بسم الله الر حمان الر حيم
1. 1. Orang Berilmu yang Banyak Dosa, dan
2. 2. Ahli Ibadah yang Bodoh,
karena fitnah keduanya (“penyakitnya”) berdampak luas dan amat berbahaya
bagi kekokohan iman orang-orang yang beriman. Baik melalui syubhat (kebathilan yang berkedok / menyerupai kebenaran), khurafat (tahayul), bid'ah (penyimpangan dalam aqidah dan, atau amal), maupun pendapat-pendapat pribadi yang mereka sandarkan kepada Syari'at Islam (tidak berlandaskan dalil yang kuat / shahih dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah).
Telah menjadi tabi’at umum manusia gampang terpengaruh (terprovokasi) dan mudah
meniru perkataan / perbuatan orang-orang yang berinteraksi dengan mereka, kecuali
orang-orang yang diberi perlindungan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan Ilmu
dan Iman.
Pertanyaan pentingnya adalah,
bagaimana cara mendeteksi (mengenali) kedua tipe manusia tersebut agar terhindar
dari keburukan-keburukan mereka? Apalagi, secara fisik (penampilan) mereka biasanya sangat meyakinkan, terutama yang telah memiliki reputasi dan nama besar ditengah-tengah kaum muslimin.
Ad. 1. Orang Berilmu
yang Banyak Dosa;
Berkata Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu,
“Mereka adalah orang-orang yang tidak jujur (amanah) terhadap ilmu, yaitu orang-orang yang dianugerahi kecerdasan dan daya hafal yang tinggi, namun tidak dianugerahi keshalihan. Ia menjadikan ilmu yang notabene alat Agama sebagai alat dunia, menjadikan komoditi Akhirat sebagai komoditi dunia.
“Mereka adalah orang-orang yang tidak jujur (amanah) terhadap ilmu, yaitu orang-orang yang dianugerahi kecerdasan dan daya hafal yang tinggi, namun tidak dianugerahi keshalihan. Ia menjadikan ilmu yang notabene alat Agama sebagai alat dunia, menjadikan komoditi Akhirat sebagai komoditi dunia.
Sungguh, orang yang menjadikan komoditi Akhirat sebagai
komoditi dunia telah berkhianat kepada
Allah, hamba-hamba-Nya dan Agama-Nya.
Jika Allah Ta’ala memberikan
nikmat kepadanya, dengan nikmat tersebut ia mengalahkan manusia dan jika ia
mempelajari ilmu, dengannya ia mengalahkan kitab Allah Ta’ala. Yang dimaksud dengan
mengalahkan kitab Allah Ta’ala dengan
ilmu ialah, bahwa ia menjadikan ilmunya berkuasa terhadap kitab Allah Ta’ala, dan lebih mendahulukan ilmunya daripada kitab Allah Ta’ala.
Inilah realitas dari kebanyakan orang-orang yang memiliki ilmu.
Ia merasa cukup dengan ilmunya, mendahulukan ilmunya, dan menjadikannya
berkuasa, serta menjadikan kitab Allah Ta’ala
sebagai pengikut (anak buah) ilmunya.”
Selesai kutipan.
(Buah Ilmu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah).
(Buah Ilmu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah).
Pendapat lain mengatakan, bahwa mereka biasanya
lebih membela kepentingan kelompok (organisasi), pribadi, politik / partai dan
pamrih dunia lainnya daripada menegakkan kebenaran (al-haq).
(Keterangan lebih lengkap baca di; 129 BUAH ILMU (Bagian II)
(Keterangan lebih lengkap baca di; 129 BUAH ILMU (Bagian II)
Ad. 2. Ahli Ibadah
yang Bodoh;
Adalah orang-orang yang rajin beribadah, namun mereka menegakkan ibadahnya di atas dasar
kebodohan, bukan berdasarkan ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Baca artikel, IBADAH BUKANLAH KEBIASAAN).Renungan;
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit kedua tangannya, seraya berkata, 'Aduh, seandainya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; seandainya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an setelah Al-Qur'an itu datang padaku.' Dan adalah syaithan itu tidak menolong manusia."
(QS. Al-Furqan; 27-29).
"Agama seseorang itu mengikuti Agama teman dekat (sahabatnya). Maka hendaklah seseorang dari kalian memperhatikan dengan siapa dia bersahabat." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Salah seorang penyair berkata,
"Engkau jangan terkecoh oleh jenggot dan penampilan luar
Sembilan keluarga yang anda lihat sebagai sapi di pohon sarwu
Mereka seperti pohon yang memiliki dahan tapi tidak memiliki buah."
"Agama seseorang itu mengikuti Agama teman dekat (sahabatnya). Maka hendaklah seseorang dari kalian memperhatikan dengan siapa dia bersahabat." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Salah seorang penyair berkata,
"Engkau jangan terkecoh oleh jenggot dan penampilan luar
Sembilan keluarga yang anda lihat sebagai sapi di pohon sarwu
Mereka seperti pohon yang memiliki dahan tapi tidak memiliki buah."
Tidak ada manfaat yang bisa diambil dari mereka.
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar