Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an (artinya),
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya
mereka itu. Dan Allah sebaik-baik
pembalas tipu daya.” (Ali-Imran (3); 54), dan
“Dan karena kekafiran mereka (terhadap ISA ‘Alaihissalam), dan tuduhan
mereka terhadap Maryam dengan kedustaan yang besar (zina), dan karena ucapan
mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putera Maryam, Rasul
Allah’. Padahal mereka tidak membunuhnya
dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa,
benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak memiliki keyakinan tentang
siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangkaan belaka, mereka tidak pula
yakin, bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Tetapi (yang sebenarnya) Allah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (An-Nisaa’ (4); 156 -158), dan
“Isa itu tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya
nikmat (kenabian) dan Kami jadikan ia sebagai tanda bukti (kekuasaan Kami) bagi
Bani Israil.” (Az-Zukhruf (43); 59)
Berkata Hasan Basri dan Muhammad bin Ishaq, “Orang yang
telah ditunjuk untuk membunuh dan menyalib Isa ‘alaihissalam adalah Daud
bin Nora. Akhirnya mereka bersepakat
untuk mengepung Nabi Isa ‘alaihissalam
dalam sebuah rumah dekat Baitul Maqdis, pada saat waktu
Isya, (Hari Jum'at)-malam Sabtu. Ketika mereka masuk
ke dalam rumah tersebut, Allah Subhanahu
wa Ta’ala menyerupakan wajah salah seorang dari mereka yang hadir pada saat
itu dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam,
sementara Beliau sendiri telah diangkat Allah ke langit melalui lubang angin yang
ada di rumah tersebut, dan orang-orang hanya dapat menyaksikannya saja.
Tak lama kemudian Polisi kerajaan masuk ke dalam rumah itu
dan melihat pemuda yang wajahnya telah diserupakan dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam. Tanpa membuang-buang waktu lagi, mereka
menangkapnya dengan dugaan, bahwa pemuda itu adalah Nabi Isa ‘alaihissalam yang sesungguhnya. Lalu mereka menyalibnya di atas sebilah kayu,
dan meletakkan duri-duri di kepalanya sebagai bentuk penghinanan terhadap dirinya. Disinilah
peran licik orang-orang Yahudi mulai bermain, dengan cara mengabarkan kepada
orang-orang Nasrani yang tidak mengetahui peristiwa yang sebenarnya, bahwa Nabi
Isa ‘alaihissalam telah disalib. Akhirnya mereka (Orang-Orang Nasrani) menjadi
sesat dan menyimpang dari ajaran Agama mereka, karena mereka meyakini, bahwa
Nabi mereka Isa ‘alaihissalam
benar-benar telah disalib pada sebilah papan kayu.”
Nabi Isa ‘alaihissalam
mempunyai 12 orang pengikut laki-laki yang setia padanya, mereka itu adalah; Petrus, Ya’qub bin Zabda, Yohanes (adik
Ya’qub), Andreas, Philipus, Abartalama, Mata, Thomas, Ya’qub bin Halqia,
Tadeus, Fatatiya dan Yudas Iskariot. Orang
yang terakhir inilah (Yudas Iskariot) yang memberitahukan keberadaan Nabi Isa ‘alaihissalam (dan ciri-ciri wajah
Beliau) kepada orang-orang Yahudi.
Berkata Ibnu Ishaq, “saya tidak tahu apakah Sargas itu termasuk yang 12 orang atau
yang ke 13 orang. Sargas-lah yang
dibunuh dan dijadikan mirip Isa bagi kaum Yahudi. Orang-orang Yahudi membunuh Sargas, yang
tidak mengetahui rupa Nabi Isa, sehingga mereka “menyogok” Yudas Iskariot 30 keping
uang perak, agar ia mau memberitahu ciri-ciri Nabi Isa.
Yudas Iskariot berkata kepada kaum Yahudi, “Jika kalian masuk ke
tempatnya, maka saya akan menciumnya.
Orang yang saya cium itulah yang harus kalian tangkap.”
Ketika orang-orang Yahudi masuk, Isa telah diangkat ke
langit, dan Sargas tampak seperti
Isa, maka tidak diragukan lagi bahwa ia adalah Isa. Kemudian Yudas mendesak dan mencium Sargas
yang ia kira sebagai Isa ‘alaihissalam. Lalu orang-orang Yahudi menangkap dan
menyalibnya. Kemudian Yudas Iskariot
menyesali perbuatannya, lalu ia gantung diri dengan tambang. Yudas Iskariot dilaknat oleh orang-orang
Nasrani.
Demikianlah Isa ‘alaihissalam
telah diangkat ke langit dalam keadaan hidup.
Berkata Hasan Basri, “Umur Nabi Isa ‘alaihissalam ketika di angkat oleh Allah ke langit adalah 34
tahun. Dalam sebuah hadits Nabi
disebutkan, ‘Para penduduk Surga itu kelihatan masih muda, enerjik dan berusia
antara 33 tahun.’”
Versi lain (Sebuah hadits dari Ibnu Abu Hatim), yang berkata, “Ketika Allah akan mengangkat Isa ‘alaihissalam ke langit, Beliau keluar untuk menemui para pengikutnya yang berjumlah 12 orang. Kemudian Beliau berkata kepada mereka, “Ada diantara kalian yang akan kufur kepadaku 12 kali setelah sebelumnya ia beriman kepadaku. Maka, adakah diantara kalian yang bersedia wajahnya diserupakan dengan wajahku, untuk dijadikan sebagai penggantiku hingga ia akan sama derajatnya denganku nanti.” Tak lama kemudian seorang laki-laki diantara mereka yang paling muda umurnya berdiri dan berkata, “Aku bersedia!.” Nabi Isa berkata, “Duduk.” Kemudian Beliau mengulangi pertanyaannya sekali lagi kepada mereka, maka pemuda itu tetap bangun dan berkata, “Aku bersedia.” Akhirnya Beliau berkata, “Baiklah, kamu yang akan melakukan hal itu.” Akhirnya pemuda itu diserupakan wajahnya dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam, sementara itu Beliau diangkat ke atas langit melalui lubang angin yang ada di rumah tersebut.”
Ibnu Abu Hatim selanjutnya berkata, “Maka tak lama kemudian
orang-orang Yahudi datang dan menangkap pemuda tersebut, lalu membunuhnya dan
menyalibnya di atas sebilah papan kayu.
Akhirnya 12 orang pengikut setianya yang dulu beriman, sekarang menjadi
kafir kepadanya, yang terpisah menjadi Tiga Kelompok;
Kelompok Pertama, berpendapat, dulu tuhan bersama kami,
kemudian sekarang ia telah naik ke atas langit.
Mereka itu adalah kelompok Ya’qubiyyah.
Kelompok Kedua, berpendapat, dulu anak tuhan bersama kami, akan
tetapi sekarang Tuhan telah mengangkatnya ke langit. Mereka itulah kelompok Nasturiyyah.
Kelompok Ketiga, berpendapat, dulu hamba dan Rasul Tuhan
bersama kami, akan tetapi sekarang Allah telah mengangkatnya ke atas langit. Mereka itulah kelompok Muslim.
Kemudian setelah itu kedua kelompok yang kafir, yaitu
Ya’qubiyyah dan Nasturiyyah, terus-menerus berkonspirasi untuk menyerang dan
menghancurkan kelompok yang beriman, hingga pada akhirnya Allah mengutus Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam."
“Jarak antara Nabi Isa ‘Alaihissalam dengan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah 600
tahun.” (HR. Al-Bukhari dari Yahya bin
Hamad)
Namun, dari sekian banyak pengikut Nabi Isa ‘alaihissalam yang menyimpang dan
menyeleweng dari ajaran Nabinya (71 kelompok), ada satu kelompok dibawah kepemimpinan Abdullah bin Arbus yang tetap setia mendeklarasikan secara konsisten dan bertanggung jawab, bahwa Isa Al-masih itu
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Mereka
hidup secara terisolasi di gurun-gurun, padang pasir dan perkampungan sepi lainnya. Mereka mendirikan Biara dan Rumah Ibadah,
merasa puas dengan pola kehidupan Asketisme
(menjauhkan diri dari kemewahan), dan tak mau terlibat dengan kehidupan
keberagaman kelompok lain yang sesat dan menyesatkan. Inilah satu kelompok (golongan) pengikut Nabi Isa ‘alaihissalam yang dijanjikan Surga oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
(Baca artikel tentang MANHAJ dan KAITAN ANTARA SURGA DENGAN IMAN)
(Baca artikel tentang MANHAJ dan KAITAN ANTARA SURGA DENGAN IMAN)
oOo
(Disadur bebas dari Kitab “Kisah Para Nabi”, Al-Imam
Ibnu Katsir rahimahullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar