Sabtu, 31 Maret 2018

ADAKAH YANG LEBIH SEMPURNA DARI ISLAM?




بسم الله الر حمان الر حيم

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an (yang artinya),
“Barangsiapa mencari Agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (Agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.”  (Ali-Imran (3);  85)
“Islam itu tinggi, dan tidak akan pernah ada sesuatu yang bisa mengunggulinya”  (Makna Al-Hadits)

BEBERAPA SISI KESEMPURNAAN / KEUTAMAAN AJARAN ISLAM
1.       I. Kesempurnaan dari Asalnya;
Karena Agama Islam berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Dzat Yang Maha Sempurna dan Maha Mengetahui, yang diturunkan dari atas langit ke-tujuh, maka mustahil padanya terdapat kekurangan dan kelemahan dari sisi apa pun, terutama dalam pemenuhan segala Hajat Hidup Manusia di Dunia dan Akhirat.
3.       II. Sebagai Satu-Satunya Agama yang Diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala;
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (artinya),
“Sesungguhnya Agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam...”  (Ali-Imran (3);  19)
4.       III. Kesempurnaan Ajaran (Hukum-Hukum yang Terdapat di Dalamnya);
Firman Allah Ta’ala (artinya),
“...Dan Hukum siapakah yang lebih baik daripada Hukum Allah, bagi orang-orang yang yakin?”  (Al-Maidah (5);  50), dan
Hari ini telah Kusempurnakan bagimu Agamamu, dan telah Kucukupkan bagimu Nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai Agama bagimu.  (Al-Maidah (5);  3), dan
“Maka, berimanlah kalian kepada Allah dan utusan-Nya.  Nabi yang buta huruf, yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya.  Ikutilah dia agar kalian mendapat petunjuk.  (Al-‘Araf (7);  158)
"...Andaikata (kamu pernah membaca atau menulis), benar-benar ragulah orang-orang yang mengingkari (mu)."  (Al-Ankabut;  48)
"Dialah Yang mengutus kepada kaum yang buta huruf itu seorang Rasul di antara mereka."  (Al-Jumu'ah;  2)
Keadaan Beliau (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam) yang buta huruf justru memperkuat Hujjah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sekaligus sebagai jaminan kemurnian Syari’at Islam dari berbagai Rekayasa Manusia, yang akan mencemari Ajaran Agama Islam, seperti yang pernah dilakukan manusia pada Kitab-Kitab Suci terdahulu (sebelum Al-Qur’an) dan Sunnah-sunnah Nabi mereka.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (artinya),
Dan tiadalah yang dia (Muhammad) ucapkan itu menurut kemauan Hawa Nafsunya.  Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.”  (An-Najm (53);  3-4), dan
Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (Nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.  Maka sekali-kali tidak seorang pun dari kalian yang dapat menghalangi (Kami) dari pemotongan urat nadi itu ”  (Al-Haqqah (69);  44-47), dan
"Aku (Muhammad) tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku."  (Al-Ahqaaf;  9)  
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya),
“Sungguh telah kutinggalkan kalian dalam keadaan yang betul-betul terang, malamnya seperti siangnya.  Tidak ada yang menyimpang darinya setelahku nanti, melainkan akan binasa.”  (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
5.       IV. Kesempurnaan Generasi Umat Manusia yang Mengembannya;
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (artinya),
“Sebaik-baik (Generasi Umat) manusia adalah kurunku, kemudian yang setelahnya (Generasi Tabi’in), kemudian yang setelahnya (Generasi Tabi’ut Tabi’in).”  (HR.  Al-Bukhari-Muslim)
Kesempurnaan Agama Islam menuntut Generasi Sahabat Rasulullah, Generasi Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, betul-betul menjaga Syariat Islam dari segala perkara baru yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Perkara-perkara baru yang dimaksud adalah perkara-perkara baru dalam Ibadah dan Aqidah, yang disebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Bid’ah.
6.      V.  Kesempurnaan dalam Ganjaran (Balasan Dunia dan Akhirat);
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (artinya),
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu, dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya.”  (Al-Hadid;  21)
Menurut Tafsir Al-Qurthubi; Ayat di atas tidak bermaksud membatasi luasnya Surga, namun ayat tersebut mengingatkan bahwa langit dan bumi itu adalah sesuatu bagian terluas yang mampu (pernah) dilihat (manusia) / (Tafsir Al-Qurthubi; 4/204-205).
(Baca juga artikel, SURGA)
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (artinya),
“Jika seseorang masuk Islam dan baik keIslamannya, maka Allah akan menghapus segala kesalahan (dosanya) yang telah lalu, dan kebaikannya dibalas 10 sampai 700 kali lipat, sedangkan kejahatannya dibalas semisal itu (1 kali), kecuali jika Allah mengampuninya.”  (HR.  Al-Bukhari)
“Wallahu Yahdiy ilaa Shiraathimmustaqiim” (Hanya Allah-lah Yang memberi petunjuk ke jalan yang lurus).
Semoga berbagai kesempurnaan di atas, dapat jadi penggerak motivasi dalam hidup dan kehidupan kita, amiin.

oOo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar