Sabtu, 27 April 2019

SHALAT MENCEGAH PERBUATAN KEJI DAN MUNGKAR



بسم الله الر حمان الر حيم


Firman Allah Subahanahu wa Ta’ala,
ان الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله اكبر
“Inna ashshalaata tanha ‘ani al-fahsyaa-i wa al-mungkari waladzikrullahi akbaru”
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar.  Dan, sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain).”  (Al-Ankabut;  45)
Ada yang berpendapat, maknanya bahwa di dalam shalat kalian dapat mengingat Allah.  Dia mengingat kalian, dan pengingatan Allah ini lebih besar daripada pengingatan kalian terhadap-Nya.  Pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Salman, Abud-Darda’ dan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhum.
Ibnu Abid-Dunya menyebutkan dari Fudhail bin Marzuq, dari Athiyah, yang dimaksudkan “wa ladzikrullahi akbaru” adalah makna firman-Nya, “Ingatlah aku, niscaya Aku mengingat kalian,”  Pengingatan Allah terhadap kalian lebih besar daripada pengingatan kalian terhadap-Nya.
Menurut Ibnu Zaid dan Qatadah, artinya mengingat Allah itu lebih besar daripada segala sesuatu.
Salman pernah ditanya, “Apakah amalan yang paling utama?”  Dia menjawab, “Engkau membaca Al-Qur’an, ‘Dan sesungguhnya mengingat Allah itu lebih besar’.”
Pendapat ini dikuatkan hadits Abud-Darda’, “Yang benar tentang makna ayat ini, bahwa di dalam shalat itu ada dua makna yang besar, yang satu lebih besar daripada yang lainnya.  Ia mencegah dari kekejian dan kemungkaran.  Ia juga mencakup mengingat Allah, dan cakupan mengingat Allah ini lebih besar daripada kemampuannya untuk mencegah kekejian dan kemungkaran.”[1]
Ibnu Abid-Dunya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa dia pernah ditanya, “Apakah amal yang paling utama?”  Maka dia menjawab, “Mengingat Allah itu lebih besar (keutamaannya).”

oOo
(Disalin dari kitab, “Tafsir Ibnu Qayyim, Tafsir Ayat-Ayat Pilihan”, Syaikh Muhammad Uwais An-Nadwy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar