Rabu, 30 September 2020

SEPULUH SEBAB TERLINDUNGI DARI KEJAHATAN ORANG YANG HASAD

 


بسم الله الرحمان الرحيم

1️⃣ Berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kejahatan orang yang hasad dan membentengi diri dengan-Nya.

2️⃣ Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-laranganNya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjamin penjagaan bagi orang yang bertakwa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لَا يَضُرُّكُمۡ كَيۡدُهُمۡ شَيۡ‍ًٔاۗ

Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan mudharat kepadamu.” (QS. Ali Imran: 120)

3️⃣ Bersabar atas musuh.

Sebab, tidaklah seorang ditolong dari orang yang hasad dan musuhnya, sebagaimana pertolongan terhadap orang yang bersabar atasnya dan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

4️⃣ Tawakal.

Orang yang bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan dicukupi oleh-Nya.  Tawakal termasuk faktor terkuat untuk menangkal gangguan dan kezaliman makhluk yang tidak mampu dihadapi.

5️⃣ Mengosongkan hati agar tidak sibuk memikirkan orang yang hasad kepada dirinya.

Setiap kali terbetik di benaknya, ia menepisnya dan memikirkan sesuatu yang lebih bermanfaat.  Ia melihat bahwa di antara siksaan batin yang besar adalah sibuk memikirkan musuhnya.

6️⃣ Mengarahkan hatinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ikhlas kepada-Nya, serta menjadikan kecintaan kepada-Nya dan keridhaan-Nya di tempat terbetiknya pikiran.

Jadi, benaknya penuh dengan segala yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dzikir kepada-Nya.  Orang yang seperti ini tidak akan ridha bila pikiran dan hatinya dipenuhi dengan memikirkan orang yang hasad dan zalim kepadanya, serta pikiran untuk membalasnya.

7️⃣ Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari segala dosa.

Seseorang dikuasai oleh musuh adalah akibat dosanya.  Tidaklah seorang hamba disakiti kecuali karena dosa, baik yang ia ketahui maupun tidak.  Dosa yang tidak dia ketahui jauh lebih banyak daripada yang ia ketahui. Dosa yang ia lupakan lebih besar daripada yang ia ingat.

✔️ Sungguh, tiada sesuatu pun yang lebih bermanfaat bagi hamba bila dia dizhalimi dan disakiti lawannya daripada taubat yang tulus.  Tanda kebahagiaannya adalah mengalihkan pikirannya untuk mengamati dirinya, dosa, dan cacatnya, sehingga ia pun sibuk untuk memperbaiki diri dan bertaubat.

8️⃣ Bersedekah dan berbuat baik semampunya.

Sebab, hal itu memiliki pengaruh yang hebat dalam menangkal bencana, mata yang jahat (penyakit 'ain), dan kejelekan orang yang hasad. Orang yang berbuat baik dan bersedekah kepada orang lain, hampir-hampir tidak pernah terkuasai oleh jahatnya hipnotis, hasad, dan hal yang menyakitkan.  Jika ia terkena suatu kejahatan, ia akan diperlakukan dengan lembut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan akan memperoleh dukungan.

9️⃣ Yang paling berat adalah memadamkan api orang yang hasad dan zhalim serta menyakitinya, dengan berbuat baik kepadanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تَسۡتَوِي ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٌ ٣٤ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ٣٥

“Dan tidaklah sama antara kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.  Sifat-sifat yang baik itu tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35)

Perhatikanlah keadaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika dipukul oleh kaumnya sampai berdarah. Beliau shallallahu alaihi wa sallam mengusap darah itu seraya mengucapkan,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ

“Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

Orang yang memaafkan orang lain dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadanya akan mendapatkan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.  Seorang sahabat datang mengadu kepada Beliau tentang karib kerabatnya.  Ia berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat jelek kepadanya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda padanya,

وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

“Senantiasa akan ada pertolongan dari Allah selagi kamu (berada) dalam keadaan yang seperti itu.”

Di samping itu pula, manusia akan memujinya dan bergabung bersamanya menghadapi musuhnya.

🔟 Memurnikan tauhid.

Makhluk-makhluk ini ada yang menggerakkannya.  Tidaklah makhluk akan mendapat manfaat dan mudharat kecuali seizin Penciptanya.  Jika seseorang memurnikan tauhid, hilanglah ketakutan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dari hatinya.

Musuhnya menjadi lebih ringan di matanya daripada ditakuti bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kesibukan memperhatikan musuhnya akan hilang dari hatinya.  Hatinya lalu akan dipenuhi dengan cinta, takut, kembali (Inabah), dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ia memandang bahwa menggunakan pikiran untuk memikirkan musuhnya adalah indikasi lemahnya Tauhid.  Sebab, jika ia telah memurnikan Tauhid, niscaya di dalam hatinya ada kesibukan tersendiri. 

(Dinukil secara ringkas dari At-Tafsirul Qayyim lil Imam Ibnul Qayyim, hlm. 585—594)

oOo


Disalin dengan editan dari;

🌏 https://asysyariah.com/hasad-penyakit-umat-terdahulu-yang-menjangkiti-kaum-muslimin-akhlak/


UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (509)



TERLUPAKANNYA ILMU KARENA DOSA

بسم الله الرحمان الرحيم

"Sesungguhnya ada sebagian dosa yang menyebabkan tersamarkannya ilmu yang bermanfaat atau sebagiannya.  Bahkan, terkadang menjadi sebab terlupakannya ilmu yang telah dipelajari."

(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (508)

 


بسم الله الرحمان الرحيم

"Menunda-nunda taubat di masa muda adalah perbuatan yang buruk.  Maka, menunda-nundanya di masa tua lebih-lebih buruk lagi."

(Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (507)

 


بسم الله الرحمان الرحيم

"Tidak ada perbedaan antara Mujahid (orang yang berjihad fi Sabilillah) yang meghunus tali busur anak panahnya dengan seorang penuntut ilmu yang menggali masalah-masalah ilmiah dari kitab-kitab.  Mereka semua (sama-sama) beramal untuk jihad di jalan Allah, dan menjelaskan syari'at Allah (yang benar) kepada hamba-hamba Allah."

(Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (506)

 


HATI YANG IKHLAS

بسم الله الرحمان الرحيم

"Orang yang ikhlas, semata-mata mengharapkan Wajah Allah, tidak takut dikritik kesalahan pada ucapannya.  Bahkan, dia selalu mencintai kebenaran dari manapun datangnya, dan menerima petunjuk dari siapapun yang menghadiahkan untuknya."

(Al-Imam Ibnul Wazir rahimahullah)

oOo

Selasa, 29 September 2020

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (505)

 

بسم الله الرحمان الرحيم

LIDAH BERCABANG DUA

"Sesungguhnya orang yang memiliki dua lisan (bermuka dua', pen blog.) - niscaya dia juga akan memiliki dua lisan (lidah) dari api pada Hari Kiamat."*

(Sahabat yang mulia, Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu)


*  Di dunia ini saja melihat lidah ular berbisa yang bercabang dua timbul rasa jijik dan takut, apalagi lidah bercabang dua dari api di Akhirat kelak.

Kalau di Indonesia dikenal dengan istilah; Sein kiri belok kanan, atau sein kanan tapi belok kiri.

Na'udzubillahi min dzalika, (pen blog)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (504)

 


MAKSIAT MENGHALANGIMU DARI AMPUNAN ALLAH

بسم الله الرحمان الرحيم

"Jauhilah perbuatan-perbuatan maksiat, karena kemaksiatan akan menghalangimu untuk mendapatkan ampunan Allah di musim-musim yang penuh dengan Rahmat."

(Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah)

oOo

BERAPAKAH JUMLAH NABI DAN RASUL?


بسم الله الرحمان الرحيم

Betapa besar kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap manusia, tampak jelas dari jumlah Nabi dan Rasul yang pernah diutus-Nya di muka bumi,  guna menyelamatkan, dan melindungi mereka dari bahaya kesesatan dan kebinasaan (Neraka).

Namun, sayang seribu kali sayang, kebanyakan dari manusia lalai akan ini.  Mereka lebih cenderung mengandalkan akal dan perasaannya dalam mengarungi negeri yang penuh tipu daya ini daripada mengikuti petunjuk Rasul-Nya.

Hanya orang-orang yang menyambut seruan para Nabi dan Rasul-lah yang akan selamat di dunia maupun Akhirat kelak.


📖 Di antara Nabi dan Rasul ada yang Allah sebutkan kisahnya dalam Al-Qur’an.  Namun, lebih banyak para Nabi dan Rasul yang tidak disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kisahnya. 

✅ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu.  Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu….” (QS. Al-Mu’min: 78)

✔️ Jumlah Nabi dan Rasul sangatlah banyak.  Sebab, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus Rasul kepada tiap-tiap umat.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu!”  (QS. An-Nahl: 36)

❗️Bahkan, di satu negeri, bisa jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus lebih dari seorang Rasul, sebagaimana Allah kisahkan dalam surah Yasin tentang penduduk sebuah negeri yang diutus di tengah-tengah mereka 3 (tiga) orang Rasul-Nya.

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ () إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ

“Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu’.” (QS. Yasin: 13—14)

💡 Tentang jumlah Nabi dan Rasul, Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,

يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ؟ قَالَ: مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا

“Wahai Rasulullah, berapa jumlah para Nabi seluruhnya?” 

Rasul bersabda (yang artinya), “Jumlah seluruhnya 124.000 Nabi. Yang termasuk Rasul di antara mereka ada 315 orang, suatu jumlah yang banyak.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad, dinyatakan sahih oleh Al-Albani dalam Al-Misykah [3/1599 no. 5732] dan Ash-Shahihah no. 2668)

📝 Riwayat yang menyebutkan jumlah Nabi dan Rasul juga kita dapatkan dari hadits Abu Umamah radhiallahu anhu

💡Diriwayatkan dalam hadits tersebut, seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, 

“Wahai Rasulullah, apakah Adam seorang Nabi?” 

Beliau menjawab, “Ya, Beliau seorang Nabi yang diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” 

Orang itu bertanya, “Berapa generasikah antara Adam dan Nuh?” 

Beliau menjawab, “Sepuluh generasi.” 

“Wahai Rasulullah, berapakah jumlah Rasul?” 

Beliau bersabda, “315 (Tigaratus limabelas)” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, Ibnu Mandah dalam Kitab At-Tauhid bahwa, Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq, Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak. Al-Hakim berkata, “Hadits ini shahih menurut syarat Muslim.” Ucapan beliau ini disepakati oleh Adz-Dzahabi rahimahullah).

oOo


Disadur dari;  Salafy Online

🌏 https://asysyariah.com/bagaimana-beriman-kepada-nabi-dan-rasul/


UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (503)



PEMBERIAN TERBESAR DARI ALLAH 

بسم الله الرحمان الرحيم

"Pemberian terbesar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada manusia adalah, hidayah kepada Islam dan Sunnah.  Hal ini patut disyukuri, tidak bisa dibandingkan dengan harta benda duniawi berapapun banyaknya."*

('Ulama Salaf)


*  Sebagaimana tidak bisa dibandingkan antara Surga yang luasnya seluas langit dan bumi dengan bumi (bahkan Galaksi Bima Sakti dengan 200 milyar matahari ⛅ di dalamnya) yang tidak lebih besar dari sebutir debu, (pen blog).

oOo 

Senin, 28 September 2020

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (502)


TANDA KEBESARAN ALLAH DI DALAM QALBU

بسم الله الرحمان الرحيم

"Setiap bejana yang kosong bila dimasuki oleh sesuatu akan terasa sempit, demikian pula jika dituangkan padanya sesuatu akan terasa sempit.

Berbeda dengan qalbu (hati) yang lembut, setiap kali dimasukkan ke dalamnya keimanan dan ilmu, maka ia makin bertambah luas dan lapang.*  Hal ini termasuk tanda-tanda kesempurnaan kemampuan Allah Subhanahu wa Ta'ala."

(Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah)


*  Oleh sebab itu orang yang berpikiran sempit (picik) dan gegabah (mudah berbuat maksiat) - kadar kepicikan dan kecerobohannya sebanding dengan berapa besar kurangnya ilmu Agama dan Iman di dalam dadanya, (pen blog).

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (501)

 


"JANGAN TINGGALKAN 'AMAR MA'RUF' - 'NAHI MUNKAR'"

بسم الله الرحمان الرحيم

"Janganlah kalian tinggalkan 'Amar ma'ruf' (menyeru kepada kebaikan) - meskipun kalian sendiri berkurang-kurang pada sebagiannya.

Jangan kalian tinggalkan 'Nahi munkar' (mencegah dari kemungkaran) - meskipun kalian mengerjakan sebagiannya.

Ajarkanlah oleh kalian kebaikan, meskipun kalian sendiri belum mampu mengerjakan seluruhnya."

(Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (500)


ILMU AGAMA LEBIH BAIK DARIPADA HARTA

بسم الله الرحمان الرحيم

"Ilmu (Agama) lebih baik daripada harta.  Ilmu akan menjagamu, sedangkan engkau menjaga harta.*

Ilmu itu adalah Hakim, sedangkan harta adalah objek yang dihakimi.

Ketika para penyimpan harta telah meninggal dunia, para pemilik ilmu tetap abadi - sekalipun jasad mereka telah tiada - nama mereka tetap ada di dalam hati."

(Amirul mukminin, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu)


Baca artikel bersambung, 129 BUAH ILMU (I) dan 129 BUAH ILMU (II), (pen blog).

oOo


Minggu, 27 September 2020

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (498)



 AKIBAT MENGHINDAR DARI MAJELIS ILMU

بسم الله الرحمان الرحيم

"Sungguh!  Jika seseorang tidak mau menghadiri majelis-majelis ilmu, tidak mau mendengarkan khutbah, dan tidak pula memiliki perhatian pada sesuatu yang telah dinukil oleh para 'ulama, maka akan semakin bertambahlah kelalaiannya, dan bisa jadi qalbu (hati)nya akan menjadi keras."

(Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (499)

 


DASAR KEIKHLASAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Sifat dasar keikhlasan adalah meniadakan Syirik, baik yang Besar maupun Syirik Kecil.  Setiap orang yang muncul darinya sebagian perbuatan Syirik, itu adalah akibat dari kurangnya keikhlasan."*

(Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah)


*  Baca juga artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA, dan SYIRIK, (pen blog)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (497)


MENGAGUNGKAN SUATU TEMPAT TANPA DALIL YANG SHAHIH

بسم الله الرحمان الرحيم

"Sesungguhnya, pengagungan terhadap suatu tempat yang tidak diagungkan oleh Syari'at - lebih buruk daripada pengagungan terhadap suatu waktu yang tidak diagungkan oleh Syari'at.  Karena, pengagungan terhadap berbagai tempat (benda) dengan melakukan ibadah di sisinya - lebih dekat kepada peribadatan kepada berhala (Syirik) dibandingkan dengan pengagungan terhadap suatu waktu."

(Syaikhul Islam, Iqtidha Ash-Shirathal Mustaqim, 2/165)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (496)


بسم الله الرحمان الرحيم

"Ketahuilah, bahwasanya kehidupanmu mengikuti jalan pikiranmu.

Sehingga, bila engkau berpikir tentang hal-hal yang bermanfaat bagimu dalam urusan Agama atau Dunia - kehidupanmu akan menjadi baik, dan bahagia.*

Jika tidak demikian, maka yang akan terjadi adalah kebalikannya."

(Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah)


Utamanya masalah Agama, bila seseorang berpikiran bahwa aturan syariat Islam hanya akan jadi penghalang (momok) baginya dalam meraih kebahagiaan dunia, maka kenyataan yang akan dia alami juga seperti itu.  Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu (artinya);

 "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku..."

(HR. Muslim, Muttafaqun 'alahi)

oOo


UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (495)



HAKIKAT KEBERANIAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Sifat pemberani itu bukanlah karena kuatnya badan.  Kadang kala seseorang memiliki badan yang kuat, tetapi memiliki hati yang lemah.

Keberanian itu hanyalah dengan kuat, dan kokohnya hati."

(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (494)



LARANGAN BERMAJELIS DI TEMPAT MAKSIAT

بسم الله الرحمان الرحيم

"Setiap orang yang duduk di majelis (tempat) maksiat - dan tidak melakukan pengingkaran atas mereka, ia (terhitung) sama dengan mereka di dalam dosa."

(Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah)

oOo

Sabtu, 26 September 2020

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (493)


 

TANPA ILMU KEHIDUPAN TAK BERHARGA

بسم الله الرحمان الرحيم

"Barangsiapa yang tidak memiliki Ilmu - tiada nilai (berharga) dalam dirinya."

(Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah)

oOo

Jumat, 25 September 2020

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (492)

 


MEMPERBANYAK TEMAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Perbanyaklah teman dari kalangan orang-orang yang beriman (Mukminin), karena sesungguhnya satu orang dari mereka dapat memberikan syafa'at kepada kerabat dan temannya.*

Apabila orang kafir melihat hal tersebut merekapun berkata,

'Maka, kami tidak mempunyai para pemberi syafa'at, tidak pula memiliki teman yang akrab.' " (Asy-Syu'ara;  100-101)

(Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah, Tafsir Al-Baghawi, 8/340)


*  Bayangkan dirimu dilemparkan oleh seseorang ke dalam kawah gunung berapi yang masih aktif bergejolak.  Sedangkan apinya Neraka paling sedikit 70 x lebih dahsyat dari itu.  

Nah, pada saat itu engkau membutuhkan seorang penolong yang bisa memberikan syafaat hingga engkau dapat keluar darinya.

Laa haula walaa quwwata illa billah, (pen blog)

oOo 

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (491)

 


ISTIGHFAR MENGANGKAT KEDUDUKAN SESEORANG

بسم الله الرحمان الرحيم

"Istighfar akan mengeluarkan seorang hamba dari perbuatan yang dibenci (tercela) kepada perbuatan yang dicintai (terpuji).  Dari amalan yang kurang kepada amalan yang sempurna.  Dan, akan mengangkat seseorang dari kedudukan yang rendah kepada kedudukan yang lebih tinggi."

(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (490)

 


KEUNTUNGAN BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH

بسم الله الرحمان الرحيم

"Demi Allah!  Tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi selain Dia.  Tidaklah seorang hamba berhusnudzan (berbaik sangka) kepada Allah - melainkan Allah akan memberikan (apa yang disangkakan tersebut) kepadanya."

(Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (489)

 


KEBODOHAN PANGKAL SEGALA KERUSAKAN

بسم الله الرحمان الرحيم

"Tidak diragukan lagi, bahwa Kebodohan adalah pangkal segala kerusakan dan marabahaya yang mengikuti hamba di dunia dan Akhirat.  Maka, semua itu adalah akibat dari Kebodohan."*

(Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah)


*  Kebodohan terhadap Ilmu Agama.  Untuk tujuan itulah Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus 124.000 orang Nabi dan Rasul guna memperbaiki keadaan manusia, menyelamatkan mereka dari bahaya kesesatan di dunia dan adzab Akhirat,

(Baca juga artikel, BERAPAKAH JUMLAH NABI DAN RASUL?), (pen blog).

oOo



Kamis, 24 September 2020

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (488)


DUA SUMBER KEBAHAGIAAN MANUSIA

 بسم الله الرحمان الرحيم

"Kesempurnaan (kebahagiaan) setiap manusia hanya bisa diraih dengan 2 (dua) hal;

1. Ketinggian cita-cita yang, yang akan melambungkannya (mengangkat derajat).

2. Ilmu, yang memberi pengetahuan dan petunjuk (hidup) baginya.

Sesungguhnya, tingkat kebahagiaan dan keberuntungan akan luput dari seseorang dengan hilangnya dua perkara tersebut, atau salah satunya."

(Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (487)

 

WAJIBNYA MENERIMA NASIHAT

بسم الله الرحمان الرحيم

"Menerima nasihat dan mengikuti kebenaran merupakan kewajiban yang paling wajib bagi setiap Muslim, dari manapun nasihat itu berasal.

Dan, seorang muslim tidak boleh meremehkan atau merendahkan orang yang menasihati - bagaimana pun keadaannya."

(Asy-Syaikh Rabi' bin Hady Al-Madkhali hafizhahullah)

oOo

APA GUNANYA RUMAH HASIL RIBA, JIKA JAHANNAM ADA DI HADAPANMU


بسم الله الرحمان الرحيم

Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah ditanya.

Pertanyaan : 

Apakah boleh bagi saya meminjam uang di bank ribawi untuk membeli rumah? berikan kami faidah, jazakumullah Khair.


Jawaban :

"Apabila engkau butuh kepada sepotong roti untuk memakannya dan agar menyelamatkan kamu dari kematian, maka janganlah engkau mengambil dari uang bank sedikitpun, terlebih lagi untuk membangun rumah atau membeli mobil (dan yang lainnya, pen.)

Allah menghalalkan bangkai, daging babi, hewan yang mati dipukul atau hewan yang mati tertanduk, ketika engkau dalam keadaan terpaksa (darurat, berkaitan dengan nyawa manusia, pen.)

Dan Allah tidak menghalalkan bagimu riba. Riba itu bahaya sekali, berbahaya sekali!

Maka janganlah engkau bermuamalah dengan riba, sabarlah, karena sesungguhnya Allah berfirman :

 وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا. وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُۚ 

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi rezeki dari arah yang dia tidak sangka-sangka.”

(QS. At-Thalaq; 2-3)

Maka riba itu dosanya besar, perkaranya (sangat) berbahaya, dan orang yang menghalalkannya kafir hukumnya.

Maka jika engkau butuh kepada rumah hendaklah engkau bersabar, sampai Allah memberikan rezeki kepadamu.  Hendaklah engkau bersandar (tawakal) kepada Allah dan mencurahkan berbagai sebab (yang halal, pen.) sehingga Allah mudahkan bagimu sebuah rumah. 

Paling tidak, maka engkau mati dalam keadaan engkau selamat dari memerangi Allah.  Karena orang-orang yang berbuat riba - dia itu telah memerangi Allah, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.

Sebagaimana Allah berfirman :

(فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُوا۟ فَأۡذَنُوا۟ بِحَرۡبࣲ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ وَإِن تُبۡتُمۡ فَلَكُمۡ رُءُوسُ أَمۡوَ ٰ⁠لِكُمۡ لَا تَظۡلِمُونَ وَلَا تُظۡلَمُونَ)

"Jika kalian tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kalian bertobat, maka kalian berhak atas pokok harta kalian. Kalian tidak berbuat zhalim (merugikan) dan tidak dizhalimi (dirugikan)."

(QS. Al-Baqarah:  279)

Allah mengumumkan peperangan kepada para pelaku riba dan Rasulullah ﷺ  melaknat pemakan riba, yang membayar riba, yang mencatatnya, dua saksinya. Apa lagi yang kau harapkan setelah laknat ini?

Apakah bermanfaat rumah sementara di hadapanmu ada Neraka Jahannam?

Maka seorang mukmin hendaknya bertakwa kepada Allah dan bersabar dalam kefakiran dan (kekurangan) hajatnya!

Karena sesungguhnya Allah berfirman :

(وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَیۡءࣲ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصࣲ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَ ٰ⁠لِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ)

“Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, rasa lapar, dan kekurangan harta, dan kekurangan jiwa, dan buah-buahan.  Berikan kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar."

(QS. Al-Baqarah : 155)

Bersabarlah, niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang agung ini, sebagai ganti dari engkau menghadang laknat, murka, kemarahan dan hukuman Allah.

Engkau harus tabah menanggung kesusahan hidup ini di dunia, yang tidak seberapa dibandingkan dengan kemurkaan Allah dan siksaanNya.

Kita mohon kepada Allah, semoga Allah mencukupi kita dengan Karunia dan pemberianNya, dari segala yang bisa membuatNya murka dan marah. 

Sesungguhnya Rabb kita Maha Mendengar doa-doa kita.

Semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan sahabat Beliau."


📑 Mausuu’ah Muallafaat wa Rasaa’il  wa Fataawa Syaikh Rabi’ Al-Madkhali 134-135

oOo

Disalin dengan editan dari;

@fawaz_almadkali

⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso 


Rabu, 23 September 2020

SIFAT-SIFAT PENGHUNI NERAKA


بسم الله الرحمان الرحيم

Dalam surat Qaf, Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan beberapa sifat penghuni Neraka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَقَالَ قَرِينُهُۥ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ ٢٣ أَلۡقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ ٢٤ مَّنَّاعٍ لِّلۡخَيۡرِ مُعۡتَدٍ مُّرِيبٍ ٢٥ ٱلَّذِي جَعَلَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَأَلۡقِيَاهُ فِي ٱلۡعَذَابِ ٱلشَّدِيدِ ٢٦

Dan (malaikat) yang menyertainya berkata,Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.(Allah berfirman), ‘Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam Neraka Jahanam semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebaikan, melampaui batas dan bersikap ragu-ragu, yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain, maka lemparkanlah dia ke dalam adzab yang keras.’” (Qaf: 23—26)

Pada ayat-ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan bahwa “qarin” yang menyertai manusia adalah Malaikat yang ditugasi untuk mencatat amalan bani Adam. Ia akan berkata kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Inilah catatan perbuatan yang ada padaku.”

Maksudnya, orang tersebut akan dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala oleh Malaikat; beserta catatan amalnya yang lengkap, tanpa ditambah dan dikurangi; dan siap untuk diberi balasan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kedua Malaikat-Nya, yaitu Malaikat yang menjadi saksi dan Malaikat yang menggiringnya ke hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan berfirman,

أَلۡقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ ٢٤ مَّنَّاعٍ لِّلۡخَيۡرِ مُعۡتَدٍ مُّرِيبٍ ٢٥ ٱلَّذِي جَعَلَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَأَلۡقِيَاهُ فِي ٱلۡعَذَابِ ٱلشَّدِيدِ ٢٦

“Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam Neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebaikan, melampaui batas dan bersikap ragu-ragu, yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain, maka lemparkanlah dia ke dalam adzab yang keras.”

Pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut terdapat enam sifat yang akan membuat seseorang dilemparkan ke dalam Jahanam, yaitu:

  1. Orang yang sangat ingkar.

Mereka adalah orang yang sangat kafir, yang mengerjakan berbagai kekufuran, baik berupa perbuatan maupun ucapan. Demikian pula orang yang kekafiran itu telah menguat dalam qalbunya.

  1. Keras kepala

Mereka adalah orang yang membangkang terhadap kebenaran dan melawannya dengan kebathilan, padahal mereka mengetahui kebenaran tersebut.

Seandainya kebenaran itu ditawarkan kepadanya, dia tidak akan mau menerimanya meskipun kebenaran itu begitu jelas.  Akibatnya, ia akan sering berbuat maksiat dan berani menerjang larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  1. Sangat enggan melakukan kebaikan, bahkan seluruh bentuk kebaikan.

Seolah-olah dia justru mencari segala kebajikan agar dia bisa menghalanginya, menghalangi manusia dari amal kebajikan. Keburukan terbesarnya adalah menghalangi mereka untuk beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para Rasul-Nya; serta menghalangi seseorang untuk mendakwahi mereka.

Ia juga tidak menunaikan kewajibannya, tidak mau berbuat baik, bersilaturahmi, dan bersedekah. Ia menghalangi dirinya sendiri untuk berjuang dengan harta dan badannya, dalam perkara yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  1. Melampaui batas

Mereka melanggar batas-batas hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala dan melanggar hak-hak makhluk sehingga berbuat jahat kepada mereka.  Dia tidak hanya menghalangi seseorang berbuat kebajikan, tetapi juga berbuat jahat terhadapnya.

Hal ini seperti perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Mereka melarang Beliau shallallahu alaihi wa sallam berbuat baik, sekaligus berbuat jahat kepada Beliau shallallahu alaihi wa sallam; sebagaimana mereka juga melampaui batas dalam membelanjakan hartanya.

Qatadah rahimahullah menafsirkan, “Yakni melampaui batas dalam bicara, berjalan, dan segala urusannya.”

  1. Bersikap ragu

Tertanam dalam dirinya keraguan dan kebimbangan. Demikian juga, ia membuat orang lain menjadi ragu, baik ragu akan janji Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun ancaman-Nya, sehingga tidak ada lagi keimanan dan kebaikan pada dirinya.

  1. Berbuat syirik, mempersekutukan Allah dengan tuhan lain.

Ini mencakup semua orang yang menghambakan diri dan menghinakan diri kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala pun berfirman kepada orang-orang yang memiliki sifat-sifat di atas,

فَأَلۡقِيَاهُ فِي ٱلۡعَذَابِ ٱلشَّدِيدِ

“Maka lemparkanlah dia ke dalam adzab yang berat.”

Dari Abu Said al-Khudri radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

يَخْرُجُ عُنُقٌ مِنَ النَّارِ يَتَكَلَّمُ يَقُوْلُ: وُكِلْتُ الْيَوْمَ بِثَلَاثَةٍ؛ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍ، وَمَنْ جَعَلَ مَعَ اللهِ إِلَهًا آخَرَ، وَمَنْ قَتَلَ نَفْساً بِغَيْرِ نَفْسٍ، فَتَنْطَوِي عَلَيْهِمْ فَتَقْذِفُهُمْ فِيْ غَمَرَاتِ جَهَنَّمِ

“Ada sebuah leher yang keluar dari Neraka. Ia bisa berbicara. Ia pun berkata,

‘Pada hari ini aku dipasrahi (untuk menyiksa) tiga golongan manusia: (1) setiap orang yang sombong lagi membangkang, (2) orang yang mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, dan (3) setiap orang yang membunuh sebuah jiwa bukan karena qishash.’

Leher itu pun melilit mereka dan melemparkan mereka ke dalam dahsyatnya azab Jahanam.”  (HR. Ahmad, lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2699)

oOo

Disalin dengan editan dari Majalah Asy-Syari'ah, edisi 056

Tulisan Ustadz Qomar Suaidi, Lc.

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (486)

 

بسم الله الرحمان الرحيم

"Dan, isilah waktu-waktu kalian dengan berbagai keta'atan, dan mendekatkan diri (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala).  Dan, janganlah kalian jadikan Agama kalian sebagai senda gurau dan permainan."

(Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah)

oOo

UNTAIAN MUTIARA PARA 'ULAMA SALAF (485)

 


JALAN KEBENARAN HANYA ADA SATU

بسم الله الرحمان الرحيم

"Karena kegelapan merupakan gambaran jalan-jalan kesesatan, sedangkan cahaya merupakan gambaran jalan kebenaran.  Bahkan, (setiap) kebathilan adalah kegelapan, dan kebenaran adalah cahaya.  Maka, cahaya disebutkan dalam bentuk tunggal (Singular), sedangkan kegelapan disebutkan dalam bentuk jamak (Plural).

Telah datang firman Allah yang menunjukkan hal itu (artinya),

"Allah pelindung orang-orang yang beriman;  Dia (Allah) mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan kepada cahaya.(Al-Baqarah; 257)

(Bada'i' Al-Fawa'id, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, 1/209)

oOo



DEKATNYA SURGA DAN NERAKA DENGAN SEORANG HAMBA

 


بسم الله الرحمان الرحيم

Begitu dekatnya seorang hamba dengan Surga, atau Neraka Akhirat - sehingga setiap orang akan merasakan, bahwa kesempatan hidup mereka di dunia ini hanya seperti sehari, atau setengah hari saja layaknya.  Bahkan, mungkin kurang dari itu.


Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ، وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ 

“Surga lebih dekat dengan salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya.  Neraka pun demikian.” (HR. Al-Bukhari)


✍🏻 Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah menasihatkan, 

“Surga dan Neraka sangat dekat dengan manusia.  Oleh karena itu, sudah sepantasnya manusia tidak berpanjang angan-angan.  Tidak sepantasnya pula manusia menganggap kematian dan Hari Kiamat masih jauh datangnya, sehingga dia terus melakukan dosa dan melalaikan perkara Akhirat dan ajalnya. 

Inti faidah hadits ini adalah, agar manusia senantiasa bersiap-siap (menghadapi kematian).  Sebab, dia tahu bahwa Surga dan Neraka dekat dengan manusia.  Tidak ada jarak (antara manusia dengannya) kecuali dicabutnya ruh, kemudian akan berujung pada salah satu dari keduanya. 

Mengingat Surga akan membangkitkan semangat seorang untuk beramal shalih.  Adapun mengingat Neraka akan mendorongnya untuk bertaubat dan berisitigfar dari dosa-dosa.

Dia selalu waspada, jangan sampai kematian mendatanginya sedangkan dia dalam keadaan yang jelek (lalai).”

oOo

Disadur dari tulisan, DEKATNYA SURGA DAN NERAKA DENGAN SEORANG HAMBA

📚 Syarh Ushulul Iman, hlm. 111

⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy