بسم الله الرحمن الرحيم
Nasihat yang datang dari hati akan sampai ke hati, biidznillah. Berbeda dengan nasihat yang hanya sekedar di mulut tidak akan memberi bekas ke dalam hati.
(Baca artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA)
Ma'ruf di kalangan Ahli Tarikh Islam, bahwa ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi Khalifah, beliau menginfakkan seluruh harta kekayaannya ke Baitul Mal, dan hidup beserta keluarganya dalam keadaan miskin, padahal sebelumnya beliau terbiasa dengan kemewahan keluarga bangsawan.
Berpuluh-puluh kendi (galon) minyak wangi ditebar sepanjang jalan kota ketika upacara pernikahan beliau dengan isteri yang juga berasal dari keluarga bangsawan.
Buah dari keikhlasan beliau memimpin kaum muslimin pada waktu itu adalah melimpahnya keberkahan dari Allah 'Azza wa Jalla.
Biji gandum yang biasanya sebesar biji padi berubah menjadi sebesar biji kurma. Harta kaum muslimin melimpah ruah. Seseorang menginfakkan seluruh hartanya pada pagi hari, dan kembali lagi senilai harta tersebut pada sore hari melalui usaha yang dilakukannya. Semua, berkat limpahan berkah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
🔐📬 Berkata Amirul mukminin Umar bin Abdul Aziz رحمه الله تعالى kepada seorang pemuda;
▪️ أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ، كَتَبَ إِلَى رَجُلٍ:
«أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالِانْشِمَارِ بِمَا اسْتَطَعْتَ مِنْ مَالِكَ، وَمَا رَزَقَكَ اللَّهُ إِلَى دَارِ قَرَارِكَ، فَكَأَنَّكَ وَاللَّهِ قَدْ ذُقْتَ الْمَوْتَ، وَعَانَيْتَ مَا بَعْدَهُ بِتَصْرِيفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، فَإِنَّهُمَا سَرِيعَانِ فِي طَيِّ الْأَجَلِ وَنَقْصِ الْعُمْرِ، مُسْتَعِدَّانِ لِمَنْ بَقِيَ بِمِثْلِ الَّذِي قَدْ أَصَابَا بِهِ مَنْ مَضَى، فَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِسَيِّئِ أَعْمَالِنَا، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ مَقْتِهِ إِيَّانَا مَا يَعِظُ بِهِ مِمَّا نُقَصِّرُ عَنْهُ»
📃 "Adapun setelahnya, aku berwasiat kepadamu agar bertaqwa kepada Allah, dan memberikan harta yang engkau miliki semampumu, dan dari apa yang Allah rezekikan kepadamu sebagai bekal menuju tempat tinggalmu nanti yang kekal abadi.
🛏 Seakan-akan demi Allah, engkau telah merasakan kematian. Serta engkaupun menyadari apa yang terjadi setelahnya dari pergantian siang dan malam.
🌖 Keduanya (siang dan malam) sangat cepat dalam melipat masa dan mengurangi umur.
(Baca puisi, WAKTU)
🌘 Keduanya senantiasa siaga menggiring mereka yang masih hidup menuju kematian sebagaimana yang terjadi pada orang-orang yang telah lewat masanya.
👍🏻 Maka kita memohon ampunan kepada Allah atas keburukan amalan-amalan kita, dan kita berlindung kepada Allah dari kemurkaan-Nya kepada kita atas apa yang telah Allah peringatkan kita dengannya namun kita senantiasa alpa dan kurang dalam memenuhinya."
oOo
Disadur dari;
https://t.me/salafy_sorowako
Tidak ada komentar:
Posting Komentar