بسم الله الرحمان الرحيم
Di zaman yang katanya "super modern" ini, orang yang mengaku-ngaku (baca; menebak-nebak) hal-hal ghaib seperti masalah rezeki, jodoh, peruntungan (nasib) dan lain-lain, tidak hanya dilakukan oleh para Dukun, Paranormal, Indigo, Ahli terawang, Pawang hujan. Tetapi, juga dikemas dalam tampilan yang seakan-akan lebih "ilmiah", seperti Zodiak, dan ilmu perbintangan.
Telah sepakat para 'ulama Ahlus Sunnah, bahwa barangsiapa yang mengaku mengetahui perkara ghaib, atau meyakini kebenaran informasi tersebut dari seseorang, maka hukumnya adalah Kafir.
(Baca juga artikel, SEPULUH PEMBATAL KEISLAMAN)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah pernah ditanya,
Pertanyaan :
Apa hukum orang yang mengaku-ngaku mengetahui hal ghaib?
Jawaban :
Hukum orang-orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib hukumnya kafir karena dia telah mendustakan Allah, dan Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman :
قُل لَّا يَعۡلَمُ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ٱلۡغَيۡبَ إِلَّا ٱللَّهُۚ وَمَا يَشۡعُرُونَ أَيَّانَ يُبۡعَثُونَ
"Katakanlah (wahai Muhammad), 'Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.'”
(QS. An-Naml; 65)
Apabila Allah 'Azza wa Jalla menyuruh Nabi Muhammad ﷺ untuk memberitahukan kepada manusia, bahwasanya tidak ada yang mengetahui hal ghaib di langit ataupun di bumi, kecuali hanya Allah. Maka, barangsiapa yang mengaku-ngaku mengetahui ilmu ghaib, maka sungguh dia telah mendustakan Allah tentang khabar ini.
Maka kita katakan kepada mereka :
"Bagaimana mungkin kalian mengetahui alam ghaib sedangkan Nabi ﷺ (saja) tidak mengetahui alam ghaib?
Apakah kalian lebih mulia daripada Nabi ﷺ ?
Jika mereka mengatakan, 'Kami lebih mulia daripada Nabi ﷺ', maka mereka telah kafir dengan ucapan ini.
Kalau mereka mengatakan Nabi ﷺ lebih mulia, maka kita katakan, 'Kenapa Nabi ﷺ tidak mengetahui alam ghaib, sedangkan kalian mengetahuinya?'
Sementara, Allah Ta'ala berfirman tentang diri-Nya;
عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ فَلَا يُظۡهِرُ عَلَىٰ غَيۡبِهِۦٓ أَحَدًا
إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ مِن رَّسُولٖ فَإِنَّهُۥ يَسۡلُكُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ رَصَدٗا
"Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (Malaikat) di depan dan di belakangnya."
(QS. Al-Jin; 26-27)
Ini adalah ayat yang kedua, yang menunjukkan akan kafirnya orang yang mengaku-ngaku mengetahui hal ghaib.
Dan sungguh Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk memberitahukan kepada manusia dengan firmanNya :
قُل لَّآ أَقُولُ لَكُمۡ عِندِي خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ وَلَآ أَقُولُ لَكُمۡ إِنِّي مَلَكٌۖ إِنۡ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَيَّۚ
"Katakanlah (Muhammad), 'Aku tidak mengatakan kepada kalian, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib, dan aku tidak (pula) mengatakan kepada kalian bahwa aku ini Malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.'”
(QS. Al-An'am; 50)
📑 Fatwa Arkan Al-Islam 40
oOo
@ahlussunnahposo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar