Senin, 18 Maret 2024

UJIAN ATAUKAH ADZAB?

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

⭐️  Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya,

▪️ Pertanyaan:

Bila seseorang ditimpa sakit atau bencana buruk pada diri atau hartanya, bagaimana seseorang bisa mengetahui bahwa musibah tersebut merupakan ujian ataukah murka Allah?


▪️Jawab:

Allah menguji hamba-Nya dengan kesenangan dan kesulitan, kesempitan dan kelapangan.

Terkadang Allah menguji mereka dengan ujian-ujian tersebut untuk mengangkat derajat mereka dan meninggikan penyebutan mereka serta melipat gandakan kebaikan mereka, sebagaimana yang Allah perbuat terhadap para Nabi dan Rasul alaihimush shalatu was salam serta orang-orang shalih dari hamba-hamba-Nya.

Sebagaimana sabda Rasululullah shallallahu alaihi wa sallam,

(( أشد الناس بلاء الأنبياء ثم الأمثل فالأمثل )).

"Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka".

Dan terkadang Allah melakukan itu (menimpakan bencana) karena sebab maksiat dan dosa, sehingga ia menjadi hukuman yang disegerakan, sebagaimana firman-Nya,

(وَمَاۤ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِیبَةࣲ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَیۡدِیكُمۡ وَیَعۡفُوا۟ عَن كَثِیرࣲ)

"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)"

(Asy-Syura:30).

Mayoritas yang terjadi pada manusia adalah kelalaian dan tidak menunaikan kewajiban.  Maka apa yang menimpanya di sebabkan dosa dan kelalaiannya terhadap perintah Allah. 

Bila diberi ujian salah seorang hamba Allah yang shalih berupa penyakit atau yang semisalnya, maka ini termasuk jenis ujian yang menimpa para Nabi dan Rasul dalam rangka meninggikan derajat mereka dan membesarkan pahala mereka, dan agar menjadi teladan bagi selainnya dalam kesabaran, dan teladan dalam mengharapkan pahala dari Allah.

Kesimpulannya, bahwa terkadang ujian itu untuk mengangkat derajat dan membesarkan pahala, sebagaimana yang Allah perbuat terhadap para Nabi dan sebagian orang-orang baik, dan terkadang dalam rangka menggugurkan dosa-dosa.   Sebagaimana dalam firman-Nya,

{ مَن یَعۡمَلۡ سُوۤءࣰا یُجۡزَ بِهِۦ }

"Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu."

(An-Nisa' 123).

Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

(( ما أصاب المسلم من هم ولا غم ولا نصب ولا وصب ولا حزن ولا أذى إلا كفر الله به من خطاياه حتى الشوكة يشاكها )).

"Tidaklah menimpa seorang muslim berupa kesusahan, duka cita, kelelahan, rasa sakit, kesedihan, dan gangguan, kecuali Allah gugurkan dengannya dosa-dosanya bahkan duri yang menusuknya."

Dan juga sabda Rasulullah,

(( من يرد الله به خيرا يصب منه ))

"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka Allah timpakan ujian padanya".

Dan terkadang bencana tersebut sebagai hukuman yang di segerakan karena sebab perbuatan maksiat dan tidak segera bertaubat, sebagaimana hadits Nabi bahwa Beliau bersabda,

(( إذا أراد الله بعبده الخير عجل له العقوبة في الدنيا وإذا أراد الله بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة ))خرجه الترمذي وحسنه.

"Bila Allah menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya maka Ia menyegerakan untuknya hukuman di dunia, dan bila Allah menginginkan kejelekan bagi hamba-Nya, maka Ia menahan hukuman dari-Nya karena dosanya, hingga Allah menyempurnakan balasan baginya pada Hari Kiamat."

(Dikeluarkan oleh At Tirmidzi dan beliau menghasankannya).

➖➖➖

س: إذا ابتلي أحد بمرض أو بلاء سيئ في النفس أو المال، فكيف يعرف أن ذلك الابتلاء امتحان أو غضب من عند الله؟ 

ج: الله  يبتلي عباده بالسراء والضراء وبالشدة والرخاء، وقد يبتليهم بها لرفع درجاتهم وإعلاء ذكرهم ومضاعفة حسناتهم كما يفعل بالأنبياء والرسل -عليهم الصلاة والسلام- والصلحاء من عباد الله، كما قال النبي ﷺ: أشد الناس بلاء الأنبياء ثم الأمثل فالأمثل، وتارة يفعل ذلك سبحانه بسبب المعاصي والذنوب، فتكون العقوبة معجلة كما قال سبحانه: وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ [الشورى:30].

فالغالب على الإنسان التقصير وعدم القيام بالواجب، فما أصابه فهو بسبب ذنوبه وتقصيره بأمر الله، فإذا ابتلي أحد من عباد الله الصالحين بشيء من الأم

راض أو نحوها فإن هذا يكون من جنس ابتلاء الأنبياء والرسل رفعًا في الدرجات وتعظيمًا للأجور، وليكون قدوة لغيره في الصبر والاحتساب.

فالحاصل أنه قد يكون البلاء لرفع الدرجات وإعظام الأجور كما يفعل الله بالأنبياء وبعض الأخيار، وقد يكون لتكفير السيئات كما في قوله تعالى: مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ [النساء:123] وقول النبي ﷺ: ما أصاب المسلم من هم ولا غم ولا نصب ولا وصب ولا حزن ولا أذى إلا كفر الله به من خطاياه حتى الشوكة يشاكها، وقوله ﷺ من يرد الله به خيرا يصب منه، وقد يكون ذلك عقوبة معجلة بسبب المعاصي وعدم المبادرة للتوبة كما في الحديث عنه ﷺ أنه قال: إذا أراد الله بعبده الخير عجل له العقوبة في الدنيا وإذا أراد الله بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة خرجه الترمذي وحسنه[1].

oOo


Disalin dengan editan dari;

🔰https://t.me/nasehatilmiah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar