بسم الله الرحمان الرحيم
(Asy-Syaikh Abdullah bin Shalfiq Adz-Dzafiri hafizhahullah)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Asy Syaikh Muqbil Bin Hadi Al Wadi'i rahimahullah,
Bilamana manusia telah meninggalkan 'ulama, dan sudah tidak mau lagi merujuk kepada 'ulama, maka mereka (akan) bertindak ngawur dan kacau... mereka bertindak ngawur dan kacau... mereka bertindak ngawur dan kacau!!!*
===
قال الشيخ مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله :
منذ ترك الناس العلماء و الرجوع إلى العلماء تخبطوا...تخبطوا...تخبطوا... !!!
* Dituntut pula pada setiap orang untuk mampu membedakan mana yang benar-benar 'ulama ('ulama Rabbani / 'ulama sejati), dan mana yang 'ulama gadungan (imitasi), 'ulama karbitan, agar tidak terperangkap ke dalam "gerbong" orang-orang yang binasa, (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
https://t.me/barokahilmudanulama/99
بسم الله الرحمان الرحيم
Dari sahabat yang mulia Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhu yang berkata, dari Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bersabda,
إنَّ مما تذكرون من جلالِ اللهِ : التَّسبيحَ والتهليلَ والتحميدَ ، ينعطِفْنَ حولَ العرشِ ، لهن دويٍّ كدويِّ النحلِ ، تُذَكِّرُ بصاحبها ، أما يحبُّ أحدُكم أن يكونَ له – أو لا يزالُ له – من يُذكِّرُ به.
"Sungguh, dzikir yang termasuk pengagungan kalian terhadap Allah Jalla wa 'Azza adalah,
Tasbih (Ucapan subhanallah), Tahlil (Ucapan Laa ilaha Illallah), Tahmid (ucapan Alhamdulillah),
Kalimat dzikir tersebut akan selalu berputar-putar di sekitar 'Arsy.
Kalimat dzikir itu memiliki suara seperti suara dengungan lebah, yang menyebut-nyebut nama orang yang melafazkannya.
Tidakkah seseorang di antara kalian senang bila ada
amalannya yang senantiasa disebutkan di sisi Allah?"
(HR. Ibnu Majah, di shahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash Shahîhah : 33)
oOo
Disalin dengan editan dari;
TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM
بسم الله الرحمان الرحيم
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله تعالى :
فإن الإنسان قد يعرف أن الحق مع غيره ومع هذا يجحد ذلك لحسده إياه أو لطلب علوه عليه أو لهوى النفس، ويحمله ذلك الهوى على أن يعتدي عليه ويرد ما يقول بكل طريق وهو في قلبه يعلم أن الحق معه".
📚 مجموع الفتاوى جـ ٧ صـ ١٩١
🎙Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah Ta'ala:
Terkadang seseorang mengetahui bahwa kebenaran itu bersama orang lain, namun ia tetap menentang kebenaran itu, karena hasad (iri dengki), atau karena ingin menjadi lebih tinggi derajatnya dari orang tersebut, atau bisa juga karena hawa nafsunya. Dimana hawa nafsu tersebut menyeretnya untuk bentindak tidak objektif terhadap rivalnya, dan membuatnya menentang apa yang diucapkan orang itu dengan segala cara. Padahal di dalam hati ia mengetahui bahwa kebenaran bersama orang yang ditentangnya.*
📚 Majmu' Al Fatawa, jilid 7 ha
* Inilah hakikat kesombongan yang sesungguhnya, seperti disebutkan dalam makna hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, yakni menolak kebenaran dan merendahkan manusia, (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
✍🏻 Alih bahasa: Hisyam Abdillah
https://t.me/salafy_sorowako
🖥 Website || https://salafysorowako.net
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Al-Imam Al-'Auzâ'i Rahimahullah,
" عليك بآثار مَنْ سَلَف ، وإن رَفَضَكَ الناس ، وإيّاك وآراء الرجال ، وإن زخرفوه لك بالقول ؛ فإن الأمر ينجلي وأنت على طريق مستقيم ".
"Wajib bagimu berpegang teguh dengan jejak para Salaf (para Sahabat Rasulullah, dan orang-orang yang mengikuti mereka setelahnya), meskipun manusia mengucilkanmu.
Dan waspadalah dari pemikiran-pemikiran manusia (yang disandarkan kepada syari'at Islam), meskipun mereka menghiasinya dengan ucapan-ucapan (yang indah) kepadamu;
Karena sungguh, urusan Agama ini telah jelas, sementara engkau berada di atas jalan yang lurus (benar)."
[Siyar A'lâmin Nubalâ': 6/549]
oOo
Disalin dengan editan dari;
TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM
ARCHIVE : http://bit.ly/arc_AM
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah;
"Aku nasihatkan kepada diriku sendiri dan semua orang; Hendaklah menyibukkan diri dengan Ilmu Agama. Keinginan dan ambisi dunia itu tidak akan pernah ada habisnya. Berhati-hatilah, jangan sampai kalian tersibukkan dengan berbagai problematika kehidupan dunia, kalau demikian keadaannya bisa dipastikan kita tidak akan (pernah) mampu (sempat) menuntut Ilmu Agama."*
(Al-Basyaair fi As-Simaa' Al-Mubaasyir, hal 21)
* Tahu-tahu kita telah berada di penghujung usia - menuju kematian. Sementara jalan yang akan ditempuh memasuki Alam berikutnya sangatlah panjang (unlimited), membutuhkan bekal yang tak pernah cukup. Kerugian terbesar, yang tak akan sebanding dengan 1000 (seribu) kali lipat dunia dengan seluruh isinya sekalipun.
Ketika ditanyakan kepada orang-orang yang pernah singgah di dunia, berapa lama mereka telah tinggal di bumi? Semuanya akan menjawab, "Kira-kira sehari, atau setengah hari."
Beruntunglah mereka yang menyadari hal itu dari sekarang, dan memanfaatkan menit-menit yang tersisa (injury time) dengan beramal shalih. Dan, kecelakaan besarlah bagi siapa saja yang masih berkutat dengan maksiat serta panjang angan-angan.
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna.
(Baca puisi tentang, WAKTU, dan GEMANG)
(pen blog).
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
🎙️ Berkata Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah,
"من أحب الدنيا وسُر بها نزع خوف الآخرة من قلبه."
"Barangsiapa yang mencintai dunia dan merasa senang dengannya, akan dicabut rasa takut terhadap Akhirat dari dalam qalbunya."*
📓 Hilyatul Auliya, 7/79.
---
* Disebutkan oleh para 'ulama Ahlus Sunnah, bahwa mencintai dunia termasuk dosa besar, karena telah mencintai sesuatu yang dihinakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dihinakan Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki arti jauh dari-Nya. Jadi, siapa saja yang mencintai dunia akan membuat dirinya semakin jauh dari Allah 'Azza wa Jalla, dan semakin mempersulit jalannya untuk masuk Surga, (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
https://t.me/KajianIslamTemanggung
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Al-Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah;
"(Fokus hanya) mencari dunia dapat menghalangi seseorang untuk mengambil faidah Ilmu Agama. Semakin seseorang rakus dalam mencari dunia, maka ia akan semakin bodoh terhadap (ilmu) Agama, dan semakin sedikit amalnya."*
(At-Tamhid Lima fi Al-Muwatha' min Al-Ma'ani wa Al-Asanid, 3/202)
---
(Baca artikel, HUKUMAN BAGI ORANG BERILMU)
* Konsekuensi yang tak bisa dihindari, karena segala sesuatu yang diupayakan manusia memiliki kompensasi dan konsekuensi masing-masing, baik di dunia maupun Akhirat kelak. Semakin banyak seseorang menguasai dan menikmati perbendaharaan dunia, akan semakin berkurang kenikmatan (bagian) yang akan dia peroleh nanti di Akhirat, bahkan tidak memperoleh sama sekali, selain dari adzab api Neraka, karena semua kebaikannya telah Allah balasi di dunia. Na'udzubillahi min dzalika.
(Baca artikel, KENAPA MEREKA ZUHUD?), (pen blog).
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Berbagai fitnah akhir zaman menuntut seorang muslim untuk mampu mendeteksi, menjaga, dan mempertahankan eksistensi keimanan tetap berada di dalam hati dari hari ke hari hingga Malaikat maut datang menjemput.
Jangan sampai terjadi; pagi hari masih beriman, tetapi sore harinya telah kafir. Atau, sorenya masih beriman, tetapi pagi harinya telah kafir - gegara sepotong lisan atau satu perbuatan yang dimurkai Allah 'Azza wa Jalla. Na'uudzubillahi min dzalika.
Berikut bimbingan 'ulama untuk mendeteksi keberadaan iman apakah masih menetap di dalam dada.
In syaa Allah;
1. At-Tafaqquf;
Masih memiliki keinginan di dalam hatinya untuk menuntut Ilmu Agama, mengamalkan, dan menyebarkan apa yang telah diketahuinya.
Tetapi, bila yang terdapat di hatinya merasa menjadi seorang yang telah 'alim, pintar (merasa cukup) maka ini adalah tanda-tanda keburukan.
2. At-Tawakkul;
Masih bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mengembalikan seluruh permasalahan dalam hidup dan kehidupan kepada Allah. Merasa tidak mampu untuk mengatasi permasalahannya seorang diri. Tidak sedetikpun terbersit di hatinya untuk lepas dari pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala (bersandar pada kemampuan diri sendiri / PD).
3. Al-Ikhlas;
Hanya mengharapkan Wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Surga-Nya dalam seluruh aktivitas dan gerak-geriknya. Semuanya karena Allah, dari Allah, dan untuk Allah. Tidak mengharapkan sedikitpun pujian manusia.
4. Al-Ma'rifah;
Masih mengenal Allah (Dengan pengenalan yang shahih (benar), pen blog), dalam keadaan beriman pada-Nya. Ditandai dengan keinginannya untuk melakukan berbagai amal shalih.
(Al-Imam Hakim Al-'Asham rahimahullah)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
🌸 Ketahuilah wahai para isteri, bahwa mengingkari kebaikan suami adalah sifat para wanita penghuni Neraka.
📝 Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
«يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ» فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ: وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللهِ أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: «تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ»
⚠️ "Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar, karena sesungguhnya aku melihat kalian adalah mayoritas penduduk Neraka."
▫️ Maka bertanyalah seorang wanita yang cerdas dari mereka, "Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkan kami menjadi mayoritas penduduk Neraka?"
⛔️ Beliau menjawab, "(Karena) kalian sering melaknat, dan mengingkari (kebaikan) suami." (HR. Muslim no. 79)
...
▫️ "Mengingkari kebaikan suami" adalah dosa besar, karena perbuatan tersebut mendapat ancaman adzab Neraka. Setiap perbuatan yang diancam dengan adzab Neraka - maka ia adalah dosa besar.
▫️ "Kalian sering melaknat" Perbuatan melaknat termasuk kemaksiatan yang sangat buruk. Para 'ulama bersepakat atas haramnya melaknat orang lain.
( Al-Minhaj, 2/66-67)
oOo
Disalin dengan editan dari;
🍏 Channel kami https://t.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
بسم الله الرحمان الرحيم
"Aku mencintai orang-orang yang shalih - meskipun aku bukan bagian dari mereka. Dan aku membenci orang-orang yang tidak shalih - meskipun keadaanku lebih buruk dari mereka."
(Hilyatul Auliya', Al-Imam Abdullah Ibnul Mubarak rahimahullah, jilid 8 / hal 170)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
💬 Berkata Asy-Syaikh Ubaid Al-Jabiri hafidzahullah,
قالوا: إن الإنسان أعداءه ثلاثة: الشيطان، و النفس الأمارة بالسوء و الهوى والنفس الأمارة بالسوء هي أشد النفوس علاجا وأخطرها على الانسان. فكم من انسان أوردته وأوقعته في المهالك وأصبح نهبة للشيطان وفريشة للهوى ولهذا كان لزاما على المسلم أن يجاهدها أكثر من غيرها
"Para 'ulama telah mengatakan bahwa musuh manusia itu ada 3 (tiga), yaitu;
* Syaithan.
* Jiwanya yang memerintahkan kepada keburukan.
* Dan hawa nafsunya.
Jiwa yang memerintahkan kepada keburukan ini lebih sulit untuk dikendalikan, dan sangat berbahaya bagi manusia.
Betapa banyak manusia yang terjerumus, dan terjatuh ke dalam berbagai kubangan yang membinasakan karena keburukan jiwanya, sehingga menjadi mangsa Syaithan dan korban hawa nafsunya.
Oleh sebab itu, kewajiban setiap muslim adalah berjihad melawan hawa nafsu tersebut - melebihi jihad terhadap selainnya."*
(Baca artikel, KAITAN ANTARA JIWA DENGAN QALBU, dan TINGKATAN-TINGKATAN JIHAD)
✍️ Majmuah Ar-Rosail Al-Jabiriyah, 56
* Jadi, jangan sekali-kali mengira bahwa segala sesuatu yang bersumber dari hati nurani itu ikhlas. Pemahaman (keyakinan) seperti itu hanya ada pada agama-agama selain Islam, atau orang-orang Islam yang bodoh. Di dalam Agama Islam semua amal perbuatan manusia memiliki tolok ukur, harus sesuai dan selaras dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah secara Lahir maupun batin - inilah penunjuk jalan menuju Ikhlas, sebagai perbuatan yang dicintai dan diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala.
(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA), (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
https://t.me/KajianIslamTemanggung
بسم الله الرحمان الرحيم
وَعَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ، وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
▫️ Dan dari Ibnu Umar, sesungguhnya
• Rasulullah ﷺ bersabda,
"Jika salah seorang dari kalian makan, maka hendaklah dia makan dengan tangan kanan. Jika minum, maka hendaklah juga minum dengan tangan kanan, karena Syaithan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya."
(HR. Muslim, no. 2020)
_____
▪️ Imam Al-Amir Ash-Shan'ani rahimahullah menjelaskan,
الْحَدِيثُ دَلِيلٌ عَلَى تَحْرِيمِ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ بِالشِّمَالِ فَإِنَّهُ عَلَّلَهُ بِأَنَّهُ فِعْلُ الشَّيْطَانِ وَخُلُقُهُ وَالْمُسْلِمُ مَأْمُورٌ بِتَجَنُّبِ طَرِيقِ أَهْلِ الْفُسُوقِ فَضْلًا عَنْ الشَّيْطَانِ.
"Hadits ini menunjukkan, bahwa haram hukumnya makan dan minum menggunakan tangan kiri.* Dan beliau menyebutkan alasannya, karena hal itu merupakan amalan dan akhlaknya Syaithan. Sedangkan seorang muslim diperintahkan untuk menjauhi gaya hidupnya orang-orang fasik (pendosa), terlebih lagi jalannya Syaithan." (Subul As-Salam, VIII/157)
* Tidak jarang kita menyaksikan di tempat-tempat umum seorang muslim makan dan minum dengan tangan kiri, tanpa rasa canggung, mungkin karena telah terbiasa. Padahal Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam melarangnya, karena itu merupakan perbuatan Syaithan dan haram hukumnya.
Pernah ada seorang pemuda yang makan dan minum dengan tangan kiri, kemudian dinasihati oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam, akan tetapi dia membangkang sehingga berakibat dia tidak mampu lagi mengangkat tangan kanannya (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
-- Hari Ahadi [Penggalan pembahasan hadits ke 15 Kitab al-Jami' dari Bulughul Maram]
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net
بسم الله الرحمان الرحيم
(Khutbah Jum'at Al-Ustadz Abdul Hakam At-Tamimi hafizhahullah)
oOo
Disalin dari;
📥 Pautan audio rakaman (24:06): https://drive.google.com/file/d/1yfPSRVgj39evTpzeIA-BeCjynw5_mwlw/view?usp=drivesdk
📚 ll مجموعة طريق السلف ll 📚
🌐 www.thoriqussalaf.com
🌐 http://telegram.me/thoriqussalaf
بسم الله الرحمان الرحيم
🌸 Bahwa Allah memerintahkanmu untuk tetap di rumah, dan melarangmu bertabarruj (bersolek dan memakai wangi-wangian) ketika keluar rumah.
📝 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu..." (QS. Al-Ahdzab: 33)
✅ Syaikh Abdurrahman As-Sa'idi rahimahullah menjelaskan,
▫️ "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu" Dikarenakan hal itu lebih selamat bagimu dan lebih menjaga kehormatanmu.
▫️ "Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu...", yaitu janganlah kamu sering-sering keluar rumah dengan bersolek dan memakai wangi-wangian, seperti kebiasaan orang-orang jahiliyah yang dahulu, yang tidak memiliki Ilmu dan Agama. Semua ini untuk mencegah keburukan dan sebab-sebab keburukan.
🌎 Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm. 663 / Syabakah Baynoona
oOo
Disalin dengan editan dari;
🍏 Channel kami https://t.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
بسم الله الرحمان الرحيم
▪️ Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah:
ومِن رحمته - عز وجل - أنْ نغّص عليهم الدنيا وكدّرها ؛ لئلا يسكنوا إليها ، ولا يطمئنوا إليها.. ويرغبوا في النعيم المقيم في داره وفي جواره.. فساقهم إلى ذلك بسياط الإبتلاء والامتحان ؛ فمنعهم ليعطيهم ، وابتلاهم ليعافيهم ، وأماتهم ليُحييهم .
🌷 "Termasuk dari rahmat-Nya 'Azza wa jalla - (adalah) menjadikan dunia diliputi dengan kesulitan dan kekacauan bagi mereka, agar (hati) mereka tidak tentram terhadap dunia, dan tidak tenang padanya.
Dan mereka menginginkan nikmat-nikmat yang kekal di negeri-Nya (Akhirat) - dan di sisi-Nya. Dia (Allah) menuntun mereka menuju nikmat yang kekal-abadi tersebut dengan cambuk musibah dan ujian, sehingga Dia (Allah) menahan (dunia) untuk diberikan pada mereka, mengujinya untuk menyelamatkan mereka, dan mematikan mereka untuk dihidupkan kembali."*
📚 Ighaatsatul Lahafaan, 2/917
* Selayaknya hal ini menjadi tanda tanya besar bagi orang-orang yang dilapangkan, dan dibukakan baginya pintu-pintu dunia, sehingga Allah menjadikannya tenang-tenteram dan betah terhadap dunia. Apakah itu merupakan kasih sayang ataukah Istidraj (tipuan)? (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
📝 Tim Admin Hikmah Salafiyyah | Abu Hisyam Nu'man hafizhahullah | WA Ashhaabus Sunnah | https://linktr.ee/hikmahsalafiyyah
بسم الله الرحمان الرحيم
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya;
Pertanyaan :
Semoga Allah berlaku ihsan kepada anda, seorang wanita berinisial ب أ س bertanya: Ada makanan yang dihadiahkan kepada kita dari hasil yang haram, dari uang riba, maka kami kembalikan kepada pemiliknya. Lalu dia serahkan kembali kepada kami, maka kamipun jadi malu, sehingga kamipun mengambilnya. Apakah kami bisa memberikannya kepada fuqara (orang-orang miskin), ataukah kita boleh memakannya?
Jawaban :
Kalian boleh memakannya. Subhaanalah, bagaimana bisa ada pertanyaan ini? Kalian tidak mau memakannya dalam keadaan kalian akan memberikan kepada fuqara.
Yang jelas, siapa saja yang hartanya ada keharaman, jika sebagiannya dihadiahkan kepada seseorang, maka tidak mengapa (kita) menerima hadiahnya. Tidak mengapa.
Dengan dalil, dahulu Nabi ﷺ menerima hadiah dari orang-orang Yahudi. Dan orang Yahudi kebanyakan mereka memakan riba dan perkara yang haram. Beliau tidak mengembalikannya, dan tidak (pula) menanyakan rinciannya.
Sebagaimana Beliau juga berjual beli dengan orang-orang Yahudi. Dan, Beliau ﷺ meninggal dunia dalam keadaan baju besinya tergadaikan untuk membeli makanan bagi keluarga Beliau - Digadaikan kepada seorang Yahudi.
Dan ambillah kaedah berikut ini :
Setiap seorang yang berpenghasilan haram, maka sesungguhnya itu haram untuk dirinya saja. Adapun orang lain, jika dia mengambilnya dengan cara yang syar’i (dikasih, tidak mencuri), maka tidak haram atas mereka.
Selama kita tidak mengetahui, bahwa barang ini adalah milik orang tertentu, sehingga kita tidak boleh mengambilnya.
Misalnya ada seorang pencuri menghadiahi kita barang yang dia curi, dalam keadaan kita mengetahui kalau dia yang mencurinya, maka dalam hal ini kita tidak boleh mengambilnya. Karena barang itu diharamkan karena benda itu sendiri (barang curian).
Ini adalah kaidah, yang mana jika seorang mengetahui (mengilmuinya), maka akan hilanglah berbagai kebingungan (keraguan), dan akan mudah perkaranya. Na'am.
📑 Fatawa Nur ala Ad-Darbi, kaset no 368
حكم قبول هدية من ماله من الربا
السؤال:
أحسن الله إليكم. تقول هذه السائلة: التي رمزت لاسمها بـ أ. س.، أهدي إلينا طعام من مال حرام، مال ربا فرددناه إلى صاحبه، فرده إلينا فاستحيينا وأخذناه، فهل نعطيه للفقراء أم يجوز لنا أن نأكله؟
الجواب:
يجوز لكم أن تأكلوه، وسبحان الله كيف يرد هذا السؤال، لا تأكلونه وتعطونه الفقراء! المهم أن من في ماله حرام إذا أهدى إلى أحدٍ شيئاً فقبول الهدية لا بأس، بها لا بأس بها؛ بدليل أن الرسول صلى الله عليه وعلى آله وسلم قبل الهدية من اليهود، واليهود عامتهم يأكلون الربا والسحت ولم يردها النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم ولم يستفصل، كما أنه صلى الله عليه وعلى آله سلم بايع اليهود، فقد مات صلى الله عليه وعلى آله وسلم ودرعه مرهونة بطعامٍ اشتراه لأهله مرهونة عند يهودي، وهذه خذها قاعدة: كل من اكتسب مالاً محرماً فإنه حرامٌ عليه وحده، أما على الآخرين إذا أخذوه بطريقٍ مشروع فليس حرامٌ عليهم، ما لم نعلم أن هذا مال شخصٌ معين فإننا لا نأخذه، مثل أن يهدي إلينا السارق ما سرقه ونحن نعلم أنه سرقه، فهذا لا يجوز لنا قبوله؛ لأنه محرمٌ لعينه. وهذه قاعدة إذا علمها الإنسان زالت عنه الإشكالات وتيسرت له الأمور. نعم.
فتاوى نور على الدرب الشريط رقم [368]
oOo
Disalin dengan editan dari;
🖇 Sumber Artikel:
http://telegram.me/ahlussunnahposo
بسم الله الرحمان الرحيم
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya;
Pertanyaan :
"Syaitan jika dikumandangkan adzan akan lari menjauh, apakah dipahami dari sini, disyariatkannya adzan (untuk mengusir Syaithan) sekalipun pada selain waktu shalat?"
Jawaban :
Naam (benar / boleh), (dalam hadits disebutkan) :
إذا تغولت الغيلان فبادروا بالأذان
Jika ada ghailan yang menyerang, maka hendaknya kalian segera mengumandangkan adzan.
Ghailan adalah hantu yang menampakkan (diri) kepada para musafir, seolah-olah dia seperti perampok, atau binatang buas, atau semisal itu.
Maka Beliau bersabda :
"Jika ada ghailan menyerang, maka hendaknya kalian bersegera adzan."*
Karena jika diadzankan dia akan lari.
📑 At-Ta’liiq ala Shahih Muslim, 3/28
مسألة: الشيطان إذا نودي للصلاة ولّى ، هل نفهم من هذا أنه يشرع أن يؤذن حتى في غير وقت الصلاة؟
الجواب: نعم ( إذا تغولت الغيلان فبادروا بالأذان ) والغيلان شبح يعرض للمسافرين ، وكأنه قاطع طريق او سبع او ما أشبه ذلك ، فيقول ( إذا تغولت الغيلان فبادروا بالأذان ) لأنه إذا أذن هربت.
التعليق على صحيح مسلم 3/28
* Akan tetapi, perbuatan (kebiasaan) mengadzankan mayit di dalam kubur tidak ada tuntunan syari'atnya, alias Bid'ah (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
⏩|| Grup Whatsap Ma’had Ar-Ridhwan Poso
بسم الله الرحمان الرحيم
🔊 Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah,
لا بد أن تحرس السنة بالحق والصدق والعدل، لا تحرس بكذب ولا ظلم، فإذا رد الإنسان باطلاً بباطل، وقابل بدعة ببدعة، كان هذا مما ذمه السلف والأئمة.
"Sunnah harus dijaga dengan kebenaran, kejujuran dan keadilan.
Tidak akan terjaga dengan kedustaan dan kezhaliman.
Jika seseorang membantah kebathilan dengan kebathilan, dan menghadapi kebid'ahan dengan kebid'ahan (yang lain), maka ini termasuk perkara yang dicela oleh Salaf (Generasi terbaik Islam terdahulu) dan para 'ulama."*
📚 Dar'ud Ta'arudh baina Al-'Aql wa An-Naql, 7/182
* Jadi, As-Sunnah dijaga bukan dengan pengakuan-pengakuan tanpa bukti, "euforia" (kebanggaan yang semu - dengan jumlah yang banyak), bukan pula dengan garis keturunan (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
https://t.me/KajianIslamTemanggung
بسم الله الرحمان الرحيم
💬 Sabda Nabi ﷺ,
"من باتَ طاهراً ؛ باتَ في شِعاره ملكٌ ، لا يَستَيقظ ساعةً من الليل
إلا قالَ المَلكُ اللهم اغفر لعبدِك فلانا فإنّه باتَ طاهرا."
"Barangsiapa yang bermalam dalam keadaan suci, maka Malaikat akan tidur di sela-sela rambutnya. Tidaklah dia terbangun pada suatu malam hari melainkan Malaikat pun akan mendoakannya, 'Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, karena sesungguhnya dia bermalam dalam keadaan suci.'"
📜 Hadits ini derajatnya hasan. Lihat Silsilah Ash-Shahihah, no. 2539.
oOo
Disalin dengan editan dari;
🖥 Kunjungi website kami
http://www.salafytemanggung.com
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Bisyr bin Harits Al-Hafy rahimahullah;
"Wahai Saudaraku, segera, dan bersegeralah beramal! Sesungguhnya, (pergantian) waktu siang dan malam akan melenyapkan umurmu."
(Shifatush Shafwah, hal 345)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah;
الاسلام الصحيح القاءىم على الكتاب والسنة في القول والعمل والاعتقاد
"Islam yang benar (lurus) itu adalah yang berdiri di atas Al-Qur'an dan As-Sunnah Nabi, baik dalam ucapan, amalan, dan keyakinan."
(At-Ta'liiq Al-Qawiim, hal 142)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
🌸 Bahwa seorang laki-laki dilarang berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya.
📝 Sahabat yang mulia Ma'qil bin Yasar radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
لَأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ
"Sungguh, kepala seorang dari kalian ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya."*
(Shahih Al-Jami', no. 5045)
* Terkadang sebagian kaum hawa merasa tersinggung bila ada seseorang laki-laki yang bukan mahram hanya memberi isyarat, tidak mau berjabat tangan langsung dengannya. Padahal, kalau saja dia mengetahui dan memahami, bahwa agama Islam sangat menjunjung tinggi harkat kewanitaan seseorang, tentu dia akan merasa lebih dihargai dan berterimakasih - bukan malah merasa dilecehkan, apalagi dengan adanya peringatan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam di atas (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
🍏 Channel kami https://t.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
*
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah;
"Tidak ada (sesuatu) yang paling bermanfaat dalam kehidupan seorang hamba selain dari pendek angan-angan. Dan, tidak ada (sesuatu) yang paling buruk akibatnya daripada sifat suka menunda-nunda (taubat dan amal shalih), serta panjang angan-angan."*
(Thariqul Hijratain, hal 597)
* Ilustrasi; Benang kusut (pen blog).
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Maraknya kasus pelecehan seksual akhir-akhir ini seharusnya menjadi "warning" bagi semua orang, agar semakin berhati-hati terhadap segala kemungkinan yang akan membuka peluang terjadinya perbuatan tersebut.
🌸 Bahwa seorang wanita dilarang berduaan dengan saudara iparnya.
📝 Uqbah bin Amir radhiallahu 'anhu berkata, "Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
«إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ» فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفَرَأَيْتَ الحَمْوَ؟ قَالَ: «الحَمْوُ المَوْتُ»
"Janganlah kalian masuk ke tempatnya kaum wanita"
▫️ Seorang laki-laki dari kalangan Anshar bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Anda tentang saudara ipar?"
✔️ Beliau menjawab, "Saudara ipar adalah maut." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
...
▫️ "Bagaimana menurut Anda tentang saudara ipar?" Bagaimana jika yang masuk menemui seorang wanita adalah saudara iparnya?
▫️ "Saudara ipar" yaitu kerabat laki-laki dari suami yang tidak memiliki hubungan mahram dengan istri, seperti:
➖ Kakak atau adiknya suami.
➖ Paman suami dari pihak ayah atau ibu.
➖ Keponakan suami.
➖ Sepupu suami.
➖ Dan selain mereka.
▫️ "Saudara ipar adalah maut", karena kekhawatiran terhadap saudara ipar (harus) lebih besar daripada laki-laki lainnya. Kejelekan sangat mungkin terjadi, kemungkinan timbulnya fitnah juga sangat besar.
Saudara ipar sangat leluasa masuk menemui si wanita dan berduaan dengannya tanpa mendapat pengingkaran dari manusia. Karena mereka menganggapnya sebagai saudara suaminya. Berbeda dengan laki-laki lain yang akan segera diingkari oleh manusia, terlebih suaminya. (Lihat Fathul Baari, 9/322)
oOo
Disadur dari;
🍏 Channel kami https://t.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Al-Imam Abu Muhammad Ibnu Hazm rahimahullah;
"Orang yang mengorbankan jiwanya untuk mengejar harta-benda duniawi, bagaikan pedagang yang menukar batu permata dengan kerikil."
(Al-Akhlak wa Siyar fi Mudawah An-Nufus, hal 21)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah;
"Bukanlah kematian itu orang yang ruhnya keluar dari badannya, melainkan orang yang tidak memahami hak-hak Rabb-nya yang wajib dia tunaikan."*
(At-Tadzkirah, hal 18)
* Orang yang tidak mengetahui dan memahami hak-hak Allah Rabbul 'alamin yang wajib dia tunaikan di dunia ini, kematian lebih baik baginya daripada berlama-lama hidup - karena hanya akan menambah beratnya adzab nanti di Akhirat, (pen blog).
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Abu Ali Ar-Raudzabari rahimahullah;
من الا اغترار انتسيء فيحسن اليك فتترك التوبة توهما انك تسامح في العقوبات
"Ketertipuan adalah; Engkau berbuat jahat (maksiat) - lalu Dia (Allah) membalasimu dengan kebaikan (duniawi), namun Engkau tak kunjung bertaubat. (Sementara) Engkau mengira bahwa dirimu terbebas dari hukuman."
(Shaidul Khatir, hal 9)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Dalam bergaul dengan sesama, ada 3 kunci yang harus senantiasa dipegang. Dengannya, seseorang akan dibukakan berbagai pintu kebaikan:
1. Menahan diri.
2. Menebar kebaikan.
3. Wajah yang berseri.
Kunci yang pertama; Menahan diri. Dalam bahasa syariah diistilahkan dengan kafful adza.
Maksudnya adalah tidak mengganggu orang lain. Baik yang berkaitan dengan hartanya, jiwanya, maupun kehormatannya.
Siapa yang belum bisa menahan diri, sehingga orang lain (masih) terganggu olehnya, atau tersakiti, maka dia belum bisa dikatakan berakhlak baik.
Dahulu, di saat Haji Wada‘, ketika manusia dari segala penjuru dunia Islam berkumpul di Tanah Suci, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan peringatan keras tentang jiwa, harta, dan kehormatan seorang muslim yang tidak boleh diganggu. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا
”Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian itu suci dan terjaga. Seperti kesucian hari kalian ini, di negeri ini, dan di bulan ini." [HR. AI-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma].
Siapa yang mengganggu saudara seiman dalam hartanya; apakah dengan mencuri, berkhianat atas amanah, atau menipunya dalam jual beli, dan sebagainya. Atau dalam bentuk fisik seperti memukul dan melukainya. Atau terkait dengan harga diri dan nama baiknya; dengan menggunjing, meludahi, mengadu, memfitnah, mencaci maki (merendahkan), maka dapat dikatakan orang tersebut belum memiliki akhlak yang baik.
Dosa dari perbuatan-perbuatan ini berkaitan pula dengan siapa yang menjadi korban / sasaran (objek) keburukannya. Semakin tinggi kedudukannya, atau semakin besar hak orang tersebut, maka semakin besar pula dosa yang akan ditanggungnya.
Menyakiti orang tua tentu dosanya lebih besar daripada menyakiti selainnya. Mengganggu kerabat, dosanya lebih besar daripada mengganggu selainnya. Menggunjing seorang 'alim dari 'ulama atau Pemimpin negerinya, tentu lebih besar dosanya daripada mempergunjing orang biasa. Berbuat jahat kepada tetangga (lebih besar dosanya) tidak seperti kejahatan terhadap orang yang jauh.
Tentang adab bertetangga, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengingatkan dalam sebuat hadits:
وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ
”Demi Allah, tidaklah beriman Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman; Mereka bertanya, "Siapakah gerangan wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam“ Nabi bersabda, “Yaitu seorang yang berakhlak jelek, sehingga tetangganya tidak tenang dan merasa aman dari gangguan-gangguannya." [HR. Al Bukhari dari shahabat Abu Syuraikh radhiyallahu 'anhu]
Kunci yang kedua adalah menebar kebaikan, yang dalam bahasa syariat diistilahkan dengan Badzlun Nada.
Maksudnya adalah bersifat dermawan. Bersifat dermawan jangan dipahami secara sempit, hanya dalam bentuk membagi-bagi uang. Namun lebih luas dari itu. Seseorang mendermakan jiwanya, bisa tenaganya, kedudukan, dan pamornya, mendermakan waktunya, mendermakan ilmunya di tengah umat melalui lisan atau penanya.
Termasuk dalam bab ini adalah memberikan maaf kepada orang yang berbuat kurang baik, menyakiti, atau mengambil haknya, atau merendahkan nama baik kita, meskipun kita bisa membalasnya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Bertakwalah engkau kepada Allah di manapun berada. Dan tutuplah kejelekan dengan kebaikan. Perlakukanlah sesama manusia dengan akhlak yang baik." [HR. At Tirmidzi dari shahabat Muadz bin Jabal dan Abu Dzar radhiyallahu 'anhuma, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Sunan At Tirmidzi].
Memberikan maaf termasuk memperlakukan sesama manusia dengan akhlak yang baik. Jika kita bergaul dengan manusia, tentu kita akan mendapati keadaan mereka berbeda-beda. Mau tidak mau pasti kita akan mendapati sesuatu yang tidak berkenan dari mereka selama kita bergaul. Maka, sikap terbaik adalah memaklumi dan memberikan maaf. Dan hendaklah seorang punya keyakinan, bahwa maaf yang ia berikan akan membuahkan kebaikan. Permusuhan akan berubah menjadi persahabatan, saling mencintai, dan saling membela.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
”Dan tidaklah sama antara kebaikan dan kejelekan. Balaslah kejelekan dengan yang lebih baik. Jika kalian berbuat demikian, niscaya orang yang tadinya memusuhi, serta-merta akan menjadi seorang teman yang mencintai.” [QS. Fushshilat: 34]
Apakah anda bisa memaafkan setiap kesalahan orang yang membuat kalian sakit hati? Apa lagi jika teman anda tidak sengaja berbuat, tentu lebih pantas lagi untuk dimaafkan bukan?
Tapi, memang hati manusia berbeda-beda. Yang mampu berbuat demikian bukanlah sembarang orang. Hanya mereka yang memiliki sifat sabar dan memiliki kebesaran jiwa. Sebagaimana perkataan Allah Subhanahu wa Ta'ala di ayat selanjutnya:
وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
”Dan tidaklah akan bisa bersikap demikian melainkan orang-orang yang sabar, dan tidak akan bisa bersikap demikian melainkan dia yang memiliki jiwa yang besar." [QS. Fushshilat: 35].
Namun ingatlah pula, pemberian maaf kepada seseorang juga terkadang perlu dipertimbangkan secara matang. Sebab, tidak semua orang yang berbuat jelek atau kezaliman pantas diberi maaf. Hendaklah orang yang memaafkan kesalahan saudaranya memiliki harapan:
1. Mendapatkan ampunan dari Allah dan rahmat-Nya. Sebab dalam ayat disebutkan bahwa barangsiapa yang memaafkan dan berbuat ishlah (perdamaian), maka ganjarannya ada pada sisi Allah.
2. Menjaga hubungan dan kecintaan dengan saudaranya yang telah berbuat kurang baik kepadanya. Kejelekan, bila dibalas dengan kejelekan, maka akan mempersulit penyelesaian masalah. Sebaliknya, jika kejelekan dihadapi dengan kebaikan, maka orang yang berbuat jelek diharapkan akan sadar dan membalasnya dengan kebaikan pula.
Lain halnya jika orang yang berbuat jelek itu memang terkenal suka berbuat jahat. Maka, yang demikian tidak pantas dimaafkan. Sebab, kezalimannya dikhawatirkan akan semakin menjadi-jadi.
Para 'ulama kita memberikan catatan, bahwa kesalahan dan kezaliman bisa dimaafkan jika dengan memberikan maaf itu akan timbul dampak yang semakin baik. Itulah yang dinamakan ishlah. Dan hal ini pun juga telah disebutkan dalam ayat.
وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ
”Dan balasan dari kejelekan adalah sesuatu yang setimpal. Maka barang siapa yang memberikan maaf dan berbuat ishlah, maka pahalanya adalah tanggungan dari Allah.” [QS. Asy Syura': 40].
Ishlah (bertindak dengan sesuatu yang memberikan dampak kebaikan) adalah wajib. Sedangkan memberikan maaf, sifatnya adalah perkara yang utama (sunnah). Artinya, jika dengan memberikan maaf justru menimbulkan dampak yang tidak baik, maka yang harus dijalankan adalah membalas. janganlah kita mengerjakan yang sunnah, sementara yang wajib malah tidak terwujud (terabaikan).
Kunci yang ketiga dalam bergaul dengan sesama adalah berusaha tampil menawan.
Menampakkan wajah yang berseri-seri tatkala kita bertemu dengan saudara kita. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
”Janganlah kalian meremehkan perkara ma'ruf, meskipun hanya berupa bermanis muka ketika bertemu saudaramu.” [HR. Muslim dari shahabat Abu Dzar radhiyallahu 'anhu]
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, bahwa pada suatu ketika beliau ditanya tentang al- birr atau kebaikan. Maka jawaban beliau, al-birr adalah wajah yang ramah dan lisan yang renyah.
Pembaca yang Budiman, jika kita bermuka manis ketika bertemu dengan sesama, maka hal itu akan memberikan kesan baik. Secara otomatis, kita telah menyusupkan rasa gembira, dan perasaan senang pada qalbu teman kita. Akan lahir rasa cinta, jiwa pun akan terasa lapang dibuatnya.
Namun, jika muka kita cemberut dan berkerut ketika bertemu dengan saudara kita, tiada senyum yang mengembang, tiada pula kata-kata yang membahagiakan, maka biasanya manusia akan menjauh dari kita.
Kalau manusia sudah menjauh dari kita, kita sendiri yang rugi. Dunia terasa sempit, jiwa menjadi tertekan. Jika hal ini tak segera diubah, dikhawatirkan akan menyebabkan depresi.
Para dokter telah memberikan resep mujarab bagi orang yang tertimpa penyakit ini. Di antara anjuran mereka; tinggalkan hal-hal yang bisa membuat dirinya semakin tertekan. Berusahalah untuk memiliki hati yang lapang. Muka yang berseri akan mengurangi risiko tinggi dari penyakit ini. Dia akan menjadi orang yang dicintai di tengah-tengah manusia. Penyakitnya pun diharapkan akan sembuh. Bi idznillahi Ta'ala.
oOo
Fawaid ahlussunnah di Channel Telegram t.me/atsarid
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah;
"Bertaubat dari suatu dosa laksana meminum obat untuk menyembuhkan suatu penyakit. Terkadang suatu penyakit dapat menjadi sebab munculnya kesehatan.
Boleh jadi suatu kesulitan yang Engkau alami sangat baik hasil akhirnya. Boleh jadi, sehatnya badan adalah dengan (didahului datangnya) penyakit."
(Ad-Dawa, 1/65)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Apabila ditanyakan kepada Al-Imam Malik rahimahullah, "Bagaimana Khabar Anda pagi hari ini?"
Beliau menjawab,
في عمر ينقص. وذنوب تزيد
"Umur semakin berkurang, sementara dosa terus bertambah."*
(Syarhu Az-Zarqani 'ala Al-Muwatha', 1/54)
* Beliau sebagai salah seorang Imam Madzhab yang luas dan dalam ilmu Agamanya merasa demikian. Bagaimana dengan kita? (pen blog).
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya;
Pertanyaan :
Tatkala saya masuk masjid, terkadang saya mendapati jamaah shalat sudah selesai, atau mereka sudah berpencar selesai shalat. Dan di tengah saya mengerjakan shalat sendirian, tiba-tiba datang jamaah yang berikutnya. Apakah boleh bagi saya untuk merubah shalat fardhu ini menjadi shalat sunnah?
Jawaban :
"Ya, boleh bagi seorang, apabila dia mulai shalat fardhu sendirian, kemudian hadir jamaah yang kedua, dia boleh merubah shalatnya yang sedang dia kerjakan menjadi shalat sunah, dan dia menyempurnakannya setelah itu dia bergabung dengan jamaah.
Dan dia juga boleh membatalkannya langsung ketika jamaah sudah datang, ketika mereka sudah berdiri, ketika ia melihat kaum tadi sudah mengadakan jamaah (baru), maka dia boleh memilih.
Bahkan disana ada pilihan ketiga, dia boleh melanjutkan shalatnya dan tidak membatalkannya.
Maka kalau begitu pilihannya ada tiga;
1. Dia bisa merubahnya menjadi shalat sunnah, lalu dia menyelesaikannya dengan ringkas, dan bergabung bersama jamaah yang baru.
2. Atau dia membatalkannya lalu bergabung dengan jamaah yang baru.
3. Atau dia melanjutkan shalat fardhunya,
Karena ketika dia ketika memulai shalatnya, dia dalam keadaan punya ‘udzur, maka mengharuskan dia mengulanginya."
📑 Fatawa nur ala Ad-Darbi, kaset 241
oOo
Disalin dengan editan dari;
http://telegram.me/ahlussunnahposo
بسم الله الرحمان الرحيم
Allah Ta'ala berfirman,
فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُواْ ٱلشَّهَوَٰتِۖ فَسَوۡفَ يَلۡقَوۡنَ غَيًّا
"Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti syahwatnya, maka mereka kelak berada dalam siksa Neraka."
(Surat Maryam, Ayat 59)
---
▪️ Sahabat Abdullah Bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu dan yang lainnya mengatakan,
إضاعتها تأخيرها عن وقتها ، ولو تركوها كانوا كفارا.
"Mengabaikan shalat adalah mengakhirkan pelakasanaan shalat dari waktunya.
Kalau seandainya mereka meninggalkan shalat wajib tersebut, sejatinya mereka adalah orang-orang yang Kafir."
[Majmû' Al-Fatâwâ Li Syaikhil Islâm, 3/428, terbitan Majma' Al-Malik Fahd KSA]
▪️ Imam Sa'id Ibnul Musayyib rahimahullah mengatakan,
هُوَ أَنْ لَا يُصَلِّيَ الظُّهْرَ حَتَّى يَأْتِيَ الْعَصْرُ، وَلَا الْعَصْرَ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ .
"Tidaklah orang tersebut shalat Dzuhur, sampai datangnya waktu Ashar, dan tidaklah shalat Ashar, melainkan sampai matahari sudah mulai tenggelam."
[Tafsîr Al-Baghawi, Surat Maryam: 59]
oOo
Disalin dengan editan dari;
📚 🔄 Silakan ikuti dan bagikan
TELEGRAM : http://bit.ly/tg_AM
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah, "Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata tentang makna firman Allah Subhanahu wa Ta'ala;
'Yakni, orang-orang yang takut kepada Ar-Rahman, sedangkan dia tidak melihat-Nya." (Qaf; 33)
Yaitu, seseorang yang mengingat dosa-dosanya tatkala sendirian, maka dia bersegera beristighfar kepada Allah dari kesalahan-kesalahan tersebut.'"
(Majmu' Ar-Rasail, hal 364)
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
✍🏻 Berkata Asy-Syaikh, Al-'Allamah, Al-Mujaddid, Prof, Dr Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah,
ﻭﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺗﻀﻊ ﺃﺟﻨﺤﺘﻬﺎ ﺭﺿًﺎ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ، ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻣﺎ ﺗﻀﻊ ﺃﺟﻨﺤﺘﻬﺎ ﻻ ﻟﻠﻤﻠﻮﻙ ﻭﻻ ﻟﻠﺘﺠﺎﺭ ، ﻭﻻ ﻟﻄﻼﺏ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ، ﻭﻻ ﻟﻐﻴﺮﻫﻢ ، ﻭﻻ ﺣﺘﻰ ﻟﻠﻌُﺒَّﺎﺩ ، ﻭﻻ ﻟﻠﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ، ﺣﺘﻰ ﻟﻠﻤﺠﺎﻫﺪﻳﻦ ﻣﺎ ﺗﻀﻊ ﺃﺟﻨﺤﺘﻬﺎ ، ﺑﻞ ﺗﻀﻊ ﺃﺟﻨﺤﺘﻬﺎ ﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ، ﻫﺬﺍ ﺗﻜﺮﻳﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻠّﻪ - ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ - ﻟﻄﻼﺏ ﺍﻟﻌﻠﻢ ، ﻭﺗﺸﺠﻴﻊ ﻟﻬﻢ ، ﻭﻻ ﻧﺴﺘﺒﻌﺪ ﺫﻟﻚ ، ﻓﺈﻥ ﻟﻠﻤﻼﺋﻜﺔ ﺑﺄﻣﺮ ﺍﻟﻠّﻪ ﻋﻨﺎﻳﺔ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ.
"Dan, para Malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka karena ridha kepada para penuntut ilmu.
Para Malaikat tidak meletakkan sayap-sayap mereka bagi para Raja,
tidak bagi para pedagang,
tidak bagi para pencari dunia,
tidak kepada selain mereka,
bahkan tidak pula bagi para Ahli Ibadah dan para Mujahidin (pejuang Agama). Malaikat tidak meletakkan sayap-sayapnya bagi mereka.
Akan tetapi, mereka akan meletakkan sayapnya bagi penuntut Ilmu Agama.
Ini adalah bentuk penghormatan dan motivasi dari Allah kepada para penuntut Ilmu. Kami tidak merasa heran akan hal tersebut. Sebab, para Malaikat diperintahan oleh Allah untuk memperhatikan orang-orang beriman."
📚 Marhaban ya Thalibal Ilmi, hlm. 117
oOo
Disalin dengan editan dari;
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
بسم الله الرحمان الرحيم
✅ Dari Al-Barra' bin 'Azib radhiallahu 'anhu yang berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti kamu berwudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah di sisi kanan tubuhmu. Setelah itu, bacalah doa,
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
ALLAAHUMMA ASLAMTU WAJHII ILAIKA, WA FAWWADHTU AMRII ILAIKA, WA ALJA'TU ZHAHRII ILAIKA - RAGHBATAN WA RAHBATAN ILAIKA, LAA MALJA-A WA LAA MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA, ALLAAHUMMA AAMANTU BI KITAABIKAL LADZII ANZALTA, WA BINABIYYIKAL LADZII ARSALTA
'Ya Allah, aku pasrahkan wajahku kepadamu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan perasaan senang dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tempat menyelamatkan diri dari adzab-Mu kecuali kepada-Mu.
Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus.'
💎 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan, "Jika kamu meninggal di malam itu, maka kamu meninggal di atas fitrah. Dan jadikanlah doa ini sebagai kalimat terakhir yang kamu ucapkan."
🌎 HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710
oOo
Disalin dengan editan dari;
🍏 Channel kami https://t.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
بسم الله الرحمان الرحيم
Syaikh Shalih bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah ditanya;
Pertanyaan:
Apa sikap ajaran Islam terhadap seorang wanita muslimah yang menikah dengan laki-laki non muslim, tatkala sang wanita membutuhkan hal itu, atau dia dipaksa untuk menikah?
Jawaban :
Tidak boleh seorang wanita muslimah menikah dengan orang kafir, dan tidak sah nikahnya. Allah berfirman:
( وَلَا تُنكِحُوا۟ ٱلۡمُشۡرِكِینَ حَتَّىٰ یُؤۡمِنُوا۟ۚ)
"Dan janganlah kalian nikahkan laki-laki musyrikin sampai mereka mau beriman."
[QS. Al-Baqarah; 221]
Dan Allah berfirman :
فَإِنۡ عَلِمۡتُمُوهُنَّ مُؤۡمِنَـٰتࣲ فَلَا تَرۡجِعُوهُنَّ إِلَى ٱلۡكُفَّارِۖ لَا هُنَّ حِلࣱّ لَّهُمۡ وَلَا هُمۡ یَحِلُّونَ لَهُنَّۖ
"Jika kalian telah mengetahui bahwa mereka para wanita (benar-benar) beriman, maka janganlah kalian kembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka). Mereka (wanita-wanita muslimah) tidak halal bagi orang-orang kafir itu, dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka (wanita-wanita muslimah)."
[QS. Al-Mumtahanah; 10]
Dan dipaksanya dia untuk itu tidak membolehkan dia untuk tunduk dan pasrah dengan pernikahan ini. Nabi ﷺ bersabda :
لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق
"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Sang Khaliq (Yang Maha Menciptakan). "
Dan pernikahan tersebut tergolong bathil, dan hubungan keduanya itu dihukumi sebagai ZINA.
📑 Al-Muntaqa Min Fatawa Syaikh Al-Fauzan, 3/174-175
oOo
Disalin dengan editan dari;
⏩|| Grup Whatsap Ma'had Ar-Ridhwan Poso
💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullah;
"Sesungguhnya, (setiap) jiwa anak cucu Adam ('alaihissalam) itu siap untuk menerima kebathilan maupun kebenaran, serta kebaikan dan keburukan. Oleh sebab itu, seorang hamba harus menjaga dirinya agar tidak mendengarkan keburukan, agar tidak mempengaruhi hatinya."*
(Asy-Syarh Al-Mujaz Al-Mumahhad, hal 89)
* Syubhat, adalah kebathilan yang dibungkus (dihiasi) dengan ucapan yang indah, sehingga seolah-olah terlihat sebagai sebuah kebenaran - yang seringkali mengecoh orang-orang awam yang tidak mengetahui. Padahal, bila bungkusannya yang indah itu disibak dengan ilmu yang Shahih (Al-Qur'an dan As-Sunnah), maka terlihatlah hakikat kebathilannya, (pen blog).
oOo
بسم الله الرحمان الرحيم
🔊 Abdullah bin Abbas radhiyallaahu'anhuma menuturkan,
لملك الموت أعوان من الملائكة يخرجون الروح من الجسد فيقبضها ملك الموت إذا انتهت إلى الحلقوم
"Malaikat Maut memiliki pembantu-pembantu dari kalangan para Malaikat. Mereka bertugas mengeluarkan ruh dari jasad. Kemudian Malaikat Maut akan mencabut ruh tersebut jika telah mencapai kerongkongan."*
📚 Tafsir Al-Qur'an Al-'Adzim, 2/175
* Dengan demikian dapat kita pahami, bagaimana Beliau yang mulia melasanakan tugasnya di seluruh permukaan bumi, untuk mencabut sekian juta nyawa makhluk Allah setiap harinya, (pen blog).
oOo
Disalin dengan editan dari;
http://www.salafytemanggung.com
بسم الله الرحمان الرحيم
Berkata Al-Imam Al-Hakam rahimahullah;
"Apabila telah banyak dosa-dosa seorang hamba, sementara dia tidak memiliki amalan yang dapat menghapusnya. Maka Allah akan menimpakan kepadanya kesedihan - agar terhapus dosa-dosa tersebut darinya."
(At-Taubah, Ibnu Abi Ad-Dunya, 130)
oOo