بسم الله الرحمن الرحيم
Hal yang paling sering diabaikan manusia di kehidupan dunia adalah kebersihan, kesehatan, dan kebahagiaan jiwanya yang merupakan inti dari nilai kemanusiaan.
Kepentingan dan penilaian Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap manusia pun hanya berkisar pada perkara ini. Yang tidak bisa digapai dengan nilai-nilai materi dunia seberapa pun banyaknya. Ia mutlak menjadi hak prerogatif Allah Subhanahu wa Ta'ala yang membolak-balikkan sekehendak-Nya.
Kebersihan, kesehatan, dan kebahagiaan jiwa ini sifatnya tersembunyi, ghaib, tidak kasat mata. Tidak bisa dibungkus dengan flexing atau hedonisme.
(Baca artikel, TAZKIYATUN NUFUS DAN PRINSIP-PRINSIPNYA, dan KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)
Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,
"Seorang hamba tidak mungkin masuk ke dalam Surga tanpa kebersihan jiwa.
Pembersihan ini di dunia bisa dilakukan melalui empat cara:
1. Bertobat;
Kembali (Inabah) kepada Allah dengan penyesalan yang mendalam.
2. Beristighfar;
Memohon ampunan atas segala dosa-dosanya.
3. Melakukan Amal kebaikan yang dapat menghapus kesalahan;
Memperbanyak amal kebaikan sebagai penebus dosa tersebut.
4. Musibah sebagai penebus dosa;
Ujian hidup yang menghapus kesalahan.
Jika keempat hal ini belum cukup untuk membersihkan jiwanya, maka pembersihan dilanjutkan di Alam Barzakh (Alam pemisah / Alam kubur) dengan tiga cara pula:
1. Doa dan syafaat dari orang-orang beriman;
Doa dari keluarga dan sahabat yang masih hidup.
2. Ujian kubur;
Pertanyaan dan ujian di alam kubur.
3. Hadiah amal dari sesama Muslim;
Pahala dari amal baik yang dilakukan oleh orang lain untuknya, seperti orang yang membadalkan umrah (haji) untuknya.
Jika ketiganya masih belum cukup, pembersihan dilanjutkan pada Hari Kiamat dengan tiga cara:
1. Huru-hara Hari Kiamat;
Ketakutan dan dahsyatnya suasana pada hari itu.
2. Syafaat (pertolongan) dari para pemberi syafaat;
Termasuk syafaat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
3. Pengampunan dari Allah ﷻ;
Ampunan yang langsung datang dari-Nya.
Jika semua ini tetap belum cukup, maka Api Nerakalah sebagai sarana terakhir untuk membersihkan jiwanya, sesuai kadar dosa yang tersisa. Setelah dosa-dosanya hilang (habis) dan jiwanya menjadi suci, ia akan dikeluarkan dari Neraka (dicuci / dimandikan sampai bersih) lalu dimasukkan ke dalam Surga."*
(Madarijus Salikin: 1/463–467)
* Hal ini hanya berlaku bagi orang-orang Islam (muslim), sedangkan non muslim langsung mendapatkan adzab sejak dari sakaratul maut, alam kubur, hingga masuk Neraka selamanya, tanpa melewati Titian Ash-Shirat dan Mizan (Timbangan amal), (pen blog).
oOo
Disadur dari;
🌏https://t.me/Fawaid_Salafy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar