بسم الله الرحمن الرحيم
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah;
"Setiap kali seseorang semakin menyempurnakan keikhlasannya kepada Allah Ta'ala dalam Ibadah, maka semakin besar pula haknya untuk mendapatkan syafaat."*
(Iqtidha Ash-Shirathal Mustaqim, 552)
* Syafaat artinya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menemukan kebenaran, dan menjadikan amal-ibadahnya sebagai sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya. Sedangkan syarat pertama dan paling utama yang wajib 'ain ditunaikan setiap individu manusia adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Tanpa semua itu, seluruh amal kebaikan manusia hanya dibalasi dengan dunia ini saja, tidak dengan balasan terbaik (pahala).
Dan, semakin besar (banyak) kenikmatan dunia yang direguknya - akan semakin banyak dan berat pula konsekwensi adzab Allah 'Azza wa Jalla yang akan ditanggung nanti di Akhirat, karena dia tidak pernah mensyukuri nikmat tersebut ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan menggunakannya di jalan Allah. Perhatikanlah nasib Qarun pada zaman Nabi Musa 'alaihissalam; Selagi di dunia saja telah dibenamkan oleh Allah 'Azza wa Jalla bersama seluruh harta kekayaannya ke dalam perut bumi. Demikian pula Fir'aun dengan bala tentaranya yang ditenggelamkan di Laut Merah, (pen blog).
Baca pula artikel, KEIKHLASAN ITU TIDAK BERDASARKAN AKAL-AKAL MANUSIA, dan APA ITU FITRAH?)
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar