Sabtu, 11 Juli 2020

RENUNGAN TENTANG REZKI DAN KEMATIAN


بسم الله الرحمان الرحيم


"Orang yang mencari kehidupan dunia - bagaikan orang yang meminum air laut.  Semakin banyak ia mereguk (menikmatinya) - maka akan semakin haus, hingga akhirnya membunuh  dirinya sendiri."*
(Rasulullah 'Isa 'alaihissalam)

🖋 Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah,

"Fokuslah untuk memikirkan apa yang diperintahkan kepadamu. Jangan sibuk memikirkan apa yang sudah dijamin bagimu.  Sesungguhnya rezeki dan ajal adalah dua kepastian yang beriringan.  Selama ajal belum tiba, rezeki akan terus ada.

Apabila Allah dengan hikmah-Nya menutup satu jalan rezeki untukmu, Allah akan buka jalan lain yang lebih bermanfaat dengan rahmat-Nya.

Renungkanlah keadaan janin. Makanannya datang dari satu jalan, yaitu tali pusar. Ketika dia sudah lahir, hilanglah jalan rezekinya. Akan tetapi, Allah buka dua jalan rezeki lain yang lebih baik dan lezat untuknya, yaitu ASI (Air Susu Ibu) yang mengenyangkan.

Apabila selesai masa persusuannya, hilanglah dua jalan rezekinya. Akan tetapi, Allah buka empat jalan rezeki yang lebih sempurna, yaitu dua makanan dan dua minuman.

Dua makanan itu adalah hewan dan tumbuhan. Adapun dua minuman itu adalah air dan susu, serta minuman ledzat dan bermanfaat lain yang tergolong di dalamnya.

Apabila dia meninggal, selesailah empat jalan rezekinya. Akan tetapi, jika dia termasuk orang yang berbahagia di Akhirat, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan buka delapan jalan rezeki untuknya, yaitu delapan pintu Surga yang bisa dia masuki dari (pintu) mana pun.

Demikianlah, tidaklah Allah Subhanahu wa Ta'ala halangi seorang mukmin untuk mendapatkan suatu kenikmatan dunia, melainkan untuk memberinya sesuatu yang lebih mulia dan bermanfaat di negeri Akhirat.

Hal ini tidak Allah berikan kepada selain orang beriman (mukmin).

 فَإِنَّهُ يمنعهُ الْحَظ الْأَدْنَى الخسيس، وَلَا يرضى لَهُ بِه،ِ ليعطيَه الْحَظ الْأَعْلَى النفيس.

Allah menghalangi dan tidak ridha hamba-Nya mendapat sesuatu yang rendah dan hina, dalam rangka untuk memberinya sesuatu yang lebih tinggi dan berharga.

Seorang hamba, karena kebodohannya terhy kemaslahatan dirinya; kemuliaan, hikmah dan kelembutan-Nya; dia tidak bisa membandingkan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya dengan sesuatu yang disimpankan untuknya.

Bahkan, dia lebih senang dengan kenikmatan yang bersifat segera meskipun rendah.  Dia tidak berhasrat terhadap kenikmatan yang bersifat ditunda meskipun jauh lebih tinggi nilainya.

Kalau seorang hamba mau jujur kepada Rabb-nya, berpikir panjang akan hal itu, niscaya dia akan mengetahui bahwa  karunia Allah kepadanya dengan menghalanginya mendapat kelezatan dunia, lebih besar daripada karunia-Nya dengan dunia yang diberikan padanya.

◻️Tidaklah Allah menghalangi suatu pemberian kepada hamba melainkan untuk memberikan yang lebih baik baginya.

◻️Tidaklah Allah memberi ujian untuknya melainkan untuk menyelamatkan dan membersihkan dirinya.

◻️Tidaklah Allah mematikannya melainkan untuk memberi kehidupan yang lebih baik untuknya.

◻️Tidaklah Allah mengantarkan dia ke Negeri Akhirat melainkan agar dia mempersiapkan diri untuk menempuh jalan ke sana.

جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا

"Allah jadikan malam dan siang silih berganti bagi siapa pun yang hendak mengingat dan bersyukur kepada-Nya." (Al-Furqan: 62)

وَأبَى الظَّالِمُونَ إِلَّا كُفُوراً

"Tidaklah orang-orang zalim mau memilih selain kekafiran." (Al-Isra': 99)

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan."

 Air laut mengandung unsur garam (NaCl), bila diminum dalam jumlah banyak akan mengakibatkan ketidak seimbangan elektrolit di dalam tubuh manusia, dan dapat merusak fungsi ginjal, jantung, otak (syaraf) yang ujung-ujungnya akan membunuh dirinya sendiri, (pen blog).


oOo
Disadur dari;
🌍 www.alfawaaid.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar