Selasa, 03 November 2020

HUKUM TIDUR TENGKURAP


بسم الله الرحمان الرحيم

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah 

Pertanyaan :

"Telah dikatakan kepadaku, bahwasanya tidur di atas perut (telungkup) itu hukumnya haram, apakah ini benar? Kalau ini benar, maka apa yang mesti aku kerjakan, karena aku tidak merasa nyaman kecuali kalau aku tidur dengan posisi demikian? Dan sesungguhnya tidur telungkup itu terasa nyaman bagi saya?"

Jawaban :

"Telah datang dari Nabi ﷺ  bahwasanya beliau pernah melihat sebagian sahabatnya sedang tidur telungkup, maka Beliau menggerakkan kaki orang tadi. Lalu betkata kepadanya :

إن هذا ضجعة يبغضها الله

“Sesungguhnya ini adalah model tidur yang dimurkai oleh Allah.”

Dalam riwayat yang lainnya :

إنها ضجعة أهل النار

“Sesungguhnya ini adalah posisi tidurnya penduduk Neraka.”

Maka tidur demikian itu hukumnya dibenci, cara posisi tidur yang makruh, sebaiknya ditinggalkan. 

Kecuali kalau darurat, seperti karena sakit yang dia membutuhkan untuk mengambil posisi seperti ini.

Kalau tidak demikian, maka sebaiknya ditinggalkan.  Dan paling tidak, hukumnya makruh berdasarkan sabda Nabi ﷺ :

إن هذه الضجعة يبغضها الله 

Sesungguhnya berbaring seperti ini dimurkai oleh Allah.

Maka sebaiknya ditinggalkan. Paling sedikitnya hukumnya makruh, dalam keadaan zhahirnya hadits adalah haram.

Maka sebaiknya bagi kaum mukminin dan mukminah untuk meninggalkan cara posisi tidur demikian, kecuali kalau darurat yang dia tidak bisa posisi yang lainnya. Naam."

📑 Fatwa Nur Ala Ad-Darbi

حكم النوم على البطن

الشيخ عبد العزيز بن باز رحمه الله.

السؤال: 

لقد قيل لي: إن النوم على البطن محرم، فهل هذا صحيح؟ وإذا كان صحيحاً فماذا أفعل، لأني لا أرتاح إلا إذا نمت على هذا الموضع، وأن النوم على البطن مريح بالنسبة لي؟

الجواب:

 قد جاء عن النبي ﷺ: أنه رأى بعض أصحابه قد نام على بطنه، فحركه برجله، وقال له: إن هذا ضجعة يبغضها الله وفي رواية: إنها ضجعة أهل النار فهي مكروهة، ضجعة مكروهة، ينبغي تركها إلا من ضرورة كالوجع الذي يحتاج معه صاحبه إلى هذه الضجعة، وإلا فينبغي تركها، وأقل أحوالها الكراهة؛ لقول النبي ﷺ: إن هذه الضجعة يبغضها الله فينبغي تركها، وعلى الأقل الكراهة في ذلك، مع أن ظاهر الحديث التحريم، فينبغي للمؤمن والمؤمنة ترك هذه الضجعة، إلا من ضرورةٍ لا حيلة فيها. نعم.

oOo

Disalin dengan editan dari;

@ahlussunnahposo

🌎 simpellink.com/salafyonline



Tidak ada komentar:

Posting Komentar