بسم الله الرحمان الرحيم
INGIN*
Adalah dia
Yang sering melampaui batas
Padahal batas adalah kesaksian
Yang menikam setiap jejak
Andai saja aku seperti dia
Akan kupotong leher dunia dan kuinjak ubun-ubunnya
Bukankah hidup hanya udara
Tak seindah Nirwana
Bila resah menerpa
Ingin tak tahu harus berbuat apa
Tak bijak bila sodorkan fana
Karena jiwa tak membutuhkannya
Ceritera cinta hanya ada di pustaka**
Dalam tumpukan kata-kata
Kelak kan terbuka juntrungannya
Terletak di rak keberapa
oOo
(Kepada yang pernah terjatuh pada kesalahan)
* Definisi keinginan (syahwat) menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah;
"Nafsu syahwat (keinginan), adalah kecenderungan tabiat pada sesuatu yang dirasa cocok. Kecenderungan ini adalah suatu bentuk ciptaan Allah di dalam diri manusia sebagai urgensi kelangsungan hidupnya."
Keinginan manusia inilah yang kerap menjadi sumber masalah (malapetaka) di dunia maupun Akhirat kelak.
Tidak setiap keinginan manusia harus diwujudkan. Dan, setiap keinginan manusia butuh landasan ilmu Agama yang shahih (Al-Qur'an dan As-sunah), agar tidak membinasakan pelakunya dan orang-orang di sekelilingnya. Sedangkan ilmu Agama tidak membutuhkan keinginan manusia sedikitpun.
Sejatinya, jika keinginan manusia ini tidak muncul, maka mereka juga tidak akan menbutuhkannya, sehingga tidak perlu diwujudkan. Dan, otomatis tidak perlu pertanggungjawaban di Pengadilan Allah Subhanahu wa Ta'ala kelak.
Sehingga, beruntunglah orang yang mengetahui kadar dirinya, baik dari sisi ilmu, penguasaan masalah serta solusi yang ditawarkan kepada umat manusia. Jangan sampai menjerat diri sendiri. Jadi modal semangat hidup dan niat baik saja tidaklah cukup.
Sering kita saksikan, betapa banyak manusia yang berupaya mewujudkan keinginan yang tidak dilandasi ilmu syar'i, ternyata setelah keinginan itu terwujud menjadikan pelakunya hina dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta'ala maupun masyarakat, bahkan merusak masyarakat di sekelilingnya.
Ketika Iblis membangkitkan keinginan dalam hati Bapak moyang manusia Adam 'alaihissalam dan Hawa untuk hidup kekal di Surga, atau agar mereka menjelma jadi Malaikat (makna yang termaktub pada QS. Al-A'raaf; 20) - pada saat itulah Beliau 'alaihissalam dan Hawa isterinya terjatuh pada kesalahan. Melanggar larangan Allah 'Azza wa Jalla. Mengakibatkan mereka diusir dari Surga. Itulah bukti, bahwa setiap keinginan manusia wajib dilandasi ilmu (Agama) yang berasal dari Dzat Yang menciptakan manusia, agar kehidupannya selamat di dunia maupun Akhirat. Ternyata ilmu pengetahuan yang diajarkan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Adam 'alaihissalam tentang nama-nama segala sesuatu belum cukup untuk menyelamatkannya dari tipu daya Iblis. Padahal para Malaikat saja tidak diberi Allah Subhanahu wa Ta'ala ilmu tersebut.
** Cinta itu bukan untuk diceriterakan, tetapi ia menuntut pembuktian, perjuangan, pengabdian dan pengorbanan yang sifatnya tersembunyi (di dalam hati). Di sanalah terletak seberapa tinggi derajat (maqamnya).
(Baca pula puisi, SATU NAIF BERJUTA KEUNTUNGAN)