Kamis, 28 November 2024

JANGAN GR JADI MANUSIA

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

✍🏻 Berkata Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami rahimahullah

فإنّ العبد لو عمّر عمر الدنيا وهو يصوم النهار ويقوم الليل ويجتنب المعاصي كلّها لم يقابل كل عمله عشر معشار أصغر نعم الله عليه الظاهرة والباطنة، فكيف تكون ثمنا لدخول الجنة (ربّ اغفر وارحم وأنت خير الرّاحمين)

"Seandainya seorang hamba diberi usia sepanjang umur dunia, lantas ia gunakan seluruhnya untuk berpuasa di siang hari dan shalat pada malam hari, kemudian ia meninggalkan seluruh maksiat; semua itu tidak akan menyamai 1/100 nikmat yang zahir (tampak) dan batin (tidak tampak) terkecil yang Allah berikan.  Lalu, bagaimana mungkin amalan itu jadi jaminan masuk ke dalam Surga?!

(Ya Allah, ampunilah dan berikan rahmat padaku.  Sungguh, Engkaulah sebaik-baik Pemberi rahmat)."*

📚  A'laamus Sunnah Al-Mansyurah, hlm. 86

---

GR = Gede Rasa (Over estimate)

(Baca artikel, MANUSIA PALING CERDAS MENURUT ISLAM

*  Bagaimana tidak?  Para Malaikat saja yang sedemikian kuat dan memiliki ilmu yang tinggi, seluruh usia mereka digunakan untuk taat pada perintah-Nya dan senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak pernah sekalipun berbuat maksiat kepada-Nya demikian takutnya dimasukkan ke dalam Neraka oleh Allah 'Azza wa Jalla.  Dibandingkan manusia yang super lemah, sedikit ilmunya tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala, banyak membantah dan berbuat maksiat (dosa) begitu PD (Percaya Diri) untuk masuk ke dalam Surga-Nya?

Laa haula walaa quwwata illa billah.

(pen blog)


oOo

Disalin dengan editan dari;

http://telegram.me/ForumSalafy


Rabu, 27 November 2024

UPAYA BERBUAT IKHLAS

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Hampir tidak ada orang yang sungguh-sungguh berupaya mengikhlaskan amal perbuatannya karena Allah menyukai ketenaran, umumnya mereka membenci ketenaran (popularitas), demi menutup lubang yang bisa menjerumuskannya pada perbuatan riya’ dan menarik perhatian orang lain. 
Karena, amal yang ikhlas adalah sebaik-baik amal ibadah kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala.  Kehilangan keikhlasan, tidak hanya menggugurkan pahala amalan tersebut, tetapi juga dapat menyeretnya pada perbuatan syirik, apakah Syirik Akbar (besar), Syirik Ashghar (kecil) atau Syirik Khafi (tersamar).  Ketiganya merupakan dosa besar yang tidak terampuni bila tidak segera bertobat.

Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah;

 “Syirik dalam niat, kehendak (tujuan hidup) di dunia ini bagaikan lautan yang luas tak bertepi.  Sedikit sekali manusia yang bisa selamat (lolos) darinya.  Maka, barangsiapa yang dengan amalnya menginginkan selain dari Wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Surga, atau meniatkan segala sesuatu selain untuk taqarrub (mendekatkan diri) dan balasan (keridhaan) dari-Nya, sungguh, dia telah melakukan perbuatan Syirik dalam niat dan kehendak.”  

(Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)

(Baca artikel, MANUSIA PERTAMA YANG DILEMPARKAN KE NERAKA)


Berikut beberapa perkataan 'ulama yang bisa dijadikan pendorong untuk beramal dengan ikhlas;

Al-Imam Bisyr Ibnul Hârits rahimahullah memberikan nasihat,

  لَا أَعلَمُ رَجُلًا أَحَبَّ أَن يُعرَفَ إِلَّا ذَهَبَ

     دِينُهُ وَافتُضِحَ.

"Aku tidak mengetahui seseorang yang senang menjadi terkenal, melainkan akan hilanglah Agamanya, dan akan tersingkap keburukan-keburukannya."

Dan beliau juga mengatakan,

لَا يَجِدُ حَلَاوَةَ الآخِرَةِ رَجُلٌ يُحِبُّ أَنْ

     يَعْرِفَهُ النَّاسُ.

"Tidak akan mendapatkan manisnya (kehidupanAkhirat, orang yang senang terkenal di kalangan manusia."

[Al-Hilyah, 8/343]

“Tidaklah mungkin engkau menjadi wali Allâh 'Azza wa Jalla secara Zahir, sementara jadi musuh Allâh 'Azza wa Jalla secara batin.”
(Bilal bin Sa'ad, Siyar A’lâmin Nubâlâ’, 9/407)

Jadi, ada perbedaan antara yang tampak secara zahir dengan yang tersimpan di dalam qalbu (hati).  Sedangkan penilaian Allah Subhanahu wa Ta'ala utamanya adalah apa yang terdapat di dalam hati, tanpa menafikan kewajiban jawarih (anggota badan)nya.

Berkata Abu Abdirrahman As-Sulami, “Aku pernah mendengar Manshûr bin Abdillah berkata, “Telah berkata Muhammad bin Ali At-Tirmidzi, “Kesuksesan di sana (Akhirat) itu bukan karena banyaknya amalan. Sesungguhnya kesuksesan di sana dengan mengikhlaskan amal dan memperbaikinya.”

Al-A’masy berkata, “Suatu ketika Hudzaifah menangis dalam shalatnya.  Ketika selesai shalat, ia menoleh, ternyata ada orang di belakangnya.  Maka ia berkata, 'Janganlah sekali-kali engkau ceritakan hal ini kepada siapapun.'"
(Ar-Riyâ’, hlm. 175).

Muhammad bin Wâsi’ berkata, “Sesungguhnya dahulu pernah ada seorang laki-laki yang menangis selama 20 tahun, padahal dia bersama isterinya, namun istrinya tidak mengetahui sama sekali.”
(Dzammur Riyâ’, hlm. 176)

Dari Habib bin Abi Tsâbit, “Suatu hari Ibnu Mas’ûd radhiyallahu 'anhu keluar, lalu orang-orang membuntutinya.  Ibnu Mas’ûd bertanya, “Apakah kalian ada keperluan (denganku)?”
Mereka menjawab, “Tidak ada, kami hanya ingin berjalan bersamamu.”
Ibnu Mas’ûd berkata, “Kembalilah kalian!  Karena sesungguhnya ini adalah kehinaan bagi yang mengikuti dan fitnah bagi orang yang diikuti.”
(Akhlâqus Salaf, hlm. 23)

Yahya bin Katsîr berkata, “Pelajarilah niat, karena sesungguhnya niat lebih mendasar daripada amalan itu sendiri.”
(Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam, 1/70)

▪️ Berkata Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah

مَا عَالَجْتُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ نِيَّتِي إنَّهَا تَتَقَلَّبُ عَلَيَّ

"Tidak ada yang lebih sulit bagiku melebihi usaha memperbaiki niat, karena niat selalu berubah-ubah di hatiku." 

(Al-Majmu', I/17) 

▪️ Berkata Sahl At-Tustari rahimahullah

ليس على النَّفس شيءٌ أشقُّ مِنَ الإخلاصِ

"Tidak ada yang lebih berat bagi jiwa melebihi keikhlasan." 

(Jami' Al-Ulum wa Al-Hikam, I/85)

▪️ Berkata Yusuf bin Al-Husain rahimahullah

أعزّ شيءٍ في الدُّنيا الإخلاصُ، وكم أجتهد في إسقاطِ الرِّياءِ عَنْ قلبي، وكأنَّه ينبُتُ فيه على لون آخر

"Hal yang paling sulit di dunia ini ialah keikhlasan. Begitu sering saya berusaha menyingkirkan riya' (pamer demi mendapatkan pujian) dari hatiku, namun dia kembali muncul dengan bentuk yang berbeda." 

(Jami' Al-Ulum wa Al-Hikam, I/85)

▪️ Berkata Abdullah bin Abi Lubabah rahimahullah

إِنَّ أَقْرَبَ النَّاسِ مِنَ الرِّيَاءِ آمَنُهُمْ لَهُ

"Orang yang paling dekat dengan perbuatan riya' ialah yang paling merasa aman dari riya'." 

(Hilyah Al-Auliya', VI/113)


Akhir doa kami, 

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ وَنَحْنُ نَعْلَمُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ

Ya Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu, agar jangan sampai menyekutukan-Mu sedang kami mengetahuinya, dan kami memohon ampun dari perbuatan syirik dari arah yang tidak kami ketahui.

(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)

oOo

TAFAKUR

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Para 'Ulama Rabbani dan orang-orang beriman dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya, semua mengkhawatirkan keadaan diri-diri mereka di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala kelak.  Hanya orang-orang bodoh (tidak berilmudan tertipu yang merasa dirinya aman dari adzab Allah 'Azza wa Jalla (Percaya Diri).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّـهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّـهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Hanya para ulama yang memiliki rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan takut yang sebenarnya.  Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” 

(QS. Fatir[35]: 28)

Menurut Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah, ayat ini mengandung fungsi pembatasan khusus untuk para 'ulama (orang-orang berilmu).

Menurut beliau juga, Tafakur adalah memperbanyak ilmu dan mendatangkan sesuatu yang belum dimiliki hati.

Jadi, tanda bahwa seseorang itu semakin berilmu adalah rasa takut yang semakin tinggi terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala, bukan semakin nyeleneh seperti kebanyakan gaya orang-orang Sufi, atau semakin berani (lancang) memasukkan (mengklaim) sesuatu yang bukan dari syariat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke dalam Islam.

---

🔗  Berkata Asy-Syaikh, Al 'Alamah Muqbil bin Hadi rahimahullahu Ta'ala:

🔪  "Sesuatu yang paling kami takuti dari apa yang kami takutkan dari dunia kami dan dakwah kami adalah dosa-dosa yang ada pada diri kami."

📚  Tuhfatul Mujib, 366


قال العلامة مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله:

- وأخوف ما نخاف على أنفسنا وعلى دعوتنا

>>> من ذنوبنا  

[ تحفة المجيب (366) ]

oOo

Disadur dari 

https://telegram.me/forum_ilmiyahkaranganyar

Selasa, 26 November 2024

APAKAH SESEORANG DIPANGGIL PADA HARI KIAMAT DENGAN NAMA IBUNYA?

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

🔹 Asy Syaikh Abdul Aziz ibnu Baaz rahimahullah ditanya:

🔺 Pertanyaan :

Kami mendengar bahwasanya seorang manusia akan dipanggil bersama dengan nama ibunya pada hari kiamat. Yang mana dia dipanggil:  Wahai fulan bin fulanah (nama ibunya)!  Apakah hal ini benar wahai syaikh? 


🔺 Jawaban :

"Hal ini tidaklah benar.  Sungguh, mereka hanya dipanggil bersama dengan nama ayah mereka bukan bersama dengan nama ibu mereka.  Hal ini di antara ungkapan rusak dari orang awam.  Manusia pada hari kiamat akan diseru dengan nama-nama mereka dan nama-nama ayah mereka."

📚 Sumber : Situs Asy Syaikh Abdul Aziz ibnu Baaz

---

هل ينادى الإنسان باسم أمه يوم القيامة

السؤال : 

نسمع أن الإنسان ينادى باسم أمه يوم القيامة، بحيث يقال له: يا فلان ابن فلانة! هل هذا صحيح سماحة الشيخ؟ 

الجواب : 

ليس بصحيح، إنما يدعون بأسماء آبائهم لا بأمهاتهم، هذا من كلام العامة الباطل، الناس يوم القيامة يدعون بأسمائهم وأسماء آبائهم. 

📚 المصدر : موقع الشيخ عبدالعزيز بن باز

oOo

Disalin dengan editan dari;

| ▶ https://t.me/hikmahsalafiyyah

Senin, 25 November 2024

NASIHAT AMIRUL MUKMININ UMAR BIN ABDUL AZIS

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Nasihat yang datang dari hati akan sampai ke hati, biidznillah.  Berbeda dengan nasihat yang hanya sekedar di mulut tidak akan memberi bekas ke dalam hati.

(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)

Ma'ruf di kalangan Ahli Tarikh Islam, bahwa ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi Khalifah, beliau menginfakkan seluruh harta kekayaannya ke Baitul Mal, dan hidup beserta keluarganya dalam keadaan miskin, padahal sebelumnya beliau terbiasa dengan kemewahan keluarga bangsawan.

Berpuluh-puluh kendi (galon) minyak wangi ditebar sepanjang jalan kota ketika upacara pernikahan beliau dengan isteri yang juga berasal dari keluarga bangsawan.

Buah dari keikhlasan beliau memimpin kaum muslimin pada waktu itu adalah melimpahnya keberkahan dari Allah 'Azza wa Jalla.

Biji gandum yang biasanya sebesar biji padi berubah menjadi sebesar biji kurma.  Harta kaum muslimin melimpah ruah.  Seseorang menginfakkan seluruh hartanya pada pagi hari, dan kembali lagi senilai harta tersebut pada sore hari melalui usaha yang dilakukannya.  Semua, berkat limpahan berkah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.


🔐📬  Berkata Amirul mukminin Umar bin Abdul Aziz رحمه الله تعالى kepada seorang pemuda;

▪️ أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ، كَتَبَ إِلَى رَجُلٍ:

 «أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالِانْشِمَارِ بِمَا اسْتَطَعْتَ مِنْ مَالِكَ، وَمَا رَزَقَكَ اللَّهُ إِلَى دَارِ قَرَارِكَ، فَكَأَنَّكَ وَاللَّهِ قَدْ ذُقْتَ الْمَوْتَ، وَعَانَيْتَ مَا بَعْدَهُ بِتَصْرِيفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، فَإِنَّهُمَا سَرِيعَانِ فِي طَيِّ الْأَجَلِ وَنَقْصِ الْعُمْرِ، مُسْتَعِدَّانِ لِمَنْ بَقِيَ بِمِثْلِ الَّذِي قَدْ أَصَابَا بِهِ مَنْ مَضَى، فَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِسَيِّئِ أَعْمَالِنَا، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ مَقْتِهِ إِيَّانَا مَا يَعِظُ بِهِ مِمَّا نُقَصِّرُ عَنْهُ»

📃  "Adapun setelahnya, aku berwasiat kepadamu agar bertaqwa kepada Allah, dan memberikan harta yang engkau miliki semampumu, dan dari apa yang Allah rezekikan kepadamu sebagai bekal menuju tempat tinggalmu nanti yang kekal abadi. 

🛏   Seakan-akan demi Allah, engkau telah merasakan kematian.  Serta engkaupun menyadari apa yang terjadi setelahnya dari pergantian siang dan malam.

🌖  Keduanya (siang dan malam) sangat cepat dalam melipat masa dan mengurangi umur.

(Baca puisi, WAKTU)

🌘  Keduanya senantiasa siaga menggiring mereka yang masih hidup menuju kematian sebagaimana yang terjadi pada orang-orang yang telah lewat masanya.

👍🏻  Maka kita memohon ampunan kepada Allah atas keburukan amalan-amalan kita, dan kita berlindung kepada Allah dari kemurkaan-Nya kepada kita atas apa yang telah Allah peringatkan kita dengannya namun kita senantiasa alpa dan kurang dalam memenuhinya."

oOo

Disadur dari;

https://t.me/salafy_sorowako



Minggu, 24 November 2024

SHALAT MALAM MENGUSIR PENYAKIT DARI BADAN

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda (artinya);

"Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam, karena shalat malam itu;

※ Kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian;

※ Merupakan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah;

※ Akan mencegah dari dosa akan menghapuskan kesalahan-kesalahan;

※ Mengusir penyakit dari badan.

(Shahih Al-Jaami Ash-Shaghir, 4079)

 oOo

Disalin dengan editan dari;

🌏https://t.me/Fawaid_Salafy



Sabtu, 23 November 2024

PERINTAH MENJAGA DIRI DAN TIDAK MEMBAHAYAKAN ORANG LAIN

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

💬  Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah,

‏يجب على الإنسان المحافظة على نفسه ولا يظن أنه حُر في نفسه إن شاء فعل ما يضر بصحته بل إن بدنك أمانة عندك ويجب عليك أن ترعاه أحسن رعاية ولهذا قال الله تعالى (ولا تقتلوا أنفسكم)

وقال النبي ﷺ (لا ضرر ولا ضرار).


“Wajib bagi seseorang menjaga dirinya.  Dan jangan mengira bahwa dia bebas melakukan apa saja terhadap dirinya, melakukan sesuatu yang membahayakan kesehatannya.  Bahkan tubuhmu adalah amanah (dari Allah) pada dirimu yang wajib dijaga dengan sebaik-baiknya. 

Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 

"Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian."*

(QS. An-nisa; 29)

Dan Nabi ﷺ bersabda (artinya),

‘Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.’”

📚  Syarhu Bulughil Maram, jilid 14, hal. 276

---

* وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadapmu."

Ayat ini ditafsirkan oleh para 'ulama dengan banyak pengertian, antara lain;

- Jangan (haram) melakukan aksi bunuh diri dengan dalih apapun.

- Jangan melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain (seperti ; melakukan aksi-aksi berbahaya, merokok, meminum minuman keras, obat-obat terlarang, bermain-main dengan hewan berbisa / buas, selfie di tempat-tempat berbahaya, dll).

- Jangan melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

- Menjaga hati dan seluruh panca indera dari perbuatan dosa (maksiat).

-  Jangan lalai untuk melakukan introspeksi (mawas) diri dalam hidup.

- Jangan menimbulkan mudharat bagi orang lain, baik yang bersifat fisik (kekerasan) maupun ajaran yang menyesatkan manusia dari jalan yang lurus (hanya ada satu).

- Jangan merusak lingkungan hidup.

- Dan lain sebagainya.

(pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari;

➡️ https://linktr.ee/qoulussalaf



Jumat, 22 November 2024

JANGAN MAKAN TELUR REBUS MALAM HARI

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Berkata Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah,

لا تأكلن بيضا مسلوقا بليل أبداً، فقل من أكله بليل فسلم.

"Jangan sekali-kali makan telur rebus di malam hari selama-lamanya, karena sedikit orang yang memakannya di malam hari yang selamat (tidak sakit)."

📘 Manaqib Al-Imam Asy-Syafi'i, II/118

oOo

Disalin dengan editan dari 

https://t.me/AhlusSunnahManokwari

Kamis, 21 November 2024

DUA PERKARA YANG DIBENCI BANI ADAM

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda (artinya),

"Ada dua perkara yang dibenci bani Adam:

Membenci kematian, padahal kematian lebih baik bagi seorang mukmin daripada menghadapi fitnah (dunia).*

Membenci sedikitnya harta, padahal sedikitnya harta lebih ringan hisabnya."

📚  HR. Ahmad, disahihkan oleh Al-Albani rahimahullah (813)

---

* Tendensi fitnah (keburukan) dunia yang semakin dekat Kiamat semakin berat dan sulit, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.  

Hal ini hanya diketahui dan dirasakan oleh orang-orang beriman dan bertakwa yang menimbang seluruh perkara hidup manusia dengan timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah.  Bagi orang-orang yang tidak membekali diri (membangun karakter) dengan keduanya besar kemungkinan akan hanyut ditelan gelombang fitnah (keburukan) dunia tersebut.  Frasa ini disandarkan pada perkataan para 'ulama, "Sunnah Rasulullah itu ibarat kapal Nabi Nuh, barangsiapa yang naik ke atasnya maka dia selamat.  Barangsiapa yang enggan maka dia akan binasa."

Laa haula walaa quwwata illa billah, (pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

🌏https://t.me/Fawaid_Salafy




BAHAYA RIYA'

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

🔰 Berkata Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafidzahullahu

🔹Ar-Riya' adalah seseorang melakukan suatu amal shalih dengan tujuan agar dilihat oleh manusia, dan agar manusia memujinya.

📛❌  Dan riya' akan menghapuskan amal (tersebut), mendatangkan hukuman (Allah).

Riya' tempatnya di dalam hati.

Dan Nabi shalallahu 'alaihi wassalam juga menyebutnya dengan "Asy-Syirkul Khafiy" (Syirik yang tersembunyi / dosanya besar).

🚧  Termasuk ciri-cirinya: 

Seseorang akan bersemangat untuk melakukan suatu amalan ketika manusia melihatnya, namun apabila manusia tidak melihatnya maka diapun meninggalkan, tidak beramal.

💢❗️Maka bagi seseorang yang dia diuji dengan riya', hendaklah dia takut kepada Allah, dan dia ingat bahwa Allah senantiasa mengetahui apapun yang ada di dalam hatinya, dan hendaklah dia mengingat kerasnya hukuman Allah bagi orang yang berbuat riya'.

🔥 Dan amalannya hanya akan membuahkan rasa letih tanpa ada manfaat.

💥🔸Dan bahwasannya manusia yang dia beramal karena mengharap pujian mereka, justru (manusia) akan mencela dirinya, akan murka padanya dan tidaklah mereka dapat memberikan manfaat kepadanya sedikitpun."*

📕Sumber : Al-Muntaqa min fatawa Al Fauzan

---

 Peringatan bagi setiap pengguna Medsos yang cenderung memposting setiap kegiatan untuk mendapatkan pujian manusia, agar berhati-hati, jangan sampai setiap postingan yang dilakukan hanya berbuah kesia-siaan dan adzab Allah Subhanahu wa Ta'ala di dunia maupun kelak di Akhirat.

(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA), (pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari;

http://bit.ly/ForumSalafyPurbalingga

Selasa, 19 November 2024

MANUSIA PERTAMA YANG DILEMPARKAN KE NERAKA

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

✍🏻  Sabda Rasulullah ﷺ (artinya);

“Sesungguhnya orang yang pertama kali diputuskan perkaranya adalah;

1. Seseorang yang mati syahid.*

Kemudian dihadapkan (kepada Allah), lalu ditampakkan kepadanya nikmat-nikmatNya, dan dia mengenalnya.

Allah ﷻ bertanya, ‘Apa yang engkau perbuat dengan kenikmatan itu?’

Orang itu berkata, ‘Aku berperang demi Engkau hingga mati syahid.’

Allah Ta'ala berkata, ‘Engkau berdusta.  Sebenarnya engkau berperang agar dikatakan pemberani, dan itu sudah diucapkan (orang).’

Lalu dia dibawa dalam keadaan diseret di atas mukanya sampai dilemparkan ke dalam Neraka.

2. Seorang yang menuntut ilmu (syariat), mengajarkannya, dan membaca Al-Qur’an.*

Dia dibawa ke hadapan Allah, ditampakkan nikmat-nikmat-Nya, lalu dia mengenalnya.  

Allah ﷻ bertanya, ‘Apa yang engkau perbuat padanya?’

‘Aku mencari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an karena Engkau,’ jawabnya.

Allah berkata, ‘Engkau berdusta. Sebenarnya engkau mencari ilmu agar dikatakan 'alim dan membaca Al-Qur’an agar digelari qari.  Sungguh, semua itu sudah diucapkan (orang).’ Diapun dibawa dalam keadaan diseret di atas mukanya lalu dilemparkan ke dalam Neraka.

3. Seorang yang telah diberi kecukupan dengan harta oleh Allah.*

Dia dihadapkan kepada Allah, dan ditampakkan nikmat-nikmat-Nya, lalu dia mengenalnya.  

Allah ﷺ bertanya, ‘Apa yang engkau perbuat dengannya?’

‘Tidaklah aku biarkan suatu jalan yang Engkau cintai melainkan aku berinfak padanya, aku melakukannya karena Engkau,’ jawabnya.

Allah berkata, “Engkau berdusta. Sebenarnya engkau berbuat demikian agar dikatakan dermawan, dan itu telah diucapkan (orang-orang).’ Lalu dia diseret di atas mukanya hingga dilemparkan ke dalam Neraka."

(HR. Muslim, no. 1905)

---

*  Semua amalan yang mereka kerjakan adalah amal-amal yang besar nilai pahalanya bila saja niatnya ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala semata, akan tetapi Allah membantah mereka semua dan tidak mengakui keikhlasannya.

(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA), (pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

🌏https://t.me/Fawaid_Salafy



Minggu, 17 November 2024

PARADOKS MANUSIA

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

🎓  Berkata Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah,

أُحِبُّ الصَّـالِحِينَ وَلَسْتُ مِنْـهُمْ | لَعَلِّي أَنْ أَنَـالَ بِـهِـمْ شَـفَاعَــــهْ

"Aku mencintai orang-orang shalih meskipun aku bukan termasuk bagian dari mereka.  Semoga bersama mereka aku bisa memperoleh syafa’at kelak.

وَأَكْرَهُ مَنْ بِضَـاعَتُـهُ الْمَعَـاصِي | وَإِنْ كُـنَّـا سَـوَاءً فِي الْبِـضَـاعَـــهْ

Aku membenci para pelaku maksiat meskipun aku tak berbeda dengan mereka.

وَأَكْرَهُ مَنْ يُضِـيعُ الْعُمْرَ لَـهْـواً | وَلَوْ كُـنْـتُ امْرَءاً جَـمَّ الإِضَـاعَـــهْ

Aku membenci orang yang membuang-buang usianya dalam kesia-siaan, meskipun aku adalah orang yang banyak menyia-nyiakan usia."*

---

*  "Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang, ia akan semakin sadar bahwa apa yang tidak diketahuinya jauh lebih banyak."

(Perkataan 'ulama)

Dan, semakin kuat menghisap dirinya sendiri, meskipun orang lain memandangnya sebagai manusia yang berilmu tinggi dan banyak berbuat kebaikan.

(pen blog).


oOo

Disalin dengan editan dari;

https://telegram.me/ukhwh


Sabtu, 16 November 2024

PARADOKS 'ULAMA ZAMAN NOW

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

🗒️  Berkata Al-Imam Dzun Nuun Al-Mishri (w. 245 H) rahimahullah:

كان الرّجل من أهل العلم يزداد بعلمه بغضاً للدّنيا وتركاً لها ، فاليوم يزداد الرّجل بعلمه للدّنيا حبّا وطلباً ، وكان الرّجل ينفق ماله على العلم ، واليوم يكتسب الرّجل بعلمه مالاً ، وكان يرى على طالب العلم زيادة صلاح في باطنه وظاهره ، فاليوم يرى على كثير من أهل العلم فساد الباطن والظّاهر .


"Ulama dahulu, semakin bertambah ilmunya maka semakin meningalkan dunia dan semakin benci terhadapnya.  Namun saat ini, ketika seseorang bertambah ilmunya justru jadi semakin cinta dan semakin bersemangat mengejar dunia.

Dahulu, orang mengorbankan hartanya untuk menyebarkan ilmu.  Namun saat ini, dengan ilmunya seseorang mencari harta.  Dan dahulu, seorang penuntut ilmu tampak berubah menjadi lebih baik secara lahir maupun batinnya.  Dan sekarang, tampak kerusakan secara lahir maupun batin orang-orang yang dianggap ahli ilmu." 

(Al-Madkhal, II/126)

---

Hal ini beliau ungkapkan sekira tahun 200-an H (1200 tahun yang lalu), bagaimana kira-kira keadaan orang-orang yang dianggap berilmu sekarang?  Semakin jauh panggang dari api 🔥.

Laa haula walaa quwwata illa billah.

oOo

Disalin dengan editan dari;

💻 Situs Resmi : www.nasehatetam.net

Kamis, 14 November 2024

JANGAN SAMPAI KALAH SAMA KELEDAI

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Allah Subhanahu wa Ta'ala memastikan di dalam firman-Nya, bahwa hanya orang-orang berilmulah yang takut kepada-Nya;

 اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ

"... Sesungguhnya (orang-orang) yang takut kepada Allah, hanyalah para 'ulama (orang-orang berilmu)."(QS. Fathir; 28)

Lalu, faktor apa yang menyebabkan orang-orang bodoh (dungu) begitu PD (Percaya Diri) bahwa mereka tidak akan disentuh Api Neraka? 🔥 


Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah;

🛡🎗 "Diantara kelurusan keledai, padahal dia binatang yang paling dungu.  

Sesungguhnya seorang yang mengendarai keledai bisa pulang ke rumahnya dari perjalanan jauh di malam yang gelap, maka ia mengenali rumahnya (tempat kembali). 

Maka, jika ia sendiri bisa pulang kepadanya.  Dia bisa membedakan suara yang memerintahkan untuk berhenti dan mana perintah untuk berjalan. 

🔥➰ Maka barangsiapa yang tidak mengetahui jalan ke rumahnya (tempat kembali) - yakni Surga, maka ia lebih dungu daripada keledai."*

(Baca artikel, MANUSIA YANG PALING CERDAS MENURUT ISLAM)

📚  Syifaa'u Al-'Alil, 76.

---

*  Satu hal lagi yang tak kalah penting, bahwa kuda maupun keledai tidak mau terjatuh untuk kedua kalinya pada tempat (lokasi) yang sama, mereka mengenali (menandai) lokasi tersebut dengan cermat agar tidak terjatuh lagi, (pen blog)

---

 لا يكن الحمار أفضل منك 🏵

قال ابن القيم رحمه الله:

"من هداية الحمار -الذي هو أبلد الحيوانات - أن الرجل يسير به ويأتي به الى منزله من البُعد في ليلةٍ مظلمة فيعرف المنزل فإذا خُلّي جاء إليه، ويفرق بين الصوت

الذي يستوقف به والصوت الذي يُحث به على السّيْر ، فمن لم يعرف الطريق الى منزله - وهو الجنة - فهو أبلد من الحمار".

[شفاء العليل : ٧٦ ]


oOo

Disadur dari;

http://telegram.me/ahlussunnahposo 



JANGAN PERNAH MENOLAK KEBENARAN


بسم الله الرحمن الرحيم 

Menolak kebenaran betapapun kecilnya dapat menurunkan derajat seseorang, karena yang ditolak itu hakikatnya adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.  

Sebaliknya sikap kompromi dengan kebathilan juga akan menurunkan derajat seseorang, karena hakikatnya adalah bekerja sama dengan Iblis laknatullah sebagai sumber kebathilan.  Maka, para 'ulama mengatakan, "Jangan lihat kecilnya kedurhakaan yang dilakukan, tetapi lihatlah Siapa (Dzat Allah) yang didurhakai."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mencontohkan, Beliau menerima kebenaran ucapan Iblis laknatullah ketika memberitahukan kepada Sahabat Abu Hurairah untuk membaca ayat Kursi sebelum tidur - agar mendapat penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala hingga pagi.


✍🏻  Berkata Al-Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukany rahimahullah:

ومن الآفات المانعة عن الرجوع إلى الحق أن يكون المتكلم بالحق حدث السن بالنسبة إلى من يناظره أو قليل العلم أو الشهرة في الناس.

والآخر بعكس ذلك، فإنه قد تحمله حمية الجاهلية والعصبية الشيطانية على التمسك بالباطل أنفة من الرجوع إلى قول من هو أصغر منه سنا أو أقل منه علما أو أخفى شهرة ظنا منه أن في ذلك عليه ما يحط منه وينقص ما هو فيه.

وهذا الظن فاسد، فإن الحط والنقص إنما هو في التصميم على الباطل، والعلو والشرف في الرجوع إلى الحق بيد من كان وعلى أي وجه حصل


"Termasuk bencana yang menghalangi seseorang untuk kembali pada kebenaran ketika dia melihat orang yang mengucapkan kebenaran masih muda dibandingkan dirinya sebagai pihak yang dikritik, atau karena dia sedikit ilmunya, atau karena dia tidak begitu dikenal di tengah-tengah manusia.

Selain dari itu, terkadang fanatisme jahiliyah yang merupakan sifat syaithan mendorong seseorang untuk terus-menerus di atas kebathilan, karena dia congkak untuk merujuk kepada ucapan orang yang lebih muda darinya, atau lebih sedikit ilmunya, atau tidak lebih dikenal dibandingkan dirinya.  Dia bersikap demikian karena menyangka bahwa hal itu akan menjatuhkan reputasinya atau mengurangi kemuliaannya.

Prasangka semacam ini adalah sesuatu yang rusak, karena kejatuhan dan berkurangnya kemuliaan itu hanyalah muncul dari sikap terus berkutat pada kebathilan. Sedangkan ketinggian dan kemuliaan adalah dengan kembali pada kebenaran melalui siapapun dan bagaimanapun caranya."

📚  Adabuth Thalab, hal. 90

oOo


Disadur dari;

http://bit.ly/ForumSalafy


Rabu, 13 November 2024

PARADOKS CINTA

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

✍🏻 Berkata Asy-Syaikh Dr Muhammad bin Ghalib Al Umariy hafidzahullahu Ta'ala:

‏ينتشر قول البعض :" من يحبني يقبل بي كما أنا"

وهذا خطأ، إن كان الذي عندك خطأ ؛ فيجب عليك أن تتغير، وتصلح نفسك.

ومن كان يحبك فلن يقبلك كما أنت؛ بل سيسعى في إصلاح خللك، وتكميل نقصك، ويبادر إلى نصحك وتقويمك.


⚡️ Tersebar ucapan sebagian orang, 'Orang yang mencintaiku akan menerimaku apa adanya.' 

 Ini adalah ucapan yang keliru. 

💥 Apabila padamu ada kesalahan, wajib bagimu untuk memperbaiki kesalahan itu dan memperbaiki dirimu.

Orang yang (benar-benar) mencintaimu tidak akan menerimamu apa adanya bahkan ia akan berusaha untuk memperbaiki kekuranganmu, menyempurnakan kekurangan yang ada padamu dan bersegera menasihati dan meluruskanmu."*

---

Hanya orang yang membencimu yang membiarkanmu apa adanya, bahkan selalu memuji-muji meskipun engkau sering terjatuh pada kesalahan dan dosa-dosa.  Hal yang sama sering terjadi di dunia politik, demi menjaga relasi (image) satu sama lain mereka saling tutup mata dan tutup telinga terhadap kesalahan (kemungkaran).  Sikap seperti ini sangat tercela di sisi Allah Subhanahu wa Ta'alaMerupakan salah satu taktik (karakter) Iblis untuk menjatuhkan seseorang ke tempat yang paling rendah (hina).  Dan, membanggakan orang-orang yang paling tinggi perbuatan jahat (maksiatnya),

Disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Iblis memuji Syaithan yang berhasil memisahkan sepasang suami-istri (artinya);

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya.  Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnah (kejahatannya).

Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”.

Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan apa-apa.”

Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya, hingga aku berhasil memisahkan antara dia dengan istrinya."

Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (Syaithan) sepertimu.”


(HR. Muslim)

(pen blog).

oOo

Disalin dengan editan dari;

 https://t.me/salafy_sorowako


Selasa, 12 November 2024

TAKDIR ALLAH PASTI YANG TERBAIK

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Semakin dekat Hari Kiamat, fitnah (cobaan dan ujian) hidup manusia akan semakin berat dan rumit, sampai munculnya Imam Mahdi yang akan menenteramkan keadaan manusia dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.  

Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan diri dari segala macam fitnah tersebut selain dari mendekatkan diri dan memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, menggigit dengan gigi geraham wasiat yang ditinggalkan utusan-Nya shalallahu 'alaihi wa sallam (Al-Qur'an dan As-Sunnah) agar tidak keliru mengambil keputusan, dan tidak tertipu oleh fatamorgana dunia.


Berkata Asy-Syaikh Hamid bin Khamis Al-Junaibi

"Tidurlah dengan tenang, karena sesungguhnya Allah telah memilihkan yang terbaik untukmu...

Pilihan Allah untukmu lebih baik daripada pilihanmu untuk dirimu sendiri.  Mungkin engkau merasakan sakit dari suatu perkara, padahal di dalamnya terkandung kebaikan untukmu, atau mungkin engkau bergembira dengan sesuatu, padahal di dalamnya terdapat keburukan bagimu.*

Bersikaplah dengan tenang dan damai, karena barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya.  Siapa yang berserah diri pada ketetapan-Nya, maka Allah akan memberinya ketenangan.  Siapa yang ridha dengan pilihan-Nya, maka Allah akan membahagiakannya.

Sebesar apa pun ujian yang terlihat sebagai kesulitan, mungkin sebenarnya ia adalah karunia.  Cobaan bisa jadi adalah pemberian, dan keterlambatan boleh jadi bagian dari ketentuan yang terbaik.

Maka, tidurlah dengan tenang, dengan hati yang tenteram, dan yakinlah bahwa setiap nafasmu, setiap langkahmu, dan setiap detik waktumu berada dalam pengaturan Dzat Yang Maha Penyayang, Maha Bijaksana, dan Maha Mengetahui (segalanya)."

🎙 Asy-Syaikh Hamid bin Khamis Al-Junaibi

---

*  Jadi, tidak perlu berandai-andai.  Jika tidak begitu mungkin tidak begini, jika tidak begini mungkin tidak begitu.  Karena itu hanya membuka pintu was-was dari Syaithan yang akan mengurangi keyakinan terhadap kesempurnaan qadha dan qadar Allah Subhanahu wa Ta'ala, (pen blog).

oOo

Disadur dari;

http://t.me/mellah_hanifiyyiah

MEMILIH KELUASAN MANFAAT

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

Membicarakan pehamanan yang keliru, penyimpangan, dan kesesatan dalam beragama bukan termasuk ghibah (gunjing) yang dilarang syariat Islam (haram), dan bukan pula sebab terpecahnya persatuan.  Karena, hakikat persatuan yang benar (yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala) wajib didirikan di atas kebenaran, bukan persatuan fisik belaka atau karena kesamaan kepentingan.  

Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah serta para 'ulama Rabbani lainnya menganggapnya lebih utama daripada manfaat yang bersifat individual.


🔍 Al-Imam Ahmad bin Hambal رحمه الله pernah ditanya;

"Mana yang lebih engkau sukai seseorang berpuasa, shalat, dan i'tikaf atau membicarakan Ahlu Bid'ah?"


✍ Beliau menjawab;

"Jika dia berpuasa, shalat, dan i'tikaf maka kebaikannya hanya untuk dirinya sendiri.

Adapun membicarakan Ahlu Bid'ah, maka kebaikannya meliputi kaum muslimin, dan ini lebih utama."

📚  Majmu Fatawa (28/231)

---

ﻗﻴﻞ ﻟﻺﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ -ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ :- ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﺼﻮﻡ ﻭﻳﺼﻠﻲ

ﻭﻳﻌﺘﻜﻒ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻴﻚ، ﺃﻭ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ؟ ﻓﻘﺎﻝ : ﺇﺫﺍ ﺻﺎﻡ

ﻭﺻﻠﻰ ﻭﺍﻋﺘﻜﻒ ﻓﺈﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻟﻨﻔﺴﻪ، ﻭﺇﺫﺍ ﺗﻜﻠﻢ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻓﺈﻧﻤﺎ

ﻫﻮ ﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻫﺬﺍ ﺃﻓﻀﻞ.

 📚 ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ‏( ٢٣١ /٢٨ ‏) .


oOo

Disadur dari;

 https://t.me/RAUDHATULANWAR1

Senin, 11 November 2024

BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARI KEBURUKAN SESUATU YANG DEKAT DENGAN KITA

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

▪️ Dari Sahabat yang mulia, Abdullah bin 'Amr bin Al-Ash radhiallahu'anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

إذا أفادَ أحدُكمُ امرأةً أو خادمًا أو دابَّةً فليأخُذ بناصيتِها وليقل اللَّهمَّ إنِّي أسألُك مِن خيرِها وخيرِ ما جُبِلَتْ عليهِ وأعوذُ بِك من شرِّها وشرِّ ما جُبِلَتْ عليهِ

"Jika salah seorang dari kalian menikahi wanita, atau menggunakan pembantu, atau menggunakan hewan tunggangan, maka peganglah ubun-ubunnya dan ucapkanlah: 

'Allahumma inni as-aluka min khoyriha wa khoyri maa jubilat 'alahi wa a'udzubika min syarriha wa syarri maa jubilat 'alahi'"

"(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan darinya dan kebaikan yang datang karenanya.  Ya Allah, aku meminta perlindungan kepadamu dari keburukannya atau keburukan yang datang karenanya)."

(HR. Ibnu Majah no.1570, dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah)

oOo

 Disalin dengan editan dari 

t.me/salafy_malangraya

Minggu, 10 November 2024

KEHILANGAN CAHAYA DALAM HIDUP

 


بسم الله الرحمن الرحيم 

Air dan cahaya matahari adalah dua unsur paling penting dalam kehidupan manusia di planet bumi, tanpa keduanya kehidupan manusia di muka bumi bisa dipastikan akan musnah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya);

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak beriman?"
(QS. Al-Anbiya; 30)

Ayat ini menyatakan bahwa air adalah sumber (dasar) kehidupan makhluk.

Demikian pula tanpa cahaya.  Baik cahaya matahari maupun cahaya Wahyu kebenaran dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah, hakikat tujuan hidup manusia jadi sirna, berganti dengan kehidupan ala hewani.  Itulah puncak kegelapan, sekaligus akhir dari umur Dunia (Kiamat)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam surat An-Nuur, ayat 35 (artinya);

"Allah (Pemberi) cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.  Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang (banyak) berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.  Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengumpamakan hati orang-orang mukmin (beriman) bagaikan sebuah pelita besar yang terdapat dalam suatu lubang (ceruk) yang tidak tembus ke belakang, sehingga mampu memantulkan seluruh cahayanya ke depan (reflektor), menerangi segala sesuatu di sekelilingnya.  Cahaya yang dimaksud adalah cahaya Al-Qur'an dan As-Sunnah di atas cahaya Iman dan fitrah manusia yang memberi penerangan pada setiap jalan yang ditempuh umat manusia.

Di sisi lain, firman-Nya tentang orang-orang yang kehilangan cahaya kehidupan (artinya);

“Atau seperti gelap-gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; Gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, hampir-hampir dia tidak dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tidak diberi cahaya oleh Allahtidaklah dia memiliki cahaya sedikit pun.”  
(QS. An-Nuur; 40)

---

Dalam kitab Al-Jawab Al-Kafi li Man Sa’ala an Ad-Dawa’ Asy-Syafi: 
Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menerangkan 13 dampak buruk kehilangan cahaya kebenaran (Al-Qur'an dan As-Sunnah), yang telah kami sadur sebagai berikut;

1. Hilangnya ilmu  
Ilmu adalah cahaya yang disusupkan Allah Subhanahu wa Ta'ala ke dalam hati setiap Muslim, agar mereka mampu membedakan dan memilah-milah antara al-haq dan al-bathil, syubhat (kebatilan yang berkedok / dibungkus dengan tampilan menarik) dengan kebenaran sejati, Kesyirikan dengan Tauhidullah, dan berbagai perbuatan zhalim (dosa) dengan amal shalih.  Sedangkan kebodohan dan maksiat diserupakan dengan kegelapan yang nyaris tanpa cahaya.
Sebab, berbagai perbuatan dosa (maksiat) yang dilakukan oleh manusia akan memadamkan cahaya iman maupun fitrah kemanusiaan yang ditanamkan Allah Subhanahu wa Ta'ala ke dalam dada manusia.

2. Kekosongan hati
Orang yang banyak melakukan perbuatan dosa, terutama dosa-dosa besar akan mengalami kehampaan hidup.  Kesepian di hati dalam pengertian jauh dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dari para Malaikatnya yang senantiasa menghibur, membimbing, mengingatkan, memberikan nasihat-nasihat (masukan), arahan, serta support ke dalam hati orang-orang beriman.  
Sehingga, meskipun mereka mencoba menghibur hatinya dengan berbagai kesenangan dan kemewahan dunia, tetapi hakikat kebahagiaan hati tidak mereka dapatkan.  Karena urusan hati ini mutlak urusannya Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang membolak-balikkan hati seluruh manusia sekehendak-Nya, dan segala hal yang mempengaruhinya berada di bawah kendali-Nya.

3. Ditimpa Kesulitan Hidup

Seorang pendosa akan ditimpa berbagai urusan yang membuatnya merasa sulit mengarungi kehidupan menempuh jalan-jalan yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala

Tetapi dimudahkan melakukan berbagai perbuatan dosa dan maksiat, yang membuatnya semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

(Baca artikel, ENAM ORBIT (LINTASAN) HATI MANUSIA)

Berbeda antara kesulitan hidup yang dialami oleh orang beriman yang merupakan ujian dan kasih sayang Allah (penghapus dosa) yang akan meninggikan maqamnya di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan kesulitan (adzab) yang Allah timpakan kepada para pelaku maksiat yang akan menggiringnya pada kehancuran.

4. Kegelapan Hati 

Orang yang mengalami kegelapan di hati akan kesulitan melakukan berbagai kebaikan dan amal shalih.  Mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala larang darinya.

Karena cahaya iman dan fitrah di dalam hati manusia hanya akan bertahan (tetap menyala) bila bahan bakarnya berupa ilmu yang bermanfaat serta amal shalih terus tersedia.  Tanpa itu semua, cahaya iman maupun cahaya fitrah manusia yang dibawa sejak lahir itupun akan padam dengan sendirinya.  Sehingga hatinya menjadi gelap.

5. Memendekkan Umur 

Kerusakan fitrah kemanusiaan dapat memberikan dampak negatif langsung terhadap kesehatan badan (fisik), sehingga memperpendek usia, karena keberkahan hidup telah hilang.  Tetapi juga bukan berarti panjang umur namun banyak berbuat maksiat merupakan sebuah keberuntungan, malah menabung (memperberat adzab) nanti di Akhirat.  

Yang paling baik adalah, umur panjang diisi dengan berbagai keta'atan dan amal shalih.  Atau paling tidak pendek umur tetapi berkah di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

(Baca artikel, PERTOLONGAN WAKTU)

6. Terjerumus dalam Berbagai Perbuatan Dosa

Maksudnya, orang yang terbiasa melakukan dosa akan terus berkubang dan berkutat dengan perbuatan buruk lainnya.  Karena balasan Allah Subhanahu wa Ta'ala sesuai dengan amal yang dikerjakan, sebagai tindakan yang adil dariNya.  Keburukan dengan keburukan yang lain, dan kebaikan dengan kebaikan yang lain yang ujung-ujungnya menggiring manusia ke salah satu tempat tujuan penciptaan dirinya (Surga atau Neraka).

7. Mencegah Pertaubatan 

Dosa itu ibarat candu yang membuat ketagihan.  Kecenderungan melakukannya berkali-kali, lagi dan lagi, sehingga menunda-nunda Taubat.

Kecuali orang-orang yang diberi petunjuk (hidayah) oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memudahkannya untuk bertaubat (Inabah).  Kalau tidak, maka selamanya dia akan menjadi tawanan Syaitan dan Iblis laknatullah.

(Baca artikel, PUNCAK PENJAJAHAN)

8. Bangga dengan Perbuatan Dosa 

Tumpukan dosa demi dosa akan menghilangkan rasa malu, mengeraskan hati, membutakan, dan terbalik-balik dalam menilai segala sesuatu.  Kebaikan dan amal shalih yang seharusnya melapangkan dada akan terasa sebagai sesuatu yang berat dan menyempitkan dada (menyiksa).  Sementara berbagai dosa dan maksiat menjadi sebuah kegemaran, bahkan dibangga-banggakan kepada pelaku maksiat lainnya.  Yang demikian ini merupakan karakter Iblis yang biasa memuji-muji siapa saja yang lebih besar maksiatnya.  Siapa yang paling besar pengingkarannya terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala akan semakin disayang oleh Iblis dan diberikan berbagai fasilitas untuk melakukan peberbuatan yang lebih ingkar lagi, guna menjerumuskan sebanyak-banyaknya manusia ke Neraka Jahannam.

9. Menjatuhkan Derajat di Mata Allah Subhanahu wa Ta'ala 

Orang yang kerap dan gemar melakukan maksiat akan menurunkan maqamnya di Mata Allah Subhanahu wa Ta'ala hingga ia berada pada posisi yang paling rendah (hina); Sijjin.  

10. Mewariskan Kehinaan dan Merusak Akal-Pikiran 

Dosa, terutama Syirik dan dosa-dosa besar lainnya akan menjadikan pelakunya sebagai pewaris kehinaan.  Merusak pikiran (akal sehat) karena mata hatinya telah buta, sehingga ia akan berjalan di permukaan bumi ini sebagai Syaithan yang berwujud manusia.

11. Menyebabkan Bencana Gempa

Perbuatan dosa dan maksiat tidak hanya mengundang kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, tetapi juga para Malaikat dan orang-orang shalih, sehingga menimbulkan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, banjir besar, gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya.

12. Membutakan Mata Hati 

Kebutaan mata hati yang paling parah adalah ketidak mampuan memandang kehidupan masa depan (kampung Akhirat).  Hatinya telah ditawan oleh gemerlap dunia dengan segala kesibukannya.

Dinding dunia yang begitu tebal (tujuh lapis) menghalangi pandangannya menembus jauh ke masa depan (Akhirat).

13. Menghancurkan Sendi-sendi Kehidupan Bernegara 

Kebaikan hidup bernegara hanya akan tercipta bila ditopang oleh pemimpin yang amanah, adil dan menyayangi rakyatnya.  Yang mendengarkan nasihat para 'ulama, sehingga seiring sejalan dengan mereka.
Tetapi bila pemimpinnya zhalim dan bodoh (tidak mengenal dan takut terhadap hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala), berlaku curang terhadap rakyat, dan tidak menghiraukan nasihat para 'ulama, maka akan runtuhlah sendi-sendi kehidupan bernegara, berbagai maksiat akan merajalela serta kejahatan terjadi dimana-mana.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (artinya);
"...Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah Hari Kiamat."

oOo

(Pen blog, dari berbagai sumber)

Jumat, 08 November 2024

HUKUM PINDAH SHAF KARENA TERGANGGU

 

 بسم الله الرحمن الرحيم 

Tidak jarang kita menemukan bau tidak sedap dari sebelah kiri atau kanan shaf ketika shalat berjamaah di masjid.  Seperti nafas (mulut) bau asbak rokok, bau keringat (badan) yang busuk, sehingga mengganggu kekhusyuan shalat kita.

Nah, daripada tidak khusyuk sepanjang pelaksanaan ibadah shalat, berikut nasihat 'ulama bagaimana cara mengatasinya, agar shalat kita tidak jadi sia-sia karena tidak khusyuk atau tidak tuma'ninah.

---

 Pertanyaan;

"Apa hukum seseorang yang meninggalkan (shaf) shalatnya ketika berada di sebelah orang yang berbau tidak sedap, lalu pindah ke shaf kedua untuk melanjutkan shalat?"


Jawaban;

"Jika di sampingmu ada seseorang yang berbau tidak sedap, baik karena bau rokok yang menempel pada pakaiannya, bawang, atau semacamnya, maka jika kamu dapat melaksanakan shalat dengan tenang dan nyaman, maka tidak boleh bagimu meninggalkan shalat tersebut; karena merupakan shalat wajib.  Jika seseorang telah memulainya, haram untuk meninggalkannya kecuali dalam keadaan darurat.  

Namun, jika kamu tidak mampu menahan bau tersebut, dan merasa akan pusing, muntah, atau setidaknya hal itu akan mengganggu kekhusyukanmu dalam shalat, maka tidak mengapa jika kamu pindah dari tempat tersebut ke tempat lain yang bebas dari gangguan itu."*

---

*  Dan orang yang mengeluarkan bau tidak sedap tersebut terancam dosa karena telah mengganggu kekhusyuan orang shalat.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang orang yang mengeluarkan aroma tidak sedap dari mulutnya, seperti bau bawang putih, bau rokok dll. mendatangi masjid.

Sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ (يَعْنِيْ الثَّوْمَ) فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا.

“Barangsiapa yang memakan buah pohon ini (yakni bawang putih) maka janganlah sekali-kali ia mendekati masjid kami.” 

[HR. Al-Bukhari no. 853 dan Muslim no. 561 (68)]

Seharusnya orang-orang beriman (mukmin) malu mendatangi "Rumah Allah" dalam keadaan kotor / bau busuk.

Sedangkan mendatangi rumah manusia yang dikasihinya saja dalam keadaan bersih dan wangi.

 (pen blog).


فتاوى وفوائد ابن عثيمين

سؤال: ما حكم من صلى بجانبه شخص رائحته كريهة, فخرج من الصلاة, وصلى في الصف الثاني؟ الجواب: إذا صلى إلى جنبك أحد رائحته كريهة، سواء بسبب الدخان في ملابسه أو بصل أو ثوم, أو غير ذلك، فإن كان يمكنك أن تؤدي صلاتك بطمأنينة وراحة ، فإنه لا يحل لك أن تنصرف منها؛ لأن الفريضة إذا دخل فيها الإنسان، حرم أن يخرج منها إلا لضرورة، وأما إذا كنت لا تحتمل هذا ولا تستطيع، وخشيت من أن يكون فيك دوخة أو أن تتقيأ ، أو على الأقل شوش عليك صلاتك، فهنا لا بأس أن تدع هذا المكان إلى مكان آخر خالٍ من ذلك. سلسلة لقاءات الباب المفتوح (۹۳)

📖  Silsilah Liqaat Al-Bab Al-Maftuh (Pertemuan ke-93)

oOo

Disalin dengan editan dari;

✒️ Admin Alghuroba' Asahan