri selama dia belum mendapatkan kebutuhannya dari makanan dan minumannya.

Penanya, "Meskipun di tangannya ada piring?"

Syaikh, "Saya memahami apa yang saya katakan itu."

Penanya, "Saya ingin menjelaskan kepada ikhwah (saudara-saudaraku)."

Syaikh, "Makanan atau minuman sama saja."

Penanya, "Piring atau gelas air?"

Syaikh, "Ya."

Penanya, "Itu jika ada di tangannya, baiklah bagaimana jika itu tidak ada di tangannya, tetapi di lantai?"

Syaikh, "(Pemahaman) seperti ini merupakan pemahaman kelompok Zhahiriyyah (sempalan Islam), jadi sama saja apakah berada di tangannya, di meja, atau di lantai. Yang menjadi penilaian disebutkan dalam hadist tersebut, 'Sampai dia menyelesaikan kebutuhannya darinya.'"

Penanya, "Allahu Akbar!"

Syaikh, "Walhamdu lillah, na'am."

Penanya, "Maksudnya dia belum kenyang?"

Syaikh, "Ya, jadi agar dia bisa menyelesaikan kebutuhannya darinya."

oOo

Catatan;  

Pada kesempatan lain Asy-Syaikh Al-Albani mengatakan, bahwa menahan makan (dan minum) sebelum adzan Subuh adalah perkara bid'ah (Ash-Shahihah, no. 1394)

Disadur dari;

https://t.me/fawaidsolo/23986


Kamis, 14 Maret 2024

DEFINISI IMAN

 

بسم الله الرحمن الرحيم

🔊  Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah,

الإيمان هو الإعتقاد بالقلب، والنطق باللسان، والعمل بالجوارح

"Iman adalah keyakinan yang terdapat di dalam qalbu, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota tubuh."*


📔 Al-Aqidah Al-Islamiyyah, 8


* Baik sesuatu yang diyakini itu benar atau salah (menyimpang dari kebenaran Al-Qur'an dan As-Sunnah), (pen blog).

Baca juga artikel, KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN PERTAMA, dan KELOMPOK-KELOMPOK SEMPALAN LANJUTAN.


oOo

Disalin dengan editan dari;

https://t.me/KajianIslamTemanggung




MENINGGALKAN PUASA RAMADHAN TANPA UDZUR SYAR'I

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

📮  Berkata Al-Imam Ad Dzahabi rahimahullah;

"Para ulama telah menetapkan, bahwa barangsiapa yang meninggalkan puasa ramadhan tanpa adanya alasan sakit atau udzur lain (safar); maka itu lebih buruk daripada perbuatan zina dan riba (bunga uang, rentenir) serta pecandu minuman keras.

Bahkan mereka (para 'ulama) meragukan keislamannya dan menyangka bahwa dia adalah seorang zindiq yang telah keluar dari agama (Islam)."

📚  Al-Kabaair hlm 109

oOo


Disalin dengan editan dari;

✅ https://t.me/Fawaid_Salafy

🌐 www.salafytegal.com

Rabu, 13 Maret 2024

POTONG KUMIS SABAN HARI JUM'AT

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

💬  Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah menyatakan,

وأما الشارب ففي كل جمعة لأنك إذا تركته بعد الجمعة يصير وَحْشًا

"Adapun kumis maka dipotong setiap hari Jum'at.  Karena jika engkau membiarkannya setelah Jum'at, maka akan menjadi liar (tidak beraturan)."*

✍️  Thabaqah Al-Hanabilah

Baca juga artikel, "JENGGOT?  YES!"


oOo

Disalin dengan editan dari;

https://t.me/KajianIslamTemanggung


Selasa, 12 Maret 2024

JANGAN TINGGALKAN SAHUR

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

“Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur terdapat berkah.” 

(Muttafaqun ‘alaih)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ

“Makan sahur adalah berkah maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah seorang di antara kalian hanya meminum seteguk air.” 

(HR. Ahmad, hadits hasan, lihat Shahihul Jami’ish Shaghir, 1/686 no. 3683)

Sabtu, 09 Maret 2024

RAHASIA RANJANG (Off the record)

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya);

"Sesungguhnya, seburuk-buruk kedudukan seorang manusia di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah, seseorang yang menyalurkan hajatnya terhadap isterinya dan isterinya juga demikian, lalu si suami menyebarkan rahasia isterinya, atau si isteri menyebarkan rahasia suaminya."

(HR. Muslim, no. 2597)

oOo

ANGAN-ANGAN PENGHUNI KUBUR (2)

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah;

"Demi Allah!  Seandainya ditanyakan kepada para penghuni kubur, 'Berangan-anganlah kalian.'  Niscaya mereka akan mengangan-angankan satu hari (untuk beribadah) di bulan suci Ramadhan."

(At-Tabshirah, 2/70)

oOo

DAMPAK BURUK BERGAUL DENGAN KEBANYAKAN MANUSIA

 


بسم الله الرحمن الرحيم

💬 Diriwayatkan bahwa Al-Fudhail bin 'Iyyadh rahimahullah pernah menyatakan,

«مَنْ خَالَطَ النَّاسَ لَا يَنْجُ مِنْ إِحْدَى اثْنَتَيْنِ، إِمَّا أَنْ يَخُوضَ مَعَهُمْ إِذَا خَاضُوا فِي الْبَاطِلِ، أَوْ يَسْكُتَ إِنْ رَأَى مُنْكَرًا، وَيَسْمَعَ مِنْ جَلِيسِهِ شَيْئًا فَيَأْثَمَ فِيهِ»


"Siapapun yang bergaul dengan kebanyakan manusia, ia tidak akan mampu menghindari salah satu dari dua perkara; 

1. Boleh jadi dia akan menceburkan dirinya bersama mereka tatkala mereka tenggelam dalam kebatilan ,atau 

2. Dia akan diam (membiarkan) tatkala melihat kemungkaran, serta ia akan mendengar dari teman duduknya sesuatu (kemungkaran), sehingga ia pun ikut berdosa karenanya."*

📖  Kitab Az-Zuhd Al-Kabiir, hal. 96, Cet. Muassasah Al-Kutub Ats-Tsaqafiyyah.


*  Karena ia tidak berupaya untuk merubah, menasihati, atau mengingkari kemungkaran tersebut dengan hati sebagai tingkat keimanan yang paling rendah, (pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

» https://t.me/CatatanThuwailib

Kamis, 07 Maret 2024

JANGAN CEMAS KARENA SEDIKIT TEMAN

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah;

"Orang yang cerdas lagi ikhlas tidak akan cemas dengan sedikitnya teman, atau bahkan tidak ada yang berteman dengannya, bila hatinya merasa dekat dengan generasi pertama (umat ini)."

(Ighatsatul Lahafan, 1/113)

oOo

KATAKAN DENGAN, IN-SYAA-ALLAH

 

بسم الله الرحمن الرحيم

Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah berkata,

بعض المسلمين يقول سأفعل كذا و كذا و لا يقول إن شاء الله

“Sebagian kaum muslimin mengatakan, 'Aku akan mengerjakan demikian dan demikian...' Namun ia tidak mengucapkan 'In syaa Allah'.”

ألم يسمعوا قول الله عز و جل:

وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (٢٣) إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ...

“Tidakkah mereka mendengar firman Allah 'Azza Wa Jalla,

23) Dan, jangan sekali-sekali engkau mengatakan terhadap sesuatu, ‘Aku pasti akan melakukannya besok pagi.‘

24) Kecuali dengan mengatakan, ‘In syaa Allah...*


[QS.  Al-Kahfi; 23–24]

📚  Ma'lumat Muhimmah, hal. 77.


*  Renungan;

Dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Beliau bersabda: Nabi Sulaiman bin Daud ‘alaihimassalam berkata: (Demi Allah) Aku berkeliling untuk menggilir istri-istriku pada satu malam 100 atau 99 istri, yang seluruh istrinya (akan melahirkan anak) yang akan menjadi penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah.


Lalu orang yang membersama Nabi Sulaiman berkata, "in syaa Allah (Jika Allah menghendaki)." Kemudian Nabi Sulaiman tidak mengatakan in syaa Allah. Oleh sebab itu, dari istri-istrinya tidak ada yang hamil, kecuali seorang istri yang melahirkan anak laki-laki, itupun hanya separuh badan.

(pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

 https://t.me/Salafy_langkat



Rabu, 06 Maret 2024

MEMPERBANYAK AMAL YANG TERSEMBUNYI

 


بسم الله الرحمن الرحيم

Berkata Al-Imam Malik rahimahullah

من أحب أن تفتح له فرجة في قلبه وينجو من غمرات الموت وأهوال القيامة فليكن عمله في السر أكثر منه في العلانية.


"Barangsiapa yang ingin dibukakan baginya kelapangan hati, dan selamat dari beratnya kematian (sakaratul maut), serta kengerian Hari Kiamat, maka hendaklah amal yang dia lakukan tanpa diketahui orang lain (tersembunyi) lebih banyak daripada yang dilakukan secara terang-terangan."*


📚  Tartibul Madarik, II/51


*  Inilah salah satu kerugian MEDSOS bagi umat Islam, kecenderungan para penggunanya untuk memposting (menampakkan) setiap kegiatan (urusan) / masalah pribadinya agar dilihat dan dinilai oleh orang lain, serta mendapatkan simpati (dukungan) dari mereka.  Sehingga, boleh jadi akan mengurangi keikhlasannya terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Bila hal ini terus dibiasakan, lama kelamaan akan sulit baginya untuk menjadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai timbangan utama (ikhlas) dalam melakukan suatu aktivitas, menyingkirkan segala sesuatu selain-Nya dari dalam hati.

Sedemikian halusnya perangkap Iblis yang dapat dideteksi oleh para 'Ulama Rabbani.

(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA), 

(pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

https://t.me/Salafy_Papua

Senin, 04 Maret 2024

AMALAN BID'AH SEBELUM RAMADHAN

 


بسم الله الرحمن الرحيم

…..Termasuk perbuatan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perbuatan yang banyak dilakukan oleh kaum muslimin dalam menyambut bulan suci Ramadhan dengan amalan atau ritual tertentu, di antaranya:


1⃣ APA YANG DIKENAL DENGAN ACARA PADUSAN

Yaitu mandi bersama-sama dengan masih mengenakan busana, terkadang ada yang memimpin di suatu sungai, atau sumber air, atau telaga.  Dengan niat mandi besar, dalam rangka membersihkan jiwa dan raga sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.

Sampai-sampai ada di antara muslimin yang berkeyakinan kalau sekali saja terlewat dari ritual ini, rasanya ada yang kurang meski sudah menjalankan puasa.

Jelas perbuatan ini tidak pernah diajarkan dan tidak pernah diterapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula para shahabat, para salafus shalih, dan para ‘ulama yang mulia tidak ada yang mengamalkan atau menganjurkan amalan tersebut. Sehingga kaum muslimin tidak boleh melakukan ritual ini.

Belum lagi, dalam ritual Padusan ini, banyak terjadi kemungkaran. Ya, jelas-jelas mandi bersama antara laki-laki dan perempuan.  Jelas ini merupakan kemungkaran yang sama sekali bukan bagian dari ajaran Islam.


2⃣ NYEKAR DI KUBURAN LELUHUR

Tak jarang dari kaum muslimin, menjelang Ramadhan ziarah ke pemakaman.  Dalam Islam ada tuntunan ziarah kubur, yang disyari’atkan agar kaum muslimin ingat bahwa dirinya juga akan mati menyusul saudara-saudaranya yang telah meninggal dunia lebih dahulu, sehingga dia pun harus mempersiapkan diri dengan iman dan amal shalih.

Namun ziarah kubur, yang diistilahkan oleh orang jawa dengan nyekar, yang dikhususkan untuk menyambut Ramadhan tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam. Apalagi mengkhusukan nyekar di kuburan leluhur.  Ini adalah perkara baru dalam agama.

Tak jarang dalam ziarah kubur tercampur dengan kemungkaran. Yaitu sang peziarah malah berdoa kepada penghuni kubur, meminta-minta pada orang yang sudah mati, atau ngalap berkah dari tanah kuburan!  Ini merupakan perbuatan syirik!


3⃣ MINTA MA’AF KEPADA SESAMA 

Dengan alasan agar menghadapi bulan Ramadhan dengan hati yang bersih, sudah terhapus beban dosa terhadap sesama.  Bahkan di sebagian kalangan diyakini sebagai syarat agar puasanya sempurna.

Tidak diragukan, bahwa meminta ma’af kepada sesama adalah sesuatu yang dituntunkan dalam agama, mengingat manusia adalah tempatnya salah dan lupa.

Meminta ma’af di sini umum sifatnya, bahkan setiap saat harus kita lakukan jika kita berbuat salah kepada sesama, tidak terkait dengan waktu atau acara tertentu.

Mengkaitkan permintaan ma’af dengan Ramadhan, atau dijadikan termasuk cara untuk menyambut Ramadhan, maka jelas ini membuat hal baru dalam agama. Amalan ini bukan bagian dari tuntunan syari’at Islam.


Itulah beberapa contoh amalan yang tidak ada tuntunan dalam syari’at yang dijadikan ritual khusus dalam menyambut bulan suci Ramadhan.  Hendaklah setiap amal yang kita lakukan mencocoki tuntutan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjauhkan kita dari segala macam bid'ah syari'at Islam.

                                oOo


Disalin dengan editan dari;

https://t.me/faidahassunnahmanado