بسم الله الرحمان الرحيم
"Pelajarilah oleh kalian ilmu, karena sesungguhnya mempelajari ilmu karena Allah adalah bentuk rasa takut (kepada Allah), menuntutnya bernilai ibadah.
Mengingat-ingat kembali ilmu yang telah dipelajari adalah tasbih (mensucikan Allah dari segala kekurangan dan kelemahan).
Membahasnya bernilai jihad (fi Sabilillah),
Mengajarkannya kepada yang tidak mengetahuinya adalah sedekah.
Dan mencurahkannya kepada orang yang pantas menerimanya adalah bentuk taqarrub (mendekat kepada Allah).
Karena sesungguhnya ilmu itu adalah rambu-rambu (tentang) halal dan haram, dan menara penerang jalannya para Ahli Surga.
Ilmu itu sebagai penghibur dikala sepi, dan teman di saat keterasingan, teman berbicara di saat sendirian, petunjuk di saat senang maupun susah, senjata (yang ampuh) bagi para musuh, dan hiasan di antara para Sahabat.
Dengan ilmu Allah mengangkat sekelompok kaum sehingga Dia (Allah) menjadikan mereka sebagai panutan, dan pembimbing kepada kebaikan, sehingga tingkah laku mereka menjadi tauladan, dan mereka dijadikan sebagai orang yang dimintai pendapat.
Para malaikat pun senang untuk berkawan dengan mereka, dan menyentuh mereka dengan sayap-sayapnya.
Semua yang basah dan yang kering meminta ampun untuknya, begitu juga ikan-ikan dan hewan-hewan di laut, juga hewan buas di darat, dan hewan ternaknya.
Sebab ilmu akan menghidupkan hati dari kebodohan (keterbelakangan), dan cahaya dari kegelapan.
Dengan ilmu seorang hamba dapat memperoleh kedudukan orang-orang yang baik, dan derajat-derajat yang tinggi (mulia) di dunia maupun di Akhirat.
Berpikir tentang ilmu sama nilainya dengan puasa, mempelajarinya sama nilainya dengan shalat malam.
Dengan ilmu tersambunglah silatur rahim, dan dengannya diketahuilah segala yang halal dan yang haram.
Ilmu adalah imamnya (setiap) amalan, sedangkan amal adalah (para) pengikutnya.
Ilmu diberikan kepada orang-orang yang bahagia dan diharamkan atas orang-orang yang celaka.”
(Mu'adz bin jabal رضي الله عنه)
Minhajul qashidiin: 15
oOo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar