Minggu, 25 Maret 2018

Benarkah Nabi ISA 'alaihissalam Disalib?





بسم الله الر حمان الر حيم

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an (artinya),
“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu.  Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”  (Ali-Imran (3);  54), dan
“Dan karena kekafiran mereka (terhadap ISA ‘Alaihissalam), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan yang besar (zina), dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putera Maryam, Rasul Allah’.  Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.  Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu.  Mereka tidak memiliki keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangkaan belaka, mereka tidak pula yakin, bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.  Tetapi (yang sebenarnya) Allah mengangkat Isa kepada-Nya.  Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”   (An-Nisaa’ (4);  156 -158), dan
“Isa itu tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan ia sebagai tanda bukti (kekuasaan Kami) bagi Bani Israil.”  (Az-Zukhruf (43);  59)
Berkata Hasan Basri dan Muhammad bin Ishaq, “Orang yang telah ditunjuk untuk membunuh dan menyalib Isa ‘alaihissalam adalah Daud bin Nora.  Akhirnya mereka bersepakat untuk mengepung Nabi Isa ‘alaihissalam dalam sebuah rumah dekat Baitul Maqdis, pada saat waktu Isya, (Hari Jum'at)-malam Sabtu.  Ketika mereka masuk ke dalam rumah tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan wajah salah seorang dari mereka yang hadir pada saat itu dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam, sementara Beliau sendiri telah diangkat Allah ke langit melalui lubang angin yang ada di rumah tersebut, dan orang-orang hanya dapat menyaksikannya saja.
Tak lama kemudian Polisi kerajaan masuk ke dalam rumah itu dan melihat pemuda yang wajahnya telah diserupakan dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam.  Tanpa membuang-buang waktu lagi, mereka menangkapnya dengan dugaan, bahwa pemuda itu adalah Nabi Isa ‘alaihissalam yang sesungguhnya.  Lalu mereka menyalibnya di atas sebilah kayu, dan meletakkan duri-duri di kepalanya sebagai bentuk  penghinanan terhadap dirinya.  Disinilah peran licik orang-orang Yahudi mulai bermain, dengan cara mengabarkan kepada orang-orang Nasrani yang tidak mengetahui peristiwa yang sebenarnya, bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam telah disalib.  Akhirnya mereka (Orang-Orang Nasrani) menjadi sesat dan menyimpang dari ajaran Agama mereka, karena mereka meyakini, bahwa Nabi mereka Isa ‘alaihissalam benar-benar telah disalib pada sebilah papan kayu.
Nabi Isa ‘alaihissalam mempunyai 12 orang pengikut laki-laki yang setia padanya, mereka itu adalah; Petrus, Ya’qub bin Zabda, Yohanes (adik Ya’qub), Andreas, Philipus, Abartalama, Mata, Thomas, Ya’qub bin Halqia, Tadeus, Fatatiya dan Yudas Iskariot.  Orang yang terakhir inilah (Yudas Iskariot) yang memberitahukan keberadaan Nabi Isa ‘alaihissalam (dan ciri-ciri wajah Beliau) kepada orang-orang Yahudi.
Berkata Ibnu Ishaq, “saya tidak tahu apakah Sargas itu termasuk yang 12 orang atau yang ke 13 orang.  Sargas-lah yang dibunuh dan dijadikan mirip Isa bagi kaum Yahudi.  Orang-orang Yahudi membunuh Sargas, yang tidak mengetahui rupa Nabi Isa, sehingga mereka “menyogok” Yudas Iskariot 30 keping uang perak, agar ia mau memberitahu ciri-ciri Nabi Isa.
Yudas Iskariot berkata kepada kaum Yahudi, “Jika kalian masuk ke tempatnya, maka saya akan menciumnya.  Orang yang saya cium itulah yang harus kalian tangkap.”
Ketika orang-orang Yahudi masuk, Isa telah diangkat ke langit, dan Sargas tampak seperti Isa, maka tidak diragukan lagi bahwa ia adalah Isa.  Kemudian Yudas mendesak dan mencium Sargas yang ia kira sebagai Isa ‘alaihissalam.  Lalu orang-orang Yahudi menangkap dan menyalibnya.  Kemudian Yudas Iskariot menyesali perbuatannya, lalu ia gantung diri dengan tambang.  Yudas Iskariot dilaknat oleh orang-orang Nasrani.
Demikianlah Isa ‘alaihissalam telah diangkat ke langit dalam keadaan hidup.
Berkata Hasan Basri, “Umur Nabi Isa ‘alaihissalam ketika di angkat oleh Allah ke langit adalah 34 tahun.  Dalam sebuah hadits Nabi disebutkan, ‘Para penduduk Surga itu kelihatan masih muda, enerjik dan berusia antara 33 tahun.’

Versi lain (Sebuah hadits dari Ibnu Abu Hatim), yang berkata, “Ketika Allah akan mengangkat Isa ‘alaihissalam ke langit, Beliau keluar untuk menemui para pengikutnya yang berjumlah 12 orang.  Kemudian Beliau berkata kepada mereka, “Ada diantara kalian yang akan kufur kepadaku 12 kali setelah sebelumnya ia beriman kepadaku.  Maka, adakah diantara kalian yang bersedia wajahnya diserupakan dengan wajahku, untuk dijadikan sebagai penggantiku hingga ia akan sama derajatnya denganku nanti.”  Tak lama kemudian seorang laki-laki diantara mereka yang paling muda umurnya berdiri  dan berkata, “Aku bersedia!.”  Nabi Isa berkata, “Duduk.”  Kemudian Beliau mengulangi pertanyaannya sekali lagi kepada mereka, maka pemuda itu tetap bangun dan berkata, “Aku bersedia.”  Akhirnya Beliau berkata, “Baiklah, kamu yang akan melakukan hal itu.”  Akhirnya pemuda itu diserupakan wajahnya dengan wajah Nabi Isa ‘alaihissalam, sementara itu Beliau diangkat ke atas langit melalui lubang angin yang ada di rumah tersebut.”
Ibnu Abu Hatim selanjutnya berkata, “Maka tak lama kemudian orang-orang Yahudi datang dan menangkap pemuda tersebut, lalu membunuhnya dan menyalibnya di atas sebilah papan kayu.  Akhirnya 12 orang pengikut setianya yang dulu beriman, sekarang menjadi kafir kepadanya, yang terpisah menjadi Tiga Kelompok;
Kelompok Pertama, berpendapat, dulu tuhan bersama kami, kemudian sekarang ia telah naik ke atas langit.  Mereka itu adalah kelompok Ya’qubiyyah.
Kelompok Kedua, berpendapat, dulu anak tuhan bersama kami, akan tetapi sekarang Tuhan telah mengangkatnya ke langit.  Mereka itulah kelompok Nasturiyyah.
Kelompok Ketiga, berpendapat, dulu hamba dan Rasul Tuhan bersama kami, akan tetapi sekarang Allah telah mengangkatnya ke atas langit.  Mereka itulah kelompok Muslim.
Kemudian setelah itu kedua kelompok yang kafir, yaitu Ya’qubiyyah dan Nasturiyyah, terus-menerus berkonspirasi untuk menyerang dan menghancurkan kelompok yang beriman, hingga pada akhirnya Allah mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam."
“Jarak antara Nabi Isa ‘Alaihissalam dengan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah 600 tahun.”  (HR. Al-Bukhari dari Yahya bin Hamad)
Namun, dari sekian banyak pengikut Nabi Isa ‘alaihissalam yang menyimpang dan menyeleweng dari ajaran Nabinya (71 kelompok), ada satu kelompok dibawah kepemimpinan Abdullah bin Arbus yang tetap setia mendeklarasikan secara konsisten dan bertanggung jawab, bahwa Isa Al-masih itu adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.  Mereka hidup secara terisolasi di gurun-gurun, padang pasir dan perkampungan sepi lainnya.  Mereka mendirikan Biara dan Rumah Ibadah, merasa puas dengan pola kehidupan Asketisme (menjauhkan diri dari kemewahan), dan tak mau terlibat dengan kehidupan keberagaman kelompok lain yang sesat dan menyesatkan.  Inilah satu kelompok (golongan) pengikut Nabi Isa ‘alaihissalam yang dijanjikan Surga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
(Baca artikel tentang MANHAJ dan KAITAN ANTARA SURGA DENGAN IMAN)

oOo
(Disadur bebas dari Kitab “Kisah Para Nabi”, Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar