Selasa, 16 Juni 2020

CARA MENGHADAPI ORANG YANG TERSULUT AMARAH


بسم الله الرحمان الرحيم

Pengendalian dan kontrol diri merupakan salah satu ciri yang menonjol dari orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.  Sehingga, setiap tutur kata maupun tindakannya terukur, tidak lepas kendali (keluar) dari batasan-batasan syariat Islam, terutama dalam menghadapi orang yang sedang tersulut amarah (emosi).

Berkata Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah,
"Saat engkau melihat teman yang  engkau hadapi sedang marah, dan mulai berkata-kata yang tidak pantas, maka seyogyanya engkau tidak menanggapi ucapannya dan tidak mencelanya.  Sebab, kondisinya seperti kondisi orang yang sedang mabuk - tidak menyadari apa yang terjadi.  Hendaklah engkau bersabar dan tidak menanggapi gejolak amarahnya, karena Syaithan sedang menguasainya - hanyut terbawa emosi (hawa nafsu) - sehingga akalnya tertutup.  Bila engkau membalas perbuatannya, maka engkau bagaikan orang waras yang menanggapi orang gila (tidak waras), atau seperti orang sadar yang menghardik orang yang sedang pingsan, maka yang salah adalah dirimu.
Justru, engkau harus melihatnya dengan perasaan iba dan kasih sayang.  Hendaklah engkau menyadarkannya dari pelampiasan amarahnya, dan membebaskannya dari belenggu tabi'atnya.  Ketahuilah, segera setelah itu ia akan sadar - menyesali segala yang telah terjadi, dan mengakui keutamaan kesabaranmu.

Atau, paling tidak engkau membiarkan dia melampiaskan segala amarahnya hingga selesai.

Kondisi seperti ini sebaiknya juga disadari oleh seorang anak - saat melihat orang tuanya sedang marah, demikian pula isteri - saat melihat suaminya sedang marah.  Biarkan hingga dia selesai berbicara, engkau tidak usah menanggapinya.  Dia akan kembali rujuk dengan sendirinya, menyesal, dan meminta maaf.
Bila orang yang sedang marah ditanggapi sesuai perkataan dan perbuatannya, maka permusuhan tidak akan terelakkan antara keduanya.  Dia akan membalas setiap perkataan dan perbuatan yang ditujukan kepadanya dengan sadar sedangkan akalnya tertutup."
(Baca juga artikel, CELAAN TERHADAP NAFSU)

oOo

(Disadur dari artikel, majalah Tashfiyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar