بسم الله الرحمن الرحيم
Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah:
وقد يمرض القلب واشتد مرضه ولا يعرف به صاحبه لاشتغاله وانصرافه عن معرفة صحته وأسبابها،
"Dan terkadang hati itu sakit dan bertambah parah sakitnya sementara penderitanya tidak menyadari.
Karena ia tidak peduli dan berpaling dari bagaimana (cara) mengenal hati yang sehat dan sebab-sebabnya.
بل قد يموت وصاحبه لا يشعر بموته, وعلامة ذلك أنه لاتؤلمه جرحات القبائح ولا يوجعه جهله بالحق وعقائده الباطلة.
Bahkan, terkadang hati itu telah mati dalam keadaan pemiliknya tidak menyadari hatinya telah mati.
Dan tandanya adalah, dia tidak merasakan sakit karena 'luka-luka akibat perbuatan buruk' (dosa / maksiat), tidak tersakiti oleh 'kebodohan terhadap al-haq' dan tidak tersakiti oleh keyakinan-keyakinannya yang batil (rusak).
فإن القلب إذا كان فيه حياة تؤلمه بورود القبائح عنه تألم بجهله بالحق بحسب حياته.
Karena hati itu, jika di dalamnya (masih) terdapat kehidupan, dia akan tersakiti dengan adanya keburukan-keburukan (dosa), dan akan merasa pedih (menderita) ketika bodoh (tidak mengenal) kebenaran (al-haq) sesuai kadar kehidupannya."*
📋 Ighatsah Al-Lahafaan, 89
---
* Sesuai kadar kepekaannya. Seperti sebuah radar yang mampu menangkap sinyal atau gelombang radio yang dikirimkan padanya dari atas langit (Allah Subhanahu wa Ta'ala). Seperti yang disebutkan dalam hadits, bahwa Allah 'Azza wa Jalla turun ke langit dunia setiap 1/3 akhir malam menyeru manusia kepada hidayah, mengampuni serta mengabulkan permohonan mereka. Hal ini hanya mampu ditangkap (dirasakan) oleh hati yang masih sehat (hidup), tidak pada hati yang telah mati.
Apalah artinya luka bagi sepotong jasad.
Baca artikel, RAHASIA HIDAYAH, (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
http://telegram.me/faedahsalafy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar