Sahabat yang Mulia Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu pernah berkata, “Janganlah salah seorang dari kalian menjadi pembeo (ikut-ikutan, pen.), yang berkata, ‘Aku bersama manusia’. Namun, hendaklah salah seorang dari kalian memantapkan dirinya menjadi orang yang beriman, meskipun seluruh manusia kafir.”
Penjelasan;
Ø
Orang-orang yang beriman (pemilik iman yang mutlak / wajib) itu adalah manusia
yang merdeka, berani, berhati-hati, jujur dan berpendirian. Mereka mengaitkan al-wala’ (loyalitas) dan al-bara’
(berlepas diri) mereka terhadap manusia semata-mata berdasarkan petunjuk dan bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
Tidak peduli apakah ada manusia yang menyetujui atau semuanya akan kufur (mengingkari), karena mereka memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda pula dengan manusia lain di dunia ini.
Ø
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman (yang artinya), “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu
tidak mengetahui akan ilmunya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua
akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al-Isra’; 36).
Ø
Hendaklah seseorang meneliti terlebih dahulu dengan
seksama kelompok, atau individu yang akan diikuti (sebelum terlanjur), atau bertanya kepada para ‘ulama (orang yang
lebih mengetahui / berilmu), sebelum "melangkah".
Ø
Hendaklah seseorang jeli mengamati “arah
perjalanan” manusia yang diikutinya, apakah masih berada di jalur yang benar (berdasarkan timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah) atau telah menyimpang dari keduanya.
Ø
Utamakan menyelamatan diri sendiri daripada solidaritas kelompok, terutama bila sudah menyangkut masalah aqidah, iman, tauhid dan manhaj
yang benar / lurus (hanya ada satu). Jangan tertipu dengan kebanyakan manusia, karena mayoritas umat manusia dikecam oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam banyak ayat Alqur'an; (Al-An'am; 116-117), (Yusuf; 103), (Saba'; 13), (Shad; 24), (Yunus; 92) dan lain-lain.
(Baca juga artikel, "MAYORITAS? 'Ntar dulu...")
(Baca juga artikel, "MAYORITAS? 'Ntar dulu...")
Renungan;
“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian (Yahudi
dan Nasrani) terpecah menjadi 72 (tujuhpuluhdua) golongan dan sesungguhnya ummat ini akan terpecah menjadi 73 (tujuhpuluhtiga) golongan, yang tujuhpuluhdua golongan akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga,
yaitu “Al-Jama’ah”. (HR. Abu Daud).
Kendati pada Hari Kiamat kelak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membanggakan banyaknya umat Beliau dibandingkan umat para Nabi yang lain, akan tetapi di dalam Agama Islam menyelamatkan diri sendiri lebih utama daripada menyelamatkan orang lain dari Neraka Allah 'Azza wa Jalla.
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar