Kamis, 14 November 2024

JANGAN PERNAH MENOLAK KEBENARAN


بسم الله الرحمن الرحيم 

Menolak kebenaran betapapun kecilnya dapat menurunkan derajat seseorang, karena yang ditolak itu hakikatnya adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.  

Sebaliknya sikap kompromi dengan kebathilan juga akan menurunkan derajat seseorang, karena hakikatnya adalah bekerja sama dengan Iblis laknatullah sebagai sumber kebathilan.  Maka, para 'ulama mengatakan, "Jangan lihat kecilnya kedurhakaan yang dilakukan, tetapi lihatlah Siapa (Dzat Allah) yang didurhakai."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mencontohkan, Beliau menerima kebenaran ucapan Iblis laknatullah ketika memberitahukan kepada Sahabat Abu Hurairah untuk membaca ayat Kursi sebelum tidur - agar mendapat penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala hingga pagi.


✍🏻  Berkata Al-Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukany rahimahullah:

ومن الآفات المانعة عن الرجوع إلى الحق أن يكون المتكلم بالحق حدث السن بالنسبة إلى من يناظره أو قليل العلم أو الشهرة في الناس.

والآخر بعكس ذلك، فإنه قد تحمله حمية الجاهلية والعصبية الشيطانية على التمسك بالباطل أنفة من الرجوع إلى قول من هو أصغر منه سنا أو أقل منه علما أو أخفى شهرة ظنا منه أن في ذلك عليه ما يحط منه وينقص ما هو فيه.

وهذا الظن فاسد، فإن الحط والنقص إنما هو في التصميم على الباطل، والعلو والشرف في الرجوع إلى الحق بيد من كان وعلى أي وجه حصل


"Termasuk bencana yang menghalangi seseorang untuk kembali pada kebenaran ketika dia melihat orang yang mengucapkan kebenaran masih muda dibandingkan dirinya sebagai pihak yang dikritik, atau karena dia sedikit ilmunya, atau karena dia tidak begitu dikenal di tengah-tengah manusia.

Selain dari itu, terkadang fanatisme jahiliyah yang merupakan sifat syaithan mendorong seseorang untuk terus-menerus di atas kebathilan, karena dia congkak untuk merujuk kepada ucapan orang yang lebih muda darinya, atau lebih sedikit ilmunya, atau tidak lebih dikenal dibandingkan dirinya.  Dia bersikap demikian karena menyangka bahwa hal itu akan menjatuhkan reputasinya atau mengurangi kemuliaannya.

Prasangka semacam ini adalah sesuatu yang rusak, karena kejatuhan dan berkurangnya kemuliaan itu hanyalah muncul dari sikap terus berkutat pada kebathilan. Sedangkan ketinggian dan kemuliaan adalah dengan kembali pada kebenaran melalui siapapun dan bagaimanapun caranya."

📚  Adabuth Thalab, hal. 90

oOo


Disadur dari;

http://bit.ly/ForumSalafy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar