Senin, 09 November 2020

BOLEHKAH MENGAMBIL YANG PALING MUDAH KETIKA TERJADI KHILAF DI ANTARA 'ULAMA?

 

بسم الله الرحمان الرحيم

✍🏻 Asy-Syaikh, Al-'Allamah Muqbil bin Hady Al-Wadi'i rahimahullah ditanya,

📬 Pertanyaan: 

عند اختلاف العلماء في مسألة هل للشخص أن يرجح بين أقوالهم ويأخذ ما يناسبه مع أنه ليس من أهل الترجيح وهل هذا يعد من تتبع الرخص ؟

Ketika terjadi perbedaan pendapat (khilaf) di kalangan ulama pada suatu permasalahan, apakah boleh bagi seseorang untuk mentarjih (meneliti, pen) diantara pendapat-pendapat mereka, dan mengambil yang sesuai dengan dirinya, padahal orang tersebut bukan termasuk orang yang ahli di dalam mentarjih, dan apakah hal ini termasuk perbuatan mencari-cari rukhshah (keringanan)?


🔓 Jawab:

هذا أمر مهم ؛ فبعض الأزهريين بثت سمومهم إلى كثير من البلاد الإسلامية وكانوا يتكلمون بنحو هذا في الجامعة الإسلامية أنها إذا حدثت قضية تنظر إلى أقوال الفقهاء ثم تأخذ الأسهل على الناس، وكأننا مفوضون في دين الله.

Ini adalah perkara yang penting, sebagian orang-orang Al-Azhar, racun-racun mereka telah menyebar di negeri-negeri Islam, dan mereka pernah berbicara yang semisal dengan hal ini di Al-Jami’ah Al-Islamiyah, yaitu bahwasanya jika muncul suatu perkara, maka dilihat perkataan-perkataan para Ahli Fikih, kemudian diambil yang paling mudah bagi manusia, dan seakan-akan kita diberi kebebasan (kelonggaran) memilih di dalam agama Allah.

وأقوال الفقهاء ليست بحجة، بل من كان أهلاً أن ينظر في أدلتهم وأقوالهم ثم يرجح ما يقتضيه الدليل فعل، وإلا فرب العزة يقول في كتابه الكريم: "

Padahal perkataan-perkataan para ahli fikih bukanlah hujjah (dalil). Tetapi barangsiapa yang memiliki kemampuan untuk melihat dalil-dalil dan perkataan-perkataan mereka, kemudian dia mentarjih sesuai tuntutan dalil, maka dia boleh melakukannya. Kalau tidak demikian maka Rabbul ‘Izzah (Pencipta Alam Semesta Yang Maha Perkasa) berfirman di dalam kitab-Nya yang Mulia:

فَاسْأَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ

“Maka bertanyalah kepada para 'ulama (yang lebih mengetahui), jika kalian tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)

أما ألعوبة كثير من الأزهريين ما يناسب ومايتلاءم مع الواقع، ومع الناس، فلا.

Adapun sikap bermain-main (bermudah-mudahan, pen) yang dilakukan oleh banyak orang-orang Al-Azhar, dengan memilih apa yang sesuai dan cocok dengan realita (situasi-kondisi, pen) dan selera manusia, maka ini tidaklah benar

وقد كان العلماء يقولون: تتبع الرخص زندقة، فلا بد من الأخذ بما يقتضيه الدليل، وإلا فليسأل أهل العلم عن الدليل.

✋🏻 Dan, para ulama telah mengatakan: “Mencari-cari rukhshah (keringanan) adalah perbuatan zindiq (kekafiran). "Jadi, wajib untuk mengambil pendapat yang sesuai dengan tuntutan dalil (paling benar), kalau dia tidak mampu maka hendaklah dia bertanya kepada Ahli Ilmu tentang dalilnya."

(Fadha-ih wa Nasha-ih, hal. 121-123)

oOo

Disalin dengan editan dari;

🌎 simpellink.com/salafyonline



Tidak ada komentar:

Posting Komentar