Jumat, 17 Juli 2020

KEUTAMAAN SEPULUH HARI PERTAMA DZULHIJJAH


بسم الله الرحمان الرحيم

Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah dengan Fajar, dan 10 (Sepuluh) hari pertama bulan Dzulhijjah dalam surat Al-Fajr; 1-2,
والفجر  وليال عشر
"Demi fajar, dan malam yang sepuluh."  (Al-Fajr;  1 - 2)
Al-Imam Ibnu Katsir menafsirkan,
"Yang dimaksud dengan malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Az-Zubair, Mujahid, dan yang lainnya.  Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari.

TERMASUK HARI-HARI YANG DICINTAI ALLAH
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata;  Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda (artinya),
"Tidak ada hari-hari dimana amalan shalih yang dikerjakan di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari ini.  Para sahabat bertanya, 'Termasuk pula jihad fisabilillah?'  Beliau bersabda, 'Ya, termasuk pula jihad fisabilillah.  Kecuali, seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya.  Dan, tidak kembali darinya sedikit pun.'"
(HR. Al-Bukhari, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu beliau berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda (artinya),
"Tidak ada hari yang lebih agung dan lebih dicintai di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala - jika amalan shalih dikerjakan di dalamnya daripada sepuluh hari ini.  Maka, perbanyaklah Tahlil, Takbir, dan Tahmid pada hari-hari tersebut."
(HR.  Ahmad)

HARI-HARI TERKUMPULNYA INDUK DARI BERBAGAI MACAM IBADAH
Al-Imam Ibnu Hajar rahimahullah dalam kitab Fathul Bari, beliau berkata,
"Dan yang tampak dari sebab diistimewakannya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah, karena waktu tersebut merupakan tempat berkumpulnya (dan ditunaikannya) induk dari berbagai macam ibadah, yaitu shalat, shadaqah, puasa, dan haji.  Itu semua tidak terjadi pada waktu yang lain."


oOo
(Disadur dari;  Syabab Salafy Creative)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar