Sesungguhnya Qalbu (hati nurani) manusia terdapat di dalam dada, tepatnya di jantung, bukan “organ hati” yang ada di dalam rongga perut. Di dalam jantunglah terdapat sentral kehidupan manusia.
Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidak memandang fisik, pangkat (jabatan), atau kekayaan seseorang. Tapi lebih menilai hati manusia dan amal perbuatannya.
Permasalahan hati adalah permasalahan yang ghaib, mutlak dibawah kendali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya.
Permasalahan hati adalah permasalahan yang ghaib, mutlak dibawah kendali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya.
Seandainya seluruh kekayaan yang terdapat di bumi
dibelanjakan untuk menyatukan dua hati manusia, pastilah tidak akan cukup,
meskipun ditambah tujuh kali lipatnya.
Lalu, bagaimana pendapat anda, bila anda ingin menyatukan hati
satu keluarga, satu kampung bahkan satu Negara?
Orang yang tidak mampu menggunakan hatinya untuk mengenal, memikirkan, mendengar dan menyuarakan kebenaran "di cap" oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an sebagai manusia yang tuli, bisu dan buta. Meskipun secara fisik alat pendengarannya masih bisa mendengarkan suara, matanya masih bisa melihat benda-benda di sekitarnya, dan mulutnya pun masih mampu berbicara.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya),
"Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat peringatan bagi orang-orang yang memiliki hati atau menggunakan pendengarannya, sedang ia menyaksikannya."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya),
"Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat peringatan bagi orang-orang yang memiliki hati atau menggunakan pendengarannya, sedang ia menyaksikannya."
(QS. Qaaf; 37)
Ibnu Athiyah berkata, "Hati disini adalah kata lain dari akal, sebab hati adalah tempat akal. Jadi makna ayat di atas adalah bagi orang-orang yang mempunyai hati, yang sadar, yang bermanfaat baginya."
Ibnu Athiyah berkata, "Hati disini adalah kata lain dari akal, sebab hati adalah tempat akal. Jadi makna ayat di atas adalah bagi orang-orang yang mempunyai hati, yang sadar, yang bermanfaat baginya."
Qatadah berkata, Az-Zajjaj berkata, "Makna firman Allah Ta'ala, 'Bagi orang-orang yang memiliki hati.' Adalah orang yang mengarahkan hatinya untuk belajar (Agama). Tidak kah engkau melihat Allah Ta'ala berfirman (artinya), 'Mereka tuli, bisu dan buta.'" (Karena mereka tidak menggunakan hatinya untuk mendengar, melihat, mencari dan memahami kebenaran, akibatnya mereka diposisikan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai orang yang tidak mampu mendengar, melihat dan berbicara - alias tuli, buta dan bisu, pen.)
(Baca artikel, ALLAH ADALAH CAHAYA LANGIT DAN BUMI)
(Baca artikel, ALLAH ADALAH CAHAYA LANGIT DAN BUMI)
Renungan;
- "... karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta itu adalah hati yang terdapat di dalam dada" (QS. Al-Hajj; 46)
- “Sesungguhnya hati bani Adam seluruhnya berada diantara dua Jemari Ar-Rahman, laksana satu hati Dia (Allah) membolak-balikkan hati tersebut sekehendak-Nya.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu)
- “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah. Jika segumpal darah tersebut baik, maka akan baik pula seluruh tubuhnya. Adapun jika segumpal darah tersebut buruk, maka akan buruk pula seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah itu adalah jantung (hati nurani) (HR. Al-Bukhari-Muslim)
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar